Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KASUS 2

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak
Dosen Pembimbing : Nursyamsiyah, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun oleh :

Kelompok 3

Gita Nurharyani P17320118014


Sanita Amanda P17320118088
Syifa Nurul Hikmah P17320118095
Cita Adea Suci P17320118101
Wildan Muhammad Muslih P17320118108
Silda Septiani P17320118014

Tingkat 2C

JURUSAN D-III KEPERAWATAN BANDUNG


POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
2020
Kasus-2
Seorang bayi laki-laki lahir spontan di puskesmas dari seorang ibu berumur 38 tahun.
Berat lahir 1500 gram, skor Ballard 20 usia kehamilan 32 minggu. Saat lahir bayi segera
menangis, ketuban pecah saat lahir, jernih dan tidak berbau. Bayi mulai disusui 2 jam setelah
lahir, tetapi isapan bayi tampak lemah. Empat jam setelah lahir bayi tampak sesak, frekuensi
napas 70x/menit, retraksi di daerah subcostal, tidak tampak biru, suhu aksiler 36,8℃

Berdasarkan kasus, tentukan:


1. Identifikasi kata sulit, jelaskan makna dari masing-masing kata tersebut
a) Lahir spontan
b) Ballard score
c) Retraksi di daerah subcostal
2. Apa etiologi BBLR dalam kasus?
3. Apa klasifikasi BBLR berdasarkan usia gestasi dan harapan hidupnya
4. Tentukan masalah utama, buat patomekanismenya
5. Tentukan prioritas tindakan

Jawaban :

1. Kata sulit :
a. Persalinan spontan (eustosia) adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang sudah cukup bulan, melalui jalan lahir (pervaginam), dengan kekuatan ibu
sendiri atau tanpa bantuan (Manuaba, 1998).
b. Skor Ballard adalah sistem penilaian yang dikembangkan oleh Dr. Jeanne L Ballard, MD
untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian neuromuskular dan fisik.
Penilaian neuromuskular meliputi postur, square window, arm recoil, sudut popliteal, scarf
sign dan heel to ear maneuver. Penilaian fisik yang diamati adalah kulit, lanugo,
permukaan plantar, payudara, mata/telinga, dan genitalia.
c. retraksi di daerah subcostal retraksi di daerah subcostal adalah tarikan otot-otot bantu
pernafasan subcostal ( di bawah costa )
2. Etiologi Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan
Ismawati, 2010).
1) Faktor ibu
a) Penyakit
a. Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan antepartum,
preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
b. Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi, HIVIAIDS,
TORCH, penyakit jantung.
c. Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
b) Ibu
a. Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun.
b. Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
c. Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
c) Keadaan sosial ekonomi
a. Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini dikarenakan
keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.
b. Aktivitas fisik yang berlebihan
c. Perkawinan yang tidak sah
2) Faktor janin Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi
sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.
3) Faktor plasenta Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio
plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.
4) Faktor lingkungan Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran
tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

3. Klasifikasi Bayi Berat Lahir Rendah


Menurut Proverawati dan Ismawati (2010) dalam Kristiani (2014) terdapat 2 jenis klasifikasi
BBLR :
a. Menurut Harapan Hidupnya
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram.
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-1500 gram.
3. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari 1000 gram.
b. Menurut Masa Gestasinya
1. Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya
sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi atau biasa disebut neonatus kurang bulan
sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK).
2. Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan
merupakan bayi kecil untuk masa kehamilannya (KMK)

4. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusatpernafasan, keterbatasan


perkembangan otot, penurunanenergi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolic.

Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada masa kehamilan
dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkankan asfiksia ringan yang bersifat
sementara pada bayi (asfiksia transien), proses ini dianggap sangat perlu untuk merangsang
kemoreseptor pusat pernafasan agar lerjadi “Primary gasping” yang kemudian akan berlanjut
dengan pernafasan. Bila terdapat gangguaan pertukaran gas/pengangkutan O2 selama
kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi
fugsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan
fungsi ini dapat reversibel/tidak tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia. Asfiksia yang
terjadi dimulai dengan suatu periode apnu (Primany apnea) disertai dengan penurunan
frekuensi jantung selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang
kemudian diikuti oleh pernafasan teratur. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini
tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnu kedua (Secondary apnea). Pada
tingkat ini ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah.

Disamping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula G3 metabolisme dan pemeriksaan
keseimbangan asam basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama dan pertukaran gas mungkin
hanya menimbulkan asidoris respiratorik, bila G3 berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi
metabolisme anaerobik yang berupa glikolisis glikogen tubuh , sehingga glikogen tubuh
terutama pada jantung dan hati akan berkuang.asam organik terjadi akibat metabolisme ini
akan menyebabkan tumbuhnya asidosis metabolik. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi
perubahan kardiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa keadaan diantaranya hilangnya
sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung terjadinya asidosis
metabolik akan mengakibatkan menurunnya sel jaringan termasuk otot jantung sehinga
menimbulkan kelemahan jantung dan pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan
menyebabkan akan tingginya resistensinya pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke
paru dan kesistem tubuh lain akan mengalami gangguan. Asidosis dan gangguan
kardiovaskuler yang terjadi dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel otak. Kerusakan sel
otak yang terjadi menimbulkan kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya.

5. Menurut Prawirohardjo (2005), penanganan bayi dengan berat badan lahir rendah adalah
sebagai berikut :
1) Penanganan bayi Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besur
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar.
Semia perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
2) Inkubator Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator, Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui "jendela" atuu "lengan baju". Sebelum memasukkan
bayi kedalan incubator, incubator teriebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 "C,
untuk bayi dengan berat 1.7 kg dan 32.2'C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam
keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pemafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak
tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
3) Pemberian oksigen Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm
BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O:yang diberikan sekitar 30-
35 % dengan mengunukan head bos, konsentrasi o, yang tinggi dalam masa yang panjang
akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kehutaan
4) Pencegahan infeksi Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang
kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi.
UJntuk mencegah infeksi, perawat hanus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum
dun sesudah merawat bayi, memakai masker, gunakan gaunijas, lepaskan semuu asessoris
dan tidak boleh masuk kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit kulit.
5) Pemberian makanan Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk menhuntu
mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertuma,
dapat diberikan melalui kuteter ( sonde ), terutuma pada bayi yang reflek hisap dan
menelatınya lemah. Buyi berat lahir rendah

Anda mungkin juga menyukai