Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM SIFAT DAN KEKUATAN BAHAN

PENGENALAN BAHAN KAYU

DISUSUN OLEH :

GOLONGAN : C

NAMA KELOMPOK :

1. RIZIQ ABDILAH KHALALAN ( H41191898 )


2. ABDURRASYID MASYHURI ALQARANA ( H41192018 )
3. MELATI DWI SEPTIAN SARI ( H41192034 )
4. AULIA DWI PURWANTI ( H41192071 )
5. HERLINA OKTAVIA ( H41192092 )
6. ELSA YULIA WARDHANI ( H41192097 )
7. M. ROFIUL HAQ ( H41192150 )
8. VIDA ANGGITA KUMALASARI ( H41192164 )

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN

JURUSAN TEKNIK

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi(pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari
memasak, bahan bangunan dan sebagainya. Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat
akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.

Kayu adalah jaringan, struktural serat keras yang ditemukan di batang dan akar pohon.
Dalam pohon hidup telah melakukan fungsi pendukung, memungkinkan tanaman berkayu untuk
tumbuh besar. Hal ini juga untuk mentransfer air dan nutrisi dari akar ke daun dan jaringan
berkembang lainnya. Bumi terdapat sekitar satu triliun ton kayu, yang tumbuh dari 10 miliar ton
per tahun. Kayu juga bisa dikatakan sebagai sumber daya terbarukan karena keberadaannya yang
banyak. Tumbuhan berkayu muncul diperkirakan sekitar 400 juta tahun yang lalu. Manusia telah
menggunakan kayu untuk berbagai kebutuhan misalnya sebagai bahan bakar dan bahan
konstruksi. Kayu biasanya terdapat tanda umur yang biasa disebut lingkaran tahun. Lingkaran
tahun terbentuk karena aktivitas pembelahan sel-sel kambium yang dipengaruhi oleh musim.
Fungsi dari lingkaran tahun sendiri yaitu untuk memperkirakan umur tumbuhan. Umumnya kayu
memiliki sifat yang berbeda-beda, bahkan kayu yang berasal dari satu pohon memiliki sifat yang
agak berbeda, jika dibandingkan bagian ujung dan pangkalnya. Kayu memiliki berat jenis yang
berbeda-beda, berkisar 0,20 sampai 1,28. Berat jenis merupakan petunjuk penting bagi aneka
sifat kayu. Semakin berat kayu itu, umumnya semakin kuat pula kayunya. Semakin ringan suatu
jenis kayu, akan berkurang pula kekuatannya. Kayu juga memiliki tingkat keawetan. Keawetan
kayu didefinisikan sebagai ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari
luar seperti jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan makhluk lainnya dalam jangka waktu tahunan.
Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh adanya suatu zat didalam kayu (zat ekstraktif) yang
merupakan sebagian unsur racun bagi perusak-perusak kayu, sehingga perusak tersebut tidak
sampai masuk dan tinggal didalamnya serta merusak kayu.
1.2. Tujuan

1. Memahami dan mengidentifikasi bagian-bagian kayu


2. Memahami cara penentuan umur kayu
3. Menentukan kelas kuat kayu
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kayu

Kayu adalah batang dari pohon yang merupakan bagian yang menghasilkan kayu untuk
bahan bangunan,bahan kayu yang keras dapat digunakan untuk bahan mebel dan kerajinan
tangan.bila batang pohon ditebang,gelang – gelang tahunan dapat dilihat dan dapat meunjukan
umur dari pohon tersebut tiap tahun gelang tahun terbentuk 1,di Indonesia pohon tumbuh lebih
cepat disaat musim hujan daripada musim kemarau dikarenakan indonesia berada di bagian iklim
tropis. Secara umum kayu mempunyai sifat yang kaku, mudah dibentuk, tahan lama, dan
merupakan isolator panas serta listrik yang baik. Kayu dapat menjadi keras karena
adanya akumulasi selusosa dan lignin. Keduanya adalah zat yang membuat kayu bersifat
keras.

Secara umum kayu terdiri dari 9 bagian, yaitu:

1. Kulit; merupakan bagian terluar yang bertugas sebagai pelindung bagian yang lebih
dalam dari pengaruh-pengaruh seperti iklim, serangan serangga dan jamur ataupun
pengaruh dari gangguan mekanis. Bagian ini juga berfungsi sebagai tempat terjadinya
transport air atau bahan mineral dari dalam tanah ke daun hingga pucuk-pucuk pohon.
2. Kambium; merupakan jaringan yang berbentuk lapisan tipis dan bening, yang
melingkari pohon. Tugasnya ada dua yaitu ke arah luar membentuk kulit yang baru dan
ke dalam membentuk kayu yang baru.
3. Gubal; bagian yang terdiri dari sel-sel yang masih hidup dan masih berfungsi yang
bertugas untuk menyalurkan bahan makanan dari daun ke bagian-bagian pohon yang lain.
4. Teras; merupakan bagian yang terdiri dari sel-sel yang sudah tua dan mati sehingga tidak
berfungsi lagi. Meskipun begitu, bagian ini berfungsi sebagai pengokoh tumbuhnya
pohon. Teras sifatnya lebih awet dan memiliki warna lebih tua dari pada gubal.
5. Hati; merupakan bagian yang ada di pusat yang berasal dari kayu awal, yaitu kayu yang
pertama-tama dibentuk oleh kambium dan bersifat rapuh.
6. Serat; bagian ini memiliki arah dan ukuran yang berbeda-beda tergantung jenisnya. Ada
yang berserat lurus, ada juga yang berserat terpilin, berpadu, berombak, dan ada yang
ukuran seratnya sangat kecil, sedang atau bahkan besar. Serat merupakan susunan sel
yang bentuknya seperti gelendong dan panjang-panjang. Ukuran relatif sel-sel tersebut
disebut tekstur.
7. Pori-pori; ukuran besarnya lubang bagian ini berbeda-beda tergantung jenisnya.
8. Jari-jari; merupakan jaringan yang dibentuk dari susunan sel secara radial yaitu dari luar
menuju kepusat. Jaringan ini disebut juga jaringan radial.
9. Lingkaran tumbuh; merupakan bagian yang menunjukan kondisi pertumbuhan sebuah
pohon, yang ditentukan oleh lingkungan tumbuh yaitu iklim.

Pemanfaatan kayu untuk berbagai kebutuhan manusia kini sebagian besar hanya
digunakan sebagai bahan bangunan, bahan perabotan (furnitur), dan bahan dasar kertas saja
akibat dari lahan hutan yang semakin menipis serta isu pemanasan global yang mengiringinya.
Untuk bahan dasar industri kertas, bagian yang dimanfaatkan adalah ujung dan cabang pohon.

Sesungguhnya, dari satu batang pohon, hanya 40-50% bagian saja yang menjadi
gelondongan. Gelondong menjadi gergajian sekitar 53% atau sekitar 21,2% dari satu batang
pohon. Setelah itu, dari gergajian menjadi perabotan atau furnitur sekitar 60%. Dengan kata lain,
hanya 12,72% dari sebuah batang pohon yang menjadi furnitur di rumah kita. Itulah mengapa
kini banyak ditemui perabotan yang terbuat dari olahan atau limbah serbuk kayu karena
harganya yang lebih murah.

2.2. Umur Kayu

Tidak semua batang tumbuhan memiliki lingkaran tahun. Hal ini diakibatkan karena tidak
semua tumbuhan memiliki jaringan kambium (meristem lateral). Adapun tumbuhan, berdasarkan
klasifikasinya (whittacker) dikelompokkan dalam 3 bagian, kelompok tumbuhan lumut
(Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta).

Tumbuhan berbiji dalam pembagiannya pun terbagi atas dua kelompok, berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan berbiji tertutup (Angiospermae). Tumbuhan berbiji tertutup sendiri dapat
dikelompokkan atas 2 bagian, monokotil (tumbuhan yang memiliki keping biji satu) dan dikotil
(tumbuhan yang memiliki dua biji keping).

Lingkaran tahun adalah aktivitas dari pembelahan sel-sel yang ada di cambium. Maka
dari itu, yang dapat membentuk lingkaran tahun hanya batang tumbuhan yang memiliki jaringan
cambium. Sementara kelompok tumbuhan yang memiliki cambium berasal dari beberapa jenis
kelompok Gymnospermae dan kelompok tumbuhan dikotil. Cambium pada batang tumbuhan ini
dapat membentuk lingkaran tahun.

Terbentuknya lingkaran selain karena aktivitas cambium, juga dipengaruhi oleh musim.
Perkembangan cambium pada saat musim hujan berbeda dengan musim kemarau. Ketika musim
hujan, kambium semakin cepat berkembang membelah sel ke dalam dan ke luar. Membelah ke
luar akan membentuk floem (berfungsi mengangkut hasil fotosisntesis) dan membelah ke dalam
akan membentuk xylem (berfungsi mengangkut air dan mineral dari dalam tanah). Lingkaran
tahun pada batang merupakan perbanyakan sel xylem yang ukurannya lebih besar daripada sel
floem. Ketika musim hujan, pertumbuhan jaringan xylem akan lebih cepat mengingat kuantitas
air yang akan diserap dari tanah meningkat. Sedangkan ketika musim kemarau, kemampuan
cambium membentuk xylem akan berkurang karena kebutuhan dan intensitas menyerap air
berkurang. Pada saat musim kemaraupun, xylem yang terbentuk akan lebih kecil ketimbang
xylem di musim hujan dan warna yang terbentuk terkesan berwarna lebih gelap dikarenakan sel-
selnya yang lebih padat dan kering karena kekurangan air.
Sehingga kita dapat melihat ada lingkaran yang coklat tua yang lebih besar dan lingkaran
tahun cokelat yang lebih tua. Sehingga untuk menentukan lama waktu 1 tahun, kita dapat
memakai dua lingakaran yang cokelat muda dan cokelat tua. Adapun mekanisme terbentuknya
lingkaran tahun disebabkan jaringan cambium yang membelah kedalam secara bertahap akan
membentuk xylem-xylem sekunder dan membelah keluar membentuk floem-floem sekunder.

Proses bertambahnya sel ke arah samping pada batang merupakan salah satu contoh
pertumbuhan sekunder. Sedangkan pertumbuhan primer adalah pertumbuhan tumbuhan yang
menyebakan batang tumbuhan menjadi tinggi dan akar semakin panjang. Pertumbuhan sekunder
pada batang dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam dipengaruhi
genetic dan beberapa hormone pembelahan sel aktif meristem seperti auksin dan giberelin.
Sementara hormone luar (eksternal) dipengaruhi oleh nutrisi, suhu, cahaya, air dan kelembaban.

Lingkaran tahun adalah fenomena alam yang dimanifestasi suatu tumbuhan yang
memiliki cambium. Dan dengan lingkaran tahun kita dapat menghitung usia tumbuhan itu
sendiri. Jadi, bukan manusia atau hewan saja yang memiliki 'umur', bahkan beberapa tumbuhan
pun tiap tahun merayakan 'ulang tahunnya'. Sebuah Sequoia Raksasa di Museum Sejarah Alam
New York, Amerika mengungkapkan berabad-abad sejarah yang disandingkan dengan
pertumbuhan cincin pohon. Pasangan dari tanggal sejarah dengan berabad-abad cincin
pertumbuhan memberi kita pemahaman yang lebih dalam mengenai bagaimana waktu berlalu
dan hal-hal berubah: seperti yang terlihat baik di alam maupun peradaban manusia.

2.3. Kuat Kayu

Ada beberapa macam kekuatan kayu :

1. Kekuatan Tarik
Dua arah kekuatan tarik pada kayu yaitu searah serat kayu atau tegak lurus (melintang)
arah serat kayu. Kekuatan tarik kayu adalah bagaimana reaksi bahan kayu terhadap gaya-
gaya yang menarik kayu. Pada umumnya kayu memiliki kekuatan tarik lebih besar searah
serat kayu.
2. Kekuatan Tekan
Adalah daya tahan kayu terhadap tekanan pada searah serat kayu atau melintang serat
kayu. Kekuatan tekan kayu lebih lemah pada arah melintang serat.
3. Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kekuatan kayu menahan gerakan dan tekanan yang membuat
kayu bergeser (tanpa pukulan) baik itu beban mati ataupun beban hidup. Beban mati
artinya tekanan secara terus menerus pada skala tekanan tertentu. Sedangkan beban hidup
berarti tekanan yang berulang-ulang dan bisa berubah-ubah kekuatannya.
Keteguhan geser kayu paling besar adalah pada posisi melintang serat kayu.
4. Kelenturan (Kekuatan Lengkung)
Kayu juga tahan terhadap gaya yang berusaha melengkungkan kayu dengan satu kali
tekanan secara terus menerus atau berkali-kali (secara mendadak, seperti pukulan).
5. Kekuatan Belah
Daya tahan kekuatan kayu terhadap tekanan belah paling rendah pada posisi searah serat.
Walaupun demikian untuk beberapa jenis kayu tertentu sangat baik apabila kekuatan
belahnya sangat lemah karena jenis kayu ini akan sangat cocok untuk pembuatan atap
sirap atau kayu bakar.

Klasifikasi kekuatan kayu didasarkan pada kekuatan lentur dan kekuatan tekan pada
keadaan kayu kering udara. Kekuatan lentur ditentukan berdasarkan tegangan lentur maksimum
yang diterima oleh kayu hingga putus (tegangan lentur mutlak). Sedangkan kekuatan tekan
ditentukan berdasarkan tegangan tekan maksimum yang diterima oleh kayu hingga pecah
(tegangan tekanan mutlak). Besarnya angka tegangan kayu dinyatakan dengan satuan kg/cm3.
Biasanya semakin kuat suatu jenis kayu semakin besar pula Berat Jenis (BJ)nya.
Klasifikasi kayu di Indonesia menurut Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1961
digolongkan ke dalam 5 (lima) kelas kuat, yaitu kelas kuat I, II, III, IV dan V. Besar tegangan
dan berat jenis masing-masing kelas kuat kayu ditunjukkan dalam Tabel berikut:
BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1. ALAT DAN BAHAN


1 Potongan melintang batang kayu dan sampel kayu
2 Timbangan digital
3 Meteran
4 Jangka sorong

3.2. CARA KERJA


1. Mahasiswa mengambil bahan dan peralatan yang telah disiapkan.
2. Mahasiswa mengidentifikasi bagian bagian bagian penampang melintang kayu kayu.
3. Mahasiswa menentukan umur kayu berdasar gelang tahun.
4. Mahasiswa mengukur dimensi sampel kayu.
5. Mahasiswa menimbang sampel kayu.
6. Mahasiswa menghitung volume dan berat jenis kayu.
7. Mahasiswa menentukan kelas kuat kayu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Mencari massa jenis kayu

Diketahui :

Lebar : 3,35 cm

Panjang : 86,3cm

Tinggi : 3,35 cm

Berat : 687,0 gram

Kelas kuat kayu :3

M 687,0
ρ = : = 0,696 g/cm2
V 968.5

4.2 Pembahasan

Dengan menghitung jumlah lingkaran pohon (disebut Cincin Tahunan atau Annual
Rings) di batang pohon, dapat diketahui berapa tahun pohon itu telah berkembang, dengan kata
lain, kita dapat mengetahui usia bagian dari pohon tersebut. Usia batang pohon bagian bawah
tentunya akan sama dengan usia pohon tersebut. Semakin banyak jumlah cincinnya, semakin tua
usia pohon. Beberapa lingkaran pohon ada yang lebar dan beberapa ada yang sempit. Cincin
lebar terbentuk selama satu tahun ketika cuaca sangat baik untuk pertumbuhan, seperti hangat
dan basah. Lingkaran-lingkaran sempit terbentuk selama tahun-tahun yang kering atau dingin.
Susunannya pun silih berganti antara warna terang dan gelap.Warna terang terbentuk di musim
penghujan dan warna gelap terbentuk di musim kemarau. Sehingga selama setahun, pohon
membentuk 2 lingkaran, terang dan gelap.
Pada praktikum kali ini terdapat 7 lingkaran terang dan 6 lingkaran gelap sehingga dapat
diketahui umur kayu tersebut 6,5 tahun.
BAB V

KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini kirta dapat mengetahui dan mengidentifikasi bagian bagian
kayu serta dapat menentukan umur kayu dengan cara melihat kingkar tahun yang terdapat pada
batang kayu yang di potong secara horizontal. Warna terang terbentuk di musim penghujan dan
warna gelap terbentuk di musim kemarau. Sehingga selama setahun, pohon membentuk 2
lingkaran, terang dan gelap. Selain itu, kita dapat menentukan kelas kuat kayu dengan mengukur
berat jenis kayu tersebut melalui massa dibagi dengan volume kayu sehingga mendapatkan
kisaran angka yang merujuk pada angka kelas kuat kayu.
DAFTAR PUSTAKA

- Aji Seno. 2018. Sifat Bahan Serat dan Kayu. https://blog.ruangguru.com/sifat-bahan-serat-dan-


kayu.

- Hidayat, Eko. 2008. Sifat Mekanik Kayu. http://www.tentangkayu.com/2008/01/sifat-mekanik-


kayu.html.

- 4muda. 2016. Mengenal Bagian Kayu dan 5 Jenis Kayu Furnitur di Indonesia.
https://www.4muda.com/mengenal-bagian-kayu-dan-5-jenis-kayu-furnitur-di-indonesia/

- Radhite. 2015. Inilah Cara Mengukur Umur Pohon dengan Cincin Tahunan (Annual Rings).
http://www.apakabardunia.com/2015/01/inilah-cara-mengukur-umur-pohon-dengan.html

- Builder Indonesia. 2017. Klasifikasi Mutu Kayu, kekuatan Kayu, dan Keawetan Kayu.
https://www.builder.id/klasifikasi-mutu-kayu-kekuatan-kayu-dan-keawetan-kayu/
LAMPIRAN

Foto ketika mengamati lingkar tahun kayu

Anda mungkin juga menyukai