Kerapatan
Kerapatan (density) kayu dinyatakan sebagai berat per unit volume. Pengukuran kepadatan
ditujukan untuk mengetahui porositas atau persentase rongga (void) pada kayu. Kepadatan dan
volume kayu sangat bergantung pada kandunga air. Menurut Tsoumis (1991), kerapatan bervariasi
pada arah vertikal maupun arah horizontal. Pada bagian kayu yang posisinya lebih tinggi memiliki
kerapatan yang rendah, hal ini diakibatkan faktor mekanis dan faktor biologis. Pada arah horizontal,
kerapatan kayu dipengaruhi umur. Kayu yang umurnya lebih muda memiliki kerapatan lebih rendah.
Kerapatan mempengaruhi sifatsifat higroskopisitas, penyusutan dan pengembangan, sifat mekanis,
sifat akustik, kelistrikan dan lainnya sehingga perlu diketahui sebelum pengerjaan kayu dilakukan.
Berat jenis
Berat jenis kayu adalah perbandingan antara kerapatan kayu 3 tersebut dengan kerapatan
benda standar. Besarnya berat jenis pada tiap-tiap kayu berbeda-beda dan tergantung kandungan zat-
zat dalam kayu, kandungan ekstarktif serta kandungan air kayu, disamping ukuran sel kayunya
(kasmudjo,2010). Berat jenis di tentukan oleh tebal dinding sel kayu dan kecilnya rongga sel yang
membentuk pori-pori. Berat jenis kayu diperoleh dari perbandingan antara berat suatu volume kayu
tertentu dengan volume air yang sama pada suhu standart. Umumnya berat jenis kayu ditentukan
berdasarkan berat kayu kering udara, yaitu sekeringkeringnya tanpa ada proses pengeringan buatan.
Tiap-tiap kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara minimum 0,2 hingga BJ
1,28.
Berat jenis merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat fisis kayu. Makin tinggi berat
jenisnya, umumnya makin kuat pula kayunya. Semakin kecil berat jenis kayu, maka akan berkurang
pula kekuatannya. Berat jenis ditentukan antara lain oleh tebal dinding sel dan kecilnya rongga sel
yang membentuk pori-pori. Perbandingan berat jenis banyak disederhanakan dalam sistem matriks
karena 1 cm³ air beratnya tetap 1 gram. Jadi berat jenis dapat dihitung secara langsung dengan
membagi berat dengan volume cm³, maka nilai kerapatan (ρ) dan berat jenis (bj) adalah sama jika
menguunakan massa oven. Namun berat jenis tersebut tidak mempunyai satuan karena berat jenis
adalah nilai relatif (Haygreen dkk, 1996). Faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis kayu yaitu
umur, pohon, tempat tumbuh, posisi kayu dalam batang dan kecepatan tumbuh. Berat jenis kayu
merupakan salah satu sifat fisik kayu yang penting sehubungan dengan penggunaannya (Pandit
dkk,2002).
Kekuatan Tarik
Dua arah kekuatan tarik pada kayu yaitu searah serat kayu atau tegak lurus (melintang) arah serat
kayu. Kekuatan tarik kayu adalah bagaimana reaksi bahan kayu terhadap gaya-gaya yang menarik
kayu. Pada umumnya kayu memiliki kekuatan tarik lebih besar searah serat kayu.
Kekuatan Tekan
Adalah daya tahan kayu terhadap tekanan pada searah serat kayu atau melintang serat kayu. Kekuatan
tekan kayu lebih lemah pada arah melintang serat.
Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kekuatan kayu menahan gerakan dan tekanan yang membuat kayu bergeser
(tanpa pukulan) baik itu beban mati ataupun beban hidup. Beban mati artinya tekanan secara terus
menerus pada skala tekanan tertentu. Sedangkan beban hidup berarti tekanan yang berulang-ulang dan
bisa berubah-ubah kekuatannya.
Keteguhan geser kayu paling besar adalah pada posisi melintang serat kayu.
Sifat khusus dari kayu adalah semakin cepat kayu itu dibebani (semakin pendek waktu
pembebanan), semakin besar tegangan yang dapat didukungnya. Jadi kayu yang dibebani selama 1
jam akan dapat mendukung tegangan yang lebih besar dari pada apabila dibebani selama 1 tahun.
Oleh karena itu kayu merupakan bahan yang baik sekali untuk mendukung tegangan- tegangan yang
terjadi dalam waktu yang pendek saja, seperti :
a. Kuda-kuda, menara, hanggar, dimana gaya tekanan angin merupakan faktor utama dalam
perhitungannya.
b. Lantai (kecuali lantai gudang), yang hanya dibebani dalam waktu yang pendek.
STRUKTUR KAYU
Dibuat oleh :
Nama : Jelita Ratte Tampang
NPM : 21 111 002
Kelas : B