Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENGUKURAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR


JANGKA SORONG & MIKROMETER SEKRUP
Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Fisika
Dosen Pembimbing Sapto Heru Yuwanto, SSi., M.T.

Disusun Oleh :
Muhammad Ilham Rifanto (01.2021.1.06149)
Hesby Maulana (01.2021.1.06149)
Robin Al-Maherin (01.2021.1.06149)
Riska Oktaviana (01.2021.1.06149)
Akhmat Irfandi (01.2021.1.06149)

TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK


INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2022
1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering
dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang
tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat
khasnya. Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai
sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga
dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu
harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.

Penggunaan kayu untuk suatu tujuan tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu
yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan, yang mengarah ke
jenis kayu yang akan di pilih. Misalkan : untuk konstruksi ( yang harus
kuat, keras, mempunyai keawetan alam yang tinggi ) dapat dipilih jati, balau,
bungur, bangkirai dll. Untuk lantai ( yang harus bersifat keras, tahan asam,
daya abrasi tinggi ) dapatdipilih jati, bungur dll. Berbagai macam jenis
kayu yang ada dan secara teknis mengguntungkan. Selain itu kayu memiliki
nilai estetika tersendiri yang dapat menjadi pertimbangan.

Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempelajari lebih dalam tentang
karakteristik, sifat dan jenis kayu. Kita juga tak boleh mengabaikan
kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh kayu, sehingga kita dapat
memanfaatkan potensi kayu secara maksimal dalam berbagai penggunaannya.
Baik secara material maupun metode konstrusi, mengingat kita berada dalam
lingkup teknik sipil. Denganmempelajarinya, nantinya dapat membatu
pemahaman tentang kayu pada mata kuliah yang bersangkutan nantinya.

1.2. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan:
Membantu memahami karakteristik,sifat dan jenis kayu.
Membantu memahami tentang kayu dalam konstruksi bangunan

1.3. Rumusan Masalah


Apakah pengertian kayu?
Bagaimana struktur dari kayu?
Bagaimana sifat kayu?
Bagaimana sifat fisik pada kayu?
Bagaiman pengenalan pada kayu?
Bagaimana pula metode pengenalan kayu?
Macam peggunaan kayu pada konstruksi
BAB II
2. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kayu

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras
karena mengalami lignifikasi (pengayuan).

Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot
(meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan
banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga
dan sebagainya.

Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan ligninpada


dinding sel berbagai jaringan di batang.

Ilmu kayu (wood science) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu
serta sifat-sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi
penanganan. Kayu mempunyai 4 unsur esensial bagi manusia antara lain:

2.1.1. Selulosa :
Unsur ini merupakan komponen terbesar pada kayu, meliputi 70 %
berat kayu..

2.1.2. Lignin :
Merupakan komponen pembentuk kayu yang meliputi 18% - 28%
dari berat kayu. Komponen tersebut berfungsi sebagai pengikat satuan
srtukturil kayu dan memberikan sifat keteguhan kepada kayu.

2.1.3. Bahan-bahan ekstrasi :


Komponen ini yang memberikan sifat pada kayu, seperti : bau,
warna, rasa, dan keawetan. Selain itu, karena adanya bahan ekstrasi ini,
maka kayu bisa didapatkan hasil yang lain misalnya : tannin, zat
warna, minyak, getah, lemah, malam, dan lain sebagainya.

2.1.4. Mineral pembentuk abu :


Komponen ini tertinggal setelah lignin dan selulosa terbakar
habis. Banyaknya komponen ini 0.2% - 1% dari berat kayu.
2.2. Struktur Kayu

Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya
sejajar dengan sumbu panjang batabg. Sel-sel ini tersusun atas selulosa yang
dan di ikat menjadi satu oleh bahan penyemen yang disebut lignin. Arah sumbu
panjang ini diacu sebagai arah serat kayu dan penting untuk di kenal, karena
sifat kayu yang sejajar serat sangat berbeda dengan yang tegak lurus terhadap
serat.
Penampang pohon yang dipotong melintang dapat dijelaskan sebagai berikut :

2.2.1. Kulit luar (outer bark )


Bagian ini kering dan bersiat sebagai pelindung.

2.2.2. Kulit dalam (bast)


Bagian ini lunak dan basah mengangkut bahan makanan dari daun ke
bagian dari tumbuhan.

2.2.3. Kambium
Berada didalam kulit dalam. Bagian ini yang membuat sel-sel kulit dan
sel-sel kayu.

2.2.4. Kayu Gobal (sapwood)


Biasanya berwarna keputih-putihan. Bagian ini mengangkut air dan zat
makanan dari tanah ke daun.

2.2.5. Kayu teras (heart wood)


Bagian ini warnanya lebih gelap dari kayu gubal. kayu teras
sebelumnya adalah kayu gubal. perubahanya menjadi kayu teras terjadi
secara perlahan- lahan. Dibandingkan kayu gubal, kayu teras umumnya
lebih tahan terhadap serangan serangga, bubuk kayu, jamur, dan
sebagainya.

2.2.6. Hati ( pith)


Bagian lingkaran kecil yang berada paling tengah dari batang kayu

2.3. Sifat-sifat Kayu

Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang
sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat
yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan
penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan
pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam
idustri penglohan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja
dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang
memungkinkan, akan tetapi juga dapat diplih kemungkinan penggantian
olrh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat
secara kontinyu atau terlalu mahal.

Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang
berbeda- beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang
berbeda-beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama
lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu :

2.3.1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan
susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan
hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).

2.3.2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang


berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan
tangensial).

2.3.3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap
atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan
kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.

2.3.4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar
terutama dalam keadaan kering.

2.4. Sifat fisik Kayu

2.4.1. Berat dan Berat Jenis


Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air
dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus
dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda,
berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu
nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan
semakin kuat pula.

2.4.2. Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur
perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu
tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang
merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut
terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga
pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.

2.4.3. Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi
warna dalam kayu yang berbeda-beda.

2.4.4. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya,
kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim
dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu
bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).

2.4.5. Arah Serat


Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.
Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat
berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).

2.4.6. Kesan Raba


Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan
kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis
kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat
ekstraktif dalam kayu.

2.4.7. Bau dan Rasa


Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di
udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang
merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering
digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang
(kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.

2.4.8. Nilai Dekoratif


Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur,
dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola
gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai
dekoratif.

2.4.9. Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin
lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai
tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi
kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya
disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture
Content).

2.4.10. Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :


Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat
dengan elastisitas kayu.

Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya


gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik,
sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik
(kulintang, gitar, biola dll).

2.4.11. Daya Hantar Panas


Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan
untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan
sumber panas.

2.4.12. Daya Hantar Listrik


Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk
aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu.
Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik
sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu
basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar
air.

2.5. Pengenalan Jenis Kayu


Kegiatan penentuan jenis kayu (identifikasi jenis kayu) merupakan salah satu
bagian dari rangkaian kegiatan pengujian dalam arti luas yaitu menentukan
jenis kayu, mengukur dimensi kayu untuk mendapatkan volume serta
menetapkan mutu. Penentuan jenis kayu pada hakekatnya bukan hanya
sekedar untuk memenuhi persyaratan dalam pelaksanaan pengujian saja, namun
amat penting artinya bagi semua pihak baik bagi pemerintah, pihak produsen
maupun pihak konsumen.

Terkait dengan kepentingan pemerintah, penentuan jenis kayu berperan penting


dalam menentukan besarnya pungutan negara (PSDH dan DR) yang
dikenakan. Pungutan pemerintah tersebut selain didasarkan atas wilayah
asal kayu, juga didasarkan atas jenis kayu. Disamping secara langsung
terkait dengan kepentingan pemerintah, penentuan jenis kayu memegang
peranan penting dalam upaya ikut serta mencegah penyimpangan dimana
suatu jenis kayu yang dilarang untuk ditebang/dipasarkan, diperdagangkan
secara bebas dengan menggunakan nama lain.

Di pihak produsen, selain untuk memenuhi kewajiban dalam membayar


pungutan yang dibebankan pemerintah, kepastian suatu jenis kayu juga penting
artinya dalam proses produksi dan pemasaran. Setiap jenis kayu mempunyai
sifat dan karakteristik yang berbeda sehingga dalam pengolahannyapun
memerlukan penanganan yang berbeda pula. Sedangkan bagi konsumen,
dengan adanya kepastian jenis kayu, akan lebih memudahkan untuk memilih
kayu-kayu yang cocok untuk kepentingannya.

2.6. Metode Pengenalan Jenis Kayu

Untuk mengenal/menentukan suatu jenis kayu, tidak selalu dilakukan dengan


cara memeriksa kayu dalam bentuk log (kayu bundar), tetapi dapat dilakukan
dengan memeriksa sepotong kecil kayu. Penentuan jenis kayu dalam bentuk
log, pada umumnya dengan cara memperhatikan sifat-sifat kayu yang mudah
dilihat seperti penampakan kulit, warna kayu teras, arah serat, ada tidaknya
getah dan sebagainya.

Penentuan beberapa jenis kayu dalam bentuk olahan (kayu gergajian,


moulding, dan sebagainya) masih mudah dilakukan dengan hanya
memperhatikan sifat-sifat kasar yang mudah dilihat. Sebagai contoh, kayu
jati (Tectona grandis) memiliki gambar lingkaran tumbuh yang jelas).
Namun apabila kayu tersebut diamati dalam bentuk barang jadi dimana sifat-
sifat fisik asli tidak dapat dikenali lagi karena sudah dilapisi dengan cat, maka
satu- satunya cara yang dapat dipergunakan untuk menentukan jenisnya adalah
dengan cara memeriksa sifat anatomi/strukturnya. Demikian juga untuk
kebanyakan kayu di Indonesia, dimana antar jenis kayu sukar untuk dibedakan,
cara yang lebih lazim dipakai dalam penentuan je-nis kayu adalah dengan
memeriksa sifat anatominya (sifat struktur).
Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan
untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar atau sifat
makroskopis) dan sifat struktur (disebut juga sifat mikroskopis). Secara
obyektif, sifat struktur atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari pada sifat
fisik atau makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu jenis kayu.
Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih baik
bila kedua sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat
fisik akan mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis.

Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara
jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan, pen-ciuman, perabaan
dan sebagainya tanpa menggunakan alat bantu. Sifat-sifat kayu yang termasuk
dalam sifat kasar antara lain adalah :
 warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras,
 tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang,
 arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu, gambar baik
yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial
 kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu, lingkaran
tumbuh, bau, dan sebagainya.
Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui
dengan mempergunakan alat bantu, yaitu kaca pembesar (loupe) dengan
pembesaran 10 kali. Sifat struktur yang diamati adalah :

 Pori (vessel) adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah


longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori
terlihat sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukuran kecil
maupun besar. Pori dapat dibedakan berdasarkan penyebaran,
susunan, isi, ukuran, jumlah dan bidang perforasi).

 Parenkim (Parenchyma) adalah sel yang berdinding tipis dengan


bentuk batu bata dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan
loupe, pada bidang lintang, parenkim (jaringan parenkim) terlihat
mempunyai warna yang lebih cerah dibanding dengan warna sel
sekelilingnya. Parenkim dapat dibedakan berdasarkan atas hubungannya
dengan pori, yaitu parenkim paratrakeal (berhubungan dengan
pori) dan apotrakeral (tidak berhubungan dengan pori)
 Jari-jari (Rays) adalah parenkim dengan arah horizontal. Dengan
mempergunakan loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti
garis-garis yang sejajar dengan warna yang lebih cerah dibanding warna
sekelilingnya. Jari-jari dapat dibedakan berdasarkan ukuran lebarnya
dan keseragaman ukurannya.
 Saluran interseluler adalah saluran yang berada di antara sel-sel
kayu yang berfungsi sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini
tidak selalu ada pada setiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis-
jenis tertentu, misalnya beberapa jenis kayu dalam famili
Dipterocarpaceae, antara lain meranti (Shorea spp), kapur
(Dryobalanops spp), keruing (Dipterocarpus spp), mersawa (Anisoptera
spp), dan sebagainya. Berdasarkan arahnya, saluran interseluler
dibedakan atas saluran interseluler aksial (arah longitudinal) dan saluran
interseluler radial (arah sejajar jari-jari). Pada bidang lintang, dengan
mempergunakan loupe, pada umumnya saluran interseluler aksial terlihat
sebagai lubang- lubang yang terletak diantara sel-sel kayu dengan ukuran
yang jauh lebih kecil.

 Saluran getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan
bentuknya seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada
setiap jenis kayu, tapi hanya terdapat pada kayu-kayu tertentu, misalnya
jelutung (Dyera spp.)

 Tanda kerinyut adalah penampilan ujung jari-jari yang bertingkat-


tingkat dan biasanya terlihat pada bidang tangensial. Tanda kerinyut
juga tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya pada jenis-
jenis tertentu seperti kempas (Koompasia malaccensis) dan sonokembang
(Pterocarpus indicus).

 Gelam tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara
kayu, yang terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam
membentuk kulit. Gelam tersisip juga tidak selalu ada pada setiap jenis
kayu. Jenis-jenis kayu yang sering memiliki gelam tersisip adalah karas
(Aquilaria spp), jati (Tectona grandis) dan api-api (Avicennia spp).

Terdapat perbedaan yang mendasar antara sifat struktur kayu daun lebar
dan sifat struktur kayu daun jarum. Kayu-kayu daun jarum tidak
mempunyai pori-pori kayu seperti halnya kayu-kayu daun lebar.

Untuk menentukan jenis sepotong kayu, kegiatan pertama yang harus


dilakukan adalah memeriksa kayu tersebut dengan memeriksa sifat
kasarnya. Apabila dengan cara tersebut belum dapat ditetapkan jenis
kayunya, maka terhadap kayu tersebut dilakukan pemeriksaan sifat
strukturnya dengan mempergunakan loupe.

Untuk memudahkan dalam menentukan suatu jenis kayu, kita dapat


mempergunakan kunci pengenalan jenis kayu. Kunci pengenalan jenis
kayu pada dasarnya merupakan suatu kumpulan keterangan tentang sifat-
sifat kayu yang telah dikenal, baik sifat struktur maupun sifat kasarnya.
Sifat-sifat tersebut kemudian didokumentasikan dalam bentuk kartu (sistim
kartu) atau dalam bentuk percabangan dua (sistem dikotom).

Pada sistem kartu, dibuat kartu dengan ukuran tertentu (misalnya ukuran
kartu pos). Disekeliling kartu tersebut dicantunkan keterangan sifat-
sifat kayu, dan pada bagian tengahnya tertera nama jenis kayu.
Sebagai contoh, kayu yang akan ditentukan jenisnya, diperiksa sifat-
sifatnya. Berdasarkan sifat-sifati tersebut, sifat kayu yang tertulis pada
kartu ditusuk dengan sebatang kawat dan digoyang sampai ada
kartu yang jatuh. Apabila kartu yang jatuh lebih dari satu kartu, dengan
cara yang sama kartu-kartu itu kemudian ditusuk pada sifat lain sesuai
dengan hasil pemeriksaan sampai akhirnya tersisa satu kartu. Sebagai
hasilnya, nama jenis yang tertera pada kartu terakhir tersebut merupakan
nama jenis kayu yang diidentifikasi.

Dikotom berarti percabangan, pembagian atau pengelompokan dua-dua


atas dasar persamaan sifat-sifat kayu yang diamati. Kayu yang akan
ditentukan jenisnya diperiksa sifat-sifatnya, dan kemudian dengan
mempergunakan kunci dikotom, dilakukan penelusuran sesuai dengan sifat
yang diamati sampai diperolehnya nama jenis kayu yang dimaksud.
Kunci cara pengenalan jenis kayu di atas, baik sistem kartu maupun
dengan sistem dikotom, keduanya mempunyai kelemahan. Kesulitan
tersebut adalah apabila kayu yang akan ditentukan jenisnya tidak termasuk
ke dalam koleksi. Walaupun sistem kartu ataupun sistem dikotom
digunakan untuk menetapkan jenis kayu, keduanya tidak akan dapat
membantu mendapatkan nama jenis kayu yang dimaksud. Dengan
demikian, semakin banyak koleksi kayu yang dimiliki disertai dengan
pengumpulan mengumpulkan sifat-sifatnya ke dalam sistem kartu atau
sistem dikotom, akan semakin mudah dalam menentukan suatu jenis kayu
2.7. Macam Penggunaan Kayu
2.7.1. Percantik lantai rumah dengan elemen kayu

Di jaman modern seperti saat ini yang sarat dengan teknologi, banyak
orang yang lebih memilih desain rumah sederhana, minimalis namun
tetap sehat dan nyaman. Bagi sebagian masyarakat Indonesia
penggunaan kayu bukan sesuatu yang baru bahkan sudah menjadi sebuah
identitas rumah-rumah tradisional di berbagai daerah. Namun, kini anda
juga dapat mempercantik rumah anda dengan menambahkan elemen kayu
pada lantai, dinding, konstruksi bangunan dan atap sirap.

Dari segi penampilan, kayu tisk kalah dengan bahan bangunan lain. Oleh
sebab itulah, berbagai gaya rancangan seperti gaya kontemporer modern,
etnik atau klasik sangat cocok menggunakan lantai kayu karena fungsi dan
penampilannya sangat fleksibel. Karakteristik kayu sebagai bahan
bangunan juga menjadi alasan utama dalam pemakaian kayu antara lain
mudah dibentuk, cukup kuat dan mampu menampilkan sosok yang
menarik baik dari bentuk warna maupun teksturnya.

Selain itu, penggunaan lantai kayu pada rancangan modern berfungsi untuk
“melembutkan atau melunakan kesan keras” bangunan modern yang
biasanya selalu menggunakan banhan teknologi tinggi seperti kaca, baja,
metal dan aluminium. Dengan penggunaan lantai kayu juga dapat
memberikan kehangatan pada seluruh ruang. Menggunakan lantai
kayu didalam rumah atau bangunan lain tidak akan membosankan
karena kayu menyeimbangkan suhu ruang dan terasa nyaman di telapak
kaki karena kau memiliki serat dan pola yang halus.
Ada beberapa jenis kayu seperti kayu balam, hevea, mindi, bangkirai,
kempas dan merbau. Untuk jenis kayu impor biasanya menggunakan kayu
beech, walnut, oak, maple, iroko, cherry dan sebagainya yang masing-
masing memiliki penampilan serat dan warna yang berbeda. Dibawah ini
ada beberapa spesifikasi bahan lantai kayu yang dapat dikenali sebagai
berikut

 Kayu Kamper
Sejenis kayu damar laut yang sangat kuat daya tahan
pemakaiannya. Oleh sebab itu jenis kayu ini kerap digunakan untuk
penutup lantai bahkan untuk konstruksi.

 Kayu Jati
Jenis kayu keras yang sangat tahan terhadap cuaca dan
temperatur tinggi. Kayu jati banyak dipakai sebagai bahan dasar
konstruksi bangunan di negara-negara Timur termasuk Indonesia.

 Kayu Nyatoh
Sangat kuat dan tahan lama untuk jangka waktu panjang. Bisa
dipotong menurut alur urat kayunya tetapi tidak mudah dikerjakan
atau dipahat. Urat kayunya kasar dan cukup empuk. Berwarna
cokelat kemerah-merahan.

 Kayu Mahogany
Berwarna gelap lantai dengan ciri kayu keras tropis yang memiliki
urat kayu teratur. Daya tahan alami terhadap ngengat, kuat dan
mudah dipahat. Saat ini mahogany masih banyak diminati sebagai
penutup lantai.

 Kayu Sungkai
Merupakan jenis kayu yang sangat populer dalam rancangan
kontemporer dan sangat baik untuk melapisi permukaan khususnya
pada lantai. Alur urat kayunya beraturan, warnanya terang dan
ketahanannya bisa dibuktikan.
2.7.2. Pagar Kayu Dan Besi

Pagar yang terbuat dari besi dan kayu merupakan kombinasi yang biasa
digunakan pada rumah-rumah tinggal. Seperti pada rumah tinggal yang
cantik ini. Desain pagar dibuat dari kayu yang disusun vertikal membentuk
garis-garis nan menawan. Disamping fungsinya sebagai penghalang
pandangan yang memiliki kesan transparan, pagar ini juga membentuk
citra keindahan dari garis-garis tersebut, yang bisa dipadankan dengan baik
dengan gaya arsitektur rumah tinggal seperti gaya minimalis atau modern.

Pada contoh diatas pagar yang dibuat tinggi masih menyisakan


kemungkinan berinteraksi dengan lingkungan sekitar, dengan cara
memberikan celah-celah diantara kau tersebut. Warna hitam pada contoh
diatas adalah sekedar ide, dimana kita bisa mengganti warna tersebut
dengan warna lain seperti abu-abu, coklat, atau disesuaikan dengan warna
(tampilan depan) rumah.

Sistem konstruksi pagar ini cukup sederhana, merupakan frame besi yang
disambung denan dilas, terlihat sangat indah. Kayu-kayu dipadukan dengan
konstruksi tersebut dengan menggunakan sekrup-sekrup.
BAB III
3. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pada dasanya terdapat 2 ( Dua ) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan
untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik ( disebut juga sifat kasar atau sifat
mikroskopis ) dan sifat struktur ( disebut juga sifat mikroskopis ). Secara
obyektif, sifat struktur atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari pada
sifat fisik atau makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu jenis
kayu. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan
lebih baik bila kedua sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-sama,
karena sifat fisik akan mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis.

Kegiatan untuk menentukan suatu jenis kayu, secara teknis menjadi sangat
penting dalam rangka menentukan rencana penggunaannya, serta untuk
kepentingan transaksi jual- beli atau perdagangan kayu.

Secara teoritis, metoda pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu


mudah dipelajari sebagai suatu pengetahuan. Namun demikian,
keterampilan teknis pengenalan / penentuan / identifikasi jenis kayu hanya
akan diperoleh melalui proses latihan yang rutin, berulang-ulang dan terus
menerus.

Kelengkapan koleksi kayu akan sangat membantu proses pening-katan


kemampuan dan ketrampilan dalam pengenalan jenis kayu.

3.2. Saran
Pengenalan atasa sifat-sifat fisik da mekanik akan sangat
membantu dalam menentukan jenis-jenis kayu untuk tujuan
pengunaan tertentu. Diharapkan dengan memahami sifat-sifat kayu dan
jenis-jenis kayu untuk penggunaan tertentu akan semakin mengurangi
ketergantungan konsumen akan suatu jenis kayu tertentu saja sehingga
pemanfaatan jenis-jenis kayu yang semula belum dimanfaatkan ( jenis-
jenis yang belum dikenal umum ) akan semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

 Bodig, J. And B.A. Jayne. 1982. Mechanics of Wood and Wood


Composites. Van Nostrand Reinhold Company. New York, Toronto,
London, Melborne.
 Haygreen, J.G. dan J.L. Bowyer. 1986. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu.
(terjemahan).Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
 Pandit, I.K.N. 2002. Anatomi Kayu : Pengantar Sifat Kayu Sebagai Bahan
Baku.Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai