Anda di halaman 1dari 8

5.

KAYU
5.1. Kebaikan dan Keburukan Kayu
Indonesia memiliki hutan yang sangat luas, terdapat banyak jenis pepohonan,
sehingga negara kita kaya akan kayu. Kayu telah dimanfaatkan sebagai bahan
bangunan, kebutuhan rumah-tangga, sampai penggunaannya sebagai kayu bakar
sejak dahulu kala. Selain itu kayu juga mempunyai kelebihan dan kekurangan
dibanding bahan bangunan lain, seperti baja, beton, dll.
Kelebihan kayu sbb.

Ringan, bj dibawah 1,0 (bj beton 2,4 dan bj baja 7,8)

Mudah dikerjakan

Kekuatannya cukup tinggi

Harganya relatif murah

Sedang kekurangan kayu adalah

Tidak homogen, ada mata kayu, serat miring, ketidaksamaan kekuatan karena
tumbuhan alam (bagian atas lebih muda daripada ujung bawah, serat tepi
berbeda dengan serat dalam)

Bersifat higroskopis, yaitu mudah terpengaruh oleh perubahan kelembaban


udara

Adanya cacat pada kayu sewaktu tumbuh (mata kayu, retak-retak, bagian inti
yang membusuk, lapuk, serat miring, serat terpuntit)

Mudah terbakar

5.2. Golongan Kayu


Di Indonesia, kayu dapat digolongkan menjadi 4 golongan
a. Pohon berdaun lebar
b. Pohon berdaun jarum
c. Pohon sebangsa Palm
d. Pohon sebangsa Bambu (rumput-rumput)

5.3. Struktur Kayu

teknologi bahan konstruksi - 127

Apabila pohon berdaun lebar (mempunyai struktur sel kayu yang lebih lengkap dari
pohon berdaun jarum) dipotong, maka pada potongan pohon tersebut terlihat struktur
pohon, mulai dari lapisan terluar sampai bagian dalamnya, seperti gambar 5.1.

Gambar 5.1 : Struktur Kayu


Kulit Luar. Lapisan ini merupakan lapisan yang sudah mati dan keras, berfungsi
sebagai pelindung lapisan didalamnya.
Kulit Dalam. Lapisan ini lunak, basah dan berpori besar seperti spoon, berfungsi untuk
mengalirkan makanan dari daun kebawah. Pada kulit dalam ini terdapat zat-zat kimia
seperti getah, tannim.
Kambium. Merupakan bagian terpenting pada tumbuhan untuk berkembang biak.
Disini terdapat sel-sel/pori berbentuk silinder (trakeida yang berbentuk panjang dan
ujungnya meruncing pada kayu berdaun jarum) yang berkembang biak dengan cara
membelah diri, bagian sebelah luar menjadi sel yang mati dan membentuk kulit baru,
sedang sel sebelah dalam membentuk kayu baru (kayu gubal). Sel-sel dalam kambium
merupakan sel hidup yang saling berhubungan, dan berfungsi menyerap air dan zatzat makanan untuk disalurkan ke seluruh bagian pohon.
Kayu Gubal. Kayu gubal adalah sel-sel kayu baru yang dibentuk kambium, berwarna
muda (keputihan), dan berfungsi mengangkut makanan dari akar ke daun dan sebagai
tempat penimbunan makanan. Karena itu bagian ini mempunyai pori yang relatif besar.
Hati. Kayu hati berwarna lebih tua dari kayu gubal, dan berasal dari kayu gubal yang
sudah mengeras dan tidak berfungsi lagi. Bagian ini mempunyai kekuatan yang tinggi
sehingga berfungsi membuat pohon tetap berdiri.
Inti/Teras. Merupakan bagian inti dari kayu, merupakan kayu gubal awal yang terletak
pada pusat lingkaran tahun. Bagian ini lunak karena merupakan kayu awal, kadangkadang bagian ini telah busuk, terutama pada kayu/pohon yang sudah sangat tua.
teknologi bahan konstruksi - 128

Lingkaran Tahun. Pada bagian hati kayu dan kayu gubal biasanya terlihat garis-garis
lingkaran (lingkaran tumbuh tiap tahun/musim) yang mengelilingi pusat kayu, yang
disebut Lingkaran Tahun. Perbedaan kesuburan pada musim penghujan dan musim
kemarau menyebabkan perbedaan sel/pori. Pada musin penghujan sel yang terbentuk
lebih besar dari yang terbentuk pada musim kemarau, perbedaan ukuran sel ini
menyebabkan warna kayu sedikit berbeda dan tampak seperti lingkaran-lingkaran
yang mengelilingi pusat kayu. Akan tetapi pada beberapa jenis kayu lingkaran ini tidak
tampak jelas, jika perbedaan musim penghujan dan kemarau tidak begitu besar.

5.4. Kadar Air


Kayu bersifat Higroskopis, yaitu menyerap uap air jika kandungan air di udara cukup
tinggi, sebaliknya bila udara disekitarnya kering maka air akan dilepas oleh kayu.
Sehingga kandungan air di dalam kayu sangat tergantung kelembaban udara
disekitarnya.
Berdasarkan tingkat kebasahannya, dikenal 3 jenis kayu
a. kayu basah, yaitu kayu yang baru saja ditebang
b. kayu kering udara, yaitu kayu yang kandungan airnya sudah tetap/konstan
sesuai dengan kelembaban udara disekitarnya
c. kayu kering mutlak atau disebut juga kayu kering tungku (oven), yaitu kayu
yang dikeringkan di dalam tungku pada suhu 105o C sehingga semua airnya
menguap ke luar.
Kadar Air dihitung dengan rumus

dengan :

ab
.100%
b

a : berat kayu yang dicari kadar airnya


b : berat kayu setelah kering tungku

Kadar air kayu yang masih basah dapat sampai 20% pada kayu ringan, dan pada kayu
berat sekitar 40%. Kayu kering udara, kadar airnya 12 20%.

5.5. Berat Jenis & Bobot Isi


Berat jenis kayu adalah hasil bagi berat kayu kering mutlak (A) dengan volume kayu
sebelum dikering mutlakkan (B), dapat ditulis :
Berat Jenis

A
B

teknologi bahan konstruksi - 129

Bobot isi adalah hasil bagi berat kayu seluruhnya (termasuk airnya) dengan volume
kayu saat itu. Bobot isi digunakan untuk membedakan dengan berat jenis, dan
besarnya tergantung pada zat-zat penyusunnya, antara lain tebal dinding sel, besar
rongga-rongga/pori-pori sel, maupun isi.

5.6. Susutan
Bila kadar air pada kayu basah berkurang, tetapi pengurangan kadar air itu masih
diatas titik jenuh serat, maka tidak menyebabkan volume kayu berkurang. Sedang jika
pengurangan kadar air itu melampaui titik jenuh serat, maka terjadi susutan volume.
Jika pohon ditebang dan kayunya dipotong-potong maka air yang dikandung di dalam
kayu segera meninggalkan kayu. Peristiwa hilangnya air ini sangat penting dan dapat
membahayakan jika kurang teratur (timbul retak-retak). Air didalam kayu sebagian
terdapat dalam rongga sel yang disebut air bebas, sebagian lagi terdapat didalam
dinding sel. Pada proses pengeringan, air bebas akan keluar terlebih dahulu sampai
tidak terdapat lagi air bebas di dalam rongga sel. Keadaan dimana air bebas habis dan
air didalam dinding sel mulai keluar disebut titik jenuh serat. Sebelum air didalam
dinding sel keluar (perubahan kadar air) tidak mempengaruhi volume kayu. Akan tetapi
bila air di dalam dinding sel mulai keluar, maka terjadi perubahan kadar air yang
mengakibatkan perubahan volume kayu.

Gambar 5.2 : Arah dan Besar Susutan Kayu


Besar penyusutan kayu akibat pengurangan kadar air sampai dibawah titik jenuh tidak
sama untuk jenis kayu yang berbeda. Susutan kayu juga tidak sama untuk arah yang
berbeda, terdapat 3 arah penyusutan pada kayu (gambar 5.2).

teknologi bahan konstruksi - 130

a. Arah Serat (aksial/longitudinal), merupakan arah susutan searah


dengan panjang kayu atau batang kayu. Susutan arah ini merupakan
susutan terkecil, berkisar antara 0,10 0,30%
b. Arah Radial, yaitu susutan searah jari-jari kayu atau memotong tegak
lurus lingkaran tahun, dengan susutan antara 2,10 8,50%
c. Arah Tangensial, adalah susutan searah dengan arah lingkaran tahun.
Susutan arah ini merupakan susutan terbesar, sekitar 4,30 14,00%

Gambar 5.3 : Arah Susutan Kayu


Jika log/batang kayu digergaji/dipotong-potong akan menghasilkan beberapa bagian
papan atau balok kayu yang mempunyai pola serat sesuai dengan posisi letak bagian
kayu tersebut didalam log. Berdasar letak asal dalam batang kayu, terdapat beberapa
jenis papan/balok, yaitu
a. papan tangensial (flat sawn)
b. papan radial (quarter sawn)
c. papan semi radial (semi quarter swan)
d. papan tengah atau papan inti

teknologi bahan konstruksi - 131

Gambar 5.4 : Jenis-jenis Papan sesuai arah Serat Kayu


Papan Tangensial. Perbedaan struktur pori kayu gubal dan pori kayu teras yang keras
dan padat mempengaruhi arah penyusutan dan perubahan dimensi kayu. Kayu jenis
ini labil dan cenderung cekung (cupping)

Gambar 5.5 : Papan Tangensial


Papan Radial. Papan radial merupakan jenis papan paling stabil digunakan sebagai
bahan konstruksi.

teknologi bahan konstruksi - 132

Gambar 5.6 : Papan Radial


Papan Semi Radial. Pada jenis ini, lingkaran tahun mempunyai arah diagonal,
sehingga arah penyusutan sesuai dengan arah lingkaran tahunnya serta letak kayu
gubal dan terasnya. Sehingga bentuk susutannya menggelinjang seprti intan. Banyak
orang menyangkan bahwa gejala ini akibat kesalahan pengeringan kayu, tetapi
sebenarnya akibat penggergajian.

teknologi bahan konstruksi - 133

Gambar 5.7 : Papan Semi-Radial

Papan Tengah. Hasil penggergajian log dengan sistem belah, pasti terdapat papan
dengan bagian inti kayu yang disebut papan tengah atau papan inti. Bagian inti kayu
ini lunak, biasanya akan pecah-pecah jika kayu mengering.

Gambar 5.8 : Arah Penyusutan dan Pola Perubahan Bentuk Papan Tengah

teknologi bahan konstruksi - 134

Anda mungkin juga menyukai