Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

1.KADAR AIR DAN SUSUT KAYU


(SNI 03-6850-2002& SNI 03-6843-2002)

1. Maksud danTujuan Percobaan


Maksud
Pengujian ini dimaksudkan sebagai salah satu acuan untuk menentuka kadar air
penyusutan kayu pada kondisi kayu tertentu.
Tujuan
Pengujian bertujuan untuk mendapatkan nilai kadar air serta parameter lain seperti
nilai penyusutan kayu pada kondisi tertentu.

2. Acuan
Tata cara ini mengacu pada beberapa standar :
 ASTM D 4442-92 (2003) Standard test methods for direct moisture content
measurement of wood and wood base materials.
 SNI 03-6850-2002 Metode pengujian pengukuran kadar air kayu dan bahan
berkayu.
 SNI ISO 16979:2008 Panel kayu – Penentuan kadar air.
 SNI 03-6843-2002 Metode pengujian susut radial dan tangensial kayu di
laboratorium.

3. Istilah dan Definisi


Kadar air kayu (Moisture Content)adalah kandungan air yang terdapat dalam kayu,
yang dinyatakan dalam persen.Kadar air dapat ditentukan pada kondisi kayu kering
mutlak (oven), kering udara, basah dan jenuh air.
Susut kayu(Shrinkage) adalah perubahan dimensi kayu pada arah longitudinal,
radial,dan tangensial akibat perubahan kadar air.Penyusutan atau pengembangan kayu
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya nilai kadar air,karena kayu bersifa thigroskopik,
yaitu dapat menyerap atau melepaskan air bergantung kondisi kelembaban.

Arah susut kayu yakni diukur dalam 3 (tiga) arah yaitu :


 Arah radial adalah arah yang tegak lurus dengan lingkaran tahunan kayu dan
memotong sumbu longitudinal.
 Arah tangensial adalah arah yang menyinggung lingkaran tahunan kayu.
 Arah longitudinal adalah arah yang memanjang atau arah yang sejajar serat kayu.

Kelompok 1 K.1-16
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

1. Kayu basah( kondisi awal )adalah kayu dengan kondisi kadar air > 30%, atau kayu
yang belumdilakukan proses pengeringan.

2. Kayu kering oven adalah kayu dengan kondisi kadar air 0%,dicapai melalui
pengeringan dalam oven pada suhu (103 ± 2) 0C.

3. Kayu kering udara adalah kayu dengan kondisi kadar air 12-18% dimana kadar air
telah mencapai keseimbangan (bergantung pada suhu dan kelembaban udara),
dicapai melalui pengeringan alami hingga beratnya relative konstan.

4. Kayu jenuh air adalah kayu dengan kondisi kadar air berkisar 25-30%, yaitu rongga
dan dinding sel jenuh air.

4. Peralatan
Peralatan yang dipakai harus dengan kalibrasi yang masih berlaku.
Untuk pengujian kuat tekan kayu diperlukan peralatan sebagai berikut :
a) Neraca ohaus

Gambar K-01.1. Neraca ohaus

b). Jangka sorong.

Gambar K-01.2. Jangka sorong ( ketelitian 0,02 mm )

Kelompok 1 K.1-16
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

c). Oven.

Gambar K-01.3. Oven (Memmert)ELE Internasional, Kap. 200 º C


c). Desikator.

Gambar K-01.4. Desikator


e). Tempat perendaman kayu.

Gambar K-01.5. Bak perendam

Kelompok 1 K.1-16
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

5. Benda Uji
i. Batang contoh diambil secara acak dari beberapa tempat tumpukan kayu yang
sejenis, sebanyak 5 buah.
ii. Benda uji dipotong melintang sepanjang 2 cm, dengan jarak minimum 60 cm dari
salah satu ujung setiap batang contoh, sehingga dihasilkan 5 benda uji.
iii. Benda uji berukuran : R x T x L ( 50 mm x 50 mm x 20mm).
Ar

si
h
T

n
g

n
a

Arah Longitudinal (L)


Arah Radial (R)
Gambar K-01.6. Sketsa benda uji

6. Prosedur
a. Benda uji (kondisi sampel) diukur (dimensi : Rs,Ts,Ls) dan ditimbang (berat: Ws).
b. Benda uji dikeringkan di dalam oven pada suhu (103+2)oCsampaiberatcontohtetap,
kemudiandiukur (dimensi : Rko,Tko, Lko) danditimbang (berat : Wko).
c. Benda uji diletakkan di udara terbuka sampai berat contoh relatif tetap atau
beratnya naik turun, kemudian diukur (dimensi : Rku, Tku, Lku) dan ditimbang
(berat : Wku).
d. Benda uji direndam dalam air beberapa jam hingga jenuh air, keringkan permukaan
kemudian diukur (dimensi : Rja, Tja, Lja) dan kemudian ditimbang (berat : Wja).

Kelompok 1 K.1-16
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

7. Perhitungan
a. Contoh perhitungan nilai kadar air (M)
Contoh perhitungan benda uji 1 :
Diketahui :
Berat awal, Ws = 40,60 gr
Berat kering oven, Wko = 28,42 gr
Berat kering udara, Wku = 32,60 gr
Berat jenuh air, Wja = 50,56 gr

Ws − Wko
x 100 %
Kadar air awal, Ms = Wko
40,60−28,42
x 100 %
= 28,42
= 42,857 %

Wku − Wko
x 100 %
Kadar air kering udara, Mku = Wko
32,60 −28,42
x 100 %
= 28,42
= 14,708 %

Wja − Wko
x 100 %
Kadar air jenuh air, Mja = Wko
50,56−28,42
x 100 %
= 28,42
= 77,902 %

Kelompok 1 K.1-16
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

b. Contoh perhitungan penyusutan kayu (S)


Contoh perhitungan benda uji 1 :
1. Susut Arah Radial
Ukuran awal Rs = 49,16 mm
Ukuran sampel kering oven, Rko = 48,10 mm
Ukuran sampel kering udara, Rku = 48,45 mm
Ukuran sampel jenuh air, Rja = 51,75 mm

Rs − Rko
x 100 %
Susut awal,Ss = Rko
49,16−48,10
x 100 %
= 48,10
= 2,204%

Rku− Rko
x 100 %
kering udara, Sku = Rko
Susut
48,45−48,10
x 100 %
= 48,10
= 0,728 %

Rja − Rko
x 100 %
Susut jenuh air, Sja = Rko
51,75−48,10
x 100 %
= 48,10
= 7,588 %

Kelompok 1 K.1-16
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

2. Susut Arah Tangensial


Ukuran awal, Ts = 49,40 mm
Ukuran sampel kering oven, Tko = 48,35 mm
Ukuran sampel kering udara, Tku = 48,70 mm
Ukuran sampel jenuh air, Tja = 51,22 mm

Ts − Tko
x 100 %
Susu tawal, Ss = Tko
49,40−48,35
x 100 %
= 48,35
= 2,172 %

Tku − Tko
x 100 %
Susut kering udara, Sku = Tko
48,70−48,35
x 100 %
= 48,35
= 0,724 %

Tja − Tko
x 100 %
Susut jenuh air, Sja = Tko
51 ,22−48,35
x 100 %
= 48 ,35
= 5,936 %

Kelompok 1 K.1-16
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

3. Susut Arah Longitudinal


Ukuran awal, Ls = 21,00 mm
Ukuran sampel kering oven, Lko = 20,71 mm
Ukuran sampel kering udara, Lku = 20,85 mm
Ukuran sampel jenuh air, Lja = 22,05 mm

Ls − Lko
x 100 %
Susut awal, Ss = Lko
21,00−20,71
x 100 %
= 20,71
= 1,400 %

Lku − Lko
x 100 %
Susut kering udara, Sku = Lko
20,85−20,71
x 100 %
= 20,71
= 0,676 %

Lja − Lko
x 100 %
Susut jenuh air, Sja = Lko
22,05−20 ,71
x 100 %
= 20,71
= 6,470 %

Kelompok 1 K.1-16
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

8. Kesimpulan
a. Dari hasil percobaan yang diambil nilai rata-rata dari lima buah benda uji
diperoleh nilai kadar air sampel awal rata rata adalah 42,421 %, nilai kadar air
kering udara rata-rata adalah 14,580 % dan nilai kadar air jenuh air rata-rata
adalah 77,462 %.
b. Dari hasil percobaan dan perhitungan diperoleh nilai susut kayu kering udara rata-
rata pada arah radial, arah tangensial, dan arah longitudinal adalah :
-Arah Radial = 0,501 %
-Arah Tangensial = 0,605 %
-Arah Longitudinal = 0,682 %.
Dari nilai diatas dapat disimpulkan susut kayu maksimum terjadi pada arah
longitudinal dan minimum pada arah radial.

Kelompok 1 K.1-16
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

9. Lampiran

Gambar K-01.7. Kondisi awal sampel

Gambar K-01.8. Kondisi Kering Oven sampel

Kelompok 1 K.1-16
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

Gambar K-01.9. Kondisi Jenuh Air sampel

Gambar K-01.10. Proses Perendaman untuk kondisi jenuh air

Kelompok 1 K.1-16
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

Gambar K-01.11. Proses kayu didiamkan dalam wadah pada kondisi kering udara

3. Kondisi kering udara


Diketahui :
Berat sampel,Wku = 32,60 gr
Panjang sampel,Rku = 48,45 mm
Tebal sampel,Lku = 48,70 mm
Lebar sampel,Tku = 20,85 mm
Wku
x 103
Kerapatan kering udara, ρku = Vku
32 ,60
x103
= 48 ,45 x 48 ,70x 20 ,85
= 0,663 gr/mm3

4. Kondisi jenuh air


Diketahui :
Berat sampel,Wja = 50,56 gr
Panjang sampel,Rja = 51,75 mm
Lebar sampel,Tja = 51,22 mm
Tebal sampel,Lja = 22,05mm
Wja
x103
Kerapatan jenuh air, ρja = Vja
50,56
x 103
= 51,15 x51 ,22x 22,05
=0,865 gr/m

Kelompok 1 K.1-16
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

a. Contoh perhitungan berat jenis kayu (G)


Contoh perhitungan benda uji 1 :
1. Kondisi awal
Diketahui :
Berat sampel, Ws = 40,60 gr
Panjang sampel, Rs = 49,16 mm
Tebal sampel, Ls = 21,00 mm
Lebar sampel, Ts = 49,40 mm

Ws
x 10 3
Berat jenis awal, Gs = Vs (1+Ms /100 )
40,60
x10 3
= 50998,584 (1+42,85/100)
= 0,557 gr/mm3
2. Kondisi kering oven
Diketahui :
Berat sampel, Wko = 28,42 gr
Panjang sampel,Rko = 48,10 mm
Tebal sampel, Lko = 48,35 mm
Lebar sampel, Tko = 20,71 mm
Wko
x103
Gko = Vko (1+Mko/100 )
Berat jenis kering oven,
28 , 42
x 103
= 48163 . 9008 (1+0/100)
= 0,590 gr/mm3

Kelompok 1 K.1-16
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

3. Kondisi kering udara


Diketahui :
Berat sampel,Wku = 32,60 gr
Panjang sampel,Rku = 48,45 mm
Tebal sampel,Lku = 48,70 mm
Lebar sampel,Tku = 20,85 mm
Wku
x 103
Berat jenis kering udara, Gku = Vku(1+Mku /100)
32 ,60
x 103
= 49195 , 8878(1+14 , 70/100 )
= 0,578 gr/mm3
4. Kondisi jenuh air
Diketahui :
Berat sampel,Wja = 50,56 gr
Panjang sampel,Rja = 51,75 mm
Lebar sampel,Tja = 51,22 mm
Tebal sampel,Lja = 22,05mm
Wja
x 103
Berat jenis jenuh air, Gja = Vja (1+ Mja/100 )
50 ,56
x 103
= 58446 ,5018 (1+60 ,01 /100 )
= 0,470 gr/mm3

Kelompok 1 K.1-16
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

7. Kesimpulan
a. Dari hasil percobaan yang diambil nilai rata-rata dari lima buah benda uji diperoleh
:
- nilai kerapatan kayu kondisi awal rata rata adalah 0,803 gr/mm3,
- nilai kerapatan kayu kondisi kering oven rata-rata adalah 0,598 gr/mm3,
- nilai kerapatan kayu kondisi kering udara rata-rata adalah 0,673 gr/mm3,
- nilai kerapatan kayu kondisi jenuh air rata-rata adalah 0,876 gr/mm3.
b. Dari hasil percobaan 5 benda uji diperoleh nilai rata-rata berat jenis kayu kondisi
kering udara adalah 0,586 gr/mm3, sehingga dari tabel D-05.1 kelas kayu menurut
kekuatan kelas III

Kelompok 1 K.1-16
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

8. Lampiran

Gambar K-02.4. Kondisi awal sampel

Gambar K-02.5
. Kondisi Kering Oven sampel

Kelompok 1 K.1-16
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

Gambar K-02.6. Kondisi Jenuh Air sampel

Kelompok 1 K.1-16

Anda mungkin juga menyukai