Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

TINJAUAN PEKERJAAN

4.1 Pelaksanaan Pekerjaan Proyek

Mengingat banyaknya item pekerjaan serta terbatasnya waktu kegiatan


selama praktek kerja lapangan berlangsung, maka pada kesempatan ini penulis
hanya meninjau khusus “Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Intake”. Pada proyek
ini terdapat beberapa item pekerjaan, antara lain :

1) Galian tanah biasa dengan alat berat untuk intake

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan galian tanah pondasi


bangunan,pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan alat berat
berupa Hydraulic Exavator.

Berikut adalah metode pelaksanaan dan perhitungan volume


pekerjaan Galian Pondasi Bangunan intake :

a) Peralatan yang digunakan


1. Hydraulic Excavator
b) Tenaga Kerja
1. Operator Alat Berat
2. Pembantu Operator
c) Cara pelaksanaan

1. Sebelum pekerjaan ini dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan


pengukuran kemudian dibuat batas-batas galian, kedalaman
galian, dan kemiringan terhadap elevasi rencana

2. Kemudian Hydraulic Excavator merubuhkan dan meratakan


hasil penggalian.

2) Plesteran, 1 PC : 4 PP : 3 Kr
a) Peralatan yang digunakan

53
1. Sekop
2. Sendok spesi
3. Ember
4. Benang
b) Bahan
1. Pasir
2. Semen
3. Air
c) Tenaga kerja
1. Kepala Tukang
2. Tukang batu
3. Pekerja
4. Mandor
d) Cara pelaksanaan
1. Materil dan alat disiapkan dilokasi pekerjaan.
Material yang dipakai adalah : pasir, semen, dan air. Pasir
dibersihkan dari semua kotoran, air yang dipakai adalah air
dari sumber air tanah.
Pekerja mempersiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen :
4 pasir pasang : 3 kerikil
2. Pasir dimasukkan kedalam kedalam concrete mixer terlebih
dahulu kemudian semen dengan perbandingan diatas diaduk
sampai pasir dan semen bercampur. Setelah terasa sudah
tercampur baru diberi air bersih secukupnya sesuai dengan
kebutuhan spesi dengan posisi concrete mixer masih
mengaduk. Setelah spesi sudah matang/campuran semen,
pasir, dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat
spesi.
3. Spesi dibawa ketempat pasang plesteran dimana tukang batu
dan pekerja sudah siap ditempat.
4. Sebelum plesteran dipasang terlebih dahulu semua
permukaan yang akan di plester dibersihkan. Apabila bidang

54
yang akan diplester terlalu kering maka terlebih dahulu
permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk
mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi
baru.
5. Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 (satu) lapis sampai jumlah
ketebalan 1,5 cm dan dihaluskan dengan air semen atau
sesuai dengan spektek dan petunjuk dari direksi.
6. Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan
plesteran yang sudah selesai karena pengerasan, maka
permukaan plesteran yang sudah selesai harus dibasahi
dengan air selama 7 (tujuh) hari berturut-turut atau sesuai
dengan spektek dan petunjuk dari direksi.
7. Plesteran dibentuk sesuai dengan gambar kerja atau sesuai
dengan petunjuk direksi lapangan dan dirapikan sehingga
terlihat bagus.
8. Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan
dibuang.
3) Pekerjaan beton (Mutu K-175)
1. Pekerjaan Beton rumah pengaman
2. Pekerjaan Beton plat injak + skerm banjir
a) Bekisting dan perancah
1. Peralatan yang digunakan
a) Alat bantu
b) Bahan
1. Tripleks 9 mm
2. Kayu kelas III, Kaso 5/7 cm
3. Paku
4. Minyak begisting
c) Tenaga kerja
1. Pekerja
2. Tukang kayu
3. Kepala tukang

55
4. Mandor
d) Cara Pelaksanaan
1. Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan beton terpasang
2. Begisting dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran beton
yang akan dicor
3. Permukaan begisting dilapisi dengan minyak begisting
sehingga memudahkan saat pembongkaran dan hasilnya
rapi serta licin.
b) Baja Tulangan BJ 24 polos
1. Baja Tulangan BJ 24 polos (Plat)
2. Baja Tulangan BJ 24 polos (kolom & balok)
a. Peralatan yang digunakan
1. Alat bantu
2. Bahan
3. Besi beton (polos / ullir)
4. Kawat ikat
b. Tenaga kerja
1. Pekerja
2. Tukang besi
3. Kepala tukang
4. Mandor
c. Cara Pelaksanaan
1. Ukuran besi tulangan digunakan sesuai ukuran dalam
gambar kerja. Besi dipotong sesuai ukuran dalam gambar
kerja
2. Kemudian besi dibengkokkan / ditekuk sesuai ukuran
dalam gambar kerja.
3. Besi tulangan kemudian diikat dengan kawat ikat beton
sesuai ukuran dalam gambar kerja.
c) Pengecoran beton Mutu K-225
1. Peralatan yang digunakan

Alat bantu

56
2. Bahan
a. Semen
b. Pasir
c. Air
d. Batu pecah 2-3 cm
3. Tenaga kerja
e. Pekerja
f. Tukang batu
g. Kepala tukang
h. Mandor
4. Cara Pelaksanaan
1. Pekerjaan ini dilakukan apabila begisting dan tulangan
terpasang
2. Memasang profil sebagai acuan untuk menunjukkn batas,
ukuran, bentuk dan elevasi
3. Pencampuran material dilakukan secara manual dengan
takaran 1pc : 4pp : 3 kr. tambahkan air kemudian aduk rata.
4. Tempat penampungan campuran harus terbuat dari
kayu,seng atau bahan lain yang tidak mempengarui kualitas
beton segar
5. Bidang dasar yang menerima campuran beton harus bersih
dari kotoran dan dibasahi.
6. Pengecoran pada begisring yang telah dibuat
7. Pemadatan beton dilakukan secara manual dan berhati-hati
agar begisting tidak terbongkar
8. Selama pengecoran beton dipadatkan menggunakan
penusuk besi beton
9. Pemadatan dilakukan sampai sedikit mungkin terdapat
rongga pada beton yang dicor.
10. Permukaan beton dirapihkan dan diratakan
11. Perawatan beton dilakukan minimal 7 hari.

57
4.2 Perhitungan Volume Pekerjaan

Yang dimaksud dengan volume pekerjaan adalah menghitung jumlah


banyaknya volume pekerjaan agar dapat mengetahui material / bahan serta biaya
yang digunakan dalam satu proyek kostruksi. Berikut ini adalah gambar sketsa
dan gambar dari proyek pekerjaan bangunan intake di desa koliduki I.
1. Galian tanah biasa pada intake
a. Intake ( panjang 15 m)
2. Tenaga kerja
a. Pembantu surveyor = 2 orang
b. Operator exavator = 1 orang
3. Alat – alat yang digunakan
a. Waterpass = 1 unit
b. Exavator = 2 unit
c. Theodolit = 1 unit
4. Perhitungan volume
Luas =bxh volume = luas x panjang

= 5,40m x 5,00m = 27,00 m2 x 15m

= 27,00 m2 = 375,00 m3

58
Sketsa dan Gambar Pelaksanaan Proyek

2.Pekerjaan Lantai Beton K-125 ( Panjang 15 m )

a. Tenaga kerja
1. Kepala tukang = 1 orang
2. Tukang = 8 orang
3. Mandor = 1 orang
b. Alat – alat yang digunakan
Peralatan tukang
c. Bahan – bahan yang digunakan
1. Semen portlant
2. Pasir pasang
3. Kerikil
4. Air
d. Perhitungan Volume
Luas = (1,50x0,60)
= 0,9m2

Volume = luas x panjang

= 0,9 m2 x 15m

=13,5 m3

59
e. Sketsa dan Gambar Pelaksanaan Proyek

1.90
0.60 0.60

0.30

5.20

0.60
1.10
1.10
0.50

1.30 1.50

TULANGAN POT. I - I
Skala 1 : 50

Sketsa dan Gambar Pelaksanaan Proyek

3. Pekerjaan Banjir Skerm ( Beton K-225 )

a. Tenaga Kerja
1. Kepala Tukang = 1 orang
2. Tukang = 10 orang
3. Pelaksana = 1 orang
b. Alat – alat yang digunakan
1. Beton K-225
2. Peralatan tukang
c. Perhitungan Volume
Luas I = panjang x lebar
= 2,00x0,30

60
= 0,6m2
Luas II = panjang x lebar x tebal

= 4,30x0,30x0,35
= 0,4515 m3
Volume I + II
= 0,6m2+0,4515 m3
= 1,0515 m3

2.00
0.20

0.30

4.30

0.20 0.30
0.35

TAMPAK SAMPING BANJIR SKERM


Skala 1 : 50

61
Sketsa dan Gambar Pelaksanaan Proyek

4.3 Pengendalian Pekerjaan

Pengendalian dalam bidang konstruksi menurut Nugraha (1965) adalah


membandingkan apa yang direncanakan dan apa yang dilaksanakan. Tujuan dari
pengendalian adalah untuk mendirikan suatu konstruksi bangunan yang sesuai
dengan apa yang sudah di rencanakan oleh konsultan perencana dalam batasan
biaya dan waktu yang telah disepakati mutu dan kualitasnya.

Pengendalian Pekerjaan meliputi :

4.3.1 Pengendalian Alat

Sistem pengendalian alat adalah suatu sistem pengendalian yang dirancang agar
alat-alat yang digunakan dalam semua jenis pekerjaan dalam proyek tersebut
sesuai dengan perjanjian yang tertera dalam kontrak. Adapun tujuan lain dari
pengendalian alat agar alat-alat yang digunakan masih dalam keadaan baik dan
masih layak dipakai.

4.3.2 Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu adalah suatu bentuk sistem untuk mengendalikan mutu dari
bahan-bahan yang digunakan pada pelaksanaan suatu proyek. Tujuan dari
pengendalian mutu adalah agar bahan-bahan yang digunakan pada proyek tersebut
sesuai dengan spesifikasi yang ada dalam kontrak sehingga kualitas proyek dapat
terjamin sesuai dengan yang diharapkan.

62
Pengendalian Mutu terdiri atas:

1. Pengecekan dan pengkajian, yaitu melakukan pengecekan dan pengkajian


terhadap gambar konstruksi dan perhitungan
2. Pemeriksaan kemampuan peralatan, yaitu pemeriksaan terhadap
kemampuan fisik alat dengan melakukan uji coba pada alat tersebut.
3. Pengujian dengan pengambilan conth, yaitu bahan yang akan digunakan
untuk suatu konstruksi sebaiknya diuji atau diperiksa terlebih dahulu
dilaboratorium.

Pada proyek pembangunan bendung D.I Kolidoki I pengendalian mutu


tidak terlaksana 100% karena terdapat beberapa masalah. Salah satunya adalah
kesalahan pekerja yang tidak diawasi oleh pelaksana sehingga menyebabkan
kerusakan pada beberapa item pekerjaan dan harus mengerjakan ulang pada
beberapa item pekerjaan. Selebihnya pengendalian mutu pada alat dan bahan
berjalan dengan baik sesuai dengan prosedur.

4.3.3 Pengendalian Waktu

Pengendalian waktu adalah suatu bentuk sistem pengendalian pekerjan


pembangunan sarana/prasana pengendalian banjir sungai Noel Puames.

Pengendalian Waktu terdiri atas :

1. Pengawasan secara teratur terhadap pelaksanaan pekerjaan pembangunan


sarana/prasarana pengendalian banjir sungai Noel Puames.
2. Pelaksanaan pekerjaan pembangunan pada bendung D.I Kolidoki I ini
dintentukan selama 9 (sembilan) jam dalam sehari yaitu jam 08.00-17.00
wita dan waktu istirahat jam 12.00-14.00. Dan jika pekerjaan
terhalang/terhambat oleh keadaan cuaca seperti hujan maka pekerjaan
dikerjakan/dilanjutkan pada malam dengan bantuan cahaya dari lampu
sorot.

63
4.4 Time Schedule Jadwal PKL

64

Anda mungkin juga menyukai