Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Akar Volume 6 Nomor 2 Edisi Agustus 2017

KARAKTERISTIK ANATOMI KAYU DURIAN (Durio zibethinus)


The Anatomical Characteristic of Durio zibethinus

Meylida Nurrachmania1

1Dosen Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Simlaungun

Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur dan karakteristik


anatomi kayu durian (Durio zibethinus). Karakteristik struktur anatomi yang
diamati meliputi ciri makroskopis dan ciri mikroskopis. Pengamatan ciri
makroskopis meliputi: warna, corak, tekstur, arah serat, kilap, kesan raba, dan
kekerasan. Pengamatan ciri mikroskopis dilakukan dengan bantuan mikroskop
terhadap preparat maserasi dan sayatan mikrotom. Parameter yang diamati yaitu
dimensi serat (diameter serat, diameter lumen dan tebal dinding sel), pori, jari-jari,
pembuluh (panjang dan diameter pembuluh). Hasil Penelitian menunjukkan rata-
rata dimensi serat yaitu panjang serat 1866, diameter serat 35.55, diameter
lumen 31.76  dan tebal dinding serat 1.88. Kualitas seratnya termasuk dalam
kelas II.

Kata Kunci: Anatomi Kayu, Durio zibethinus

PENDAHULUAN sampai pada unsur penyusunan di


dalamnya diantaranya sebagai bahan
Latar Belakang baku pulp kertas.
Kayu merupakan suatu Bahan baku pulp dan kertas
kebutuhan yang tidak dapat pada prinsipnya dapat diperoleh dari
dipisahkan dari kehidupan manusia. kayu, yaitu 90 % sedangkan sisanya
Jumlah penduduk bertambah berarti berasal dari tanaman berserat
bertambah pula kebutuhan akan lainnya. Serat-serat kayu akan
kayu, hal ini menimbulkan mempengaruhi tujuan pembuatan
kekhawatiran bahwa ketersediaan pulp dan kertas yang meliputi
kayu tidak seimbang dengan penggunaan hasil, kekuatan serta
permintaan. Makin tinggi kemajuan rendemen yang dihasilkan
teknologi makin beraneka ragam (Kasmudjo, 1988).
mutu, manfaat kayu yang digunakan Sifat-sifat kayu yang unik
oleh manusia. inherent dalam struktur anatomi sel-
Penggunaan kayu sebagai sel penyusunnya (Bodig dan Jayne
bahan baku industri pengolahan kayu 1982; Haygreen dan Bowyer 1986).
semakin luas dengan semakin Kayu Durian (Durio zibethinus)
berkembangnya ilmu pengetahuan memiliki potensi yang cukup besar
dan teknologi. Penggunaan kayu dari segi manfaatnya, maupun
tidak hanya terbatas pada bentuk kegunaannya. Sifat anatomi kayu
aslinya. Namun penggunaan kayu Durian yang diamati meliputi sifat
telah berkembang sedemikian jauh makroskopis dan sifat
Jurnal Akar Volume 6 Nomor 2 Edisi Agustus 2017

mikroskopisnya. Sifat makroskopis ditutup dengan cover glass. Serat


meliputi warna kayu teras dan kayu siap diamati dibawah mikroskop
gubal, tekstur kayu dan riap tumbuh. kemudian diukur. Dimensi yang
Sifat mikroskopisnya yang diamati diukur adalah panjang serat, diameter
meliputi pori, parenkim jari-jari, serat, tebal dinding serat dan
parenkim aksial dan sel serabut. diameter lumen.

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Struktur anatomi yang 1.Ciri Makroskopis


diamati biasanya meliputi ciri
makroskopis dan ciri mikroskopis. Ciri umum kayu durian menurut
Ciri umum atau ciri makroskopis Pandit dan Dani (2008) dan menurut
kayu diamati pada contoh kayu yang Porsea Indonesia (2002), yaitu:
telah dihaluskan permukaannya. Ciri - Warna: kayu teras berwarna
umum yang diamati sebagaimana coklat muda kemerah-merahan,
pola yang telah disusun dalam merah atau coklat merah tua,
Mandang & Pandit (1997) adalah gubal agak putih, coklat kuning
meliputi : warna, corak, tekstur, arah pucat atau kuning merah pucat,
serat, kilap, kesan raba, kekerasan batas antara gubal dan teras itu
dan bau. sering tidak tegas.
Adapun prosedur pengamatan - Corak: umumnya polos
sebagai berikut contoh uji berukuran - Tekstur: kasar sampai sangat
(0,5 x 0,5 x 2) cm dimasukkan ke kasar dan merata.
dalam tabung reaksi berisi larutan - Arah serat: lurus dan berpadu
H2O2 (Hidrogen Peroksida) dan - Kilap:Permukaan agak licin
CH3COOH (Asam Asetat) dengan sampai mengkilap
perbandingan 2 : 1 sampai terendam. - Kesan raba: agak licin sampai
Tabung reaksi kemudian dimasukkan licin
dalam penangas air dengan suhu - Kekerasan: agak lunak sampai
1200C selama 4-5 jam sampai agak keras.
potongan kayu berwarna putih dan
terlihat adanya tanda-tanda serat 2.Ciri Mikroskopis
mulai lepas. Aquades dimasukkan
dan dikocok untuk mendapatkan Pori
serat-serat yang melepas sempurna. Jaringan ini berfungsi untuk
Kemudian dicuci berulang-ulang di menyalurkan cairan den sedikit hara
atas kertas saring sampai bebas mineral dalam pohon dan tersusun
asam. Setelah itu serat dipindahkan secara vertikal. Pori atau sel
ke dalam cawan petri dan diberi pembuluh adalah suatua sel
beberapa tetes safranin 2% kemudian pembuluh yang berbentuk tabung
ditunggu selama 6-8 jam agar zat dengan kedua dinding ujungnya
warna benar-benar meresap dalam terletak horizontal sampai mirning.
serat. Kemudian dipindahkan ke Pori atau pembuluh yang
dalam object glass, dan dilakukan terlihat pada penampang lintang
pemisahan serat. Preparat kemudian berbentuk bulat sampai oval. Pola
Jurnal Akar Volume 6 Nomor 2 Edisi Agustus 2017

penyebaran pori berdasarkan pada seperti lubang-lubang dengan


pengamatan di mikroskop dan diameter yang hampir sama. Susunan
Pedoman Identifikasi Kayu di porinya soliter dan bergabung radial
Lapangan (Porsea Indonesia, 2002) terdiri 2-3 pori. Hasil pengukuran
sama yaitu merata atau tata baur pori kayu Kuku secara terperinci
(diffuse porous) dimana pori tersebar disajikan pada Tabel 1.
merata pada bidang lintang kelihatan

Tabel 1. Dimensi Pembuluh Kayu Durian


Jenis kayu Rataan panjang pembuluh Rataan diameter
() pembuluh ()
Durio zibethinus) 682,79 338,28

Sebagai penghubung antara Indonesia (2002), kayu durian


pori atau pembuluh yang satu dengan memiliki endapan yang berwarna
sel pembuluh lain yang terletak di putih.
sampingnya, ada semacam celah
yang disebut dengan noktah (pit). Parenkim
Pada kayu Durian pola Di dalam kayu, parenkim
penyusunannya adalah alternate merupakan jaringan yang berfungsi
(berselang-seling). untuk menyimpan serat mengatur
Dinding horizontal yang cadangan makanan, dan menurut
merupakan batas antara sel penyusunnya terbagi atas 2 yaitu:
pembuluh yang di atas dengan sel 1. Parenkim aksial (parenkim),
pembuluh di bawahnya ada fase yang tersusun secara vertikal
tertentu, telah diabsorbir, sehingga 2. Parenkim jari-jari (jari-jari
terjadi lubang yang memanjang kayu), yang tersusun secara
batang menyerupai saluran. Bidang horizontal
pertemuan antara dua sel pembuluh Parenkim aksial terdiri dari
yang terletak di atas dan di sel-sel berdinding tipis serta relatif
bawahnya disebut sebagai bidang pendek. Berdasarkan pada
tembusan atau bidang perforasi pengamatan di mikroskop kayu
(perforation plate). Menurut Porsea Durian memiliki parenkim aksial
Indonesia (2002) bentuk bidang tidak ada atau sangat sedikit.
perforasi pada kayu Durian adalah Menurut Pedoman Identifikasi Kayu
bentuk sederhana (simple perforation di Lapangan (Porsea Indonesia,
plate). 2002), kayu Durian memiliki
Menurut Pandit dan Dani parenkim terutama bertipe apotrakea
(2002), pori bila diperhatikan pada baur, berupa garis-garis tangensial
penampang melintang, radial atau pendek di jari-jari atau ada juga yang
tangensial dapat berisi zat-zat berbentuk jala. Dan menurut Pandit
tertentu. Isi pori ini terbentuk dan Dani (2008) kayu Durian
bersamaan waktunya pada saat memiliki parenkim apotrakeal garis
berubahnya kayu gubal menjadi kayu tangensial pendek, yaitu parenkim
teras, pada saat inilah diendapkan yang terdapat dalam kelompok-
zat-zat tersebut. Menurut Porsea kelompok yang mengarah.tangensial.
Jurnal Akar Volume 6 Nomor 2 Edisi Agustus 2017

Parenkim jari-jari adalah lebar (uniseriate hingga


parenkim yang di susun ke arah multiseriate), letaknya jarang sampai
horizontal, tetapi berbeda dengan agak jarang, ukurannya pendek
parenkim aksial, dinding selnya sampai agak pendek.
relatif lebih tebal dibandingkan
parenkim aksial. Sel jari-jari Serat
seluruhnya terdiri dari sel baring Berdasarkan pada Tabel 3.
(sumbu terpanjang, mengarah tersebut diperoleh kualitas seratnya
horizontal) atau seluruhnya terdiri termasuk dalam kelas II. Kelas
dari sel-sel tegak (dimana sumbu kualitas serat menunjukkan
terpanjang mengarah vertikal, atau kecocokkan kayu untuk dapat
berbentuk kubus). Apabila lebar jari- dijadikan bahan baku pulp dan kertas
jari hanya terdiri dari satu baris sel, yang diperoleh dari nilai turunan
maka jari-jari tersebut dinama dimensinya. Turunan dimensi
uniseriate. Bila lebarnya lebih dari memberikan berpengaruh terhadap
satu baris sel, disebut biseriate dan kualitas kertas yang dihasilkan. Kayu
bila lebih dari dua barus disebut Durian memiliki serat yang panjang
multiseriate. dengan diameter yang lebar.
Jari-jari pada kayu Durian
yaitu sangat sempit sampai agak

Tabel 2. Rata-rata dimensi serat


Jenis kayu Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata tebal
panjang diameter diameter lumen dinding serat
serat () serat () () ()
Durio 1866 35,55 31,76 1,88
zibethinus

Tabel 3. Kualitas serat kayu Durian


Jenis Runk Felting Muhlste Flexibility Cooeficient Tota Kelas
Kayu el power ph ratio ratio of rigidity l kualit
ratio skor as
Durio
0,16 15,43 77,86 0,08 0,04
zibethinu 275 II
Nilai 100 25 25 25 100

Nilai Runkel Ratio tipis apabila dibuat kertas akan


menunjukkan bahwa apabila nilainya menghasilkan lembaran yang lebih
semakin kecil maka kayunya pipih (gepeng) dan hasil ikatan serat
semakin baik untuk digunakan yang diperolehnya lebih kuat dan
sebagai bahan baku pulp, karena lebih baik (Kasmudjo, 1994).
kayu tersebut mempunyai dinding Nilai Muhlsteph Ratio
serat yang sangat tipis. Serat yang berkaitan dengan sifat plastisitas
Jurnal Akar Volume 6 Nomor 2 Edisi Agustus 2017

seratnya, tingkat kehalusan dan pintu dan jendela, perabot rumah


kerataan kertas yang dihasilkan. tangga sederhana (termasuk lemari),
Nilai Muhlsteph Ratio yang semakin lantai, dinding, sekat ruangan, kayu
besar (tidak sampai maksimal), maka lapis, peti, sandal kayu, peti jenazah,
hasil kertasnya plastis artinya ketika (Porsea Indonesia, 2002).
diremas dan atau dilipat tidak mudah
robek (Kasmudjo, 1994). Nilai KESIMPULAN
Felting Power berkaitan dengan
tingkat kelicinan kertas, yaitu Kayu durian memiliki warna
semakin besar berarti semakin licin agak putih, coklat kuning pucat atau
kertas yang dihasilkan. Sampai kuning merah pucat, dengan tekstur
batas-batas tertentu secara umum, kasar sampai agak kasar, permukaan
semakin licin kertas semakin baik agak licin dan sedikit mengkilap,
(Kasmudjo, 1994 dalam Azhari dan kekerasan agak keras.
Rudi, 2005). Pori kayu Durian tersebar
Nilai Cooefisient of Rigidity merata (tata baur) dengan
berkaitan dengan kekuatan kertas susunannya soliter dan bergabung
yang dihasilkan, yaitu semakin radial terdiri 2-3 pori. Parenkimnya
rendah nilainya maka kertas yang apotrakeal, jari-jari uniseriate hingga
dihasilkan semakin tidak mudah multiseriate.
putus apabila terkena tarikan. Kualitas serat kayu Durian
Kekuatan kertas lainnya juga sangat termasuk dalam kelas II yang
dipengaruhi oleh nilai kekakuan ini didasarkan pada kriteria penentuan
(kekuatan sobek, lipat dan jebol) nilai kualitas serat kayu untuk bahan
(Kasmudjo, 1994 dalam Azhari dan baku pulp dan kertas dalam selang
Rudi, 2005). 225 – 449.
Nilai Flexibility Ratio
menunjukkan bahwa apabila nilainya DAFTAR PUSTAKA
semakin tinggi maka semakin baik
hasil pulpnya, artinya serat dalam Kasmudjo, 1988. Struktur dan Sifat
komposisi kertasnya lebih fleksibel Kayu Gemelina Sebagai
terhadap daya tarikan. Sehingga Bahan Baku Kertas, Tesis
apabila dijadikan produk kertas Pasca Sarjana UGM.
tertentu kualitasnya sangat baik Yogyakarta.
(Kasmudjo, 1994 dalam Azhari dan Bodig, J. and B.A. Jayne. 1982.
Rudi, 2005). Mechanics of Wood and
Wood Composites. Van
Sifat dan Penggunaan Nostrand Reinhold Company.
Kayu Durian (Durio New York, Toronto, London,
zibethinus) famili Bombaceae Melborne.
memiliki berat jenis rata-rata Haygreen, J.G. dan J.L. Bowyer.
terendah 0,54 dan tertinggi 0,79 dari 1986. Hasil Hutan dan Ilmu
13 jenis, memiliki kelas awet IV/V Kayu. (terjemahan). Gadjah
dan kelas kuat II-III. Kayu Durian Mada University Press.
dapat digunakan untuk bangunan- Yogyakarta.
bangunan di bawah atap, rangka
Jurnal Akar Volume 6 Nomor 2 Edisi Agustus 2017

Husein, N. 2004. Anatomi Kayu Utara. Medan. (Tidak


Palele (Castanopsis Dipublikasikan)
javanica). Jurnal Ilmu &
Teknologi Kayu Tropis
Volume 2 (2)
Irawati, A. dan Rudi H. 2005.
Pemanfaatan Kayu KI
Acret (Spatholdea
campanulata Beauv)
Sebagai Bahan Baku Pulp
Kertas Melalui Uji Turunan
Dimensi Serat. Jurnal
Komunikasi Penelitian. Vol
17 (6)
Mandang, Y. I. dan Pandit, N. K.
1997. Pedoman Identifikasi
Jenis Kayu di Lapangan.
Yayasan PROSEA Bogor.
Pusat Diklat Pegawai dan
SDM Kehutanan. Bogor
Panggabean, M. 2008. Struktur
Anatomi Kayu Mindi
(Melia azedarach L.) pada
Umur 6 Tahun. Skrips:
Departemen Kehutanan
Fakultas Pertanian.
Universitas Sumatera
Utara. Medan (Tidak
Dipublikasikan)
Prosea Indonesia. 2002. Seri Manual;
Pedoman Identifikasi Kayu di
Lapangan. Yayasan Porsea
Bogor.
Santoso, GI., 1996. Restrukturisasi
Industri Hasil Hutan Dalam
Rangka Pembangunan
Berkelanjutan. (Makalah
Seminar Mahasiswa
Kehutanan VI). Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Trisnawati. 2009. Kajian Beberapa
Sifat Dasar Batang Pinang
(Areca catechu L.). Skripsi
Departemen Kehutanan
Fakultas Pertanian.
Universitas Sumatera

Anda mungkin juga menyukai