Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ANALISIS KORUPSI PROYEK HAMBALANG”

OLEH :

MOH. AMIN A. SADU


NIM. F111 18 259

PSDKU UNTAD

TOJO UNA-UNA

TAHUN 2022

1
BAB Ⅰ

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kasus korupsi sekarang ini menjadi kasus yang terus menjadi sorotan di
Indonesia karena pelakunya tidak lain adalah pejabat-pejabat negara yang
menduduki posisi penting dalam pemerintahan. Tindak pidana korupsi adalah
suatu perbuatan melawan hukum yang baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat merugikan perekonomian negara yang dari segi materiil perbuatan
itu dipandang sebagai perbuatan yang bertentangan dengan etika dan nilai-nilai
keadilan masyarakat, di samping itu juga merupakan perilaku kejahatan yang sulit
ditanggulangi. Sulitnya penanggulangan tindak pidana korupsi ini terlihat dari
banyaknya putusan pengadilan yang membebaskan terdakwa kasus korupsi atau
ringannya sanksi yang harus diterima oleh terdakwa yang tidak sesuai dengan
kejahatan yang telah dilakukannya. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, rasa
keadilan dan rasa kepercayaan atas hukum dan perundang undangan dari rakyat
sebagai warga negara dapat berkurang.
Kasus Hambalang yang belakangan ini banyak diperbincangkan adalah kasus
dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan banyak pihak terlibat.
Pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional
(P3SON) di Desa Hambalang, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Provinsi
Jawa Barat. Proyek P3SON Hambalang ini sebenarnya sudah dimulai sejak 10
Desember 2010 hingga 31 Desember 2012. Kementerian Pemuda dan

2
Olahragam(Kemenpora) menilai perlu ada pusat pendidikan latihan dan sekolah
olahraga yang bertarap nasional. Tetapi, dalam perkembangannya proyek P3SON
Hambalang ini mengalami kendala, mulai dari tidak mendapatkan rekomendasi
pembangunan, sampai permasalahan biaya anggaran yang melonjak naik menjadi
Rp 2,5 Triliun.
Berdasarkan kasus di atas saat ini kasus korupsi telah menjadi penyakit
nasional dan tentunya merugikan keuangan negara, dapat kita jumpai dalam
segala lapisan masyarakat karena kondisi sosial dan tindak pidana korupsi
menjadi salah satu aspek yang membuat tindakan korupsi menjadi tumbuh subur
dan bukan lagi merupakan hal yang tabu bagi kalangan masyarakat. Kebiasaan
masyarakat ini akhirnya menjadi sebuah budaya, lemahnya penegakan hukum di
indonesia kurang membuat efek jera bagi para pelaku korupsi. Dalam upaya
penegakan dan memeriksa tindak pidana korupsi para pihak terkait telah
melakukan berbagai cara untuk melakukan pengungkapanya karena biasanya
banyak tindak pidana korupsi dilakukan dengan rapi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Apa saja penyebab seseorang untuk melakukan tindakan korupsi ?
b. Apa saja yang termasuk jenis-jenis tindak pidana korupsi ?
c. Apa penyebab terjadinya korupsi proyek hambalang ?
d. Bagaimana peran pemerintah menanggapi kasus korupsi yang kerap terjadi
di Indonesia ?

1.3 TUJUAN
a. Untuk mengetahui penyebab apa saja yang mendorong seseorang untuk
melakukan tindakan korupsi
b. Untuk mengetahui jenis-jenis tindak pidana korupsi
c. Untuk mengetahui penyebab terjadinya korupsi proyek hambalang
d. Untuk mengetahui respon dari Negara dan pemerintah tentang korupsi di
Indonesia

3
BAB Ⅱ
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KORUPSI


Kata korupsi berasal dari bahasa latin “corruptio” atau corruptus yang
bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Dalam arti
yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk
keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintahan di seluruh dunia ini rentan
korupsi dalam praktiknya. Beratnya korupsi tentu berbeda-beda, dari yang paling
ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan
menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan.
Berdasarkan pengertian korupsi yang dijelaskan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa Korupsi adalah perbuatan yang melanggar etika seperti
penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan lain sebagainya yang dilakukan
untuk mendapat keuntungan pribadi atau orang lain, yang mengakibatkan
kerugian keuangan pada negara.

2.2 FAKTOR PENYEBAB KORUPSI


Faktor penyebab korupsi adalah sebagai berikut:
1. Faktor Internal
Faktor internal penyebab korupsi berasal dari dalam diri sendiri, yaitu sifat
dan karakter seseorang yang mempengaruhi segala tindakannya. Beberapa
yang termasuk di dalam faktor internal yaitu:
a) Sifat Tamak

4
Sifat tamak merupakan sifat yang dimiliki manusia, di setiap harinya
pasti manusia meinginkan kebutuhan yang lebih dan selalu merasa
kurang akan sesuatu yang di dapatkan. Akhirnya munculah sifat tamak
ini di dalam diri seseorang untuk memiliki sesuatu yang lebih dengan
cara korupsi.

b) Gaya Hidup Konsumtif


Gaya hidup konsumtif ini dirasakan oleh manusia-manusia di dunia,
dimana manusia pasti memiliki kebutuhan masing-masing dan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus mengonsumsi kebutuhan
tersebut, dengan perilaku tersebut tidak bisa di imbangi dengan
pendapat yang diperoleh yang akhirnya terjadilah tindakan korupsi.

2. Faktor Eksternal
Beberapa yang termasuk dalam faktor eksternal tersebut yaitu :
a). Faktor ekonomi
Adanya kebutuhan akan ekonomi yang lebih baik seringkali
mempengaruhi seseorang dalam bertindak. Misalnya gaji yang tidak
sesuai dengan beban kerja, mendorong seseorang melakukan tindakan
korupsi.
b). Faktor politik
Dunia politik sangat erat hubungannya dengan persaingan dalam
mendapatkan kekuasaan. Berbagai upaya dilakukan untuk menduduki
suatu posisi sehingga timbul niat untuk melakukan tindakan korupsi.
c). Faktor organisasi
Dalam organisasi yang terdiri dari pengurus dan anggota, tindakan
korupsi dapat terjadi karena perilaku tidak jujur, tidak disiplin, tidak
ada kesadaran diri, aturan yang tidak jelas, struktur organisasi tidak
jelas, dan pemimpin yang tidak tegas.
d). Faktor hukum

5
Seringkali tindakan hukum terlihat tumpul ke atas tajam ke bawah.
Artinya, para pejabat dan orang dekatnya cenderung diperlakukan
istimewa di mata hukum. Sedangkan masyarakat kecil diperlakukan
tegas. Hal ini terjadi karena adanya praktik suap dan korupsi di lembaga
hukum.

2.3 JENIS-JENIS KORUPSI


Jenis tindak pidana korupsi di antaranya adalah :
1. Bribery (Penyuapan)
Bribery atau penyuapan adalah suatu tindakan memberikan uang atau
imbalan kepada pihak lain yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
2. Embezzlement (Penggelapan)
Embezzlement atau penggelapan adalah suatu tindakan kecurangan dalam
bentuk penggelapan sumber daya orang lain atau organisasi untuk
kepentingan pribadi.
3. Fraud (Kecurangan)
Fraud atau kecurangan adalah suatu tindakan kejahatan ekonomi yang
disengaja dimana seseorang melakukan penipuan, kecurangan, dan
kebohongan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
4. Extortion (Pemerasan)
Extortion atau pemerasan adalah suatu tindakan korupsi dimana seseorang
atau kelompok melakukan ancaman secara lazim kepada pihak lain untuk
memperoleh uang, barang dan jasa, atau perilaku yang diinginkan dari
pihak yang diancam.
5. Favouritism (Favoritisme)
Favouritism atau favoritisme atau tindakan pilih kasih adalah suatu
mekanisme korupsi dimana seseorang atau kelompok menyalahgunakan
kekuasaannya yang berimplikasi pada tindakan privatisasi sumber daya.

6
2.4 KASUS KORUPSI PROYEK HAMBALANG

Pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional


(P3SON) di Hambalang, Sentul, Bogor, Jawa Barat, menuai kontroversial. Dalam
audit BPK, ditulis bahwa proyek bernilai Rp1,2 triliun ini berawal saat Direktorat
Jenderal Olahraga Departemen Pendidikan Nasional hendak membangun Pusat
Pendidikan Pelatihan Olahraga Pelajar Tingkat Nasional (National Training Camp
Sport Center).
Mulanya proyek ini adalah inisiasi Direktorat Jenderal Olahraga Departemen
Pendidikan Nasional pada 2003-2004, yang saat itu butuh pusat pendidikan dan
pelatihan olahraga dalam rangka persiapan pembinaan atlet nasional bertaraf
internasional. Kemudian, pada tahun 2004 dibentuklah tim verifikasi yang
bertugas mencari lahan yang representatif untuk menggolkan rencana tersebut.
Hasil tim verifikasi ini menjadi bahan Rapim Ditjen Olahraga Depdiknas untuk
memilih lokasi yang dianggap paling cocok bagi pembangunan pusat olah raga

7
tersebut, muncul lima lokasi yakni Karawang, Cariu, Bogor, Cibinong, Cikarang,
dan Bukit Hambalang.
Pembangunan juga mendapat izin prinsip Bupati Bogor tanggal 19 Juli 2004
tentang penetapan lokasi untuk pembangunan gedung PLOPN di Hambalang
seluas kurang lebih 30 hektar atas nama Dirjen Olahraga Departemen Pendidikan
Nasional. Proyek PLOPN kemudian dialihkan Direktorat Jenderal Olahraga dan
Direktorat Kepemudaan Departemen Pendidikan Nasional kepada Kementerian
Negara Pemuda dan Olahraga. Tahun 2007 diusulkan perubahan nama dari Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Olahraga Pelajar Nasional, dengan pemrakarsa
Departemen Pendidikan Nasional menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Prestasi Olahraga Nasional dengan pemrakarsa Kementerian Negara Pemuda dan
Olahraga.
Dalam perjalanannya, muncul lah kronologi sebagai berikut:
a). 1 Agustus 2011: KPK mulai menyelidiki kasus korupsi proyek
Hambalang senilai Rp 2,5 triliun.
b). 8 Februari 2012: Nazar menyatakan bahwa ada uang Rp 100 miliar
yang dibagi-bagi, hasil dari korupsi proyek Hambalang. Rp 50 miliar
digunakan untuk pemenangan Anas sebagai Ketua Umum Partai
Demokrat; sisanya Rp 50 miliar dibagi-bagikan kepada anggota DPR RI,
termasuk kepada Menpora Andi Alfian Mallarangeng.
c). 9 Maret 2012: Anas membantah pernyataan Nazar. Anas bahkan
berkata dengan tegas, "Satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung
Anas di Monas.
d). 5 Juli 2012: KPK menjadikan tersangka Dedi Kusnidar, Kepala Biro
Keuangan dan Rumahtangga Kemenpora. Dedi disangkakan
menyalahgunakan wewenang sebagai pejabat pembuat komitmen proyek.
e). 3 Desember 2012: KPK menjadikan tersangka Andi Alfian
Mallarangeng dalam posisinya sebagai Menpora dan pengguna anggaran.
Selain itu, KPK juga mencekal Zulkarnain Mallarangeng, adik Andi, dan
M. Arif Taufikurrahman, pejabat PT Adhi Karya.

8
f). 22 Februari 2013: KPK menjadikan tersangka Anas Urbaningrum.
Anas diduga menerima gratifikasi berupa barang dan uang, terkait dengan
perannya dalam proyek Hambalang.

Ide pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga


Nasional tercetus sejak jaman Menteri Pemuda dan Olahraga dijabat oleh
Adiyaksa Dault. Dipilihlah wilayah untuk membangun, yaitu tanah di daerah
Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Namun pembangunan urung terealisasi karena
persoalan sertifikasi tanah. Saat Menpora dijabat Andi Alfian Mallarangeng,
proyek Hambalang terealisasi. Tender pun dilakukan. Pemenangnya adalah PT
Adhi Karya dan PT Wijaya Karya. Anas Urbaningrum diduga mengatur
pemenangan itu bersama Muhammad Nazaruddin, Angelina Sondakh, dan
Mahfud Suroso.
Masalah sertifikasi juga berhasil diselesaikan. Pemenangan dua perusahaan
BUMN itu ternyata tidak gratis. PT Dutasari Citralaras menjadi subkontraktor
proyek Hambalang dan mendapat jatah senilai Rp 63 miliar. Perusahaan yang
dipimpin Mahfud itu dikomisarisi oleh Athiyyah Laila, istri Anas. Selain itu, PT
Adhi Karya juga menggelontorkan dana terima kasih senilai Rp 100 miliar.
Setengah dana itu dipakai untuk pemenangan Anas sebagai Ketua Partai
Demokrat dan sisanya dibagi-bagikan oleh Mahfud kepada anggota DPR RI,
termasuk kepada Menpora Andi Mallarangeng. Selain itu, Anas juga mendapatkan
gratifikasi berupa mobil Toyota Harrier dari Nazar.
KPK menyatakan, dalam penyelidikan Hambalang ada dua hal yang menjadi
konsentrasi pihaknya. Yakni, terkait dengan pengadaan pembangunan dan terkait
dengan kepengurusan sertifikat tanah Hambalang. Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi (Tipikor) menjatuhkan vonis hukuman 4 tahun penjara, dan denda Rp
200 juta serta subsidar 2 bulan kurungan kepada mantan Menteri Pemuda dan
Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng dalam kasus tindak pidana korupsi
proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di
Hambalang, Bogor.

9
Menurut hakim ketua Haswandi terdakwa Andi Mallarangeng terbukti secara
sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama.
Dalam putusan tersebut, hakim ketua menilai Andi dengan sengaja telah
menyalahgunakan kewenangannya sebagai Menpora dalam pengurusan proyek
Hambalang. Dimana sebagai Menpora, Andi adalah pengguna anggaran sekaligus
pemegang otoritas kekuasaan pengelolaan keuangan negara di Kemenpora serta
memiliki kewajiban untuk melakukan pengawasan pelaksanaan anggaran.
Atas perbuatan tersebut Andi telah menguntungkan pihak lain, Proyek
P3SON telah merugikan keuangan negara Rp 464,391 miliar. Andi melanggar
Pasal 3 jo Pasal 18 UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana diubah dengan UU No 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1)
ke 1 jo Pasal 65 ayat (1) KUHP Pidana.
Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi juga menyebutkan
membengkaknya anggaran proyek pembangunan Hambalang, disebabkan oleh
keinginan Andi Mallarangeng untuk mengubah konsep bangunan. Majelis hakim
mengatakan Andi Mallarangeng telah memerintahkan Sesmenpora Wafid
Muharam untuk melakukan pemaparan proyek dengan desain master plan baru.
Kemudian dilakukan pertemuan membahas perombakan design baru seperti
konsep bangunan, luas tanah dan gedung, yang berlangsung di lantai 10 Gedung
Kemenpora. Dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh Wafid, Deddy Kusdinar, Rio
Wilarso, Lisa Lukitawati Isa, Muhammad Arifin, Asep Wibowo dan Anggraeni
Dewi Kusumastuti.
Akibatnya, anggaran Proyek Hambalang yang semula Rp 125 miliar terus
bertambah. Hingga tahun 2010, anggaran tersebut meningkat mencapai Rp 275
miliar. Namun, pada akhirnya anggaran tersebut membengkak drastis menjadi
total Rp 2,5 triliun, sehingga negara mendapat kerugian keuangan negara senilai
Rp 464,391 miliar.

10
BAB Ⅲ
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari kasus Proyek Hambalang tersebut maka dapat di lihat bahwa Korupsi
merupakan perbuatan yang pastinya merugikan bangsa dan Negara. Karena
korupsi merupakan perbuatan memperkaya diri sendiri baik yang dilakukan oleh
sendiri ataupun bersama-sama melakukannya dengan orang lain, karena dampak
dari korupsi sendiri mengakibatkan banyak permasalahan terhadap perekonomian.
Korupsi mengurangi pendapatan dari sektor publik dan meningkatkan
pembelanjaan pemerintah untuk sektor publik.
Jika Indonesia sanggup menekan tingkat korupsinya hingga serendah
tingkat korupsi Singapura, maka Indonesia akan mencapai pertumbuhan ekonomi
sebesar 10.68% per tahun. Maka mutlak sudah, bahwa pemberantasan korupsi
adatah bagian yang tak terpisahkan dari proses perbaikan ekonomi Indonesia.
Bahkan, saat ini sudah menjadi anggapan di masyarakat bahwa korupsi hampir
mustahil dapat dibasmi, karena ada anggapan bahwa korupsi telah menjadii
kebudayaan bangsa Indonesia. Namun hal ini tidak bisa dijadikan untuk terus
bersikap toleran dan permisif terhadap keberadaan korupsi.

3.2 SARAN
Jika Indonesia ingin maju dan bangkit dari keterpurukan,maka setiap dari kita
harus menjauhi praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dari kehidupan sehari-

11
hari kita. Mari kita bersama-sama membangun negeri kita ini menjadi negara yang
besar dan berdaulat.
Komitmen yang kuat dari para pemimpin adalah kuncinya, karenanya pada
setiap proses pemilihan presiden atau pejabat apapun, agar dilakukan dengan
sangat memperhatikan moralitas dan etika. Pemerintah secara perlahan-lahan
harus mulai mengurangi keterlibatan para aktivitas ekonomi. Mungkin itulah yang
mesti dilakukan jika berkaca pada Finlandia dan negara lain yang mampu meng-
nol-kan potensi korupsinya. Peran pemerintah selanjutnya adalah menjadi “wasit
dunia usaha” yang memastikan aktivitas ekonomi berjalan lancar serta
meminimalkan terjadinya kegagalan pasar. Secara perlahan-lahan pemerintah
harus mulai melakukan rasionalisasi pegawai dalam jumlah yang cukup
siginifikan dan memastikan standar gaji yang bersaing dengan swasta. Akan
tetapi, antisipasi akibat dan kebijakan pengurangan pegawai ini juga mesti
disiapkan dan menghukum para koruptor dengan hukuman yang seberat-beratnya.
Mungkin Korea Selatan bisa dicontoh dalam hal ini.
Serta memaksimalkan peran KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sebagai
pengawas yang jujur dan auditor yang bersih dalam melakukan peran kontrol dan
pengusutan atas segala macam dugaan korupsi, secara bertahap dan berkelanjutan.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-korupsi.html
(19-12-2019 PUKUL : 19.05)

https://www.zonareferensi.com/pengertian-korupsi/ (19-12-2019 PUKUL : 19.11)

https://www.coursehero.com/file/39944253/Kasus-hambalang-fixpdf/
(19-12-2019 PUKUL 19.35)

https://www.kompasiana.com/fachrulkhairuddin/551fc515a333119542b65a2c/
kronologi-kasus-korupsi-proyek-hambalang (19-12-2019 PUKUL : 19.52)

https://www.beritasatu.com/nasional/108833/penyelesaian-kasus-hambalang-masuk-
prioritas-kpk (19-12-2019 PUKUL 20.10)

13

Anda mungkin juga menyukai