Anda di halaman 1dari 19

PATOFISIOLOGI

PERINATAL
Istilah-istilah pada masa perinatal

NEONATAL NEONATUS KONSEPSI


Bertemunya sel sperma
Periode sejak lahir sampai 28 Bayi yang berusia 0 sampai
dengan sel telur/proses
hari setelah lahir 28 hari
pembuahan

ANTENATAL INTRANATAL PORTANAL


Masa sebelum terjadinya
Masa selama terjadi proses Masa setelah terjadi
kelahiran atau masa
kelahiran kelahiran
kehamilan
03
Kelainan pada Perinatal
Kelainan Perinatal yang berhubungan
dengan suhu badan
Bayi Baru Lahir (BBL) dengan suhu tubuh dibawah 37,5 C.
Hipotermi sering terjadi pada pada neonatus dengan berat
HIPOTERMI badan lahir rendah karena jaringan lemak sub kutan masih
NEONATORUM tipis dan luas permukaan tubuh lebih lebar. Merupakan
masalah yang sering terjadi pada neonatus 24 jam pertama
kelahiran.

1. Prosedur penghangatan tubuh bayi baru lahir yang tidak


adekuat
2. Kondisi suhu ruangan yang dingin. Suhu ruangan netral
atau neutral thermal environtment adalah rentang suhu
lingkungan di sekitar bayi di mana bayi dapat
FAKTOR mempertahankan suhu tubuhnya dengan konsumsi
oksigen yang minimal.
3. Berat bayi lahir rendah (BBLR).
4. Bayi terpisah dari ibunya setelah lahir.
5. Asfiksia dan hipoksia.
Tindakan Untuk Mencegah
Hipotermi Neonatorum

Pencegahan pada saat Pencegahan selama


lahir transportasi
a) Sediakan ruangan yang hangat a) menjaga suhu badan stabil sebelum
untuk melahirkan transportasi
b) Selimuti bayi dengan pakaian yang b) memonitor suhu badan
hangat dan penutup kepala c) menggendong bayi dengan cara
c) Dekatkan bayi dnegan ibu mendekatkan ke dada
d) Lakukan tindakan kangaroo d) menyelimuti dengan baik, dan
mother care mencegah jangan sampai terbuka
e) Mandikan bayi setelah 6-12 jam e) menggunakan inkubator dengan kain
kelahiran penghangat.
Kelainan Perinatal yang
berhubungan dengan berat badan

Berat Bayi Lahir Berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat
lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa
Rendah gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang
(BBLR) dalam 1 (satu) jam setelah lahir.

1. bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah berat lahir 1500-


2500 gram;
2. bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) adalah berat
Macam BBLR lahir <1500 gram; dan
3. bayi berat lahir eksterm rendah (BBLER) adalah berat
lahir <1000 gram.
BEBERAPA FAKTOR TERJADINYA BBLR
Faktor Kehamilan
Faktor Ibu Faktor Janin
Ibu
(1) asupan nutrisi kurang
pada saat hamil (1) komplikasi yang tejadi
(2) umur ibu hamil kurang pada saat kehamilan seperti
dari 20 tahun atau di atas 35
tahun perdarahan antepartum, Beberapa kondisi faktor
(3) jarak hamil terlalu dekat pre-eklamsia berat, janin yang dapat
eklamsia, dan kelahiran menyebabkan BBLR adalah
dengan kehamilan preterm cacat bawaan janin dan
sebelumnya atau kurang dari (2) hamil dengan hidramnion infeksi dalam rahim.
2 tahun (3) hamil gemeli atau hamil
(4) penyakit ibu selama
kehamilan, seperti anaemia, kembar.
sipilis, atau infeksi TORCH.
Beberapa masalah dan Tindakan yang diberikan
pada BBLR
Gangguan pola Suhu tubuh
nafas Tindakan yang dilakukan:
Tindakan yang dilakukan: a) melakukan manajemen
a) Melakukan observasi irama, lingkungan dengan cara
kedalaman, dan frekuensi memberikan selimut
pernafasan; atau pakaian hangat, dan
b) memberikan terapi oksigen memberikan penghangat
sesuai dengan indikasi; dan badan secara
c) melakukan hisap jalan nafas bertahap;
sesuai kebutuhan. b) melakukan monitor
tanda-tanda vital; dan
c) memberikan oksigen
sesuai terapi.
Gangguan kebutuhan
Resiko Infeksi nutrisi
Tindakan yang dilakukan: Tindakan yang dilakukan:
a) Melakukan observasi a) Memberikan enteral tube
keadaan umum dan tanda feeding dengan porsi kecil tapi
vital. sering, dan memasukkannya secara
b) Menjaga kebersihan bayi perlahan.
dan lingkungannya. b) Apabila reflek hisap bayi baik
c) Selalu mencuci tangan dan keadaan umum bayi baik,
sebelum kontak dengan bayi. dapat di berikan air susu ibu (ASI).
d) Melakukan perawatan tali c) Jika pemberian nutrisi secara
pusat. oral dan enteral masih kurang,
dapat dilakukan tindakan
pemberian secara parenteral .
Kelainan Perinatal yang berkaitan dengan
infeksi
SEPSIS Sepsis neonatorum adalah infeksi sistemik yang
terjadi pada neonatus. Ini adalah penyebab kematian
NEONATORUM utama neonates selain asfiksi, hipotermi, dan BBLR.

1. Pada saat persalinan. Beberapa kondisi persalinan


yang menjadi faktor resiko terjadinya
sepsis neonatorum adalah ketuban pecah dini (KPD),
infeksi saat hamil, amniositis,
prematuritas, dan persalinan tidak steril.
FAKTOR 2. Sesudah persalinan. Beberapa kondisi sesudah
persalinan yang menjadi faktor resiko
terjadinya sepsis neonatorum adalah resusitasi bayi
yang tidak steril, BBLR, dan ruang
pelayanan kesehatan yang tidak memadai.
GEJALA DAN PENATALAKSANAAN
SEPSIS NEONATORUM

Tanda dan Gejala Penatalaksanaan


a. gejala umum atau kondisi sakit, yaitu, a. perawatan umum, yaitu,
tidak mau minum dan suhu badan dengan tindakan pearwatan tali
kadang naik dan juga turun pusat yang benar dengan
b. gejala gastrointestinal, yaitu, muntah, memenuhi nilai aseptik
diare dan perut kembung
b. pemberian cairan, elektrolit
c. gejala saluran pernafasan, yaitu,
dispneu, tacipneu dan apneu dan asupan nutrisi yang kuat
d. gejala hematologi, yaitu, icterus, c. pemberian obat-obatan anti
ptekie dan leukopeni. kejang dan fototerapi.
Kelainan Perinatal Lainnya
Asfiksi neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat
ASFIKSI segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal
ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus yang
NEONATORUM berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam
kehamilan, persalinan atau segera setelah bayi lahir.

1. Faktor Ibu. Faktor penyebab nya adalah Hipoksia Ibu dan


Gangguan aliran darah uterus.
2. Faktor Plasenta. Pertukaran gas antara ibu dan janin
dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta.
3. Faktor Fetus. Kompresi umbilikus akan mengakibatkan
FAKTOR terganggunya aliran darah dalam pembuluh darah umbilikus
dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin.
4. Faktor Neonatus. Depresi pusat pernapasan pada bayi baru
lahir dapat terjadi karena pemakaian obat anestesia atau
analgetika yang berlebihan pada ibu yang secara langsung
dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin
PENATALAKSANAA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
N
1) Denyut jantung janin. Peningkatan 1) Memastikan saluran
kecepatan denyut jantung pada umumnya pernafasan terbuka.
tidak banyak artinya, akan tetapi apabila 2) Memulai pernafasan
frekuensi turun sampai dibawah 100 kali per 3) Ventilasi tekanan positif
menit di luar his, dan lebih-lebih jika tidak (VTP)
teratur, hal itu merupakan tanda bahaya 4) Penilaian langkah awal.
hipoksia janin Penilaian langkah awal
2) Mekonium dalam air ketuban. Mekonium dilakukan dengan cara
pada presentasi sungsang tidak ada artinya, melihat kembali usaha nafas,
akan tetapi pada presentasi kepala mungkin warna kulit bayi dan denyut
menunjukkan gangguan oksigenisasi dan jantung
harus diwaspadai.
3) Pemeriksaan PH janin. Dengan
menggunakan amnioskop yang dimasukkan
lewat serviks dibuat sayatan kecil pada kulit
kepala janin, dan diambil contoh darah janin.
Darah ini diperiksa pH-nya.
Kelainan Perinatal Lainnya
Ikterus neonatorum adalah kondisi munculnya warna kuning di
IKTERUS kulit dan selaput mata pada bayi baru lahir karena adanya
bilirubin (pigmen empedu) pada kulit dan selaput mata akibat
NEONATORUM peningkatan kadar bilirubin dalam darah (hiperbilirubinemia).
Ikterus neonatorum dapat bersifat fisiologis atau patologis.

1. Ikterus fisiologis. Ikterus fisiologis adalah ikterus yang


terjadi karena metabolisme normal bilirubin pada bayi baru
lahir pada usia minggu pertama. Peninggian kadar bilirubin
terjadi pada hari ke-2 dan ke-3 serta mencapai puncaknya
pada hari ke-5 sampai ke-7, kemudian menurun pada hari ke
ADA 2 IKTERUS 10 - 14. Ikterusfisiologis atau joundice terjadi akibat deposisi
bilirubin yang terjadi bila kadar bilirubin darah mencapai 2
mg/dl.
2. Ikterus patologis. Ikterus patofisiologis adalah ikterus yang
memiliki dasar patologis dengan kadar bilirubin mencapai nilai
yang disebut dengan hiperbilirubinemia.
PENATALAKSANAAN
1) Ikterus neonatorum fisiologis dilakukan tindakan dijemur di bawah sinar
matahari pagi antara 7-9 pagi selama 15 menit. Sinar dapat mengubah
bilirubin indirect/indirek menjadi bilirubin yang lebih mudah dibuang.
2) Ikterus neonatorum patologis dilakukan tindakan fototerapi untuk
mengubah bilirubin indirek agar menjadi bentuk bilirubin yang lebih mudah
dibuang hingga keluar dari dalam tubuh dan tidak berbahaya. Apabila
kadar bilirubin indirek tetap tinggi walaupun telah dilakukan fototerapi,
dapat dilakukan tranfusi tukar agar kadar bilirubin dapat menurun.
3) Apabila ikterus neonatorum patologis tidak diterapi dengan adekuat
dapat menyebabkan terjadinya kernikterus. Bilirubin indirek dapat
menembus lapisan otak yang dapat merusak dari sel-sel saraf otak yang
dapat menyebabkan kecacatan.
Kelainan Perinatal Lainnya
Kejang Neonatorum adalah kejang yang terjadi pada bayi sampai dengan usia
KEJANG 28 hari. Kejang pada bayi baru lahir (BBL) sering tidak dikenali, dan kejang
NEONATORUM yang berulang menyebabkan berkurangnya oksigenisasi, ventilasi, dan nutrisi
otak.

1. Kejang tersamar. Bentuk kejang ini adalah gerakan otot muka pada mulut
dan lidah, gerakan terkejut pada mulut dan pipi secara tiba-tiba, gerakan
menghisap;mengunyah;menelan dan menguap, gerakan bola mata dan
gerakan pada ekstremitas.
2. Kejang klonik. Keadaan kejang yang berlangsung selama 1-3 detik,
terlokalisasi dengan baik, tidak disertai dengan gangguan kesadaran.
MANIFESTASI 3. Kejang mioklonik. gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau keempat anggota
BENTUK KEJANG gerak yang berulang dan terjadinya cepat, Gerakan menyerupai refleks moro,
gerakan dominan adalah gerakan tremor, pergerakan ritmik anggota gerak
pada gemetar dihentikan dengan melakukan fleksi anggota gerak.
4. Kejang tronik. terjadi pada bayi baru lahir (BBL), masa kehamilan kurang dari
34 minggu, dan pada bayi dengan komplikasi perinatal berat dan bentuk kejang
berupa pergerakan tonik satu ekstremitas, pergerakan tonik umum dengan
ekstensi lengan dan tungkai.
PENYEBAB
1) kejang yang terjadi pada 48 jam pertama kelahiran disebabkan oleh: asfiksia,
trauma lahir dan hipoglikemi;
2) kejang yang terjadi pada hari ke 5-7 kelahiran disebabkan oleh: hipokalsemia
yang terjadi bukan karena komplikasi; dan
3) kejang yang terjadi pada hari ke 7 sampai ke 10 kelahiran disebabkan oleh:
infeksi dan kelainan genetik.

PEMERIKSAAN
PENATALAKSANAAN
PENUNJANG
1) pemeriksaan gula darah, elektrolit 1) mengidentifikasi penyebab;
darah, analisa gas darah (AGD), darah 2) melakukan pemberian oksigen;
tepi dan lumbal pungsi; dan 3) melakukan pemberian cairan infus
2) foto rontgen dan pemeriksaan USG 4) melakukan pemberian anti kejang.
kepala.
KESIMPULAN
1. Patofisiologi Perinatal adalah Kelainan atau gangguan masalah kesehatan yang terjadi
pada perinatal. Dimana perinatal sendiri terjadi saat usia kehamilan 28 minggu sampai
dengan usia 28 hari 1 ( bulan ) setelah lahir.
2. Kelainan pada Perinatal terdiri dari :
a. Kelainan yang berhubungan dengan suhu badan
Hipotermi neonatorum adalah Bayi Baru Lahir dengan suhu tubuh dibawah 37,5 c.
b. Kelainan yang berhubungan dengan berat badan
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
tanpa memandang masa gestasi.
c. Kelainan yang berkaitan dengan infeksi
Sepsis Neonatorum adalah Sepsis neonatorum adalah infeksi sistemik yang terjadi
pada neonatus.
d. Kelainan perinatal lainnya
1) Asfiksi Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir.
2) Ikterus Neonatorum adalah kondisi munculnya warna kuning di kulit dan selaput
mata pada bayi baru lahir karena adanya bilirubin (pigmen empedu) pada kulit dan
selaput mata akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah (hiperbilirubinemia).
3) Kejang Neonatorum adalah kejang yang terjadi pada bayi sampai dengan usia 28
hari. Kejang pada bayi baru lahir (BBL) sering tidak dikenali, dan kejang yang
berulang menyebabkan berkurangnya oksigenisasi, ventilasi, dan nutrisi otak.

Anda mungkin juga menyukai