KOMPREHENSIF
Disusun oleh :
NIM : P17321194062
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
5. Sistem Gastrointestinal
Bayi baru lahir aterm mampu menelan, mencerna, memetabolisme, dan
mengabsorbsi protein dan karbohidrat sederhana, serta mengemulsi lemak.
Enzim-enzim digestif aktif saat lahir dan dapat menyokong kehidupan
ekstrauterin pada kehamilan 36-38 minggu. Perkembangan otot dan refleks
yang penting untuk menghantarkan makanan sudah terbentuk saat lahir
(Sondakh, 2013). Enzim tersedia untuk mengkatalisa protein dan karbohidrat
sederhana (monosakarida dan disakarida) tetapi produksi amylase pancreas
yang sedikit mengganggu penggunaan karbohidrat kompleks (polisakarida).
defisiensi lipase pancreas membatasi absorbs lemak, terutama pada makanan
yang memiliki kandungan asam lemak jenuh tinggi, seperti susu sapi. Liver
merupakan organ pencernaan yang paling belum matang. Aktivitas enzim
glucuronyl transferase berkurang, mempengaruhi konjugasi bilirubin dengan
asam glukoronik yang berkontribusi terhadap jaundice/kuning fisiologis.
Pada bayi baru lahir dengan hidrasi yang cukup, membran mukosa
pada mulut berwarna merah jambu dan basah. Gigi tertanam dalam gusi dan
sekresi ptyalin sedikit. Refleks muntah dan batuk yang matur sudah terbentuk
dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi menelan dan mencerna
makanan masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung
masih belum sempurna sehingga mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir.
Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang dari 30 ml (15-30ml) untuk bayi
baru lahir cukup bulan. Jumlah asam lambung pada bayi sama sekali tidak
memiliki asam hidroklorida yang akan meningkatkan risiko infeksi. Lama
pengosongan adalah 2,5-3 jam. Pengaturan makan yag sering oleh bayi
sendiri sangat penting, contohnya memberikan ASI sesuai keinginan bayi
(ASI on demand).
Pada waktu lahir bayi, usus bayi dalam keadaan steril hanya dalam
beberapa jam. Bising usus terdengar dalam 1 jam kelahiran. Mekonium yang
ada dalam usus besar sejak 16 minggu kehamilan akan dikeluarkan dalam 24
jam pertama kehidupan pada 90% bayi baru lahir yang normal dan benar-
benar dibuang dalam waktu 48-72 jam. Kotoran pertama berwarna hijau
kehitam-hitaman, keras, dan mengandung empedu. Pada hari ke 3-5, kotoran
berubah warna menjadi kuning kecoklatan. Begitu bayi diberi makanan,
kotoran berwarna kuning. Kotoran bayi yang meminum susu botol lebih
pucat warnanya, lunak dan berbau sedikit tajam. Bayi defekasi 4-6 kali
sehari, namun ada kecenderungan untuk sulit defekasi (Rochmah, 2012)
6. Sistem Ginjal
Perubahan pada sistem ginjal bayi adalah berikut :
a) Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah ginjal
dan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus. Kondisi itu mudah
menyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air.
b) Fungsi tubulus tidak matur sehingga dapat menyebabkan
kehilangan natrium dalam jumlah besar dan ketidakseimbangan
elektrolit lain
c) Bayi baru lahir tidak mampu mengonsentrasikan urin dengan baik
yang tercermin dalam berat jenis urin yaitu 1.004 dan osmolalitas
urin yang rendah
d) Bayi baru lahir mengeksresikan sedikit urin pada 48 jam pertama
kehidupan, sering kali hanya 30 hingga 60 ml
7. Sistem Hepatika
a. Pada bayi baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1 cm dibawah batas
kanan iga karena hati besar dan menempati sekitar 40% rongga abdomen
b. Hati janin yang berfungsi sebagai produksi hemoglobin setelah lahir
mulai menyimpan besi sejak masih dalam kandungan. Apabila ibu
mendapat cukup asupan besi selama hamil, bayi akan memiliki simpanan
besi yang dapat bertahan sampai bulan kelima kehidupan diluar Rahim
c. Hati mengatur jumlah bilirubin tidak terikat (tak terkonjugasi) dalam
peredaran darah. Bilirubin tak terkonjugasi relative tidak larut dalam air
dan hampir seluruhnya terikat dengan albumin. Tempat ikatan-ikatan
albumin (albumin binding) serum yang adekuat tersedia, kecuali jika
bayi mengalami asfiksia neonatarum, cold stress, atau hipoglikemia. Ibu
yang menggunakan obat-obatan sebelum melahirkan, misalnya sulfa dan
aspirin dapat mengalami penurunan jumlah tempat ikatan albumin pada
bayi baru lahir, sehingga beresiko terjadi hiperbilirubinemia.
d. Meskipun bayi baru lahir memiliki kapasitas fungsional untuk mengubah
bilirubin, kebanyakan bayi mengalami hiperbilirubinemia fisiologis oleh
karena bayi baru lahir memiliki produksi bilirubin dengan kecepatan
produksi yang lebih tinggi.
e. Hiperbilirubinemia (ikterik) dikatakan fisiologis jika :
Bayi dalam keadaan baik
Pada bayi aterm, ikterik pertama kali terlihat setelah 24 jam dan
hilang pada akhir hari ketujuh
Pada bayi premature, ikterik terlihat pertama kali setelah 48 jam dan
menghilang pada hari ke 9 atau ke 10
Konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi dalam serum tidak melebihi
12 mg/100 ml, baik pada bayi cukup bulan maupun bayi premature
Hiperbilirubinemia hampir secara ekslusif terjadi pada bilirubin tak
terkonjugasi dan nilai bilirubin terkonjugasi tidak boleh melebihi 1-
1,5 mg/100 ml
Peningkatan konsentrasi bilirubin setiap hari tidak boleh melebihi 5
mg/100 ml. Kadar bilirubin lebih dari 12 mg/100 ml dapat
menunjukkan kegagalan fisiologis yang berat atau suatu penyakit
d. Klasifikasi
Bayi yang beresiko tinggi sering dikategorikan menurut berat lahir, usai
kehamilan, dan terjadinya kondisi patofisiologis yang mempernagruhi bayi-bayi
ini. Kondisi fisiologis umumnya terkait dengan status perkembangan anak dan
kelainan kimia (misalnya hipoglikemia, hipokalsemia) dan efek serta ketidak
dewasaan organ dan proses. Neonates resiko tinggi diklasifikasikan menjadi 3
kelompok dalam hal ini :
1. Bayi baru lahir resiko tinggi yang terkait dengan gangguan usia kehamilan
dan berat lahir, dalam hal ini terdiri dari bayi premature, bayi kecil hamil,
bayi besar hamil dan bayi postmature.
2. Bayi baru lahir resiko tinggi yang berhubungan dengan gangguan
pertumbuhan, yaitu bayi dengan kelainan genetic dan kongenital yang
antara lain terdiri dari kelainan jantung bawaan, hipospadia,
hydrocephalus, anenchepal, omphalocele, down syndrome, atresia ani,
masalah intersex, dan sebagainya.
3. Bayi baru lahir resiko tinggi yang berhubungan dengan kelainan didapat
(acquired disorder), yang terdiri dari, bayi dengan trauma persalinan,
infeksi neonatal, bayi dengan ibu diabetis, hyperbilirubinemia, dan bayi
dengan ibu pengguna zat adiktif.
e. Penatalaksanaan
1. Mengobservasi tanda-tanda vital dan tangisan bayi, bayi mengis kuat
2. Menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat untuk mencegah hipotermi, bayi
dibungkus kain flannel
3. Bonding attachment dan memberikan asi pada bayi segera dan bayi mau
menghisap
4. Memberikan injeksi vit k 0,1 mg intra muscular pada paha kiri
5. Memberikan obat tetes mata : 1 tetes tiap mata (dengan chlorophenicol tetes
mata)
6. Pemberian tanda pengenal (gelang bayi)
7. Merawat tali pusat
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan pada BBL Fisiologis
a. Konsep manajemen asuhan varney
1. Pengumpulan Data Dasar
Data dasar merupakan alat utama untuk mengumpulkan pada saat pasien
masuk. Data ini dikumpulan berdasarkan pengkajian dan pengevaluasian
pasien secara lengkap.
2. Interpretasi Dasar
Setelah terkumpul data dasar kemudian diinterprestasi dengan hati-hati agar
didapatkan diagnosis yang benar serta masalah kebutuhan pasien yang benar.
3. Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial
Setelah interpretasi data dasar selesai dilakukan, berdasarkan langkah tersebut
akan ditetapkan diagnosis dan masalah potensial pada pasien. Langkah ini
membutuhkan antisipasi yang cukup dan jika memungkinkan dilakukan proses
pencegahan atau segera dilakukan tindakan.
4. Identifikasi dan Penetapan Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera
Setelah menegakkan diagnosis dan mengetahui masalah potensial pada pasien,
bidan melakukan identifikasi apakah pasien memerlukan penanganan segera
atau tidak. Pada tahap ini bidan melakukan konsultasi, kolaborasi, dan
memberikan rujukan.
5. Perencanaan Asuhan Secara Menyeluruh
Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan diperlukan perencanaan secara
menyeluruh terhadap masalah diagnosis yang ditegakkan dalam proses
perencanaan ini dilakukan identifikasi beberapa data yang tidak lengkap agar
penanganan secara menyeluruh dapat berhasil.
6. Pelaksanaan Perancanaan
Setelah semua perencanaan selesai dibuat, rencana tersebut dilaksanakan oleh
bidan baik mandiri atau berkolaborasi dengan tim kesehatan yang lain.
7. Evaluasi
Setelah asuhan dilaksanakan, evaluasi diperlukan untuk mengetahui apakan
asuhan tersebut berhasil atau tidak dengan evaluasi bidan dapat merencanakan
langkah atau progam selanjutnya.
b. Pendokumentasian secara SOAP
1. S (data subjektif)
Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan.
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien yang
diperoleh melalui anamnesa. Pada pasien yang bisu dibagian data di
belakang huruf ”S”, diberi tanda huruf ”O” atau ”X”. tanda ini akan
menjelaskan bahwa pasien adalah penderita tuna wicara.
2. O (data objektif)
Data Objektif (O) merupakan pendokumentasian hasil pengumpulan data
klien yang diperolah melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan
fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostic lain.
3. A (assesment)
Analysis/assessment merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.
Analisis/assessment merupakan langkah kedua, ketiga, dan keempat
sehingga mencakup hal-hal berikut ini:
a. Diagnosis/masalah kebidanan
b. Diagnosis/masalah potensial
c. Perlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi
diagnosis/masalah potensial
4. Perencanaan/ Planning
Perencanaan dan pelaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan
antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif, dan
penyuluhan.
TINJAUAN KASUS
ANAMNESA
Keluhan utama : Bayi baru lahir tidak ada keluhan
Riwayat penyakit sekarang : Tidak ada riwayat penyakit
Jenis persalinan : Spontan
APGAR Score : 1 menit 8 pada 5 menit 10
Berat badan : 3000 gram
Panjang badan : 50 cm
Usia kehamilan : 40 minggu
Ketuban :
TIDA
YA TIDAK YA Sebutkan
K
DM HIPERTENSI LAIN-LAIN
TBC HIPERTENSI LAIN-LAIN
Barel Chest
Stidor
Jantung : Regular
Murmur
Irregular
Irama Galop
e. Abdomen
Inspeksi : Bentuk : Buncit/Tegang/Normal
Acites : Ada/Tidak
Tali Pusar : Segar/Layu
Perdarahan : Ya/Tidak
Berbau : Ya/Tidak
Kotor : Ya/Tidak
Palpasi : Massa Ada/Tidak
Fecalit Ada/Tidak
Distensi Ada/Tidak
Perbesaran Hepar Ada/Tidak
Perkusi : Thyampany
Hypertimpany
Dulnes
Lain-lain
YA TIDAK YA TIDAK
Kaku kuduk Kejang
Muntah Panas
j. Reflek bayi
1. Rooting reflek Ya/Tidak
2. Sucking reflek Ya/Tidak
3. Moro reflek Ya/Tidak
4. Babynski reflek Ya/Tidak
5. Graps reflek Ya/Tidak
6. Swallowwing reflek Ya/Tidak
3.1.2.2 Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : Tidak ada
Foto : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
3.1.3 Analisis
Diagnosa : Neonatus cukup bulan, usia bayi 1 hari
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak Ada
3.1.4 Penatalaksanaan
Tanggal : 9 Oktober 2020 Jam : 08.00 WIB
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa kondisi bayi saat ini baik S : 36,6 ºC
N : 138x/menit PR : 56x/menit
2. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar yaitu mult bayi
menempel, pada aerola ke mulut bayi, dagu menempel pada payudara
ibu, perut bayi menempel pada prut ibu, dan tidak terdapat suara
decakan.
3. Memberitahu cara menyendawakan bayi dengan cara digendong agak
tinggi, kepala bersandar pada Pundak ibu, kemudian punggung bayi
di tepuk-tepuk secara perlahan sampai keluar suara sendawa.
4. Beritahu ibu untuk memberika asi eksklusif 6 bulan, menjelaskan
manfaat pemberian asi eksklusif dapat memberikan kekebalan pada
bayi, dan merupakan zumber nutrisi terlengkap bagi bayi.
5. Mengajarkan ibu cara perawatan bayi sehari-hari seperti perawtan tali
pusat pada bayi yaitu dengan diberikan menggunakan kapas alcohol
dan kemudian dibungkus dengan kassa steril dan Ketika memandikan
bayi bungkus tali pusat di lepat terlebih dahulu dan memberitahu ibu
untuk tidak memandikan bayi terlalu lama untuk mencegah bayi
kedinganan.
6. Menganjurkan ibu untuk datang ke RS untuk control pada tanggal 13
Oktober 2020 untuk kunjungan neonatus ke 2 dan untuk melihat
pertumbuhan dan perkembangan bayi.
7. Melakukan pendokumentasian pada buku KIA dan rekam medis.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada tanggal 7 Oktober 2020 Ny. S datang ke rumah sakit diantar suami dengan
mengeluhkan perut kencang-kencang, setelah dilakukan pemeriksaan ibu sudah kala 1 fase
aktif. Sesuai teori bahwa persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks.
Saat bayi dilahirkan segera dilakukan pemeriksaan fisik. Didapat hasil pemeriksaan
fisik yang baik dan normal. By Ny. S memiliki Suhu: 36,6 °C, Nadi: 138 x/menit,
Pernafasan: 56 x/menit, Berat badan: 3000 gram, Panjang badan: 50cm, Lingkar kepala: 33
cm, Lingkar lengan: 11 cm, Lingkar perut: 34 cm, Lingkar dada: 34 cm. By Ny. S juga
memiliki reflek normal. Bayi Ny. S juga langsung menangis keras saat di lahirkan dan
langsung mencari puting susu ibu saat mulutnya di dekatkan di puting susu ibu. Kulit bayi
Ny. S berwarna kemerah merahan. Sesuai dengan konsep teori yang sudah dijelaskan bahwa
neonatus dikatakan normal jika : berat badan bayi antara 2500-4000 gram, panjang badan
antara 48-52 cm, lingkar kepala bayi 33-35 cm, lingkar dada 30-38 cm, detak jantung 120-
140x/menit, frekuensi pernapasan 40-60x/menit, warna kulit badan memerah muda dan licin,
refleks menghisap dan menelan sudah baik ketika diberikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD),
reflek gerak memeluk dan menggenggam sudah baik. (Bobak & Jensen 1997:362)
Pada tanggal 9 Oktober 2020 jam 08.00 wib dokter memberitahukan kepada ibu
tentang hasil pemeriksaan fisik. Dokter juga menganjurkan ibu untuk menyusui selama 6
bulan dan menyusui secara on demand, kapan saja tanpa dijadwal. Dokter juga menganjurkan
ibu untuk menjaga kebersiha bayinya. Dokter juga memberikan injeksi VIT K 0,1 mg intra
muscular pada paha kiri dan memberi obat tetes mata. Hal ini sesuai dengan teori yang sudah
di jelaskan di atas.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bayi Ny. S dilahirkan sehat dan normal dengan pemeriksaan fisik, Suhu: 36,6 °C,
Nadi: 138 x/menit, Pernafasan: 56 x/menit, Berat badan: 3000 gram, Panjang badan:
50cm, Lingkar kepala: 33 cm, Lingkar lengan: 11 cm, Lingkar perut: 34 cm, Lingkar
dada: 34 cm. By Ny. S juga memiliki reflek normal. Bayi Ny. S juga langsung
menangis keras saat di lahirkan dan langsung mencari puting susu ibu saat mulutnya di
dekatkan di puting susu ibu. Kulit bayi Ny. S berwarna kemerah merahan. Pada laporan
pendahuluan ini dapat disimpulkan bahwa Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan lebih dari atau sama dengan 37 minggu dengan berat lahir
2500 – 4000 gram. Jika bayi memiliki berat > 2500 gram bayi termasuk dalam
klasifikasi Bayi Berat Lahir Rendah.
5.2 Saran
Saran bagi mahasiswa diharapkan setelah mengetahi asuhan pada bayi baru lahir
dapat memberikan asuhan bayi baru lahir sesuai teori. Kemudian bagi pembaca
diharapkan dengan adanya makalah ini dapat mengedukasi pembaca agar dapat bersifat
bijak dalam memberikan asuhan bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Rohmatin, Homsiatur, Agustina Widayati dan Umi Narsih. 2018. Mencegah Kematian
Neonatal Dengan P4K. Malang : Unidha Press
Armini, Ni Wayan, Ni Gusti Kompiang Sriasih, dan Gusti Ayu Marhaeni. 2017. Asuhan
Kebidanan : Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Sekolah. Yogyakarta : Andi
Sulisdian, Erfiani Mail, dan Zulfa Rufaida. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
dan Bayi Baru Lahir. Surakarta : CV Oase Group
Oktarina, Mika. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru lahir.
Yogyakarta : Deepublish
Girsang, Bina Melvia. 2020. Asuhan Keperawatan : Perawatan metode Kanguru (PMK).
Yogyakarta : Deepublish
Dwienda R, Octa, dkk.2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan neonates, Bayi/ Balita dan Anak
Pra Sekolah. Yogyakarta: Deepublish