Anda di halaman 1dari 29

Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Pelanggan

Pada Cabang PT TIKI Palembang


Jalan Letkol Iskandar No 241 B Palembang

PROPOSAL LAPORAN AKHIR

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III


Jurusan Administrasi Bisnis Program Studi Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Sriwijaya

Oleh
Yullyyana
061430601432

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
2017
JUDUL LAPORAN AKHIR :PENGARUH KUALITAS PELAYANAN
JASA TERHADAP KEPUASAN
PELANGGAN PADA CABANG PT TIKI
PALEMBANG JALAN LETKOL
ISAKANDAR NO 241 B PALEMBANG
JENIS LAPORAN AKHIR : PENELITIAN
BIDANG ILMU : MANAJEMEN PEMASARAN

I. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Kebutuhan masyarakat di Indonesia pada saat ini sudah semakin
bertambah dan mengikuti perkembangan zaman, persaingan dalam bidang
usaha pun kian gencar dan tingkat konsumen semakin meningkat tiap
tahunnya. Perusahaan yang mampu bersaing dalam pasar adalah
perusahaan yang dapat menyediakan produk atau jasa bekualitas. Hal ini
dimaksudkan agar seluruh barang atau jasa yang tawarkan akan mendapat
tempat yang baik di mata masyarakat selaku konsumen dalam memilih
barang dan jasa yang nantinya mempengaruhi jenis, cita rasa barang dan
jasa yang dibelinya. Dalam membeli suatu produk atau jasa, para
konsumen tidak ingin memilih suatu produk atau jasa yang tidak memiliki
standard mutu. Apa yang membuat konsumen akan puas atau tidak puas
terhadap suatu produk atau jasa.
Terlebih pada saat ini sedang trendnya bisnis online, dalam
kegiatan berbisnis online saat ini sudah sangat berkembang dengan cepat,
kemudahan dalam menawarkan dan membeli suatu produk di situs-situs
online membuat banyak masyarakat di Indonesia membeli produk secara
online. Pembeli hanya menunggu dirumah dan barangpun akan segera
sampai pada tujuan. Dalam hal ini jasa pengiriman barang sangat berperan
penting terhadap kegiatan jual beli online sebagai media penyambung
antara penjual dan pembeli dalam media pendistribusian barang.
Perkembangan pada sector jasa pengiriman barang dapat dilihat dari
semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat atau konsumen akan
industry jasa pengiriman.
Sehingga menimbulkan banyak usaha dibidang jasa pengiriman
barang atau disebut freight forwarder yaitu pengiriman barang dapat
dilakukan dalam waktu yang cepat dan lebih mudah ke seluruh Indonesia.
Persaingan yang semakin ketat tidak dapat dihindari oleh setiap
perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya. Dalam hal ini
perusahaan dituntut untuk semakin kreatif dan inofatif dalam memanjakan
konsumen melalui penawaran dengan memberikan pelayanan yang baik
dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan, sehingga mampu menciptakan kepuasan bagi pelanggan.
Dengan adanya kualitas pelayanan yang baik, akan menciptakan kepuasan
kepada para pelanggannya. Konsumen akan merasa puas jika suatu
pelayanan jasa sesuai dengan harapan bahkan melebihi dari apa yang
mereka harapkan.
Banyaknya jasa pengiriman barang di Indonesia sudah banyak
sekali bermunculan dan saat ini cukup membantu masyarakat yang ingin
menemukan layanan jasa pengiriman sesuai dengan keinginan berdasarkan
harga, waktu atau lamanya pengiriman, tujuan pengiriman, jenis barang
yang dikirim dan nama jasa perusahaan pengiriman. Salah satunya adalah
TIKI yang menawarkan jasa pengiriman barang, dalam menghadapi
persaingan yang ketat dalam bisnis jasa ini dibutuhkan fasilitas yang dapat
memberikan kepuasan terhadap layanan jasa tersebut. Semakin bagus dan
memuaskan layanan jasa di percaya akan mendapatkan kesuksesan dan
keberhasilan dalam mendirikan usaha tersebut.
Menurut Lupiyoadi (2013:7), jasa pada dasarnya merupakan semua
aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk
fisik atau konstruksi, yang umumnya dikonsumsi pada saat yang sama
dengan waktu dihasilkan dan memberikan nilai tambah (misalnya:
kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau keehatan) atau pemecah atas
masalah yang dihadapi oleh konsumen.
Untuk dapat menempatkan perusahaan di hati para pelanggan,
perusahaan harus mempertimbangkan kepuasan pelanggan sebagai tujuan
yang harus dicapai dan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik
kepada pelanggannya agar mereka merasa puas terhadap pelayanan jasa
yang mereka rasakan.
Terlebih TIKI yang ada di daerah sumsel telah memiliki outlet
sebanyak 106 outlet. Terutama TIKI di Jl. Letkol Iskandar No.241 B
Palembang telah beberapa kali mendapatkan penghargaan sepeti Top
Brand Award 2012, dan Indonesia Most favorite women brand 2015,
Indonesia WOW Brand 2015, dan Express Courier Service 2015.

Tabel 1.1
Jumlah Pengguna Jasa Pengiriman
Pada TIKI Jl. Letkol Iskandar No.241 B Palembang

N Tahun Jumlah
o
1. 2014 2.283
2. 2015 2.442
3. 2016 2.630
Sumber: TIKI Jl. Lelkol Iskandar No.241 B Palembang tahun 2014 – 2016

Dilihat dari tabel jumlah pengunjung diatas, bahwa setiap tahunnya jumlah
pelanggan TIKI di Jl. Letkol Iskandar No.241 B Palembang mengalami
peningkatan dantelah mendapatkan beberapa penghargaan. Hal tersebut di
karenakan adanya kualitas pelayanan jasa yang baik, sehingga pelanggan
dapat tertarik untuk terus menerus menggunakan jasa pengiriman barang
di TIKI Jln. Letkol Iskandar No.241 B Palembang.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik
untuk menganalisis tingkat kepuasan pelayanan jasa dalam meningkatkan
kepuasan pelanggan di TIKI Jln. Letkol Iskandar No.241 BPalembang.
Sehingga penulis mengambil judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa
Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Cabang PT TIKI Palembang”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang
diatas maka permasalahan yang akan diambil yakni:
1. Apakah kualitas pelayanan jasa berpengaruh terhadap kepuasan bagi
pelanggan di cabang TIKI Jl. Letkol Iskandar No. 241 B Palembang.
2. Dimensi kualitas pelayanan jasa manakah yang paling dominan
terhadap kepuasan pelanggan di cabang TIKI Jl. Letkol Iskandar No.
241 B Palembang.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan


Batasan ruang lingkup ini dilakukan agar permasalahan yang
dibahas lebih terarah, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan
yaitu: Mengenai kualitas pelayanan jasa dengan mengukur 5 dimensi
kualitas jasa, yaitu: Tangiable atau Buktifisik, Realibility atau keandalan,
Responsiveness atau daya tanggap, Assurance atau jaminan, dan Emphaty
atau empati.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penilitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan jasa terhadap
kepuasan pelanggan pada cabang TIKIdi Jl. Letkol Iskandar No.241 B
Palembang.
2. Untuk mengetahui dimensi mana yang paling dominan bagi kepuasan
pelanggan

1.4.2 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis
Membuka wacana baru dan mampu menerapkan ilmu yang diterima
penulis selama ini serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan
bagi penulis mengenai kenyataan yang berkaitan dengan bidang
manajemen pemasaran, khususnya mengenai pelayanan dan
pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggann.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi yang
berguna sebagai salah satu masukan bagi perusahaan mengenai
pelayanan yang lebih baik lagi kepada para pelanggan dan mencapai
tujuan yang diinginkan oleh perusahaan tersebut.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok yang perlu dilakukan
oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan
karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara
langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat
dikatikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya
dengan konsumen. Berikut ini ada beberapa definisi pemasaran yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut:
Menurut Kotler (2004:7), pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial yang didalam individu dan kelompok mendapatkan apa yang
merekabutuhkan dan inginkan degan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Downey (2002:3), pemasaran didefinisikan sebgai telaah


terhadap aliran produk secara fisik dan ekonomik dari produsen melalui
pedagang perantara sampai ke tangan konsumen. Berdasarkan definisi
tesebut, maka dapat ditarik kedsimpulan bahwa kegiatan bisnis harus
berorientasi ke pasar atau konsumen. Keinginan konsumen juga harus
dipuaskan secara efektif, agar pemasaran berhasil makan perusahaan harus
memaksimalkan penjualan yang menghasilkan laba dalam jangka panjang.

2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran


Dalam manajemen terdapat fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan maka dalam manajemen
pemasaran juga dipakai fungsi-fungsi tersebut untuk melakukan
pelaksanaan pemasaran. Dalam perkembangan pemasaran untuk membidik
pasar sasaran, mereaih dan mempertahankan pasar membutuhkan
manajemen pemasaran agar didapat konsep dasar strategi pemasaran seperti
segmentasi pasar, target pasar dan posisi pasar. Pengertian manajemen
pemasaran dari beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Menurut Kotler dan Keller (2012:5), manajemen pemasaran adalah
sebagai seni dan sains memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga,
dan menumbuhkan pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan
komunikasi kepada pelanggan yang baik.

Definisi lain yang dikemukakan oleh Daryanto (2011:6), mengatakan


manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan dan
pengenalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran
dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen


pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan
mendapatkan, menjaga ddan menumbuhkan pelanggan serta
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan pasar sasaran dengan
maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

2.1.3 Pemasaran Jasa


Jasa berbeda dengan produk karena secara kasat mata tidak dapat
dilihat menimbulkan berbagai permasalahan dalam mengembangkan
strategi pemasaran. Dinamika yang terjadi pada sektor jasa terlihat dari
perkembangan berbagai industri seperti layanan antar surat, layanan paket
barang, pengiriman/transfer uang, yang kini semakin myadari perlunya
peningkatanorientasi kepada pelanggan atau konsumen.
Menurut Ratih Hurriyati (2010:41), pemasaran jasa merupakan
mereka dituntut untuk mampu mengidentifikasikan bentuk persaingan yang
akan dihadapi, menetapkan berbagai standar kinerjanya serta mengenali
secara baik para pesaingnya.

Menurut Ratih Hurriyati (2010:42), bahwa pemasaran jasa


merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan
memenuhi kebutuhan pasar saasaran yang dipilih secara khusus dengan
menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
Dengan demikian, manajemen pemasaran jasa merupakan proses
penyelarasan sumber-sumber sebuah organisasi terhadap kebutuhan pasar.
Pemasaran memberi perhatian pada hubungan timbal balik yang dinamis
antara produk dan jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan pelanggan
serta kegiatan-kegiatan para pesaing.

2.2 Kualitas Layanan Jasa


2.2.1 Pengertian Jasa
Jasa pada dasarnya merupakan semua aktivitas ekonomi yang
hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang
umumnya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu dihasilkan dan
memberikan nilai tambah.
Menurut Kotler (2005:486), jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan
yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
tidak terwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya
dapat dikaitkan atau tidak dengan suatu produk fisik.

Sementara itu, perusahaan yang memberikan operasi jasa adalah


mereka yang memberikan konsumen produk jasa, baik yang berwujud
maupun tak berwujud, seperti transportasi, hiburan, pengiriman barang,
restoran, dan pendidikan. Jasa juga bukan merupakan barang, melainkan
suatu proses atau aktivitas dimana berbagai aktivitas tersebut tidak berwujud
selanjutnya karakteristik yang sama yang melekat pada jasa.

2.2.2 Karakteristik Jasa


Karakteristik jasa adalah suatu sifat dari jasa yang ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain yang berfungsi untuk membedakan dengan
produk barang.
Menurut Kotler dan Armstrong (2009:52), menerangkan empat
karakteristik jasa sebagai berikut:
1. Tidak berwujud (Intangibility)
Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud. Tidak seperti halnya produk
fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, dicium sebelum
jasa itu dibeli. Untuk mengurangi ketidak pastian tersebut, maka para
calon pembeli akan mencari tanda atau bukti dari mutu jasa. Konsumen
mencari bukti kualitas pelayanan jasa berdasarkan enam hal berikut ini:
a. Tempat (place)
Tempat yang mendukung seperti kebersihan yang terjaga,
kenyamanan untuk konsumen, dan suasana yang mendukung.
b. Orang (people)
Orang yang menangani mampu melaksaakan tugas dengan baik.
Sudah terlatih, cepat dalam menangani masalah dan lain-lain.
c. Peralatan (equipment)
Peralatan penunjang seperti komputer, meja, mesin, dan lain
sebagainya
d. Komunikasi material (communication material)
Bukti-bukti berupa teks tertulis dan foto, misalnya kontrak atau hasil
jadi dalam foto.
e. Simbol (symbol)
Nama dan symbol pemberi jasa mencerminkan kemampuan dan
kelebihannya dalam melayani konsumen.
f. Harga (place)
Harga yang masuk akal dan dapat pula dipadukan dengan berbagai
macam promosi penjualan, seperti bonus, diskon dan lain-lain.
2. Bervariasi (Variability)
Jasa berbeda dengan kualitas produk fisik yang sudah terstandar,
kualitas pelayanan jasa bergantung pada siapa penyedianya, kapan,
dimana, dan bagaimana jasa itu diberikan. Oleh karena itu jasa sangat
bervariasi dan berbeda satu dengan lainnya.
3. Tidak dapat dipisahkan (Inseparability)
Jasa umumnya diproduksi dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan
dengan partisipasi konsumen didalamnya.
4. Tidak dapat disimpan (Pershability)
Jasa tidak mungkin disimpan dalam bentuk persediaan. Nilai jasa hanya
ada pada saat jasa terebut diproduksi dan langsung diterima oleh si
penerimanya. Karakteristik seperti ini berbeda denan barang berwujud
yang dapat diproduksi terlebih dahulu, disimpan dan dipergunakan lain
waktu.

2.2.3 Klasifikasi Jasa


Menurut Tjiptono (2007:58), klasifikasi jasa dapat dilakukan
berdasarkan enam kriteria, yaitu:
1. Segmen pasar
Berdasarkan segmen pasar dapat dibedakan menjadi jasa kepada
konsumen akhir (misalnya taksi, asuransi jiwa, dan pendidikan) dan
jasa kepada konsumen organisasional (misal jasa akuntan dan
perpajakan, jasa konsultasi manajemen dan konsultasi hukum).
2. Tingkat keberwujudan
Berdasarkan kriteria ini dapat dibedakan Rented good service, owned
goods service, dan non good service.
3. Keterampilan penyedia jasa
Berdasarkan keterampilan penyedia jasa dibedakan menjadi profesional
service (misal konsultan manajemen, konsultan hukum, dokter perawat
dan arsitek) dan non profesional service (misal supir taksi dan penjaga
malam).
4. Tujuan organisasi jasa
Berdasarkan tujuan organisasi jasa dapat dibedakan menjadi
commercial service, provit service dan non profit service.
5. Regulasi
Dari aspek ini jasa dikelompokkan menjadi regulated service dan non
regulated service.
6. Tingkat intensitas karyawan
Dapat dibedakan equipment based service (seperti cuci mobil,
sambungan telepon, dan ATM) dengan people based service (pelatih
sepak bola, satpam, jasa akuntansi dan konsultasi hukum).

2.2.4 Pengertian Kualitas Pelayanan Jasa


Bagi perusahaan yang bergerak dibidang jasa, kualitas pelayanan
merupakan faktor yang sangat penting. Karena dalam memasarkan produk
jasa, interaksi antara produsen dan konsumen terjadi secara langsung.
Aplikasi kualitas pelayanan sebagai sifat dari penampilan produk atau
kinerja merupakan salah satu bagian utama dari strategi perusahaan dalam
meraih keunggulan yang berkesinambungan. Baik sebagai pemimpin pasar
atau sebagai strategi untuk terus berkembang.
Kualitas pelayanan jasa adalah segala bentuk aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan
dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh
pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan,
dan keramah tamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam
memeberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen.
Menurut Kotler (2008:83), definisi kualitas pelayanan jasa adalah
setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak
kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada
konsumen itu sendiri.

Perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah


terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan
menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih
sering. Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna, orang yang
berbeda akan mengartikannya secara berlainan tetapi dari beberapa definisi
yang dapat kita jumpai memiliki beberapa kesamaan walaupun hanya cara
penyampaiannya saja.

2.2.5 Dimensi Kualitas Pelayanan


Produk jasa atau pelayanan lebih kompleks dibandingkan dengan
barang. Hal tersebut disebabkan karena dimensi kualitas pelayanan jasa
lebih sulit diidentifikasi. Tetapi bebrapa pakar pemasaran telah menemukan
dimensi atau faktor utama yang menentukan kualitas pelayanan jasa.
Menurut Lupiyoadi (2013:148), didalam kualitas jasa tedapat 5
(lima) dimensi untuk mengukur kepuasan pelangan, diantaranya:
1. Tangibles atau bukti langsung
Kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya
kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan
prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah
bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa, meliputi
fasilitas fisik, perlengkapan, dan peralatan yang digunakan.
2. Relaibility atau kehandalan
Merupakan kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan
sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpecaya. Kinerja
harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu,
pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap
yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.

3. Responsiveness atau daya tanggap


Kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat
(responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi
yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu lama tanpa adanya suatu
alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas
pelayanan.
4. Assurance atau jaminan
Merupakan pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para
pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan
kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen antara lain
komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi, dan sopan santun.
5. Empaty atau perhatian
Merupakan pemberian perhatian yang tulus dan bersifat individual atau
pribadiyang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya
memahami keinginan mereka. Dimana suatu perusahaan diharapkan
memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami
kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu untuk
pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas
jasa merupakan suatu tingkat kemampuan dari suatu perusahaan di dalam
memberikan segala sesuatu yang menjadi harapan pelanggannya atau
dengan kata lain baik tidakya kualitas jasa tegantung pada kemampuan
penyediaan jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.

2.3 Kepuasan Pelanggan


2.3.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan
Kepuasan konsumen merupakan suatu tanggapan perilaku konsumen
berupa evaluasi pura beli terhadap suatu barang atau jasa yang dirasakannya
dibandingkan dengan harapan konsumen. Kepuasan konsumen ini sangat
tergatung pada persepsi dan harapan konsumen itu sendiri. Faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi dan harapan konsumen ketika melakukan
pembelian suatu barang atau jasa adalah kebutuhan dan keinginan yang
dirasakan oleh konsumen tersebut pada saat melakukan pembelian suatu
barang atau jasa, pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi barang atau
jasa tersebut serta pengalaman teman-teman yang telah mengkonsumsi
barang atau jasa tersebut dan periklanan.
Menurut Lupiyoadi (2006:143), pelanggan adalah seseorang yang
secara kontinu dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk
memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan
suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut.

Sedangkan menurut Yamit (2006:75), dalam perusahaan yang


bergerak dibidang jasa, pelanggan adalah orang yang menggunakan jasa
perusahaan. Pandangan ini menyimpulkan bahwa pelanggan adalah orang
yang berinteraksi dengan perusahaan setelah proses pelayanan selesai,
karena mereka adalah pengguna jasa.

2.3.2 Strategi Kepuasan Pelanggan


Kepuasan Pelanggan menurut Schnaars dalam Tjiptono (2002:161),
merupakan strategi yang panjang yang membutukan komitmen, baik
menyangkut dana maupun sumber daya manusia. Ada beberapa strategi
yang dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan konsumen,
diantaranya:
1. Relationship Marketing
Strategi ini hubungan antara penyedia jasa dan konsumen
berkelanjutan, tidak beralih setelah penjualan selesai. Dengan kata lain
dijalinlah kemitraan jangka panjang dengan konsumen secara terus
menerus, sehingga diharapkan dapat terjadi bisnis ulang.
2. Strategy Superior Customer Service
Peusahaan yang menerapkan bisnis ini berusaha menawarkan kepada
konsumen yang lebih unggul dari pada perusahaan pesaingnya. Untuk
mewujudkannya dibutuhkan dana yang besar maupun kemampuan
sumber daya manusia dan usaha yang gigih. Meskipun demikian,
perusahaan dengan pelayanan yang superior akan meraih laba dan
tingkat pertumbuhan yang lebih besar dari perusahaan pesaingnya yang
lebih memberikan pelayanan.
3. Strategy Unconditional Quarantees
Komitmen untuk memberikan kepuasan konsumen pada gilirannya
akan menjadi sumber dinamisme penyempurnaan kualitas jasa dan
kinerja perusahaan. Strategi ini dijalankan dengan cara
mengembangkan pelayanannya.
4. Strategy Penanganan Keluahan yang Efektif
Strategi penanganan konsumen yang efektif akan memberikan manfaat
kepada konsumen yang meliputi:
a. Penyedia jasa memperoleh kesempatan lagi untuk memeperbaiki
hubungan dengan konsumen yang kecewa.
b. Penyedia jasa bisa dihindarkan dari publisitas
c. Penyedia jasa akan mengetahui aspek-aspek yang perlu dibenahi
dalam pelayanan saat ini.

2.4 Marketing Mix


7p pemasaran menurut Kotler dan Keller (2008:4) didefinisikan
sebagai berikut:
1. Product (Produk)
A product is a thing that can be offered to a market to satisry a want
or need. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau keutuhan konnsumen.
Produk dapat berupa sub kategori yang menjelaskan dua jenis seperti
barang dan jasa yang ditujukan kepada target pasar.
2. Price (Harga)
Price is the amount of money charged for a product or service. Harga
adalah sejumlah uang yang mempunyai nilai tukar untuk memperoleh
keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.
Harga merupakan bauran pemasaran yang bersifat fleksibel dimana
suatu harga akan stabil dalam jangka waktu tertentu tetapi alam seketika
harga dapat meningkat atau menurun yang terdapat pada pendapatan
dari hasil penjualan.
3. Place (Tempat)
The various the company undertakes to mmake the product
accessible and available to target customer. Tempat memiliki peranan
yang sangat penting dalam membantu perusahaan guna memastikan
produknya. Tempat merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan utnuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia
pada konnsumen sasaran. Hal ni dikarenakan tujuan dari tempat adalah
menyediakan barang dan jasa yang dibuthkan dan diinginkan oleh
konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.
4. Promotion (Promosi)
Promotion includes all the activites the company undertakes to
communicate and promote its product the target market. Promosi adalh
semua kegiatan yang dilakukan perusahaan utnuk mengkomunikasikan
dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. Promosi
dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi yang ada sebgai cara
untuk memperkenalkan suatu produk atau jasa.
5. People (Orang)
Proses sleksi, pelatihan dan pemotivasian karyawan yang antinya
dapat digunakans ebgai pembedaan perusahaan dalam memenuhi
kepuasan pelanggan.
6. Physical Evidence (Bukti Fisik)
Bukti fisik yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan kepada
konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen. Bukti fisik
merupakan wujud nyata yang ditawarkan kepada pelanggan ataupun
calon pelanggan.
7. Process (Proses)
Semua prosedur aktual, mekanisme an aliran aktivitas dengan mana
jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atas operasi jasa.

3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi ruang lingkup pembahasan adalah
kepuasan para pelanggan yang menggunakan jasa pengiriman barang TIKI
di jln. Letkol Iskandar No.241 B Palembang. Data diambil secara acak,
dengan cara terjun langsung ke lapangan membagikan kuesioner kepada
para pelanggan pengguna jasa TIKI di jln. Letkol Iskandar No.241
BPalembang.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Umar (2003:56) adalah
sebagai berikut:
1. Data Primer
Yaitu data yang di dapatkan langsung dari cabang TIKI di jln. Letkol
Iskandar No.241 B Palembang oleh peneliti sebagai obyek penulisan.
Data primer ini seperti hasil wawancara dan observasi lapangan.
2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah dikumpulkan dan
diolah pihak lain. Data ini berupa profil perusahaan, struktur
organisasi dan data literatur seperti Skripsi, Laporan Akhir atau buku
jenis lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling


3.3.1 Populasi
Menurut Kuncoro populasi adalah suatu kelompok dari elemen
penelitian, dimana elemen adalah unit terkecil yang merupakan sumber
dari data yang diperlukan (2003: 108).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen atau
pelanggan yang menggunakan jasa pengiriman barang pada TIKI pusat Jl.
Letkol Iskandar No.241 B Palembang sebanyak 2.630 orang pada tahun
2016.

3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data
sebenarnya dalam suatu penelitian yang diambil dengan menggunakan
cara-cara tertentu. Ide dasar dari pengambilan sampel dengan menyeleksi
bagian dari elemen-elemen populasi, kesimpulan tentang keseluruhan
populasi dapat diperoleh.
Penarikan sampel yang digunakan pada laporan akhir ini adalah
setiap konsumen yang datang dan akan menggunakan jasa TIKI di jln.
Letkol Iskandar No.241 B Palembang. Untuk menentukan banyaknya
jumlah sampel yang diperlukan, penulis menggunakan rumus Roscoe
dalam Sugiyono (2009:129) sebagai berikut:

Rumus: n=(Variabel X+ Variabel Y ) .10

Keterangan:
n = Jumlah Sampel
Variabel X = Jumlah Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa
Varaibel Y = Kepuasan Pelanggan

n=( Variabel X +Variabel Y ) . 10


¿ ( 5+1 ) . 10
¿ 60

3.3.3 Teknik Sampling


Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Non Probability
Sampling, yaitu semua elemen dalam populasi tidak memiliki kesempatan
yang sama untuk dipilih menjadi sampel, Ferdinand (2006:231).
Hal ini dilakukan karena mengingat keterbatasan waktu yang ada.
Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental sampling.
Penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel jika dipandang cocok.
Sehingga, penarikan sampel dalam penelitian ini memilih responden dari
pelanggan atau pengguna jasa yang datang ke TIKI di Jl. Letkol Iskandar
No. 241 B Palembang untuk memberikan informasi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik yang digunakan oleh penulis dalam proses
pengumpulan data dan informasi untuk penelitian ini yaitu:
1. Riset Lapangan (Field Research)
Yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan ditempat
yang menjadi objek yang akan di teliti dengan cara mendatangi
langsung objek tersebut, dalam hal ini adalah TIKI di Jl. Letkol
Iskandar No.241 B Palembang. Adapun teknik yang di gunakan untuk
mendapatkan data pada waktu melakukan penelitian dilapangan adalah
sebagai berikut:
a. Wawancara
Menurut Sugiono, (2009:317) wawancara adalah pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu
dan dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang
lebih mendalam tentang paritisipan dalam menginterprestasikan
situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak mungkin bisa
ditemukan melalui observasi.
Teknik ini dilakukan dengan bertemu langsung dengan
pegawai di TIKI yang bekepentingan.
b. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada
responden, degan harapan mereka akan memberikan respon atas
daftar pertanyaan tesebut. Jumlah responden yang diambil
sebanyak 96 responden. Adapun yang menjadi responden dalam
penelitian ini adalah pengguna jasa TIKI Jl. Letkol Iskandar No.
241 B Palembang.

2. Riset Kepustakaan(Library Research)


Yaitu mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan
membaca literatur-literatur, buku, catatan, dan laporan yang ada
hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.

3.5 Operasional Variabel


1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:58), variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saa yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu variabel
bebas (X) atau variabel independen yang terkait (Y) atau variabel
dependen. Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis
variabel, yaitu:
a. Variabel Bebas yaitu Kualitas Pelayanan Jasa yang terdiri dari 5
dimensi (X)
b. Variabel Terkait yaitu Kepuasan Pelanggan (Y)

2. Skala Pengukuran
Data yang diperoleh oleh penulis ini biasanya dioleh dengan
menggunakan perhitungan dari jawaban responden dalam kuesioner
berdasakan jawaban yang ada pada Skala Likert.
Menurut Sugiyono (2008: 107-108), salah satu skala pengukuran
itu ialah Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.
Pada Skala Likert terdapat 5 alternatif jawaban yang dapat dipilih
oleh responden atas setiap pernyataan yang ada untuk setiap
pernyataan yang dapat dipilih oleh responden atas setiap pernyataan
yang ada untuk setiap variabelnya, yang telah diskalakan dengan skor
1-5. Tingkatan tabel Skala Likert yang digunakan dalam penelitian
adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2
Skala Pengukuran
(Kualitas Pelayanan dan kepuasan pelanggan)

No Keterangan Nilai
.
1. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2. Tidak Setuju (TS) 2
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Setuju (S) 4
5. Sangat Setuju (SS) 5

Sedangkan untuk melihat hubungan antara kualitas pelayanan


terhadap kepuasan pelanggan TIKI Jl. Letkol Iskandar No.241 B
Palembang dapat dilihat melalui tabel penafsiran hubungan korelasi
berikut ini:

1. Variabel terikat Y (Dependen) : Tingkat Kepuasan Pelanggan.


2. Variabel bebas X (Independen): Kualitas Pelayanan Jasa.

Kualitas Pelayanan Jasa


(Variabel Independent)
(X):
Kepuasan Pelanggan
1. Bukti Fisik ( X 1 )
(Variabel Dependen)
(Y)
2. Keandalan (X 2 )

3. Ketanggapan (X 3 )

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian

3.5.1 Analisis Data


Analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Adapun analisis
data terbagi menjadi 2 macam, yaitu:

1. Analisis Deskriptif
Menurut Yusi (2012:5), merupakan teknik yang dilakukan dengan
berdasarkan hasil tanggapan dari kuesioner yang telah diberikan
kepada responden. Kuesioner diberikan kepada pengguna jasa TIKI di
Jl. Letkol Iskandar No.241 B Palembang guna mendapatkan gambaran
mengenai kualitas produk terhadap minat pengguna jasa TIKI.
2. Analisis Kuantitatif
Menurut Yusi (2012:5), data kuantitatif adalah data yang diukur
dalam suatu skala numerik (angka). Dalam penelitian ini kuantitatif
digunakan untuk menjelaskan data yang diperoleh dan kemudian
dimasukkan ke dalam program analisa data yaitu SPSS (Statistic
Product and Service Solution).Proses ini akan diperoleh hasil berupa
informasi mengenai pengaruh kualitas pelayanan jasa terhadap
kepuasan pelanggan TIKI Jl. Letkol Iskandar No.241 B Palembang.
Metode yang akan dianalisis berupa:
a. Uji Validasi
Menurut Ghozali dalam Robby (2013), uji validitas digunakan
untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dinyatakan valid ktika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengunkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner. Tingkat validitas dapat dikur dengan membandingkan
nilai r hitung (Correlation Item Total Correlation) dengan r tabel.
R hitung > r tabel, maka pernyataa tersebut valid
R hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut tidak valid
b. Uji Realibilitas
Menurut Ghozali dalam Robby (2013), realibilitas sendiri
sebenarnya adalah alat unuk mengukur satu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan realibel atau handal keika jawaban responden terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur maka semakin stabil
pula pengukur tersebut.
Menurut Ghozali dalam Robby (2013:84), SPSS memberikan
fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uju statistik Croch
Alpa, suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memerikan nilai Conbarch Alpha > 0,60.
c. Regresi Linear Berganda
Menurut Ridwan dan Akdon (2010:142), analisis regresi berganda
adala suatu alat analisis peramalan niai pengaruh suatu variabel
bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk memuktikan ada
atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua
variabel bebas atau lebih.
Persamaan regresi berganda untuk 5 (lima) variabel Independen
sebagai berikut (Sugiyono, 2007:237) adalah:

Rumus: b1 X 1 +b2 X 2 +b 3 X 3 + b4 X 4+ bs X s
Y=a+

Keterangan:
Y = Kepuasan Pelanggan
a = Konstanta
b1 b2 b3 b4 bs
, , , , = Koefisien Regresi

X1 = Bukti Fisik (Tangibles)

X2 = Daya Tanggap (Responsiveness)

X3
= Keandalan (Reliability)

X4
= Empati

X5
= Jaminan (Assurance)

3.6 Pengujian Hipotesis


Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui hipotesis diterima
atau ditolak, untuk melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan uji signifikan parsial (Uji t) dan uji signifikan simultan (Uji
F).
3.6.1 Uji Parsial (Uji t)
Uji beda t-test digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh
variabel bebas kualitas pelayanan secara parsial terhadap kepuasan
pelanggan TIKI Jl. Letkol Iskandar No. 241 B Palembang.
a. Uji menentukan Hipotesis null (Ho) dan Hipotesis alternatif (Ha).
Bentuk pengujian:
H 01 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan bukti fisik terhadap

kepuasan pelanggan.
Ha1 : Ada pengaruh positif dan signifikan bukti fisik terhadap

kepuasan pelanggan.
H 02 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan kehandalan

terhadap kepuasan pelanggan.


H a 2 : Ada pengaruh positif dan signifikan kehandalan terhadap

kepuasan pelanggan.
H 03 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan daya tanggap

terhadap kepuasan pelanggan.


H a 3 : Ada pengaruh positif dan signifikan daya tanggap terhadap

kepuasan pelanggan.
H 04 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan jaminan terhadap

kepuasan pelanggan.
Ha4 : Ada pengaruh positif dan signifikan jaminan terhadap

kepuasan pelanggan.
H 05 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan empati terhadap

kepuasan pelanggan.
Ha5 : Ada pengaruh positif dan signifikan bukti empati terhadap

kepuasan pelanggan.
b. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis yaitu jika

t hitung t tabel t hitung t tabel


> maka Ho ditolak. Sebaliknya, jika <

maka Ha diterima.
c. Menentukan df = n=k jadi 96-6 =90 dengan taraf signifikan 5% (0,05).

3.6.2 Uji Simultan (Uji F)


Uji simultan dilakukan untuk membuktikan hipotesis yaitu Bukti
Fisik, Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, dan Empatisecara simultan
terhadap Kepuasan Pelanggan (Y).
a. Menentukan Hipotesis null (Ho) dan Hipotesis alternatif (Ha), yaitu:
H06: Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan Bukti Fisik,
Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, dan Empati terhadap kepuasan
pelanggan TIKI Jl. Letkol Iskandar No. 241 B Palembang.
Ha6: Ada pengaruh yang positif dan signifikanBukti Fisik, Kehandalan,
Daya Tanggap, Jaminan, dan Empati terhadap kepuasan pelanggan
TIKI Jl. Letkol Iskandar No. 241 B Palembang.
b. Menentukan tara signifikan sebesar 5% (0,05)
Ftabel df 2=n
c. Menentukan df = (n-k-1) dan
d. Menentukan kriteria pengambilan keputusan dalam penelitian
Yaitu:
Fhitung F
H06 ditolak : > tabel atau signifikan < (0,05)
Fhitung Ftabel
H06 diterima : < atau signifikan < (0,05)

3.6.3 Uji Koefisien Determinasi R2


Pengujian koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
persentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Berdasarkan hasil koefisien determinasi akan diketahui seberapa besar
variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen, sedangkan
sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model. Rumusnya adalah
sebagai berkut:
Koefisien Determinasi = R2 x 100%
Keterangan:
R : Koefisien Korelasi
Analisis yang digunakan untuk mengetahui persentase Bukti Fisik,
Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, dan Empati terhadap kepuasan
pelanggan (Y).
3.7 Sistematika Penulisan
Pada sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan
gambara yang lebih jelas, singkat dan terarah terhadap masalah yang akan
dibahas dalam penulisan proposal penelitian ini, terdiri dari bab-bab yang
akan dibahas dalam penulisan antara lain:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan menggambarkan mengenai analisis dan
penulisan yang dilakukan.
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan Penelitian
1.4.2 Manfaat Penelitian
1.5 Metodologi Penelitian
1.5.1 Ruang Lingkup Penelitian
1.5.2 Jenis dan Sumber Data
1.5.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
1.5.4 Teknik Pengumpulan Data
1.5.5 Operasional Variabel
1.5.6 Analisis Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Pada penulisan laporan akhir, penulis menggunakan teori
yang akan dijadikan pedoman dalam hal analisa.
2.1 Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasaran
2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran
2.1.3 Pemasaran Jasa

2.2 Kualitas Layanan Jasa


2.2.1 Pengertian Jasa
2.2.2 Karakteristik Jasa
2.2.3 Klasifikasi Jasa
2.2.4 Pengertian Kualitas Pelayanan Jasa
2.2.5 Dimensi Kualitas Pelayanan
2.3 Kepuasan Pelanggan
2.3.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan
2.3.2 Strategi Kepuasan Pelanggan
2.4 Marketing Mix

BAB III KEADAAN UMUM PERUSAHAAN


Pada bab ini peulis memberikan gambaran secara umum
mengenai perusahaan dan hal yang berhubungan dengan penelitian.
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan
3.2 Visi dan Misi
3.3 Logo Perusahaan
3.4 Struktur Organisasi
3.5 Uraian Tugas Perusahaan
3.6 Produk-Produk TIKI
3.7 Syarat Pengiriman dan Jenis Barang yang diasuransikan
3.8 Profil Responden
3.9 Hasil Data Kuesioner

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


pada bab ini penulis akan membahas mengenai permasalahan
dalam penelitian.
4.1 Indeks Tanggapan Responden
4.1.1 Indeks Tanggapan Bukti Fisik
4.1.2 Indeks Tanggapan Kehandalan
4.1.3 Indeks Tanggapan Daya Tanggap
4.1.4 Indeks Tanggapan Jaminan
4.1.5 Indeks Tanggapan Empati
4.1.6 Indeks Tanggapan Kepuasan Pelanggan
4.2 Uji Validitas dan Reabilitas
4.2.1 Hasil Uji Validitas
4.2.2 Hasil Uji Reabilitas
4.2.3 Regresi Linear Berganda
4.3 Uji Hipotesis
4.3.1 Uji Parsial
4.3.2 Uji Simultan F
4.3.3 Uji Koefisiensi Deeterminasi
4.4 Dimensi Yang Paling Dominan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Pada bab ini merupakan bab terakhir yang memahas tentang
kesimpulan dan saran dari masalah bab-bab sebelumnya.
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

4 JADWAL PENULISAN
Penulisan Laporan Akhir ini diperkirakan akan selesai dalam waktu
4 (empat) bulan dengan jadwal sebagai berikut:

BULAN
KEGIATAN
MARET APRIL MEI JUNI
PROPOSAL
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
PEMATANGAN

5 ESTIMASI BIAYA PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR


Adapun anggaran biaya yang penulis perkirakan dalam
penyusunan Laporan Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Map Plastik Jinjing Rp. 15.000,-
Map kertas ( 2 x Rp. 2.500,-) Rp. 5.000,-
Kertas A4 1 rim Rp. 37.000,-
2. Tahap Pengumpulan Data
Biaya Transprotasi Rp. 100.000,-
Biaya Print Rp. 20.000,-
3. Tahap Pengolahan Data
Biaya Print Rp. 40.000,-
4. Tahap Penulisan
Kertas A4 ( 2 rim x Rp. 37.000,-) Rp. 74.000,-
Tinta Print ( 4 warna x Rp. 29.000,-) Rp. 116.000,-
Fotocopy Laporan Rp. 200.000,-
Biaya lain-lain Rp. 150.000,-
5. Tahap Penggandaan
Kertas A4 1 rim Rp. 37.000,-
Jilid Laporan Akhir Rp. 100.000,-
TOTAL Rp. 894.000,-
(Jumlah biaya: delapan ratus sembilan puluh empat ribu rupiah)
DAFTAR PUSTAKA

Lupiyoadi, Rambat. 2013. Manajemen Pemasaran Jasa Berbasis Kompetensi


(Edisi 3). Jakarta: Salemba Empat.

Kotler, Philip, dan Amstrong. 2009. Dasar-dasar pemasaran. Edisi Kesembilan.


PT. Indeks: Jakarta.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. PT. Indeks.


Kelompok Gramedia: Jakarta.

Huriyati, Ratih. 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Alfabetha:


Bandung.

Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran di Indonesia (Analisis,


Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian). Salemba Empat: Jakarta.

Lupiyoadi, Rambat. 2013. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi Ketiga. Salemba


Empat: Jakarta.

Tjiptono, Fandy. 2007. Manajemen Jasa. Andi: Yogyakarta.


Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Alfa Beta: Bandung.

Umar, Husein. 2003. Metode Riset Komunikasi Organisasi. PT. Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta.

Yusi, M. Syahirman dan Umiyati, Idris. 2009. Metodologi Penelitian Ilmu Sosial:
Pendidikan Kuantitatif. Indonesia. Penerbit: Citra Books Indonesia.
Pasolong, Marbani. 2012. Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung:
Alfabeta.

Yamit, Zulian. 2006. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta:


Ekonisia.

Anda mungkin juga menyukai