Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT DAN KEKUATAN BAHAN

KELOMPOK A3
Disusun oleh:
1. Fattah Fandhi P (H41190509)
2. M. Anrizal Kalammullah Z (H41190518)
3. Hamidatu Zahra (H41190636)
4. Kristian Septiono W (H41190490)
5. Irvan Nur Ardiansyah (H41190581)
6. Angga Wijaya P (H41190522)
7. Andi Hermawan (H41190619)
8. M. Nofal Rosyid (H41190653)

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sifat-sifat dan bahan merupakan aspek penting dalam kehidupan kita sehari hari,
misalnya kita dalam menentukan sifat dari bahan yang akan digunakan untuk membuat
sebuah bangunan, kita harus memilihnya dengan tepat. Penggunaan kayu di Indonesia sangat
banyak ragamnya, misalnya digunakan sebagai bahan bangunan, furniture, seni, kebutuhan
rumah tangga, bahkan sekarang penggunaan kayu sudah merambah ke dunia fashion. Hal ini
dalam menentukan bahan misalnya seperti sifat dan kekuatan kayu kita harus memilih jenis
kayu yang tepat dan kita harus mempertimbangkan dari segala macam aspek, yaitu dalam
memilih dari jenis kayu, jenis kayu sendiri dibagi menjadi 5 kelas dari segi keawetannya.
Begitu juga dalam memilih kayu dalam segi jenis kelas kuat kayu yang dibagi menjadi 5
kelas. Selain itu kita harus memperhatikan dari segi lingkar tahun suatu pohon yang akan
digunakan sebagai bahan semakin banyak lingkar tahunnya maka semakin tua usia pohon
tersebut. Dan semakin tinggi kualitas dari kayu maka semakin tinggi juga harga dari kayu
tersebut. Maka dari itu, pemilihan kayu untuk kebutuhan tersebut harus melalui
pertimbangan keawetan kayu, kekuatan kayu, jenis kayu, dan harga dari kayu tersebut.
Sehingga penting bagi kita untuk mempelajari tentang sifat dan kekuatan kayu

1.2 TUJUAN
a. Menentukan bagian bagian kayu
b. Menentukan kelas kuat kayu
c. Menentukan usia dari kayu dengan mengamati lingkar tahunnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bagian Bagian Kayu

A. KULIT
Adalah bagian yang terdapat pada bagian terluar, disini saya bedakanmenjadi dua bagian yaitu
Kulit luar yang mati, mempunyai ketebalan yang bervariasi menurut jenis pohon.
Kulit bagian dalam yang bersifat hidup dan tipis.
Kulit berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian yang terdalam, terhadap kemungkinan
pengaruh dari luar yang bersifat merusak, misalnya iklim, serangan serangga, hama,
kebakaran serta perusak kayu lainnya. Selain itu berfungsi sebagai jalan bahan makanan dari
daun ke bagian-bagian tanaman.

B. KAMBIUM
Merupakan jaringan yang lapisannya tipis dan bening, melingkari kayu, ke arah luar membentuk
kayu yang baru. Dengan adanya kambium maka pohon lambat laun bertambah besar.
Pertumbuhan meninggi ditentukan oleh jaringan meristem. Kambium terletak antara kulit dalam
dan kayu gubal.

C. KAYU GUBAL
Bagian kayu yang masih muda terdiri dari sel-sel yang masih hidup, terletak di sebelah dalam
kambium dan berfungsi sebagai penyalur cairan dan tempat penimbunan zat-zat makanan. Tebal
lapisan kayu gubal bervariasi menurut jenis pohon. Umumnya jenis yang tumbuh cepat
mempunyai lapisan kayu gubal lebih tebal dibandingkan dengan kayu terasnya. Kayu gubal
biasanya mempunyai warna terang.
D. KAYU TERAS
Terdiri dari sel-sel yang dibentuk melalui perubahan-perubahan sel hidup pada lingkaran kayu
gubal bagian dalam, disebabkan terhentinya fungsi sebagai penyalur cairan dan lain-lain proses
kehidupan. Ruang dalam kayu teras dapat mengandung berbagai macam zat yang memberi
warna lebih gelap. Tidak mutlak semua kayu teras demikian. Hanya pada jenis-jenis yang kayu
terasnya berisi tiloses. Pada beberapa jenis tertentu kayu teras banyak mengandung bahan-bahan
ekstraktif, yang member keawetan pada kayu tersebut, membuat lebih berat dan lebih awet. Akan
tetapi tidak semua jenis kayu yang memilikizat ekstraktif sudah dapat dipastikan keawetannya.
(Misalnya yang mempunyai kandungan zat gula, zat gtepung dan lain sebagainya).

E. HATI
Merupakan bagian kayu yang terletak pada pusat lingkaran tahun (tidak mutlak pada
pusat bontos). Hati berasal dari kayu awal, yaitu bagian kayu yang pertama kali dibentuk
oleh kambium. Oleh karena itu umumnya mempunyai sifat rapuh atau sifat lunak.

F. LINGKARAN TAHUN
Batas antara kayu yang terbentuk pada permulaan dan pada akhir suatu musim. Melalui
lingkaran-lingkaran tahun ini dapat diketahui umur pohon. Apabila pertumbuhan diameter
(membesar) terganggu oleh musim kering karena pengguguran daun, ataupun serangga/hama,
maka lingkaran tahun dapat terdiri lebih dari satu lingkaran tahun (lingkaran tumbuh) dalam satu
musim yang sama. Hal ini disebut lingkaran palsu. Lingkaran tahun dapat mudah dilihat pada
beberapa jenis kayu daun lebar. Pada jenis- jenis lain, lingkaran tahun ada kalanya sulit
dibedakan terutama di daerah tropic, karena pertumbuhan praktis berlangsung sepanjang tahun.

G. JARI-JARI
Dari luar ke dalam berpusat pada sumbu batang, berfungsi sebagai tempat saluran
bahan makanan yang mudah diproses di daun guna pertumbuhan pohon.
2.2 Kelas Kayu

Kelas kuat kayu Indonesia dibagi ke dalam lima kelas yang ditetapkan menurut berat
jenisnya dengan metode klasifikasi seperti tercantum dalam Tabel 1, yang menunjukkan
hubungan antara berat jenis dengan keteguhan lentur dan keteguhan tekan (Den Berger,
1923). Dapat dimengerti bahwa klasifikasi kekuatan kayu tersebut bersifat umum. Dengan
demikian keterangan berat jenis dan kelas kuat kayu keruing ditulis selengkapnya menjadi:
0,80 (0,69 - 0,90); II-I. Apabila kelas kuat suatu jenis kayu cukup bervariasi, maka penulisan
dimulai dengan angka kelas kuat yang paling banyak terdapat pada jenis tersebut. Dengan
demikian akan terdapat beberapa kemungkinan penulisan, seperti misalnya pada kayu kapur
(Dryobalanops spp.):
D. aromatica 0,81 (0,63 – 0,94); II - I
D. fusca 0,84 (0,78 – 0,90); II
D. lanceolata 0,74 (0,61 – 1,01); II – (I)
D. beccarii 0,59 (0,60 – 0,71); III – II
Angka kelas yang terdapat dalam kurung seperti D. lanceolata menunjukkan bahwa
berat jenis yang bersangkutan kadang-kadang termasuk dalam kelas kuat tersebut.
Kelas Keteguhan lentur Keteguhan tekan
Berat jenis
kuat maksimum (kg/cm2) maksimum (kg/cm2)
I Lebih dari 0,90 Lebih dari 1100 Lebih dari 650
II 0,60 – 0,90 725 - 1100 425 – 650
III 0,40 – 0,60 500 - 725 300 – 425
IV 0,30 – 0,40 360 - 500 215 – 300
V Kurang dari 0,30 Kurang dari 360 Kurang dari 215
2.3 Lingkar tahun dan usia kayu
Lingkaran tahun adalah lingkaran konsentris akibat pertumbuhan sekunder yang
tampak berlapis-lapis akibat pergantian keadaan linkungan. Lingkaran tahun biasanya sering
digunakan untuk melihat usia tumbuhan. Setiap tahun lingkaran tumbuhan ini akan
berkembang dan membentuk lingkaran baru.Oleh karena itu linkaran tahun ini dapat
dijadikan salah satu cara memperkirakan usia pada tumbuhan
Proses terjadinya terjadi akibat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Pertumbuhan dibedakan menjadi dua yaitu pertumbuhan primer dan sekunder. Pertumbuhan
primer adalah pertumbuhan yang terjadi karena adanya proses aktivitas sel atau jaringan
meristem primer yang terdapat pada daerah tumbuh utama, dan biasanya pertumbuhan ini
terjadi di bagian ujung batang dan ujung akar tanaman, sedangkan pertumbuhan sekunder
adalah pertumbuhan yang terjadi karena adanya proses jarinagan meristem sekunder yang
terdapat kambium dan kambium gas. Jadi kambium ini bisa disebut titik tumbuh sekunder
yang membentuk jaringan angkut sekunder pada tumbuhan yaitu xylem dan floem. Setelah
mengalami pertumbuhan primer, tumbuhan akan mengalami pertumbuhan sekunder. Pada
awal pertumbuhan bentuk sekunder, kambium hanya terdapat jaringan ikat pembuluh (vasis)
yang disebut kambium intravaskuler, bagian ini dapat bertumbuh dengan arah yang
berlawanan, yaitu yang tumbuh ke bagian luar akan membentuk xylem dan yang tumbuh ke
arah dalam akan membentuk floem. Saat betumbuh dan berkembang, kambium intravaskuler
yang membentuk sebuah lingkaran yang kosentris pada tanaman yang bisanya disebut
dengan lingkaran tahun
Proses terbentuknya lingkaran tahun pada tanaman, seperti contoh lingkaran tahun di
pohon jati. Lingkaran tahun pada pohon jati terjadi akibat aktivitas pertumbuhan sekunder yaitu
kambium gabus yang biasanya berlangsung pada musim penghujan, dikarenakan jumlah
kebutuhan air dan unsur hara cukup banyak tersedia untuk tanaman. Cara mengetahui usia atau
umur suatu tanaman kita dapat melihat lingkaran tahun tersebut denagn cara menghitung lingkar
cincin pada batang pohon yang sudah ditebang. Perlu anda ketahui bahwa kebanyakan pohon
memiliki cincin dua warna setiap tahunya. Cincin yang lebih tipis disebut floem lalu cincin yang
tebal disebut xylem. Cincin yang lebih tipis menggambarkan tahun yang lebih dingin dan cincin
yang lebih tebal menggambarkan tahun yang lebih hangat.
BAB III
METODOLOGI

3.1 ALAT DAN BAHAN

1. Potongan melintang batng kayu dan sampel kayu


2. Timbangan digital
3. Meteran
4. Jangka sorong

3.2 PROSEDUR PERCOBAAN

1. Mahasiswa mengambil bahan dan peralatan yang telah disiapkan


2. Mahasiswa mengidentifikasi bagian-bagian penampang melintang kayu
3. Mahasiswa menentukan umur kayu berdasakan gelang kayu
4. Mahasiswa mengukur dimensi sampel kayu
5. Mahasiswa menimbang sampel kayu
6. Mahasiswa menghitung volume dan berat jenis kayu
7. Mahasiswa menentukan kelas kuat kayu
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. IDENTIFIKASI PENAMPANG KAYU

Diketahui: panjang = 86,8 cm

Lebar =3,35 cm

Tinggi = 3,35 cm

Berat kering udara =564,5 gram

Ditanya : massa jenis kayu?

Jawab : ρ = m/v

V=pxlxt

= 86,8 x 3,35 x

3
3,35 = 974,13 cm

3
ρ = m/v = 564,5/974 = 0,579 cm

2. TENTUKAN UMUR KAYU


Dari hasil pengamatan terhadap penampang kayu di lapangan. Kami memperoleh hasil
bahwa umur kayu tersebut adalah 9 tahun
3. TENTUKAN KELAS KAYU
Penampang kayu yang kami identifikasi mempunyai massa jenis sebesar = 0,579
3
cm , Dan termasuk dalam kelas kayu III (0,40-0,60).

4. DOKUMENTASI PENAMPANG KAYU DI LAPANGAN


BAB V
KESIMPULAN
1. Setiap jenis kayu memiliki sifat dan kekuatan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu,
perlu adanya pemilihan kayu berdasarkan karaterisktiknya tersebut. Penggunaan
kayu untuk keperluan yang berat tentu tidak bisa menggunakan kayu-kayu yang
mudah rapuh. Melainkan disesuaikan dengan sifat yang sesuai. Oleh sebab itu,
kita perlu belajar untuk menganalisa bagian-bagian kayu.
2. Kuat dan tidaknya sebuah kayu harus diukur sebelum digunakan sebagai bahan
kontruksi atau yang lainnya. Membandingkan beberapa jenis kayu yang sama-
sama kuat dan keras tentu sulit bagi kita untuk memutuskan manakah yang lebih
tepat. Oleh sebab itu, dibuatkan stadarisasi kelas kuat kayu dari angka I sampai
dengan V sebagai kode kekuatan kayu. Nilai yang menentukan sebuah kayu
dikategorikan di kelas yang mana adalah diambil dari massa jenis kayu tersebut,
yakni massa dibagi dengan volume. Semakin besar nilainya, maka kayu tersebut
semakin kuat. Begitu pula dengan sebaliknya.
3. Selain memperhatikan kelas kuatnya, penggunaan kayu juga perlu
memperhitungkan berapa usia dari kayu tersebut. Sebatang pohon yang ditebang
akan menghasilkan sebuah potongan batang pohon yang memiliki “lingkar tahun”
di bagian penampangnya. Lingkar tahun ini digunakan untuk menganalisis usia
dari kayu tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Breyer, Donald E., Kenneth J. Fridley, and Kelly E. Cobeen. Design of Wood Structures ASD.
4th. United Stated of America: R.R.Donnelley & Sons Company, 1976.

P3HH. Petunjuk Praktis Sifat-sifat Dasar Jenis Kayu Indonesia. Jakarta: Indonesian Sawmill and
Woodworking Association(ISWA), 2018.

https://www.google.com/search?q=KELAS+KAYU&oq=KELAS+KAYU&aqs=chrome.0.69i59
j0l4j69i60.12789j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

http://noviantoblog.blogspot.com/2009/06/bagian-bagian-kayu_09.html

https://www.google.com/search?q=lingkar+tahun+kayu+dan+umur+kayu&oq=lingkar+tahun+k
ayu+dan+umur+kayu&aqs=chrome..69i57.14642j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://drive.google.com/drive/folders/1biZ8gHl9VDZs3Yu3XKq3wkuXlkkuszQC

Anda mungkin juga menyukai