Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana
Jurusan Teknik Mesin
Institut Teknologi Nasional
Disusun Oleh :
Ganjar Kurnia
12-2015-151
Oleh:
Ganjar Kurnia (12-2015-151)
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Segala puji bagi Allah atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penyusunan Laporan Kerja Praktek telah selesai dilaksanakan. Laporan kerja
Praktek ini penulis dedikasikan untuk seluruh keluarga penulis yang tidak henti-
hentinya memberikan dukungan dan doa sehingga penulis selalu bersemangat
dalam menjalani pendidikan.
Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib yang bertujuan untuk
mengenalkan peralatan, sistem kerja dan organisasi perusahaan serta menambah
wawasan bagi mahasiswa agar siap menghadapi dunia kerja. Selain itu juga
diharapkan mahasiswa mampu memberikan masukan kepada perusahaan untuk
menyelesaikan masalah teknis apabila memungkinkan.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis masih memiliki banyak keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan tentang berbagai hal, namun demikian penulis juga
banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang selalu
memberikan suport dan dukungan moral kepada penulis.
2. Bapak pimpinan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung yang telah
menerima kami melakukan kerja praktek di lingkungan Politeknik
Manufaktur Negeri Bandung.
3. Bapak Iwan Agustiawan S.T,MT. Selaku dosen pembimbing kerja
praktek.
4. Bapak Dr. Beni Bandanadjaja, ST.,MT. selaku Ketua Jurusan Foundry
Engineering.
5. Rekan-rekan dosen dan operator Politeknik Manufaktur Negeri
Bandung khususnya dosen dan operator Jurusan Teknik Pengecoran
Logam di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
6. Kepada Reza Aditya, Roma Ramoko dan teman-teman yang telah
membantu penulis selama menyelesaikan laporan ini.
ii
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kriteria sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak demi perbaikan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca.
Penulis
iii
ABSTRAK
Bambu adalah salah satu tanaman berkayu dengan pertumbuhan paling cepat di
dunia. Oleh karena itu Bambu telah lama dimanfaatkan untuk berbagai jenis
keperluan manusia diantaranya untuk bahan bangunan, alat musik, kerajinan tangan
dan peralatan rumah tangga. Salah satu produk yang terbuat dari bambu adalah
sumpit. Sumpit berbahan bambu di Indonesia kurang diperhatikan kualitasnya.
Kualitas sumpit bambu ini cenderung diabaikan baik segi kenyamanan dan ukuran
sumpit. Mesin pembuat sumpit yang ada harganya puluhan juta. Pabrik pabrik kecil
tidak mampu membelinya dan memilih memproduksi sumpit secara tradisional
yaitu memotong dan menyerut menggunakan pisau. Produksi sumpit secara
tradisional yang selama ini digunakan produksinya yang relatif lambat juga
memiliki resiko pekerjaan yang tinggi. Diharapkan mesin pembuat sumpit dapat
menjadi solusi dari masalah yang telah diuraikan. Mesin yang dirancang diharapkan
lebih murah dibanding mesin yang sudah ada tanpa mengesampingkan keamanan
dalam proses produksi, kecepatan produksi dan hasil produksi sumpit yang lebih
nyaman untuk digunakan. Tahapan dalam perancangan mesin sumpit terdiri dari
Analisa masalah, studi literatur, perancangan konsep, pemilihan sketsa, pemberian
bentuk produk, menentukan spesifikasi mesin, dan merancang gambar 2D dan 3D
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
v
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 31
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tradisional ini selain kecepatan produksinya yang relatif lambat juga memiliki
resiko pekerjaan yang tinggi seperti tangan yang terluka karena berkontak dengan
bambu dan pisau.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk merancang mesin pembuat sumpit
berbahan dasar bambu yang lebih murah dibanding mesin yang sudah ada tanpa
mengesampingkan keamanan dalam proses produksi, kecepatan produksi dan hasil
produksi sumpit yang lebih nyaman untuk digunakan
1.3 Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah
1. Menentukan spesifikasi mesin pembuat sumpit
2. Menghitung daya dan beban yang bekerja pada mesin.
3. Merancang gambar mesin pembuat sumpit dalam bentuk 2D dan 3D
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bambu
Bambu merupakan tanaman berumpun yang termasuk dalam family
graminae (rumput-rumputan). Di seluruh dunia tercatat 1250 jenis bambu (Sharma
1980). Di Indonesia terdapat 120 jenis, 65 jenis diantaranya merupakan bambu asli
Indonesia yang memiliki keunggulan potensi ekonomi (Widjaja 1994). Bambu di
Indonesia 80% digunakan untuk konstruksi, 10% bahan pembungkus, 5% untuk
sarana pertanian dan 5% untuk lain lain (Martawijaya 2005). Menurut A.
Lewington (Plants For People 1990), ada lebih dari 1000 produk berbeda yang
terbuat dari bahan bambu. Suatu jenis bambu hanya cocok untuk produk tertentu.
Kecocokan jenis bambu dan produk yang digunakan tergantung pada pemprosesan
praproduksi dan pasca prduksinya.
Beberapa kelebihan dari bambu adalah penanamannya cukup dilakukan
sekali saja karena bambu akan berkembang biak dengan sendirinya. Selain itu,
bambu mudah tumbuh pada habitat yang sesuai dan selanjutnya dipanen sesuai
dengan kebutuhan. Dalam pertumbuhannya, tentunya tidak terlepas dari pengaruh
kondisi lingkungan tempat tumbuh, pola tanam dan teknik pemeliharaan yang
memadai.
Bambu tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi 100 –
2200 m di atas permukaan laut. Walaupun demikian, tidak semua jenis bambu dapat
tumbuh dengan baik di tempat yang tinggi. Namun, pada tempat-tempat yang
lembab atau yang kondisi curah hujannya tinggi dapat mencapai pertumbuhan
terbaik, seperti di tepi sungai, di tebing-tebing yang curam.
Tanaman ini dikenal pertumbuhannya sangat cepat, bambu dengan
kualitas tinggi dapat diperoleh pada umur 2 sampai 6 tahun. Di tempat yang cocok
umur tanaman 4 tahun dapat memiliki jumlah rumpun sudah dapat mencapai 30
batang dengan diameter ratarata di atas 6 cm.. Ukuran bambu bervariasi dari ukuran
kecil hingga berukuran besar dengan tinggi mencapai 30 meter.
3
Setiap jenis bambu mempunyai ciri yang spesifik sehingga dalam
penggunaan, pengolahan, dan produk yang dihasilkan bermacam-macam
4
Akar rizoma/umbi merupakan bagian paling bawah dari bambu yang
terdiri dari puluhan bagian-bagian kecil, semakin jauh bagian ini semakin mengecil
dan tidak memiliki mata tunas bambu.
5
Gambar 2.3 Bambu Apus [3]
6
Bambu Andong sebagian besar digunakan untuk membuat berbagai jenis
kerajinan tangan, bahan bangunan, dan untuk sumpit. Tinggi Bambu andong dapat
mencapai 30 m, diameter 5-13cm, panjang ruas 40-45 cm dan tebal 6-20mm
8
keberhasilan yang cukup baik (40 – 60%). Stek dengan panjang 0.5 – 1 m yang
diambil dari bagian pangkal dan tengah batang serta berumur lebih dari satu tahun
akan memberikan hasil yang baik dibandingkan dengan bagian ujung.
3. Perawatan
Setelah tanaman berumur 1 (satu) bulan jika ada yang mati perlu disulam
secepatnya. Perlu dilakukan pemupukan sebanyak 0.5 kg dengan komposisi
campuran sbb, 1 Urea: 2 TSP : 1 KCI untuk setiap rumpun. Pada bulan-bulan
berikutnya dilakukan pembersihan di sekitar tanaman dari rumput dan gulma
karena berpotensi menghambat dan membunuh.
Pemupukan dapat dilakukan dua kali setahun tergantung pada keadaan dan tingkat
kesuburan tanah, dan umumnya dapat dilakukan menjelang musim hujan (oktober)
dan menjelang musim kemarau (April). Untuk rumpum yang sudah berumur 4
tahun ke atas cukup diberi pupuk 2 kg per rumpun, cara perawatan ini dapat
meningkatkan kualitas dari bambu yang dihasilkan.
Beberapa cara penanaman baik dilaboratorium lapangan maupun
dilapangan pada skala besar telah dilakukan di lingkungan perkebunan PT. GGPC
Lampung Tengah tahun 1988.
4. Penebangan
Pada umumnya cara penebangan yang dilakukan oleh masyarakat adalah,
dengan tebang tanpa pilih (tebang habis), karena pembeli/pengguna tidak terlalu
mempermasalahkan umur dan kualitas bambu. Ini merupakan cara penebangan
yang tidak ekonomis karena akan merusak rumpun secara keseluruhan. Pada jenis
bambu monopodial yang tumbuh di negara 4 musim, seleksi untuk penebangan
mudah dilakukan karena jarak antara bambu yang satu dengan yang lain cukup lebar
(kurang lebih 75 – 1.00) cm. Waktu yang baik untuk menebang adalah sbb;
a) Untuk jenis monopodial (subtropics) pada musim gugur dan musim dingin,
b) Untuk jenis simpodial (tropis) pada musim kering/kemarau.
Untuk kondisi daerah tropis, penebangan dilakukan pada musim kemarau
supaya kadar air yang ada dalam buluh bambu lebih rendah sehingga tidak mudah
diserang kumbang bubuk basah.
Penebangan dilakukan dengan memotong bambu setinggi kurang dari 30
cm dari permukaan tanah. Pemotongan dapat dilakukan dengan menggunakan
9
golok atau alat sejenis yang cocok. Penebangan dengan gergaji akan membuat
bagian yang terpotong tidak membusuk sehingga akan merusak pertumbuhan akar
baru, demikian pula kerusakan pada bagian terpotong secara melintang akan
mempersulit air hujan untuk masuk ke dalamnya. Menurut Pearson, 1 batang bambu
baru akan tumbuh dari setiap 4 batang bambu lama dan memerlukan waktu lebih
dari 4 tahun untuk memindahkan batang bambu lama.
Penebangan pertama hanya dapat dilakukan apabila bambu sudah benar-
benar mencapai umur di atas 3 – 4 tahun setelah penanaman. Dari sekelompok
bambu sebaiknya ditinggalkan antara 10 batang, ini dimaksudkan untuk menjaga
bambu muda yang tumbuh dan menjaga pertumbuhan akar secara baik. Umur
bambu antara 3 – 4 tahun sudah menunjukan kualitas bambu yang dapat dipakai
sebagai bahan konstruksi.
Setelah penebangan, cabang-cabang harus dibuang dengan hati-hati
supaya tidak merusak kulit bagian luar bambu karena jika rusak, memudahkan
organisme perusak menyerang dan mengakibatkan rusaknya bambu.
5. Pengawetan
Dari bambu yang sudah ditebang maka harus dikeringkan untuk
diproduksi. Dengan tujuan mengurangi kadar air pada bambu dan mendapatkan
hasil bambu yang baik. Tahap proses pengeringan yaitu :
Bambu rentan terhadap serangan kumbang bubuk, tanda-tandanya berupa bubuk
seperti tepung dan munculnya lubang-lubang kecil sekeliling buku-buku tersebut.
Berikut hama yang menyerang bambu :
a) Jamur(fungi): menyebabkan bambu rusak. Jamur ini berasal dari spora-spora
murni yang akan tumbuh dimana-mana di bawah kondisi-kondisi yang cocok.
b) Jamur cendawan dan noda cemar dapat terjadi pada permukaan dan pada lintang
akhir tunas dalam kelembaban atmosfir yang tinggi, umumnya di atas 70%.
c) Serangga merupakan sumber dari serangan yang paling merusak pada bambu.
Kondisi-kondisi iklim lembab dan hangat pada daerah-daerah tropis adalah
kesukaan hama ini.
10
6. Pengeringan
Bambu harus dikeringkan didalam ruangan yang kering supaya tidak
mengganggu sekitar. Penyimpanan untuk bambu yang sudah diawetkan dilakukan
pada posisi bambu berbaring (horizontal) di tempat yang teduh terlindung dari
matahari dan terlindung dari hujan supaya tidak melarutkan bahan pengawet. Untuk
bambu pelupuh, perlakuan setelah pengawetan sama dengan bambu utuh hanya
posisinya dalam keadaan terbuka (tidak digulung) sehingga udara dapar mengalir
disela-sela anyaman. Untuk pengeringan di ruangan terbuka karena alasan tempat
atau ruang yang terbatas maka, sebelum bambu disimpan harus dipasang dahulu
pengganjal dari batu/bata atau dudukan dari pasangan setinggi kurang lebih 20 cm.
Kemudian ditutup dengan plastik sehingga jika terjadi hujan, bambu yang disimpan
terhindar dari genangan air.
11
kekuatan Tarik sejajar serat mempunyai besar yang lebih kecil dibandingkan tegak
lurus serat. Kekuatan sejajae serat mempunyai hubungan dengan ketahanan bambu
terhadap pembelahan (Yododibroto, 1979).
Kekuatan tarik bambu untuk menahan gaya tarik berbeda-beda pada
bagian batang dalam atau bagian luar, garis tengah batang, serta pada bagian batang
mana yang digunakan, bagian pangkal atau bagian ujung. Ujung bambu memiliki
perbedaan kekuatan terhadap gaya tarik yang 12% lebih rendah dibandingkan
dengan bagian pangkal (morisco,1996).
12
2. ketelitian ukuran penampang benda uji ± 0,25 mm;
3. ketelitian ukuran panjang benda uji tidak boleh lebih dari 1 mm;
4. Jarak jepitan pada benda uji tarik sejajar serat, jarak jepitan 300 mm;
5. Kecepatan pembebanan uji tarik sejajar serat 20 Mpa/menit
6. Besarnya beban uji harus memenuhi ketentuan, yaitu besarnya beban maksimum
sampai benda uji putus.
2.2 Sumpit
Sumpit adalah alat makan yang berasal dari Asia Timur, berbentuk dua
batang bambu sama panjang yang dipegang di antara jari-jari salah satu tangan.
Sumpit digunakan untuk menjepit dan memindahkan makanan dari wadah, dari
piring satu ke piring lain atau memasukkan makanan ke dalam mulut. Sumpit bisa
dibuat dari bahan seperti bambu, logam, gading dan plastik yang permukaannya
sudah dihaluskan atau dilapis dengan bahan pelapis seperti pernis atau cat supaya
tidak melukai mulut dan terlihat bagus.
Sumpit digunakan di banyak negara di seluruh dunia untuk menikmati
makanan khas Asia Timur. Di beberapa negara Asia Tenggara, sumpit merupakan
alat makan utama yang sama pentingnya seperti sendok dan garpu. Di Indonesia,
pilihan sendok-garpu atau sumpit disediakan di rumah makan yang menyediakan
masakan Tionghoa, masakan Korea, masakan Jepang, masakan Vietnam, masakan
Thailand hingga penjual bakso atau mi pangsit di pinggir jalan
Panjang sumpit berbeda-beda bergantung pada negara asal sumpit. Sumpit
dari Tiongkok biasanya lebih panjang dari sumpit Korea atau Jepang, dengan
diameter bagian pangkal dan bagian ujung yang hampir sama. Bagian ujung sumpit
tidak dibuat runcing agar tidak digunakan untuk menusuk makanan. Batang sumpit
dari Tiongkok lebih berbentuk segi empat panjang supaya tidak mudah tergelincir
dari meja. Plastik merupakan bahan pembuat sumpit yang populer di Tiongkok.
Sumpit Korea umumnya terbuat dari bahan logam dan lebih ceper
dibandingkan sumpit dari Jepang dan Tiongkok. Sumpit dari Jepang sebagian besar
terbuat dari bambu, lebih pendek dibandingan sumpit dari Korea atau Tiongkok dan
mempunyai ujung sumpit yang langsing. Bagian ujung yang sangat langsing pada
sumpit Jepang dimaksudkan untuk mengangkat tulang dari daging sewaktu orang
13
Jepang makan ikan. Bagian ujung sumpit ada kalanya dibuat berulir agar makanan
yang dijepit tidak jatuh.
3
Gambar 2.11 1.Waribashi (sumpit bambu) 2. Sumpit ramen (melamin) 3. Sumpit
mie ayam (bambu)[5]2
14
Berikut ini beberapa kelebihan bambu sebagai peralatan makan.
1. Sifat bambu tidak menghantarkan panas (Non-konduktor alami).
Jika makanan yang masih dalam kondisi yang panas dibiarkan terlalu lama
di wadah yang terbuat dari bahan besi ataupun stainless steel, tentunya wadah /
piring tersebut akan ikut memanas. Hal ini dikarenakan besi yang memang sifatnya
adalah konduktor alami. Jadi hal ini akan membuat lebih susah saat kita akan
memegangnya dan menghidangkannya karena wadah dalam kondisi panas. Untuk
peralatan makan yang terbuat dari plastic dapat membahayakan penggunanya
karena material plastik yang mudah meleleh. Sehingga menggunakan wadah makan
dengan plastik tidak baik bagi kesehatan kita dalam jangka panjang. Berbeda
dengan dua jenis tersebut diatas, bambu tidak mudah mengalirkan panas dan tidak
akan meleleh dengan mudah. Kegiatan untuk menghidangkan pun menjadi lebih
aman dan mudah.
2. Bambu lebih alami dan non reaktif.
Alat makan dan masak dari bambu tidak akan bereaksi dengan zat asam
dari makanan. Wadah / tempat makan dari besi atau stainless yang berkualitas
rendah biasanya akan meninggalkan rasa seperti besi di lidah dan bahkan mengubah
rasa makanan saat digunakan untuk jenis makanan yang memiliki zat asam yang
tinggi.. Sifatnya yang non-reaktif ini juga menjadi penyebab mengapa sendok madu
rata-rata menggunakan bahan bambu. Ini dikarenakan untuk menjaga kualitas madu
saat digunakan ataupun disimpan.
3. Bambu bersifat anti karat.
Berbeda dengan besi, bambu tidak bisa berkarat atau menjadi korosif saat
diekspos ke zat asam. Alat makan dan masak dari plastik juga sebenarnya bersifat
anti karat dan tidak korosif, tetapi plastik tidak memiliki toleransi terhadap panas.
Zat kimia dari plastik sangat mudah untuk tergerus dan terkonsumsi melalui
makanan ke dalam tubuh.
4. Bambu lebih artistik
Permukaan bambu dikenal memiliki nilai seni dan artistik. Desain yang
berseni dari alat makan dan masak dari bambu dapat membuat penampilan menjadi
lebih cantik dan artistik. Tidak heran jika alat makan dan masak dari bambu ini
dipajang menjadi dekorasi dapur karena unik dan enak dipandang mata. Jika Anda
15
memiliki rumah makan atau cafe, alat alat makan dari bambu akan membuat nuansa
rumah makan / cafe Anda menjadi lebih artistik dan harmonis dengan alam. Atau
kalau teman atau kerabat Anda senang berkecimpung di dapur, alat masak dan
makan dari bambu ini bisa dijadikan pilihan kado.
5. Bambu lebih awet
Perawatan yang tepat akan menjadikan alat makan dari bambu berdaya
tahan pakai sepanjang masa. Bahan bambu pada umumnya sangat kuat, tahan
banting, dan mampu mengaduk cairan yang sangat kental serta menggerus
permukaan wajan. Masalah permukaan alat masak dari bambu yang terbakar atau
gosong juga bisa diatasi dengan mudah menggunakan gosokan dari kertas pasir.
16
Gambar 2.12 Diagram alir proses perancangan [1]
17
3. Perancangan Produk
Fase perancangan produk merupakan pengembangan alternatif dalam
bentuk skema atau skets menjadi produk atau benda teknik yang bentuk, material
dan dimensi elemen-elemenya ditentukan. Fase perancangan produk diakhiri
dengan perancangan detail elemen-elemenproduk, yang kemudian dituangkan
dalam gambar-gambar detail untuk proses pembuatan.
4. Dokumen Untuk Pembuatan Produk
Dokumen atau gambar hasil rancangan produk tersebut dapat dituangkan
dalam bentuk gambar tradisional diatas kertas (2 dimensi) atau gambar dalam
bentuk modern yaitu informasi digital yang disimpan dalam memori Komputer.
Informasi dalam bentuk digital tersebut dapat berupa print-out untuk menghasilkan
gambar tradisional atau dapat dibaca oleh sebuah software komputer. Gambar hasil
rancangan produk terdiri dari
a. Gambar semua elemen produk lengkap dengan geometrinya, dimensinya,
kekasaran/kehalusan permukaan dan material.
b. Gambar susunan komponen (assembly).
c. Gambar susunan produk
d. Spesifikasi yang membuat keterangan-keterangan yang tidak dapat dimuat
dalam gambar.
e. Bill of material
19
Gambar 2.16 Gambaran awal mesin pembuat sumpit
20
Gambar 2.17 Motor Listrik [6]
2. Roll
Mesin Pembuat sumpit ini dilengkapi dengan roll pendorong dan roll
pengarah. Yang akan mengarahkan bambu ke arah pisau pembelah serta
mengarahkan bambu ke arah pengeluaran.
3. Poros
Poros merupakan salah satu bagian dari mesin yang sangat penting
karenahampir semua mesin menggunakan poros sebagai penghubung atau alat
untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran, oleh karenanya poros
memegang peranan utama dalam transmisi dalam sebuah mesin. (Sularso,1991).
21
4. Bantalan
Bantalan merupakan elemen mesin yang mampu menumpu poros berbeban,
sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus,
aman, dan panjang umur (Sularso, 1991). Bantalan harus cukup kokoh untuk
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Pemasangan
bantalan poros diantara poros dan dudukan bertujuan untuk memperlancar putaran
poros, mengurangi gesekan dan mengurangi panas serta menambah ketahanan
poros.
1. Pegas tekan
Pegas tekan adalah elemen mesin flexibel yang digunakan untuk
memberikan gaya, torsi, dan juga untuk menyimpan atau melepaskan energi. Energi
disimpan pada benda padat dalam bentuk twist, stretch, atau kompresi. Energi di-
recover dari sifat elastis material yang telah terdistorsi. Pegas haruslah memiliki
kemampuan untuk mengalami defleksi elastis yang besar. Beban yang bekerja pada
pegas dapat berbentuk gaya tarik, gaya tekan, atau torsi (twist force).
Keuntungan dari mesin yang menggunakan pulley dan belt ini adalah bila
sedang bekerja tidak menimbulkan suara berisik, biaya perawatan yang relative
lebih murah dibandingkan dengan penggerak yang menggunakan gear dan rantai,
sedangkan kerugiannya yaitu sering terjadi slip antara belt dan pulley sehingga
tenaga yang dihasilkan tidak begitu kuat seperti mengunakan tranmisi dengan roda
gigi. menurut jenisnya belt yang digunakan untuk pemindahan daya adalah :
1. Belt datar (Flat Belt) dengan penampang melintang segi empat.
2. Belt-V (V-Belt) dengan penampang melintang bentuk trapesium.
3. Timing belt pada dasarnya permukaan penampang hamper sama dengan belt
datar hanya pada permukaan bagian bawah yang berbeda , bagian bawah belt
ini mempunyai gigi (bergigi).
Belt digerakkan oleh gaya gesek penggerak, kemampuan belt untuk
memindahkan tenaga tergantung pada kriteria sebagai berikut :
Tegangan belt terhadap pulley
23
Gesekan belt terhadap pulley
Sudut kontak antara belt dan pulley
Kecepatan belt
B. Rantai
Berbeda dengan belt dapat terjadi slip dengan pulley. Untuk menghindari
slip, maka rantai baja yang digunakan. Rantai dibuat dari sejumlah mata rantai yang
disambung bersama-sama dengan sambungan engsel sehingga memberikan
fleksibilitas untuk membelit lingkaran roda (sprocket). Sprocket di sini mempunyai
gigi dengan bentuk khusus dan terpasang pas ke dalam sambungan rantai seperti
ditunjukkan pada Gambar. Sprocket dan rantai dipaksa untuk bergerak bersama-
sama tanpa slip dan rasio kecepatan sangat baik.
24
3. Dapat digunakan untuk jarak pusat yang pendek dan panjang.
4. Memberikan efisiensi transmisi yang tinggi (sampai 98%).
5. Memberikan beban yang kecil pada poros.
6. Mempunyai kemampuan untuk mentransmisikan gerak ke beberapa poros hanya
dengan satu rantai.
7. Mentransmisikan daya yang lebih besar disbanding belt.
8. Rasio kecepatan yang tinggi dari 8 sampai 10 dalam satu tahap.
9. Dapat dioperasikan pada kondisi atmosfir dan temperatur yang lebih besar.
Kerugian :
1. Biaya produksi rantai relatif lebih tinggi (harga lebih mahal).
2. Rantai membutuhkan pemasangan yang akurat dan perawatan yang hati-hati,
pelumasan yang istimewa dan memperhatikan kelonggaran.
3. Rantai mempunyai fluktuasi kecepatan terutama ketika terlalu longgar.
C. Roda Gigi
Gear memiliki fungsi secara umum untuk mentransmisikan daya yang
dihasilkan oleh suatu kerja yang dimana akan dimanfaatkan kembali untuk kerja
dalam bentuk lain. Dimana secara aplikasinya dapat kita temui dalam bidang
Automobiles, gear boxes, oil engines, machine tools, industrial machinery, dan
masih banyak lagi bentuk aplikasi dari gear itu sendiri. Dalam penggunaan gear
khususnya untuk memenuhi kondisi yang cukup berat, ada beberapa hal yang
diperlukan atau sifat yang dimiliki oleh gear itu sendiri yaitu, konstruksi yang kuat,
performa yang dapat diandalkan, memiliki efisiensi yang tinggi, ekonomis serta
memiliki umur yang panjang jadi tidak mudah rusak. Dan juga gear tersebut harus
bebas dari beban fatigue serta bebas dari pembebanan tegangan yang tinggi semua
kondisi tersebut diharapkan dapat menghindari kemungkinan kegagalan dari gear
yang kita gunakan.
Roda gigi diklasifikasikan seperti dalam tabel dibawah ini, menurut letak
poros, arah putaran, dan bentuk jalur gigi.
25
Tabel 2. 1 Klasifikasi Roda Gigi [12]
Letak Poros Roda Gigi Keterangan
Roda gigi lurus, (a)
Klasifikasi atas dasar
Roda gigi miring, (b)
Roda gigi bentuk alur gigi
Roda gigi miring ganda, (c)
dengan poros
Roda gigi luar Arah putaran berlawanan
sejajar
Roda gigi dalam dan pinyon, (d) arah putaran sama gerakan
Batang gigi dan oinyon, (e) lurus dan berputar
Roda gigi kerucut lurus, (f)
Roda gigi kerucut spiral, (g)
(klasifikasi atas dasar
Roda gigi kerucut ZEROL
Roda gigi bentuk jalur gigi)
Roda gigi kerucut miring Roda
dengan poros
gigi kerucut miring ganda
berpotongan
(roda gigi dengan poros
Roda gigi permukaan dengan
berpotongan berbentuk
poros berpotogan, (h)
istimewa)
Roda gigi miring silang, (i) Kontak titik gerakan lurus
Batang gigi miring silang dan berputar
Roda gigi cacing silindris, (j)
Roda gigi Roda gigi cacing selubung ganda
dengan poros (globoid), (k)
silang Roda gigi cacing samping
Roda gigi hiperboloid
Roda gigi hipoid, (l)
Roda gigi permukaan silang
26
Berikut ini dapat dilihat gambar dari macam macam roda gigi
6. Pisau Pembelah
Hampir semua pisau terbuat dari baja. Baja adalah logam paduan dengan
kandungan utamanya adalah besi yang di padu dengan unsur karbon. Untuk bisa
disebut baja, kandungan karbon tidak boleh kurang dari 0.2 - 0.25% dan tidak lebih
dari 2.1 - 3%. Bila kandungan karbon kurang dari 0.2 - 0.25%, logam ini tidak bisa
di harden (diperkeras dengan proses hardening/nyipuh), dan disebut wrought iron.
Bila kandungan karbon lebih dari 2.1 - 3% logam ini akan menjadi getas (gampang
patah), dan disebut cast iron(besi cor).
Aturan mengenai kandungan karbon diatas; dalam beberapa tahun terakhir
telah tidak sesuai lagi. Beberapa tahun terakhir beberapa pabrik baja telah
menemukan baja jenis baru sebagai contoh: baja H1 yang digunakan oleh beberapa
perusahan pisau kandungan karbonnya adalah 0.15% (sebagian besar orang masih
tidak menganggap H1 sebagai baja/steel, karena H1 dengan kandungan karbon
serendah ini tidak bisa di harden). Begitu juga kandungan karbon dari baja ZDP189
yang 3.0%. CPM Rex 121 yang mempunyai kandungan karbon 3.4%.
27
Pemilihan dan treatment pada baja sangat penting dalam pembuatan
pisau. Pada pembuatan pisau, umumnya setelah pisau di bentuk bilahnya menjelang
penajaman dilakukan heat treatment, proses heat treatment terdiri atas tempering,
hardening dan annealing dengan temperature dan waktu tertentu sesuai dengan
jenis Baja dan target HRC (Hard Rock Well/kekerasan) yang di inginkan.
Setelah heat treatment pisau ada yang langsung di poles ada pula yang di coating,
tergantung kebutuhan atau selera knife maker atau pemesannya.
Coating pada Baja Stainless banyak variasinya mulai dari blackening,
browning, duracoat dsb. Pada tahap akhir pisau di tajamkan dan siap untuk di
gunakan. Kekuatan dan ketajaman adalah hal penentu kualitas pisau, uji coba atas
dua Faktor ini jadi salah satu bargain yang paling umum kita temukan dalam dunia
perpisauan.
7. Rangka Mesin
Rangka mesin berfungsi sebagai tempat mesin dipasang. Rangka mesin
harus cukup kuat untuk menopang komponen komponen mesin yang ada.
Komponen komponen mesin dipasang pada rangka dengan menggunakan
sambungan permanen atau tidak permanen. Sambungan permanen tersebut seperti
dilas, seangkan sambungan tidak permanen seperti menyambung dengan baut atau
rivet.
28
Rangka mesin terbuat dari baja baja konstruksi yang disambung
menggunakan las atau baut. Baja konstruksi merupakan jenis baja yang
direkomendasikan sebagai bahan struktur baik itu rangka bangunan atau rangka
mesin. Pemilihan profil atau bentuk baja konstruksi juga dapat menambah kekuatan
rangka mesin. Berikut ini beberapa bentuk dari baja konstruksi yang dapat
digunakan untuk rangka mesin
29
c. Perbandingan transmisi
n1 d 2
....................................................(3)
n2 d1
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Analisa Masalah
Studi Literatur
Perancangan Konsep
Perancangan Produk
Sketsa
31
A
Menentukan Spesifikasi
mesin
Dokumentasi Perancangan
Gambar 2D & 3D
Selesai
32
pengujian yang didapat nantinya akan menjadi dasar untuk pembuatan spesifikasi
mesin.
4. Perancangan Konsep
Berdasarkan data dan kriteria produk yang harus dipenuhi maka
dikemukakan konsep konsep mesin yang akan menghasilkan produk yang
diinginkan
5. Perancangan Produk
Dalam tahap ini didapat solusi solusi alternative dalam bentuk skets atau
skema yang dikembangkan lebih lanjut menjadi mesin yang diinginkan.
6. Pembuatan Sketsa
Setelah konsep produk dan solusinya didapatkan maka gambar sketsa
adalah salah satu medianya. Sketsa yang dibuat harus mewakili konsep dan kriteria
yang telah dibuat
7. Menentukan spesifikasi mesin
Gaya dorong dari roll, kekuatan pisau belah, daya motor dan dimensi dari
komponen dihitung dan ditentukan pada tahapan ini.
8. Pembuatan laporan dan gambar
Setelah semua tahapan dilakukan, maka dilakukan pembuatan gambar
dan laporan akhir. Pembuatan laporan mencakup latar belakang, metode, proses dan
hasil. pembuatan gambar mencakup pembuatan gambar dari semua komponen pada
mesin
9. Dokumentasi gambar perancangan 2D & 3D
Pada tahapan ini, gambar sudah dibuat dan siap untuk diberikan ke
pembuat untuk di produksi.
33
3.2 Time Frame Perancangan
Berikut ini adalah jadwal kegiatan perancangan mesin mesin pembuat sumpit berbahan bambu
Tabel 3. 1 Time Frame Perancangan
KEGIATAN Bulan September Bulan Oktober Bulan November Bulan Desember Bulan Januari
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Pengajuan TA P 14 Sep-20 Sep
A
Analisa Masalah P 14 Sep-30 Sep
A
Studi Literatur P 14 Sep-5 okt
A
Pengujian sifat Mekanik Bambu P 2 Okt - 14 Okt
A
Pembuatan Proposal P 20 Sept-19 Okt
A
Seminar Proposal 12 Okt-19 Okt
34
3.3 Pengujian Bambu
Dari pengujian yang dilakukan berdasarkan standar ISO 2257-2-2004
didapat data sebagai berikut:
1. Pengujian tarik sejajar serat bambu
35
Bambu Pangkal 1
3 2
Tengah 1
2
Ujung 1
2
36
40
60
Bambu 2 Pangkal 20
40
60
Tengah 20
40
60
Ujung 20
40
60
Bambu 3 Pangkal 20
40
60
Tengah 20
40
60
Ujung 20
40
60
37
DAFTAR PUSTAKA
38
16. Morisco., 1996, Bambu Sebagai Bahan Rekayasa, Pidato pengukuhan Jabatan
Rektor UGM, Yogyakarta.
39