DENGAN BBLR
DI RUANG PERINATOLOGI RSUD BANYUMAS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
STASE KEPERAWATAN ANAK
DISUSUN OLEH:
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap tahun di dunia diperkirakan lahir sekitar 20 juta bayi dengan Berat
disebabkan oleh lahir sebelum waktunya (prematur), dan sebagian oleh karena
per 1000 kelahiran hidup, dan 98% kematian tersebut berasal dari negara
per 1000 kelahiran hidup. Dalam laporan WHO yang dikutip dari State of the
worlds mother 2007 (data tahun 2000-2003) dikemukakan bahwa 27% kematian
Nasional (SUSENAS) 2005, kematian neonatus yang disebabkan oleh BBLR saja
sebesar 38,85% (Depkes RI, 2008). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan
hidup. Dalam 1 tahun, sekitar 89.000 bayi usia 1 bulan meninggal. Artinya setiap
cukup tinggi. Di Asia Selatan menurut insidensi BBLR berkisar 22%. Demikian
rujukan regional Jawa Barat setiap tahunnya antara 20-25% kelahiran BBLR,
sedangkan di daerah pedesaan/rural 10,5%. Di daerah rural sebagian besar BBLR
Jawa Barat sebagian besar Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) dengan
berat lahir < 1500 gram, meninggal pada masa neonatal (Depkes RI, 2006).
Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia menurun lambat dari 65,4% pada
tahun 1987 menjadi 45,7% pada tahun 2007 dan pada tahun 2010 menjadi 41%.
47% dari ang-ka kematian bayi dan 3.5% dari kematian neonatal yang disebabkan
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai
dan dapat dengan cepat kedinginan jika ke-hilangan panas tidak segera dicegah.
Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipo-termia) berisiko tinggi untuk jatuh
sakit atau meninggal jika bayi dalam keadaan basah dan tidak diselimuti mungkin
akan mengalami hipotermia meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat.
Bayi prematur atau berat badan rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipoter-
mia (Agnes, 2009). Metode Kanguru adalah metode pera-watan dini dengan
sentuhan kulit antara ibu dan bayi baru lahir dalam posisi kanguru. Pelaksanaan
perawatan metode kanguru dilakukan pada semua bayi-bayi kecil, ada dua cara
perawatan pada bayi-bayi yang masih terpasang infuse, oksigen dan masih dalam
perawatan inkubator dilakukan selama 1-2 jam sedangkan PMK kontinu (terus
menerus selama 24 jam/ hari) dilakukan pada bayi-bayi yang sudah stabil tanpa
infuse, oksigen dan bayi aktif, reflek isap baik serta ibu mendukung dila-kukan
dukungan ibu dalam melaksanakan PMK, ibu yang melaksanakan PMK dengan
baik akan berdampak pada peningkatan suhu tubuh bayi dan terhindar dari
bayi BBLR pada ibu selama 24 jam akan membantu suhu tubuh bayi tetap stabil
karena ibu mengkondisikan tempat yang sama dengan kondisi pada rahim ibu tapi
banyak ibu-ibu post partum yang tidak melaksanakan PMK ini dengan baik dan
B. TUJUAN
1. Menganalisa pasien bayi BBLR di ruang Perinatalogi RSUD Banyumas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
1. Prematuritas murni
Yaitu bayi pada kehamilan < 37 minggu dengan berat badan sesuai.
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan
usia kehamilan.
B. ETIOLOGI
Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi ada beberapa faktor yang
berhubungan, yaitu :
1. Faktor ibu
Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau
diaatas 35 tahun
berat
darah, perokok
2. Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
3. Faktor janin
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Bayi Premature
BB < 2500 gr
PB < 45 cm
LD < 30 cm
LK < 33 cm
Genetalia immature
Tangis lemah
D. PATHWAY
E. PATOFISIOLOGI
Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi
risiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi;
sedikit. Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat besi,
dibandingkan BBLC.
amilase pankreas dan lipase, yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan lemak
dan karbohidrat juga menurun. Begitu pula kadar laktose (enzim yang
Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan kebutuhan
secara oral. Potensial untuk kehilangn panas akibat permukaan tubuh dibanding
dengan BB dan sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit. Kehilangan panas ini
F. KOMPLIKASI
darah.
D. PENATALAKSANAAN MEDIS
yang tepat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Identitas Pasien
Nama Pasien : By. Ny. W. Nama Ayah/Ibu : Ny. W
Usia : 4 hari Usia Ayah/Ibu : 34 th
Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam
Anak ke 2 dari 2 bersaudara Alamat : Sampang
Tanggal Masuk : 13 April 2017 Suku bangsa : Jawa
Tanggal Pengkajian : 17 April 2017 Pendidikan : SD
Diagnosa Medis : BBLR Pekerjaan : IRT
Keterangan :
: Garis Keturunan
: Laki-laki
: Pasien
Berdasarkan dengan genogram diatas, ayah Tn. S tidak memili riwayat
penyakit tertentu, jika sakit hanya pergi ke dokter terdekat dan ibu Ny. W
mempunyai riwayat hipertensi. dan dalam keluarga tidak mempunyai riwayat
penyakit keturunan seperti Hipertensi, Diabetes maupun penyakit menular
seperti TBC. Tn. S dalam kondisi sehat, Ny. W dalam kondisi post partus
spontan 4 hari dan By. Ny. W berumur 4 hari menderita BBLR.
a. Budaya : Jawa
b. Suku : Jawa
c. Agama : Islam
d. Bahasa Utama : Jawa
e. Perencanaan makanan bayi : ASI ekslusif selama 6 bulan
f. Hubungan orang tua dengan bayi :
Ibu Ayah
Menyentuh -
Memeluk -
Berbicara -
Berkunjung
Kontakmata -
ANALISA DATA:
DATA MASALAH PENYEBAB
DS: - Resiko Infeksi
DO: Dengan faktor risiko
- Pasien tampak terpasang Pertahanan tubuh primer
OGT. tidak adekuat
- Prematuritas
UK 34+2 minggu.
- BBL 1656 gram
- BBS 1690 gram
- Kebutuhan cairan: 180
cc/2 jam/ kg bb/ hari
- ASI/PASI 12 x 22,5 - 28
cc/2 jam (28 cc/2 jam/kg
bb/hari)
- WBC 13500 mg/dl
PRIORITAS MASALAH
1. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan Prematuritas
2. Hipertermi berhubungan dengan Suhu lingkungan yang tinggi
3. Resiko infeksi dengan faktor resiko pertahanan tubuh primer tidak adekuat
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : By. Ny. W Usia : 4 hari
Jenis Kelamin : Perempuan Dx Medis : BBLR
Tgl Masuk RS : 13 April 2017 Tgl Pengkajian : 17 April 2017
No Dx Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
1. Ketidakefektifan NOC NIC
pemberian asi b.d - Breastfeeding Breastfeding Assistence
Prematuritas Inefektive - Evaluasi pola
- Breathing pattern
menghisap/ menelan bayi
- Breasfeeding
- Tentukan keinginan
interupted
dan motivasi bayi untuk
Kriteria hasil:
menyusui
- Kemantapan - Kaji kemampuan
pemberian ASI: Bayi : bayi untuk latch on dan
perlekatan bayi yang sesuai menghisap secara efektif
- Pantau berat badan
pada dan proses menghisap
dan pola eliminasi bayi
dari payudara ibu untuk
Lactation counseling
memperoleh nutrisi selama
- Sediakan informasi
3 minggu pertama
tentang keuntungan dan
pemberian ASI
- Kemantapan kerugian pemberian asi
- Demonstrasikan
Pemberian ASI: Ibu,
latihan menghisap, jika
kemantapan ibu untuk
perlu
membuat bayi melekat
- Diskusikan metode
dengan tepat dan menyusu
alternative pemberian
dari payudara ibu untuk
makan bayi
memperoleh nutrisi selama - Lakukan pemberian
3 minggu pertama ASI
pemberian ASI
2. Hipertermi b.d Suhu NOC NIC
lingkungan yg tinggi - Thermoregulasi Temperature Regulation
Kriteria hasil: (Pengukuran suhu)
- Suhu tubuh dalam - Monitor suhu
rentang normal (36,5 - minimal tiap 2 jam
- Monitor warna dan
37,5oC)
- Nadi dalam keadaan suhu kulit
- Monitor nadi dan
normal
(120-160 x/ menit) RR
- Respirasi dalam - Berikan antipiretik
- Tingkatkan sirkulasi
rentang normal (40-60 x/
udara
menit)
- Kompres pasien
pada lipat paha dan aksila
-
3. Resiko infeksi NOC NI C
dengan faktor - Klien terbebas dari Control infeksi
resiko Pertahanan tanda dan gejala ifeksi - Bersihkan
- Menunjukan
tubuh primer tidak lingkungan setelah
kemampuan untuk
adekuat dipakai pasien lain
mencegah timbulnya infeksi - Batasi pengunjung
- Jumlah leukosit dalam - Intruksikan pada
batas normal (9000- pengunjung untuk
12.000/mm3) mencuci tangan sebelum
memegang bayi
- Cuci tangan sebelum
dan ssudah tindakan
keperawatan
- Inspeksi kulit dan
membrane mukosa
terhadap kemerahan
panas dan drainase.
CATATAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : By. Ny. W. Usia : 4 hari
Jenis Kelamin : Perempuan Dx Medis : BBLR
Tgl Masuk RS : 13 April 2017 Tgl Pengkajian : 17 April 2017
Tgl/Jam No Dx Implementasi Paraf
17 April 1 - Member
2017 ikan informasi tentang keuntungan dan kerugian
07.30 wib 1 pemberian ASI
08.00 wib
1
08.00 wib 2 - Mengak
3
09.00 wib aji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
1
09.30 wib 1 dibutuhkan
1 - Melaku
09.45 wib
1
kan pemberian ASI via OGT 29cc/2 jam/2 jam
10.05 wib 2
- Memoni
1
10.30 wib
1 toring suhu
11.30 wib 1 - Mengga
1
12.00 wib nti popok
1
- Melaku
12.15 wib 2
1 kan pemberian ASI via OGT 29cc/2 jam/2 jam
14.05 wib
1 - Memoni
15.00 wib 1
tor adanya muntah (gumoh)
1
16.00 wib - Memoni
3
16.30 wib 1 toring TTV
2 - Melaku
17.00 wib
1
kan pemberian ASI via OGT 29cc/2 jam/2 jam
17.30 wib 1
- Mengga
1
18.00 wib
1 nti popok dan monitor output
18.30 wib 1 - Melaku
1
19.00 wib kan pemberian ASI via OGT 29cc/2 jam/2 jam
1
- Melatih
20.05 wib 1
3 netek
20.30 wib
2 - Melaku
22.00 wib 1
kan pemberian ASI via OGT 29cc/2 jam/2 jam
2
22.20 wib - Memoni
00.00 wib toring TTV
- Melihat
00.30 wib
adanya tanda gumoh
02.00 wib
- Mempo
02.30 wib sisikan bayi semi ekstensi
- Melaku
04.05 wib
kan pemberian ASI via OGT 29cc/2 jam/2 jam
04.30 wib
- Mengev
05.30 wib
aluasi pola menghisap atau menelan bayi
05.35 wib - Mengga
05.40 wib nti popok
- Melaku
05.50 wib
kan pemberian ASI via OGT 29cc/2 jam/2 jam
06.05 wib
- Memoni
06.20 wib
toring TTV
- Melaku
kan pemberian ASI via OGT 29cc/2 jam/2 jam
- Memoni
tor adanya muntah (gumoh)
- Melaku
kan pemberian ASI via OGT 29cc/2 jam/2 jam
- Memoni
tor adanya muntah (gumoh)
- Melaku
kan pemberian ASI via OGT 29cc/2 jam/2 jam
- Memoni
tor adanya muntah (gumoh)
- Melaku
kan pemberian ASI via OGT 29cc/2 jam/2 jam
- Memoni
tor adanya muntah (gumoh)
- Memant
au berat badan dan pola eliminasi bayi
- Memoni
tor output
- Meman
dikan pasien
- Memoni
toring TTV
- Melaku
kan pemberian ASI via OGT 29cc/2 jam/2 jam
- Memoni
tor adanya muntah (gumoh)
18 April 1 - Member
2017 ikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
07.20 wib 1
08.00 wib - Mengak
1
08.00 wib 2 aji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
1
09.00 wib dibutuhkan
1
- Melaku
09.30 wib 1
3 kan pemberian ASI via OGT 30cc/2 jam/2 jam
09.45 wib
1 - Memoni
10.00 wib 1
toring TTV
1
10.05 wib - Mengga
3
10.30 wib 1 nti popok
1 - Melaku
11.30 wib
1
kan pemberian ASI via OGT 30cc/2 jam/2 jam
12.00 wib 2
- Memoni
1
12.15 wib
1 toring TTV
14.05 wib 1 - Melaku
1
15.00 wib kan pemberian ASI via OGT 30cc/2 jam/2 jam
3
- Mengga
16.00 wib 1
1 nti popok dan monitor output
16.30 wib
2 - Melaku
17.00 wib 1
kan pemberian ASI via OGT 30cc/2 jam/2 jam
1
17.30 wib - Memant
1
18.00 wib 1 au integritas kulit putting ibu
1 - Melaku
18.30 wib
1
kan pemberian ASI via OGT 31cc/2 jam/2 jam
19.00 wib 3
- Memoni
2
21.00 wib
1 toring TTV
20.05 wib - Melaku
20.30 wib kan pemberian ASI via OGT 31cc/2 jam/2 jam
- Memoni
22.00 wib
tor adanya muntah (gumoh)
22.20 wib
- Mengga
00.00 wib
nti popok
00.30 wib - Memoni
02.00 wib tor output
- Melaku
04.05 wib
kan pemberian ASI via OGT 31cc/2 jam/2 jam
05.35 wib
- Memoni
05.50 wib
toring TTV
06.05 wib - Melaku
06.30 wib kan pemberian ASI via OGT 31cc/2 jam/2 jam
- Memoni
tor adanya muntah (gumoh)
- Melaku
kan pemberian ASI via OGT 31cc/2 jam/2 jam
- Memoni
tor adanya muntah (gumoh)
- Melaku
kan pemberian ASI via OGT 31cc/2 jam/2 jam
- Memoni
tor adanya muntah (gumoh)
- Melaku
kan pemberian ASI via OGT 31cc/2 jam/2 jam
- Memoni
tor adanya muntah (gumoh)
- Menimb
ang berat badan
- Memoni
tor output
- Melaku
kan pemberian ASI via OGT 32cc/2 jam/2 jam
- Meman
dikan pasien
- Memoni
toring TTV
- Melaku
kan pemberian ASI via OGT 32cc/2 jam/2 jam
- Memoni
tor adanya muntah (gumoh)
19 April 1 - Member
2017 ikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
07.30 wib
1
- Mengak
1
08.00 wib aji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
2
09.00 wib 3 dibutuhkan
1 - Melaku
09.30 wib
2
kan pemberian ASI via OGT 32cc/2 jam/2 jam
09.45 wib 1
- Memoni
3
10.00 wib
1 toring TTV
10.30 wib 1 - Mengga
2
12.00 wib nti popok
1
- Melaku
14.00 wib 3
1 kan pemberian ASI via OGT 32cc/2 jam/2 jam
14.05 wib
2 - Memoni
16.00 wib 1
toring TTV
1
16.30 wib - Melaku
1
18.00 wib 3 kan pemberian ASI via OGT 32cc/2 jam/2 jam
1 - Mengga
18.30 wib
2
nti popok dan monitor output
19.00 wib 1
- Melaku
1
19.25 wib
1 kan pemberian ASI via OGT 32cc/2 jam/2 jam
20.00 wib 1 - Melaku
3
22.00 wib kan pemberian ASI via OGT 32cc/2 jam/2 jam
1
- Memoni
22.20 wib 1
toring TTV
00.30 wib
- Melaku
02.00 wib
kan pemberian ASI via OGT 32cc/2 jam/2 jam
04.05 wib - Mengga
04.30 wib nti popok
- Melaku
05.30 wib
kan pemberian ASI via OGT 32cc/2 jam/2 jam
05.35 wib
- Memoni
05.40 wib
toring TTV
05.50 wib - Melaku
06.05 wib kan pemberian ASI via OGT 32cc/2 jam/2 jam
- Memoni
06.20 wib
tor adanya muntah (gumoh)
- Melaku
kan pemberian ASI via OGT 32cc/2 jam/2 jam
- Melaku
kan pemberian ASI via OGT 32cc/2 jam/2 jam
- Memoni
tor adanya muntah (gumoh)
- Melaku
kan pemberian ASI via OGT 32cc/2 jam/2 jam
- Memoni
tor adanya muntah (gumoh)
- Menimb
ang berat badan
- Memoni
tor output
- Meman
dikan pasien
- Memoni
toring TTV
- Melaku
kan pemberian ASI via OGT 32cc/2 jam/2 jam
- Memoni
tor adanya muntah (gumoh)
P: Lanjutkan intervensi
Berikan nutrisi ASI tiap 2 jam sekali
18 April Hipertermi b.d Suhu S: -
2017 lingkungan yang tinggi O : N : 140x/menit
.
07.15 wib RR : 43x/menit
S pagi, 38,30C siang 370C, malam 37,
90C
Akral teraba hangat
Kulit tampak kemerahan
A: Masalah belum teratasi
Indikator Awal Saai Akhir
ini
1. Suh 2 3 5
u tubuh
dalam
rentang
normal 2 3
5
(36,5 -
37,5oC)
2. Nad
i dalam
2 3
keadaan
5
normal
(120-160
x/ menit)
3. Res
pirasi
dalam
rentang
normal
(40-60 x/
menit)
P: Lanjutkan intervensi
18 April Resiko infeksi dengan S :-
2017 faktor resiko O : - Pasien terlihat terpasang OGT
07.30 wib ketidakadekuatan WBC: 13000
pertahan tubuh primer N : 140x/menit
RR : 43x/menit
S : 38,30C
A: Masalah belum teratasi
Indikator Awal Saai Akhir
ini
1. Pasi 3 3 5
en tidak
terdapat
tanda
infeksi
2. Leu
3 3
kosit 5
dalam
batas
normal
(9000-
12.000/
mm3)
P: Lanjutkan intervensi
- Berikan nutrisi ASI tiap 2 jam
sekali
- Ganti popok setelah BAB/BAK
ini
1. Adanya 3 3 5
peningkata
n berat
badan
sesuai 3 3
5
tujuan
2. Berat
badan
ideal
sesuai
3 3
dengan 5
panjang
badan
2 3
3. Tidak
5
ada tanda-
tanda
malnutrisi
4. Menunj
3 2
ukan
adanya
peningkata 5
n fungsi
pengecapa
n dari
menelan
5. Tidak
terjadi
penurunan
berat
badan
yang
berarti
P: Lanjutkan intervensi
Berikan nutrisi ASI tiap 2 jam sekali
19 April Hipertermi b.d suhu S: -
2017 lingkungan yang O: - N : 120x/menit
07.15 wib tinggi RR : 46x/menit
.
S : pagi 37,30C Siang : 37,50C Sore : 37,40C
malam 37,70C
A: Masalah belum teratasi
Indikator Awal Saai Akhir
ini
1. Suh 2 3 5
u tubuh
dalam
rentang
normal
(36,5 -
37,5oC)
2. Nad
2 3
i dalam
5
keadaan
normal
(120-160
x/ menit)
3. Res
2 4
pirasi
dalam
rentang 5
normal
(40-60 x/
menit)
P: Lanjutkan intervensi
19 April Resiko infeksi S :-
2017 dengan faktor risiko O : - Pasien terlihat terpasang OGT , klien
07.30 wib ketidakadekuatan terpasang plug
pertahanan tubuh BBS: 1450 gram
primer N : 120x/menit
RR : 46x/menit
S : 37,30C
A: Masalah belum teratasi
Indikator Awal Saai Akhir
ini
1. Pasi 3 3 5
en tidak
terdapat
tanda
infeksi
2. Leu
3 3
kosit 5
dalam
batas
normal
(9000-
12.000/
mm3)
P: Lanjutkan intervensi
- Berikan nutrisi ASI tiap 2 jam sekali
- Ganti popok setelah BAB/BAK
ini
1. Adanya 3 4 5
peningkata
n berat
badan
sesuai 3 3
5
tujuan
2. Berat
badan
ideal
sesuai
3 3
dengan
panjang 5
badan
2 3
3. Tidak
ada tanda-
tanda 5
malnutrisi
4. Menunj
ukan
adanya
3 2
peningkata
n fungsi
pengecapa 5
n dari
menelan
5. Tidak
terjadi
penurunan
berat
badan
yang
berarti
P: Lanjutkan intervensi
Berikan nutrisi ASI tiap 2 jam sekali
20 April Hipertermi b.d suhu S: -
2017 lingkungan yang O:-
07.15 wib tinggi N : 130x/menit
.
RR : 40x/menit
S : Pagi 37,90C siang 37,20C Sore 37,40C
malam 37,50C
A: Masalah belum teratasi
Indikator Awal Saai Akhir
ini
1. Suh 2 3 5
u tubuh
dalam
rentang
normal
(36,5 -
37,5oC)
2. Nad
2 4
i dalam
5
keadaan
normal
(120-160
x/ menit)
3. Res
2 4
pirasi
dalam
rentang 5
normal
(40-60 x/
menit)
P: Lanjutkan intervensi
20 April Resiko infeksi S :-
2017 dengan faktor risiko O : - Pasien terlihat terpasang OGT , pasien
07.30 wib ketidak adekuatan terpasang plug
pertahanan tubuh BBS: 1450 gram
primer N : 130x/menit
RR : 40x/menit
S : 37,50C
A: Masalah belum teratasi
Indikator Awal Saai Akhir
ini
1. Pasi 3 4 5
en tidak
terdapat
tanda
infeksi
2. Leu
3 3
5
kosit
dalam
batas
normal
(9000-
12.000/
mm3)
Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Berikan nutrisi ASI tiap 2 jam sekali
- Ganti popok setelah BAB/BAK
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil dan pengkajian dan pengelalolaan kasus bayi Ny. W yang sudah
dilakukan selama tiga hari didapatkan hasil bahwa secara umum kasus yang
dialami oleh bayi Ny. W merupakan hal yang sering terjadi pada anak-anak di
Negara Indonesia ini. Hal itu disebabkan karena pada saat proses kehamilan
kemungkinan asupan nutrisi dan gizi dari ibu hamil kurang sehingga
menyebabkan bayi lahir dengan BBLR. Pada kasus BBLR bayi Ny. W didapatkan
beberapa masalah yang timbul dikarenakan bayi mengalami berat badan yang
kurang dari batas normal yaitu diatas 2500 gram. Adapun masalah tersebut seperti
kurangnya nutrisi dari kebutuhan tubuh, termoregulasi tidak efektif serta resiko
implementasi yang dilakukan. Karena nutrisi menjadi hal yang prioritas pada bayi
untuk segera diatasi agar berat badan bayi dapat naik secara cepat sehingga
diberikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yaitu pemberian nutrisi berupa susu
melalui OGT secara berkala yaitu 2/jam sekali dengan dosis yang sudah
ditentukan yaitu mulai dari 15cc/2jam samapi naik menjadi 19 cc/2jam dan begitu
Hal lain yang harus diperhatikan adalah termoregulasi suhu yang terjadi
pada bayi Ny. W. hal tersebut perlu menjadi perhatian karena kondisi suhu bayi
bayi secara berkala serta dengan melakukan pengaturan suhu saat bayi masih
berada dalam tabung incubator. Hal yang yang dilakukan adalah dengan
mengenakan pakaian pada bayi dan selimut agar bayi tidak mudah mengalami
hipotermia. Suhu pada bayi Ny. W beberapa kali mengalami perubahan antara
suhu pada pagi hari, siang dan malam hari. Seperti dari hasil pengecekan yang
sudah dilakukan pada Suhu pagi 38,70C, suhu siang 370C, suhu sore 38,30C, suhu
malam 37,90C, HR 145 x/menit, Respirasi 57 x/menit, BBL 1656 gram, BBS 1690
untuk meminimalisir resiko infeksi yang dapat dialami oleh bayi Ny. W. adapun
popok bayi. Pergnatian popok prlu menjadi perhatian karena kulit bayi yang
masih sangat lebut sehingga sangat mudah mengalami infeksi atau bintik
kemerahan pada area bokong Karena pemakaian popok yang lama. Oleh karena
pergantian dan pengecekan popok secara berkala dilakukan agar bayi terhindar
dari infeksi.
BAB V
A. KESIMPULAN
diagnosa yang muncul yang menjadi prioritas terkait dengan BBLR dari
tubuh primer
Selajutnya hasil dari implementasi yang sudah dilakukan
yang seimbang dan normal antara suhu pagi, siang dan sore serta
untuk resiko infeksi dapat diatasi yaitu dengan tidak adanya tanda-
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Agnes. (2009). Penatalaksanaan Bayi Hipotermi, http//www.pdpersi.com,
diakses: 17 April 2017.
Depkes RI, 2007, Penatalaksanaan Bayi Sakit, Jakarta, 2009, Asuhan Ibu Post
Partum, http//www.google.com, diakses: 17 April 2017.