Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Sejarah
Tumbuhan berkayu muncul di alam diperkirakan pertama kali pada 395 hingga 400
juta tahun yang lalu. Manusia telah menggunakan kayu untuk berbagai kebutuhan sejak
ribuan tahun, terutama untuk bahan bakar dan bahan konstruksi untuk membuat rumah
dan senjata serta sebagai bahan baku industri (misal pengemasan dan kertas). Kayu bisa
dijadikan referensi sejarah mengenai kondisi iklim dan cuaca pada masa pohon tersebut
tumbuh melalui variasi jarak antar cincin pertumbuhan.

1.3 Bagian – Bagian Kayu

Gambar 1.1 Mata Kayu

1
Gambar 1.2 Penampang melintang kayu.

Titik bagian dalam adalah empulur, bagian kayu berwarna gelap adalah kayu
teras, dan bagian berwarna terang adalah bagian kayu hidup (kayu gubal, memiliki
pembuluh kayu fungsional). Batang pohon yang dipotong melintang akan
memperlihatkan bagian-bagian kayu, yang kerap kali berbeda warna. Bagian
terdalam adalah empulur yang lunak, lalu ke bagian luar adalah kayu teras, kayu
gubal, dan terakhir adalah pepagan (kulit kayu). Bagian percabangan akan
memperlihatkan pola khusus, yang biasa disebut sebagai "mata kayu".
1.3.1 Cincin pertumbuhan

Cincin pertumbuhan atau juga disebut lingkaran tumbuh adalah gambar pola-pola
terbentuknya cincin pertumbuhan kayu ini adalah karena terjadinya perbedaan musim yang
dialami oleh pohon tersebut. Pada satu tahun pohon akan mengalami periode dengan
pertumbuhan cepat dan periode dengan pertumbuhan yang lambat, dan itu mempengaruhi
pertumbuhan diameter batang pohon. Diameter yang bertumbuh cepat, lalu melambat, akan
membentuk cincin satu tahun, dan seterusnya.

Bagian paling tengah dari cincin pertumbuhan kayu merupakan tahap hidup awal
dari sebuah pohon yangkonsentrik pada penampang melintang kayu. masih mengalami
pertumbuhan relatif lebih cepat, sehingga massa jenisnya lebih rendah dibandingkan dengan
bagian kayu dari cincin pertumbuhan yang dekat dengan kulit terluarnya.

1.3.2 Mata kayu

2
Mata kayu atau knot adalah bagian dari kayu yang merupakan dasar dari
percabangan atau kuncup yang dorman. Mata kayu memiliki pengaruh terhadap
kayu, dan seringkali berpengaruh negatif. Mata kayu mengurangi kekuatan kayu
sehingga akan bernilai rendah ketika
digunakan sebagai struktur bangunan atau keperluan lain di mana kekuatan
menjadi pertimbangan. Namun untuk tujuan seni, keberadaan mata kayu dapat
meningkatkan nilai.
1.3.3 Kayu teras
Kayu teras (disebut juga heartwood, duramen) adalah kayu yang terbentuk
lebih awal pada suatu pohon dan telah mati dan terletak di bagian dalam dari
sebuah kayu. Kayu teras tidak memiliki pembuluh yang berfungsi lagi. Kayu teras
sebelumnya adalah kayu gubal (bagian dari kayu yang masih hidup) yang
mengalami penumpukan mineral. Keberadaan mineral ini menjadikan kayu teras
cenderung lebih keras dibandingkan kayu gubal. Seiring dengan pertumbuhan
kayu, diameter batang melebar, saluran pembuluh baru terbentuk dekat dengan
tepi luar, dan saluran pembuluh yang lebih dalam perlahan mati. Meski dikatakan
telah mati, kayu teras masih menanggapi respon terhadap organisme yang
menyerang kayu, meski hanya sekali. Biasanya kayu teras dapat dibedakan
dengan kayu gubal secara visual. Namun tidak semua tumbuhanberkayu
menghasilkan kayu teras.
Kayu teras bukanlah komponen terpenting dari sebuah pohon, karena pohon
yang sudah berusia terlalu tua, bagian kayu terasnya dapat saja sudah membusuk
namun pohon tersebut masih tetap hidup.
1.3.4 Kayu gubal
Kayu gubal (disebut juga sapwood, alburnum) adalah bagian dari kayu yang
dekat dengan tepi luar dan masih hidup. Semua kayu pada awalnya adalah kayu
gubal hingga ia mati dan membentuk kayu teras. Kayu gubal mengandung
pembuluh yang menghantarkan air dari akar ke daun dan juga untuk menyimpan
air. Semakin banyak jumlah daun, semakin besar volume kayu gubal. Kayu gubal
lebih tebal di batang bagian atas, namun secara volume sama dengan batang
bagian bawah.

1.4 Kayu keras dan kayu lunak

3
Ada kaitan yang erat antara sifat-sifat kayu dengan sifat jenis pohon yang
menghasilkannya. Kerapatan (densitas) kayu bervariasi menurut spesiesnya dan
menentukan kekuatan kayu tersebut. Kayu mahoni dan jati, misalnya, memiliki kerapatan
sedang hingga tinggi, sehingga baik untuk diolah sebagai furniture dan kayu konstruksi.
Akan tetapi kayu dadap dan kapuk kerapatannya rendah, sehingga hanya layak untuk
membuat begisting atau penggunaan lain yang tidak memerlukan banyak kekuatan.
Namun, pengertian 'kayu keras' dan 'kayu lunak' dalam bahasa Inggris (yakni hardwood
dan softwood, berturut-turut) lebih terkait dengan kelompok tumbuhan yang
menghasilkannya. Hardwood dihasilkan oleh jenis-jenis pohon berdaun lebar (kelompok
dikotil), sedangkan softwood dihasilkan oleh pohon-pohon berdaun jarum (konifer).
Dalam kenyataannya, jenis-jenis 'kayu keras' tertentu, yang memiliki kerapatan rendah,
bisa jadi lebih lunak daripada beberapa jenis 'kayu lunak' berkerapatan tinggi.

1.5 Sifat fisik


Setiap jenis kayu memiliki sifat fisik yang bervariasi, yang menentukan kualitas
dan fungsi dari kayu tersebut. Kayu lunak (softwood) misalnya lebih dipilih untuk
menjadi kertas karena mudah dihancurkan dan dijadikan pulp. Sedangkan kayu keras
(hardwood) digunakan sebagai tiang bangunan. Selain itu, keberadaan fitur tertentu
seperti knot (mata kayu) dan warna juga mempengaruhi. Kayu merupakan hasil dari
tumbuhan hidup dengan serat yang tidak homogen, sehingga sifat fisiknya tidak akan
sama secara radial (dari bagian empulur ke luar) dan longitudinal (memanjang kayu, dari
bawah ke atas).

1.6 Kadar air


Air terdapat di dalam kayu dalam bentuk:
 air di dalam dinding sel
 air di dalam protoplasma
 air di antara ruang kosong dan celah antar sel
Secara teori tidak pernah ada kayu yang seratus persen tanpa kadar air meski
dikeringkan di dalam tanur (oven) sekalipun. Sehingga pengukuran kadar kayu
yang, biasanya untuk keperluan kimiawi, kayu yang dikeringkan dengan tanur
dapat dikatakan "kering absolut". Efek keberadaan air di dalam kayu adalah

4
menjadikan kayu lebih lunak dan mudah dibentuk. Sehingga kadar air ini
mempengaruhi sifat fisik lainnya seperti kekuatan tarik dan kekuatan tekan.

1.7 Unsur kimiawi


Selain air, kayu memiliki tiga komponen utama, yaitu selulosa, hemiselulosa,
lignin. Gabungan dari ketiganya disebut dengan lignoselulosa. Selulosa merupakan
senyawa polimer kristalin turunan dari glukosa, yang mengisi sekitar 41-43% dari kayu.
Hemiselulosa merupakan pentosa yang terhubung secara tidak beraturan, dan mengisi
20% pada tumbuhan berdaun lebar, dan 30% di konifer. Lignin tersusun dari cincin
aromatik hidrokarbon yang memiliki sifat hidrofobik dan mengisi sekitar 23% pada
tumbuhan berdaun lebar dan 27% pada konifer. Dalam ilmu kimia, perbedaan antara kayu
keras dan kayu lunak ada pada jumlah dan jenis lignin yang terkandung di dalamnya.

1.8 Senyawa ekstraktif


Selain lignoselulosa, kayu terdiri dari berbagai jenis senyawa organik yang disebut
dengan senyawa ekstraktif yang jumlah dan jenisnya bervariasi tergantung dari spesies
pohonnya. Kayu memiliki senyawa ekstraktif berupa asam lemak, resin, lilin, dan terpena.
Senyawa ekstraktif ini memiliki manfaat seperti melindungi batang kayu dari hama.
Senyawa ekstraktif merupakan salah satu dari hasil hutan non-kayu.

1.9 Kayu Monokotil

Gambar 1.2 Kelapa merupakan tumbuhan monokotil yang menghasilkan "kayu"

5
Secara kasar, terdapat berbagai jenis batang yang dalam definisi non-botani
(terutama dalam perdagangan) juga disebut dengan kayu. Bambu secara botani merupakan
monokotil dari suku rumput-rumputan yang memiliki batang dengan kekuatan yang dapat
disetarakan dengan kayu. Saat ini bambu banyak digunakan sebagai bahan bangunan, lantai,
papan, dan sebagainya di mana sebelumnya didominasi oleh kayu. Batang tumbuhan
monokotil lainnya yang juga disebut kayu adalah batang pohon palem. Batang dari pohon
genus Pandanus, Dracaena, dan Cordyline juga dapat digunakan sebagai pengganti kayu
dalam skala kecil.

1.10 Manfaat
1. Bahan bakar
Kayu telah lama digunakan sebagai bahan bakar hingga saat ini, terutama di
pedesaan. Kayu keras lebih dipilih sebagai bahan bakar karena mampu terbakar
lebih lama dengan asap yang lebih sedikit. Tungku pembakaran dengan cerobong
asap (fireplace) banyak dibangun di rumah di kawasan beriklim sedang yang
bertujuan untuk memberikan kehangatan di dalam rumah. Selain dibakar secara
langsung, kayu dapat dijadikan biofuel dengan mengolah biomassa lignoselulosa
dengan gasifikasi, pirolisis, dan biokimia menghasilkan berbagai jenis bahan
bakar seperti syngas, biometanol, bioetanol, dimetil eter, dan butanol tergantung
jenis proses yang digunakan.

2. Seni
Kayu telah lama digunakan sebagai media seni untuk membuat pahatan kayu.
Patung totem hasil karya masyarakat pribumi Amerika Utara dibuat dari kayu konifer,
biasanya Cedar Merah (Thuja plicata). Berbagai jenis alat musik, seperti biola dan gitar
terbuat dari kayu. Jenis kayu yang dipilih disesuaikan dengan nada yang diinginkan.
3. Olahraga
Berbagai peralatan olahraga seperti pemukul baseball dan lantai arena basket terbuat dari
kayu. Papan ski, tongkat hockey, busur panah juga biasanya terbuat dari kayu namun kini
telah banyak digantikan oleh bahan polimer dan logam.
4. Kedokteran

6
Pada tahun 2010, para ilmuwan italia mengatakan bahwa kayu dapat digunakan
sebagai bahan pengganti tulang. Diperkirakan pada tahun 2015 metode ini dapat
diaplikasikan ke manusia.
5. Bahan salib Kristen
Kayu merupakan bahan yang digunakan dalam peristiwa penyaliban Yesus (crux
dalam bahasa Latin; stauros dan xylon dalam bahasa Yunani), berupa sebuah balok kayu
tegak dengan tambahan palang horisontal sehingga membentuk "salib" atau struktur
berbentuk T. Kata crux dalam zaman pra-imperial Romawi merujuk pada tiang gantungan
atau tiang pancang, suatu instrumen yang terbuat dari kayu dan digunakan untuk
melakukan eksekusi, namun belum tentu bersilangan atau membentuk "salib".
Dalam Perjanjian Baru, Petrus tercatat dua kali menggunakan kata xylon (dalam
Alkitab bahasa Inggris "tree", dalam Alkitab TB "kayu salib") sementara Paulus hanya
satu kali menggunakan kata xylon. Dalam naskah naskah Yunani, kata xylon (secara
harfiah bermakna "potongan kayu") dapat digunakan untuk menyebut setiap objek yang
terbuat dari kayu, termasuk dalam konteks yang berbeda-beda, tiang gantungan, batang
kayu, patok dan pancang. Karenanya, salib Kristen tradisional dengan palang horisontal
juga dapat disebut xylon. Pesta Salib Suci dirayakan sebagai penghormatan secara khusus
terhadap kayu salib yang digunakan dalam peristiwa penyaliban Yesus.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis Kayu Softwood dan Hardwood


Kayu terbagi dalam dua kategori besar, yaitu kayu lunak (softwood) dan kayu
keras (hardwood). Kayu lunak berdaun jarum. Sedangkan kayu keras berdaun
lebar. Ciri kayu lunak dan kayu keras: kayu lunak tidak mengugurkan, sedangkan
kayu keras menggugurkan daun kayu lunak mempunyai tempurung biji yang
lunak, sedangkan kayu keras mempunyai tempurung biji keras kayu lunak
bertajuk meruncing, sedangkan kayu keras bertajuk melebar kayu lunak tidak

7
memiliki pori, sedangkan kayu keras memiliki pori contoh kayu lunak: pinus,
agathis, melur. Contoh kayu keras: jati, bengkirai, keruing.
Terdapat istilah Hardwood dan Softwood yang memiliki arti berbeda dengan hard
wood & soft wood.
Hardwood berarti kayu dari pohon berdaun lebar, sedangkan softwood berarti
kayu dari pohon berdaun jarum. Kedua istilah tersebut membedakan kayu dari
jenis daunnya. Sedangkan hard wood yang dimaksud (dengan spasi) adalah kayu
yang keras dalam arti sesungguhnya dan soft wood adalah kayu yang lunak. Kayu
yang dikategorikan hardwood tidak berarti keras dan kayu yang dikategorikan
softwood tidak pula berarti kayu tersebut lunak. Ada ‘soft hardwood’ dan ada juga
‘hard softwood’.
Tidak terdapat metode khusus di laboratorium yang mengindentifikasi kayu
keras atau kayu lunak. Secara praktis kita bisa menggunakan kuku ibu jari untuk
melakukan pengetesan dengan cara menekan permukaan kayu dengan ibu jari.

2.2 Jenis Kayu Hardwood


1. Kayu Bangkirai
Di dalam negeri lebih dikenal dengan nama kayu Bangkirai, sedangkan
di luar Indonesia lebih dikenal dengan nama Yellow Balau atau kadang
hanya disebutkan Balau, yang sebenarnya merupakan nama dari Malaysia.
Kayu ini hanya ditemukan banyak di Indonesia, Malaysia & Filipina.
Pohon Bangkirai bisa berdiameter hingga 120 cm dan tinggi pohon
mencapai 40 meter. Diamater rata-rata adalah 70-90cm. Kayu berwarna
kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow
balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan
warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu
teras kadang terlihat coklat kemerahan.
Densitas Kekerasan kayu Bangkirai cukup tinggi, antara 880-990
kg/m3 pada kekeringan MC 12%. Bahkan bisa mencapai 1050 kg/m3.
Pengeringan Proses pengeringan Bangkirai dengan suhu normal adalah 12-
25 hari. Resiko paling besar adalah kayu melengkung atau bahkan retak
pada saat masih di dalam ruang oven. Proses Mesin Jenis serat dengan
ikatan kuat, proses mesin akan cukup mudah dan halus, namaun setelah
beberapa jam berada di udara terbuka, Serat Bangkirai memiliki

8
kecenderungan terbuka dan 'melintir' sehingga kurang cocok untuk
konstruksi yang membutuhkan kestabilan tinggi. Namun karena
kekerasannya, bangkirai sangat cocok untuk produk decking, outdoor
furniture, konstruksi jembatan, pergola dan konstruksi berat lainnya.
 Spesies:
Bangkirai
 Nama Local:
Bangkirai
 Nama Latin:
Shorea laevifolia Endert
 Habitat:
Pada tanah liat, berpasir dan tanah podzolik. Pada hutan tropis dengan
curah hujan A dan B
 Distribusi:
Kalimantan
 Manfaat/Keunikan:
Kayu bangunan, jembatan, tiang listrik, bantalan rel kereta api, kayu
perkapalan dan konstruksi berat lainnya

Gambar 2.1 Kayu Bengkirai


Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu Hardwood Kayu Bangkirai
termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan
Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai
tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut
dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya
pinhole.
Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood
filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu
bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk
material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis
kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan

9
material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor
flooring / decking, dll.
Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau
Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh
karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu
teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja
dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan.
2. Kegunaan
Kayu bengkirai adalah kayu yang juga sering digunakan untuk bahan
bangunan. Kayu ini lebih sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
bangunan eksterior. Hal ini dikarenakan kayu bengkarai lebih kuat, awet
dan juga tahan dari berbagai cuaca. jadi, kayu bengkarai ini sering
dijadikan kerangka atap dan juga listplank dan sebagainya. Kayu
bengkarai bisa di dapatkan dari hutan tropis yang ada di Kalimantan.
Warna pohon bengkirai adalah kuning agak kecoklatan. Sehingga pohon
ini juga diberi nama sebagai pohon yello balau.

3. Jenis Kayu Softwood


1. Kayu Agathis

10
Kayu Agathis adalah salah satu jenis kayu yang biasa
digunakan sebagai bahan furnitur kayu. Kayu ini memiliki spesifikasi
khusus yang membedakannya dengan jenis kayu lainnya.
Kayu Agathis adalah kayu yang berasal dari pohon damar atau
yang memiliki nama latin Agathis dammara. Pohon ini banyak tersebar
di Indonesia terutama di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Irian. Seringkali, kayu ini
dicampuradukkan dengan kayu damar, terutama bagi mereka yang
masih awam. Padahal, meskipun berasal dari pohon damar, kayu ini
bukan merupakan kayu damar. Istilah kayu damar mengacu pada kayu
yang berasal dari spesies pohon dalam genus Araucaria.
Kayu Agathis banyak diperdagangkan di kawasan Indonesia
dan Asia Tenggara. Mutunya yang relatif baik, menjadikan kayu ini
banyak digunakan dalam industri furniture. Kayu ini sering dijadikan
sebagai bahan untuk membuat meja, kursi, kabinet dapur, gitar,
plywood, korek api, konstruksi ringan, hingga triplek dan multiplek.

 Karakter Kayu Agathis


Berikut ini ciri-ciri kayu Agathis yang seringkali
dijadikan pertimbangan untuk menggunakan kayu ini pada
bidang industri furniture: Kayu Agatis adalah salah satu jenis
kayu yang biasa digunakan sebagai bahan furnitur kayu.

 Berat
Kayu agatis termasuk kayu yang terbilang ringan bila
dibandingkan dengan jenis kayu lainnya, meskipun tidak seringan
kayu sengon. Kayu ini memiliki berat jenis rata-rata sebensar 0,49.
 Kekekrasan
Kayu ini memiliki tingkat kekerasan sedang.
 Keawetan

11
Kayu ini termasuk jenis kayu yang tidak terlalu awet. Namun
demikian, kayu ini juga tidak terlalu mudah lapuk bila
dibandingkan dengan jenis kayu lainnya.
 Pengeringan
Kayu agathis termasuk kayu yang harus sesegera mungkin
dikeringkan. Hal ini dikarenakan kerentanannya pada hama
jamur. Kelebihan kayu ini adalah tergolong kayu yang mudah
untuk dikeringkan.
 Daya Retak
Salah satu letak keunggulan kayu agahtis adalah daya retaknya
yang tergolong rendah.
 Kemudahan Pengolahan
Kayu agathis termasuk kayu yang tergolong mudah untuk diolah.
Selain mudah dikeringkan, kayu ini juga sangat mudah untuk
dipotong, diserut, didesain dengan bentuk tertentu, dan berbagai
jenis pengolahan lainnya.
 Warna
Warna kayu Agathis cenderung seragam pada bagian pinggir
(gubal) dan tengahnya (teras). Sehingga kita tidak akan melihat
atau sulit melihat perbedaan yang signifikan pada bagian pinggir
dan tengahnya. Warna yang umum pada kayu ini adalah kuning
agak keputih-putihan. Namun demikian, terdapat variasi lain yang
kadang ditemui yakni kuning kecoklatan hingga agak kemerahan.

 Serat
Kayu agathis memiliki arah serat yang bervariasi. Arah serat yang
domoinan pada kayu ini adalah lurus. Akan tetapi, terdapat pula
variasi lainnya yakni pola serat terpilin.
 Permukaan
Permukaan kayu ini terasa licin bila diraba.
 Tekstur

12
Salah satu keunggulan kayu Agathis adalah teksturnya. Kayu ini
banyak digunakan dalam industri furniture karena teksturnya yang
halus serta merata.
Jenis kayu ini dikembangbiakkan dari perkembangbiakan dengan biji, dan
kemudian memiliki berbagai jenis, diantaranya:
 Agathis alba
 Agathis loranthifolia
 Agathis philippinensis
 Agathis pinus dammara
 Agathis regia
 Abies dammara
 Dammara alba rumph
 Dammara loranthifolia
 Dammara orientalis Lamb
 Dammara rumphii Presl
 Pinus dammara Lamb

Berbagai jenis pohon damar dapat tumbuh diberbagai daerah di Indonesia


seperti di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Papua dan Maluku.

2. Pemanfaatan Kayu Agathis

Kayu asli Indonesia ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan furniture,
karena dikenal dengan kualitas kayu yang sangat baik. Produk furniture dari kayu
agathis ini banyak dijual bahkan sampai ke luar negeri. Kayu agathis dikenal memiliki
beberapa karakternya yang berat, keras, awet, memiliki daya retak yang rendah,
mudah dalam pengolahannya, memiliki warna kayu yang bagus, memiliki arah serat
kayu yang bervariasi, tekstur kayu yang halus serta permukaan kayunya licin. Selain
dimanfaatkan untuk bahan furniture, kayu agathis juga dimanfaatkan sebagai :

1. Bahan kayu untuk membuat tiang perahu.


2. Bahan pembuatan peti kemas.
3. Digunakan untuk membuat alat musik, seperti gitar karena memiliki resonansi yang
bagus.
4. Melapisi kayu korek api agar mudah terbakar.
5. Sebagai bahan campuran untuk membuat minyak wangi atau parfum.
6. Dijadikan salah satu campuran dalam pembuatan lem.
7. Bahan pembuatan dupa untuk ritual keagamaan.
8. Menjadi salah satu campuran bahan pembuatan pewarna batik.
9. Manfaat Kayu Agathis Untuk Kesehatan tidak hanya dimanfaatkan untuk kepentingan
furniture, pertukangan dan sejenisnya, kayu agathis juga memiliki manfaat lain yakni
digunakan untuk kesehatan. beberapa manfaat kayu agathis untuk kesehatan
diantaranya:

 Digunakan Sebagai Obat Herbal

13
Kayu agathis yang berasal dari jenis batang Agathis macrophylia dapat
digunakan sebagai obat herbal. Di Fiji, kulit batang kayu agathis ini sangat dikenal
sebagai salah satu pengobatan tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi
beberapa masalah kesehatan di Fiji.

14

Anda mungkin juga menyukai