KAYU
5.1. Kebaikan dan Keburukan Kayu
Indonesia memiliki hutan yang sangat luas, terdapat banyak jenis pepohonan,
sehingga negara kita kaya akan kayu. Kayu telah dimanfaatkan sebagai bahan
bangunan, kebutuhan rumah-tangga, sampai penggunaannya sebagai kayu bakar
sejak dahulu kala. Selain itu kayu juga mempunyai kelebihan dan kekurangan
dibanding bahan bangunan lain, seperti baja, beton, dll.
Kelebihan kayu sbb.
Mudah dikerjakan
Tidak homogen, ada mata kayu, serat miring, ketidaksamaan kekuatan karena
tumbuhan alam (bagian atas lebih muda daripada ujung bawah, serat tepi
berbeda dengan serat dalam)
Adanya cacat pada kayu sewaktu tumbuh (mata kayu, retak-retak, bagian inti
yang membusuk, lapuk, serat miring, serat terpuntit)
Mudah terbakar
Apabila pohon berdaun lebar (mempunyai struktur sel kayu yang lebih lengkap dari
pohon berdaun jarum) dipotong, maka pada potongan pohon tersebut terlihat struktur
pohon, mulai dari lapisan terluar sampai bagian dalamnya, seperti gambar 5.1.
Lingkaran Tahun. Pada bagian hati kayu dan kayu gubal biasanya terlihat garis-garis
lingkaran (lingkaran tumbuh tiap tahun/musim) yang mengelilingi pusat kayu, yang
disebut Lingkaran Tahun. Perbedaan kesuburan pada musim penghujan dan musim
kemarau menyebabkan perbedaan sel/pori. Pada musin penghujan sel yang terbentuk
lebih besar dari yang terbentuk pada musim kemarau, perbedaan ukuran sel ini
menyebabkan warna kayu sedikit berbeda dan tampak seperti lingkaran-lingkaran
yang mengelilingi pusat kayu. Akan tetapi pada beberapa jenis kayu lingkaran ini tidak
tampak jelas, jika perbedaan musim penghujan dan kemarau tidak begitu besar.
dengan :
ab
.100%
b
Kadar air kayu yang masih basah dapat sampai 20% pada kayu ringan, dan pada kayu
berat sekitar 40%. Kayu kering udara, kadar airnya 12 20%.
A
B
Bobot isi adalah hasil bagi berat kayu seluruhnya (termasuk airnya) dengan volume
kayu saat itu. Bobot isi digunakan untuk membedakan dengan berat jenis, dan
besarnya tergantung pada zat-zat penyusunnya, antara lain tebal dinding sel, besar
rongga-rongga/pori-pori sel, maupun isi.
5.6. Susutan
Bila kadar air pada kayu basah berkurang, tetapi pengurangan kadar air itu masih
diatas titik jenuh serat, maka tidak menyebabkan volume kayu berkurang. Sedang jika
pengurangan kadar air itu melampaui titik jenuh serat, maka terjadi susutan volume.
Jika pohon ditebang dan kayunya dipotong-potong maka air yang dikandung di dalam
kayu segera meninggalkan kayu. Peristiwa hilangnya air ini sangat penting dan dapat
membahayakan jika kurang teratur (timbul retak-retak). Air didalam kayu sebagian
terdapat dalam rongga sel yang disebut air bebas, sebagian lagi terdapat didalam
dinding sel. Pada proses pengeringan, air bebas akan keluar terlebih dahulu sampai
tidak terdapat lagi air bebas di dalam rongga sel. Keadaan dimana air bebas habis dan
air didalam dinding sel mulai keluar disebut titik jenuh serat. Sebelum air didalam
dinding sel keluar (perubahan kadar air) tidak mempengaruhi volume kayu. Akan tetapi
bila air di dalam dinding sel mulai keluar, maka terjadi perubahan kadar air yang
mengakibatkan perubahan volume kayu.
Papan Tengah. Hasil penggergajian log dengan sistem belah, pasti terdapat papan
dengan bagian inti kayu yang disebut papan tengah atau papan inti. Bagian inti kayu
ini lunak, biasanya akan pecah-pecah jika kayu mengering.
Gambar 5.8 : Arah Penyusutan dan Pola Perubahan Bentuk Papan Tengah