Anda di halaman 1dari 32

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mesin Uji Tarik

Mesin uji tarik adalah mesin yang digunakan untuk melakukan pengujian
spesimen (bahan),dengan cara menarik spesimen tersebut hingga putus. Hasil uji
tarik tersebut merupakan fenomena hubungan antara tegangan-regangan (stress-
strain) yang terjadi selama proses uji tarik dilakukan.

Mesin uji tarik sering diperlukan dalam kegiatan engineering untuk


mengetahui sifat-sifat mekanik suatu material.

Gambar 2.1 Mesin Uji Tarik

2.2. Komponen Mesin Uji Tarik

Komponen-komponen utama pada mekanisme mesin uji Tarik sistem


hidrolik, dapat dibagi menjadi beberapa komponen utama yaitu sebagai berikut :

1. Kerangka Mesin

2. Pencekam (penjepit)

4
3. Penarik

4. Kontrol manual

5. Komputer

2.2.1. Kerangka Mesin

Pada saat dilakukan kerja sustu mesin uji tarik tidak terjadi kegagalan dalam
kontruksi, maka perlu memakai kerangka.Kerangka mesin uji tarik harus dapat
benar-benar dapat mengatasi gaya-gaya yang terjadi pada saat uji tarik dilakukan,
dalam hal ini berhubungan dengan dimensi dan model kerangka. Fungsi dan
lingkungan kerja mesin dapat digunakan sebagai acuan untuk pemilihan jenis
material yang akan dipilih. Hal ini bertujaun agar tidak terjadi kerusakan atau
kegagalan pada saat mesin dioperasikan.

Pada saat uji tarik di lakukan, kerangka mesin ji tarik merupakan bagian
yang akan mengalami pembebanan, karena distribusi gaya-gaya dari mekanisme
pencekam dan gaya pada hidrolik dan di teruskan ke kerangka.

Gambar 2.2 Kerangka Mesin

Pemilihan jenis material kerangka,berdasarkan kapasitas dari mesin uji


Tarik yang dirancang. Kekuatan kerangka harus lebih besar dari beban yang akan

5
terjadi pada saat proses uji tarik dilakukan. Dengan penentuan dimensi dan jenis
material kerangka akan di dapatkan kekuatan yang baik.

Material kerangka harus memiliki rigiditas yang tinggi, karena apabila


terjadi deformasi pada saat dilakukan ui tarik, maka besar deformasi ini akan
mempengaruhi hasil pengukuran uji tarik. Dengan adanya deformasi ini, maka
hasil uji tarik akan dilakukan penyesuaian data, sehingga akan mempengaruhi
ketelitian dari mesin uji tarik ersebut. Semakin kecil koreksi yang dilakukan pada
data hasil percobaan, maka semakin baik mesin uji tarik tersebut.

2.2.2. Pencekam

Pencekam pada mesin uji tarik sangat berperanpenting untuk memegang


spesimen agar dapat dilakukan penarikan tanpa terjadi pergeseran atau lepasnya
spesimen dari pencekam. Dimensi pencekam harus memiliki dimensi yang lebih
langsung berhubungan dengan spesimen yang akan dilakukan penarikan. Pada
dasarnya fungsi dari pencekam ini adalah untuk menjepit spesimen dengan kuat
agar spesimen tidak bergeser ataupun lepas pada saat dilakukan penarikan.

Gambar 2.3 Pencekam

Proses uji tarik dilakukan dengan memasang spesimen pada salah satu
pencekam lalu actuator digerakkan untuk memposisikan ujung spesimen yang
satunya ke pencekam satunya lagi. Setelah kedua ujung specimen tercekam dengan
baik, proses penarikan dapat dilakukan hingga specimen mengalami regangan dan
akhirnya putus.

6
2.2.3. Penarik

Penarik pada mesin uji tarik berfungsi untuk menarik spesimen (benda uji)
hingga putus. Sistem penarik yang digunakan pada mesin uji tarik terdapat dua tipe
yaitu mekanik dan hidrolik. Sistem penarik pada mekanik biasanya menggunakan
tenaga manusia yang digunakan untuk kapasitas rendah. Pengujian material yang
terbuat dari non ferrous sangat tepat menggunakan sistem penarik mekanik. Untuk
tipe mekanik ini hasil pengujian hanya menunjukan fenomena pertambahan
panjang dan putusnya spesimen. Dalam perencanaan ini digunakan untuk spesimen
dari logam, sehingga membutuhkan tenaga yang cukup besar, oleh karena itu sistem
penarik yang tepat digunakan adalah sistem hidrolik.

Gambar 2.4 Penarik


2.2.4. Pengontrol Manual

Gambar 2.5 Pengontrol manual

7
Kontrol manual berfungsi sebagai pengontrol penarik. Kontrol manual ini
dapat membuat penarik bergerak naik dan turun. Pengontrol manual memudahkan
pada saat pemasangan spesimen dengan mengatur jarak pencekam. Selain itu
terdapat tombol darurat jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan mesin uji
tarik.

2.2.5. Komputer

Gambar 2.6 Komputer

Satu set komputer yang terhubung dengan mesin uji Tarik memproses data
dari input gaya dari silinder hidrolik menjadi output berupa tampilan grafik stress-
strain. Pada komputer dapat dilihat parameter parameter pengujian seperti
kecepatan penarikan dan besar pembebanan.

2.3. Sistem Hidrolik

Sistem hidrolik adalah suatu bentuk atau perpindahan daya dengan


menggunakan media penghantar berupa fluida cair berupa oli untuk memperoleh
daya yang lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan. Dimana fluida penghantar
ini dinaikkan tekananya oleh pompa pembangkit tekanan yang kemudian diteruskan
ke silinder kerja melalui pipa-pipa saluran atau katup-katup. Gerakan translasi
batang piston dari silinder kerja yang diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang
silinder dimanfaatkan untuk gerak maju dan mundur.

8
Prinsip dasar sistem hidrolik berasal dari hukum pascal, yaitu jika suatu zat
cair dalam arah manapun menerima tekanan dari luar maka tekanan ini akan
menyebar merata kesemua arah. Tekanan dalam fluida mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut :

a. Tekanan di setiap titik sama untuk semua arah.


b. Tekanan yang diberikan ke sebagian fluida dalam tempat tertutup,
merambat secara merata ke semua bagian fluida.

Sistem hidrolik juga punya kelemahan dan kelebihan. Kelemahan dari


system hidrolik adalah sebagai berikut:

a. Fluida yang digunakan oli relatif mahal.


b. Apabila terjadi kebocoran akan mengotori sistem, sehingga sistem hidrolik
jarang digunakan pada industri makanan dan obat-obatan.
c. Peka terhadap perubahan temperatur

Sedangkan kelebihan dari sistem hidrolik adalah :

a. Tenaga yang dihasilkan sistem hidrolik besar,


b. Pencegahan overload tidak sulit
c. Kontrol gaya pengoperasian mudah dan cepat.
d. Pergantian kecepatan lebih mudah
e. Getaran yang timbul relatif lebih kecil
f. Daya tahan lebih lama.

2.4. Komponen-Komponen Hidrolik

Komponen-komponen hidrolik pada mekanisme mesin uji Tarik adalah


sebagai berikut :

1. Silinder Hidrolik

2. Tangki

3. pompa

4. Filter

5. Valve

9
6. Hoses

7. Seals

8. Fluida

2.4.1. Silinder Hidrolik

Gambar 2.7 Silinder hidrolik


Silinder hidrolik adalah sebuah aktuator mekanik yang menghasilkan gaya
searah melalui gerakan stroke yang searah. Alat ini menjadi salah satu bagian dari
sistem hidrolik selain pompa dan motor hidrolik. Jika motor hidrolik mengubah
tekanan fluida hidrolik menjadi gerakan putar, maka silinder hidrolik
menghasilkan gerakanstroke yang searah. Silinder hidrolik mendapatkan gaya
dari fluida hidrolik bertekanan. Di dalam silinder hidrolik terdapat piston yang
terhubung dengan rod yang dapat bergerak maju dan mundur bergantung pada sisi
mana yang diisi oleh fluida hidrolik bertekanan. Besar tekanan yang digunakan
berbeda pada kedua sisi silinder, bergantung pada beban, luas penampang silinder
dan sisi rod-nya

2.4.2. Tangki

Tangki pada sistem hidrolik berguna untuk menampung fluida hidrolik,


sehingga fluida tetap tersedia untuk keperluan operasional hidrolik. Beberapa
fungsi dari tangki pada sistem hidrolik adalah sebagai berikut :

a. Untuk menyimpan fluida hidrolik pada saat sistem beroperasi

10
b. Melepaskan atau mereduksi panas yang dihasilkan oleh mekanisme hidrolik
pada saat pengoperasian.
c. Memisahkan udara, air, dan partikel-partikel pengotor

Adapun kriteria ukuran tangki hidrolik yang digunakan agar dapat


memenuhi kebutuhan dengan baik pada saat pengoperasian adalah sebagai berikut :

a. Kapasitas dari pompa yang digunakan


b. Panas yang dihasilkan dari hasil operasi agar ambang batas maksimum
temperature fluida tetap pada keadaan aman.
c. Luas dari lingkungan kerja yang tersedia.

Tangki hidrolik ada dua macam yaitu Vented tank (non pressurized) dan
Pressurized tank. Pompa hidrolik berfungsi untuk mensupplai fluida hidrolik pada
tekanan tertentu kepada sistem hidrolik. Pompa ini digerakkan oleh motor listrik
tau sebuah mesin yang dihubungkan dengan sebuah sistem kopling. Sistem
kopling yang digunakan dapat berupa belt, roda gigi, atau juga sistem flexible
elastomeric.

2.4.3. Pompa hidrolik

Pompa hidrolik ada beberapa tipe yang digunakan, yaitu Gear pump yang
bersifat murah, memiliki ketahanan yang lama (awet), sederhana
pengoperasiannya. Tetapi kelemahannya adalah memiliki efisiensi yang rendah,
karena sifat pompa yang ber-displacement tetap, dan lebih cocok untuk digunakan
pada tekanan di bawah 20 MPa (3000 psi).

Gambar 2.8 Pompa [5]

11
Vane pump memiliki kelebihan murah dan sederhana, biaya perawatan
yang rendah, dan baik untuk menghasilkan aliran tinggi dengan tekanan yang
rendah. Axial piston pump adalah salah satu jenis pompa hidrolik yang menarik
adalah axial piston pump. Pompa ini dapat berjenis swashplate atau juga checkball.
Jenis pompa ini didesain untuk dapat belerja pada displacement yang bervariasi,
sehingga dapat menghasilkan aliran dan tekanan fluida hidrolik yang bervariasi
sesuai dengan kebutuhan. Radial Piston Pump: digunakan untuk menghasilkan
tekanan fluida hidrolik yang tinggi dengan debit aliran yang rendah.

2.4.4. Filter

Filter berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran atau kontaminan yang


berasal dari komponen sistem hidrolik seperti bagian-bagian kecil yang mengelupas,
kontaminasi akibat oksidasi dan sebagainya. Pemilihan filter biasanya didasarkan
menurut kecepatan aliran fluida hidrolik dan kondisi tekanan kerja. Pemasangan
filter pada sistem hidrolik bermacam-macam, tergantung dari keadaan dan
kebutuhan dari sistem hidrolik. Sesuai dengan tempat pemasangan, ada-ada macam
filter yaitu :

a. Suction filter, di pasang pada saluran hisap dan kemungkinanya di dalam


tangki.
b. Pressure line filter, di pasang pada saluran tekanan dan berfungsi untuk
mengamankan komponen-komponen yang di anggap penting.
c. Return line filter, di pasang pada saluran balik untung menyaring agar
kotoran jangan masuk ke dalam tangki.

2.4.5. Valve Kontrol

Valve kontrol pada sebuah sistem hidrolik, selain berfungsi untuk mengatur
besar tekanan yang digunakan, juga berfungsi untuk mengatur arah aliran dari
fluida hidrolik. Arah aliran yang dimaksud adalah berhubungan dengan sistem
aktuator. Arah gerakan yang diinginkan pada aktuator dikontrol oleh arah aliran
dari fluida hidrolik, arah aliran inilah yang diatur oleh valve kontrol. Valve kontrol
yang berfungsi untuk mengatur arah aliran biasa disebut dengansolenoid valve,

12
sedangkan yang untuk mengatur besar tekanan biasa disebut pressure regulating
valve. Dan berikut adalah beberapa macam valve kontrol yang biasa dipergunakan:

a. Pressure Relief Valves


Valve ini berfungsi untuk membuang fluida hidrolik ke tangki penyimpan
fluida, apabila tekanan fluida lebih tinggi daripada nilai yang ditentukan.
Simbol dan Skema Pressure Relief Valves
b. Pressure Regulating Valves
Valve ini berfungsi untuk mengatur besar tekanan fluida hidrolik agar stabil
di nilai tertentu. Pressure Regulating Valve Sequence Valve berfungsi untuk
mengatur sekuen pada sirkuit hidrolik, seperti contohnya pada saat
menggunakan beberapa silinder hidrolik, yaitu untuk memastikan satu
silinder hidrolik telah maju penuh sebelum silinder lainnya mulai maju.
c. Check Valve
Check Valve berfungsi untuk mengatur arah aliran fluida hidrolik agar
searah dan tidak ada aliran yang terbalik
d. DCV
Directional Control Valve (DCV) digunakan untuk mengarahkan oli
menuju sirkuit yang berbeda pada sistem hidrolik. Kapasitas aliran
maksimum dan tekanan yang turun saat melewati valve merupakan
pertimbangan utama. Directional control valve dapat dikombinasikan
dengan manual, hidrolik, pneumatic dan kontrol elektronik. Faktor ini
umumnya ditentukan selama melakukan desain sistem untuk pertama kali.
Directional control valve mengarahkan aliran oli menuju sistem hidrolik.
Dengan kata lain merupakan komponen dimana operator mengontrol mesin.
e. Pilot Valve
Valve ini sebagai kontrol sistem hidrolik. Digunakan untuk mengatur
output aktuator sesuai dengan yang diinginkan.

2.4.6. Hoses

Hoses berfungsi untuk media alir fluida hidrolik sehingga dapat


memindahkan ke bagian sistem hidrolik yang lainya. Flexible hoses banyak
digunakan pada sistem hidrolik karena dikarenakan terbatasnya ruang gerak

13
sehingga harus bersifat lentur atau dapat menekuk. Sehingga cocok untuk posisi
pemasangan yang susah. Flexible hoses juga memiliki fungsi sebagai peredam
getaran dari suara yang timbul.

2.4.7. Seals

Seals berfungsi untuk mencegah kebocoran pada sistem ihidrolik, dan


apabila terjadi keocoran pada sistem hidrolik maka terjadi kehilangan tekanan.
Seals juga berfungsi untuk mempertahankan efisiensi sistem hidrolik. Seals dapat
dibagi menajadi dua tipe berdasarkan penerapanya yaitu :

a. Static Seals : O rings untuk ramah silinder, Flat seals untuk tangki.
b. Dinamic Seals : untk piston dan batang piston serta untuk poros yang
berputar.

2.4.8. Fluida

Fluida pada sistem hidrolik memiliki peranan yang utama karena fluida
berupa oli ini adalah yang akan menggerakkan piston. Beberapa fungsi fluida
hidrolik adalah sebagai berikut :

a. Sebagai media untuk mentransfer tekanan.


b. Sebagai pelumas bagian yang bergerak.
c. Melindungi kemungkinan terjadi korosi.
d. Sebagai pendingin komponen yang bergerak
e. Sebagai bantalan dari terjadinya hentakan tekanan pada akhir langkah.
f. Penghanyut chip yaitu partikel-partikel kecil yang mengelupas dari
komponen.

2.5. Sistem Kontrol

Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu

atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga range

tertentu.

14
2.5.1 Open Loop

Open loop control atau control lup terbuka adalah suatu sistem yang

keluarannya tidak mempunyai pengaruh terhadap aksi kontrol. Artinya, sistem

kontrol terbuka keluarannya tidak dapat digunakan sebagai umpan balik dalam

masukan. Sistem kontrol open loop dapat digunakan hanya jika hubungan antara

masukan dan keluaran diketahui dan tidak terdapat gangguan internal maupun

eksternal.

Gambar 2.9 Sistem kontrol terbuka[6]

2.5.2 Close Loop

Sistem kontrol lup tertutup adalah sistem kontrol yang sinyal keluarannya

mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengontrolan, sistem kontrol lup tertutup

juga merupakan sistem kontrol berumpan balik. Sinyal kesalahan penggerak, yang

merupakan selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan balik yang dapat berupa

sinyal keluaran atau suatu fungsi sinyal keluaran atau turunannya, diumpankan ke

kontroller untuk memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran sistem

mendekati harga yang diinginkan.

Gambar 2.10 sistem kontrol tertutup [6]

15
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Flowcart Kerja Praktek

Mulai

Dimensi Aktuator
hidrolik, spesifikasi
mesin uji tarik

Uji Tarik Material

Cek
Kelengkapan
data

Perhitungan aktuator
hidrolik secara teoritik
dan aktual, v, Q, η

Analisis kinerja dilihat v,


Q, η

Efisiensi rata rata mesin uji


tarik

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Kerja Praktek

16
3.2. Spesifikasi Mesin Uji Tarik

Mesin uji Tarik yang digunakan di laboratorium teknik material POLMAN


adalah Universal Testing Machine (UTM) buatan Taiwan dengan tipe mesin Hung
TA 8501. Mesin Hung TA 8501 memiliki spesifikasi mesin sebagai berikut

Tabel 3.1 Spesifikasi mesin Hung TA (HT) 8501[4]

17
3.3. Sistem Hidrolik Dan Sistem Kontrol Pada Mesin Uji Tarik

Berikut ini adalah skema sistem yang membangun suatu mesin uji Tarik.

Gambar 3.2 Sistem mesin Uji Tarik [4]

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa mesin uji Tarik terdiri dari system
hidrolik yang terdiri dari Komponen komponennya seperti Reservoir, check valve,
Pompa, Pressure relief valve, Direct control valve, dan aktuator. Sedangkan sistem
kontrolnya terdiri dari controller, servo motor, sensor load cell, sensor displacement
dan converter sinyal analog digital.

18
3.4. Skema Sistem Hidrolik Mesin Uji Tarik

Skema sistem hidrolik yang telah dibuat dengan software Automation Studio
adalah sebagai berikut

Gambar 3.3 Skema Sistem Hidrolik Mesin Uji Tarik

Komponen Komponen hidrolik yang ada pada skema adalah sebagai berikut:

a. Reservoir berfungsi untuk menampung fluida hidrolik, sehingga fluida tetap


tersedia untuk keperluan operasional hidrolik
b. Pompa dan motor listrik berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi
energi hidrolik. Selain itu juga berfungsi untuk mengisap fluida ke dalam
rongga pemompaan, dan membawanya melalui pompa, kemudian
mendorong dan menekannya ke dalam sistem hidrolik
c. Check valve berfungsi untuk mengatur arah aliran fluida hidrolik agar searah
dan tidak ada aliran yang terbalik

19
d. Pressure relief valve berfungsi untuk mengatur dan membatasi besar
tekanan fluida hidrolik agar stabil di nilai tertentu
e. DCV 4/3 double solenoid with spring return berfungsi untuk mengatur arah
aliran masuk aktuator melalui jalur extend atau retract
f. Double acting silinder berfungsi untuk mengubah energi hidrolik menjadi
energi mekanik translasi.

Prinsip kerja sistem hidrolik pada mesin uji Tarik adalah oli yang yang
terdapat pada reservoir dipompakan dengan pompa ke komponen komponen
hidrolik. Setelah melewati check valve yang mencegah adanya aliran balik menuju
pompa, aliran fluida diatur dan dibatasi tekanannya dengan pressure relief valve.
Setelah diatur tekanannya, fluida masuk ke DCV untuk diatur arah alirannya. Arah
aliran pada DCV diatur mengarah ke port extend atau rectractnya. Setelah melewati
DCV fluida masuk ke actuator double acting silinder yang berfungsi sebagai
pengubah daya hidrolik menjadi daya mekanik translasi. Aktuator tersebut
bertindak sebagai pemberi gaya saat pengujian Tarik.

3.5. Perhitungan

D2

D1

L1

Gambar 3.4 Ukuran silinder hidrolik


L = 40 cm

D1 = 20 cm

20
D2 = 17 cm

a. Berdasarkan pengujian yang dilakukan untuk penarikan material sepanjang 4,7


mm dengan σy sebesar 50000 N dengan kecepatan penarikan yang tercatat di
computer adalah 0,06 mm/s dan waktu yang dibutuhkan adalah 81 detik maka
dapat dihitung

Gambar 3.5 Data Material 1

1. Tekanan yang terjadi pada aktuator

𝐹
Pact = 𝐴
𝑝𝑖𝑠

Pact = tekanan yang terjadi pada actuator (Pa)

F = Gaya aktuator yang dihasilkan (N)

Apis = luas penampang piston (m2)

𝐹
Pact = π𝑟 2
𝑝𝑖𝑠

50000
= 𝜋 0.0852

= 2,203 x 106 Pa

21
2. Debit Teoritik

Qt = Vt . Apis

Qt = Debit Teoritik yang terjadi pada aktuator (m3/s)

Vt = Kecepatan piston teoritik pada Aktuator (m2/s)

Qt = Vt X πrpis2

= 0,06 x 10-3 x π (0,085)2

= 1,36 x 10--6 m3/s

3. Kecepatan piston aktual

𝐿
Va =
𝑡

Va = Kecepatan piston aktual pada aktuator (m2/s)

L = Panjang langkah aktuator (m)

t = waktu yang dibutuhkan untuk melangkah (s)

0,0047
Va = 81

= 5,8 x 10-5 m/s

= 0,058 mm/s

4. Debit aktual

Qa = Va . Apis

Qa = Debit teoritik pada aktuator (m3/s)

Qa = Va X πrpis2

= 5,8 x 10-5 x π (0,085)2

= 1,31 x 10-6 m3/s

5. efisiensi volumetric

𝑄𝐴
ηv = 𝑋 100%
𝑄𝑡

22
ηv = Efisiensi volumetric (%)

1,31
= 1,36 𝑋 100%

= 96,3%

b. Berdasarkan pengujian yang dilakukan untuk penarikan material sepanjang 5,2


mm dengan σy sebesar 75000 N dengan kecepatan penarikan yang tercatat di
computer adalah 0,06 mm/s dan waktu yang dibutuhkan adalah 89 detik maka
dapat dihitung

Gambar 3.6 Data Material 2

1. Tekanan yang terjadi pada aktuator

𝐹
Pact =
𝐴𝑝𝑖𝑠

Pact = tekanan yang terjadi pada actuator (Pa)

F = Gaya aktuator yang dihasilkan (N)

Apis = luas penampang piston (m2)

𝐹
Pact = π𝑟 2
𝑝𝑖𝑠

23
75000
= 𝜋 0.0852

= 3,304 x 106 Pa

2. Debit Teoritik

Qt = Vt . Apis

Qt = Debit Teoritik yang terjadi pada aktuator (m3/s)

Vt = Kecepatan piston teoritik pada Aktuator (m2/s)

Qt = Vt X πrpis2

= 0,06 x 10-3 x π (0,085)2

= 1,36 x 10-6 m3/s

3. Kecepatan piston aktual

𝐿
Va = 𝑡

Va = Kecepatan piston aktual pada aktuator (m2/s)

L = Panjang langkah aktuator (m)

t = waktu yang dibutuhkan untuk melangkah (s)

0,0052
Va = 89

= 5,84 x 10-5 m/s

= 0,0584 mm/s

4. Debit aktual

Qa = Va . Apis

Qa = Debit aktual pada aktuator (m3/s)

Qa = Va X πrpis2

= 5,84 x 10-5 x π (0,085)2

= 1,32 x 10-6 m3/s

24
5. efisiensi volumetric

𝑄
ηv = 𝑄𝐴 𝑋 100%
𝑇

ηv = Efisiensi volumetric (%)

1,32
= 1,36 𝑋 100%

= 97,05%

c. Berdasarkan pengujian yang dilakukan untuk penarikan material sepanjang 3,8


mm dengan σy sebesar 43000 N dengan kecepatan penarikan yang tercatat di
computer adalah 0,06 mm/s dan waktu yang dibutuhkan adalah 68 detik maka
dapat dihitung

Gambar 3.7 Data Material 3

1. Tekanan yang terjadi pada aktuator

𝐹
Pact = 𝐴
𝑝𝑖𝑠

Pact = tekanan yang terjadi pada actuator (Pa)

F = Gaya aktuator yang dihasilkan (N)

25
Apis = luas penampang piston (m2)

𝐹
Pact = π𝑟 2
𝑝𝑖𝑠

43000
= 𝜋 0.0852

= 1,89 x 106 Pa

2. Debit Teoritik

Qt = Vt . Apis

Qt = Debit Teoritik yang terjadi pada aktuator (m3/s)

Vt = Kecepatan piston teoritil pada Aktuator (m2/s)

Qt = Vt X πrpis2

= 0,06 x 10-3 x π (0,085)2

= 1,36 x 10-6 m3/s

3. Kecepatan piston aktual

𝐿
VA = 𝑡

VA = Kecepatan piston actual pada aktuator (m2/s)

L = Panjang langkah aktuator (m)

t = waktu yang dibutuhkan untuk melangkah (s)

0,0038
VA = 68

= 5,58 x 10-5 m/s = 0,0558 mm/s

4. Debit aktual

QA = Va . Apis

QA = Debit aktual pada aktuator (m3/s)

QA = Va X πrpis2

26
= 5,58 x 10-5 x π (0,085)2

= 1,26 x 10-6 m3/s

5. efisiensi volumetric

𝑄
ηv = 𝑄𝐴 𝑋 100%
𝑇

ηv = Efisiensi volumetric (%)

1,26
= 1,36 𝑋 100% = 92,6%

d. Berdasarkan pengujian yang dilakukan untuk penarikan material sepanjang 4,3


mm dengan σy sebesar 49000 N dengan kecepatan penarikan yang tercatat di
computer adalah 0,06 mm/s dan waktu yang dibutuhkan adalah 76 detik maka
dapat dihitung

Gambar 3.8 Data Material 4

1. Tekanan yang terjadi pada aktuator

𝐹
Pact = 𝐴
𝑝𝑖𝑠

Pact = tekanan yang terjadi pada actuator (Pa)

27
F = Gaya aktuator yang dihasilkan (N)

Apis = luas penampang piston (m2)

𝐹
Pact = π𝑟 2
𝑝𝑖𝑠

49000
= 𝜋 0.0852

= 2,16 x 106 Pa

2. Debit Teoritik

Qt = Vt . Apis

Qt = Debit Teoritik yang terjadi pada aktuator (m3/s)

Vt = Kecepatan piston teoritil pada Aktuator (m2/s)

Qt = Vt X πrpis2

= 0,06 x 10-3 x π (0,085)2

= 1,36 x 10-6 m3/s

3. Kecepatan piston aktual

𝐿
VA = 𝑡

VA = Kecepatan piston aktual pada aktuator (m2/s)

L = Panjang langkah aktuator (m)

t = waktu yang dibutuhkan untuk melangkah (s)

0,0043
Va = 77

= 5,65 x 10-5 m/s = 0,0565 mm/s

4. Debit aktual

Qa = Va . Apis

Qa = Debit V pada aktuator (m3/s)

28
Qa = VaX πrpis2

= 5,65 x 10-5 x π (0,085)2

= 1,28 x 10-6 m3/s

5. efisiensi volumetric

𝑄𝑎
ηv = 𝑋 100%
𝑄𝑡

ηv = Efisiensi volumetric (%)

1,28
= 𝑋 100% = 94,1%
136

3.6 . Sistem Kontrol Mesin Uji Tarik

Berikut ini adalah blok diagram dari sistem control mesin uji tarik

Monitor

Servo Motor
PC

Measurement Servo
Controller
Circuit Amplifier

Displacement
Amplifier Power Supply
sensor

Bridge Circuit Load cell

Gambar 3.9 Blok diagram

Dari blok diagram diatas dapat dilihat sistem kontrol pada mesin uji tarik
merupakan sistem kontrol dengan loop tertutup dan tetersusun dari banyak
komponen diantaranya:

29
1. Power supply merupakan komponen yang yang menyuplai arus listrik kepada
semua komponen sistem yang sudah terpasang dengan baik, dimana arus listrik
yang dihasilkan merupakan arus AC dan selanjutnya akan dirubah menjadi arus
DC
2. Servo amplifier berfungsi sebagai penguat yang mengolah sinyal error untuk
mengoreksi perbedaan antara sinyal input (referensi) dengan sinyal umpan
balik (feedback) sehingga menghasilkan output yang diharapkan. Servo
amplifier terdiri dari comparator yang mengolah sinyal error dan power
amplifier yang menguatkan sinyal agar mampu menggerakan servomotor
3. Servo motor merupakan motor utama yang menggerakkan mesin
4. Controller ada beberapa controller yang digunakan pada mesin uji tarik yaitu
load control, displacement control, speed control dan load speed control.
5. Amplifier merupakan penguat sinyal dari sensor
6. Bridge Circuit yang sering digunakan adalah jembatan wheatstone. Merupakan
alat bantu untuk pengukuran (instrumentasi), karena rangkaian ini sangat
sensitif dan akurat. Beberapa alat ukur yang mengunakan prinsip jembatan
wheatstone : Ohmmeter, voltmeter, amperemeter, termometer elektronik,
staingauge dan lain sebagainya. Hampir semua alat ukur menggunakan prinsip
ini. Salah satu kelebihan jembatan wheatstone adalah dapat digunakan untuk
mengukur perubahan yang sangat kecil pada hambatan.dimensi jarak yang
disebabkan oleh suatu gaya
7. Displacement sensor merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi
perubahan gerak seperti perpindahan atau pergeseran
8. Measurement circuit, sirkuit yang berfungsi membandingkan output dan input
9. PC untuk mengkonversi sinyal dari sensor dan memplotnya dalam bentuk
grafik berdasarkan beban dan perpindahan yang dikirim oleh measurement
circuit
10. Monitor merupakan output dari PC yang menampilkan grafik hasil pengujian.

30
BAB IV

ANALISA

4.1. Analisa

Dari hasil perhitungan diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan


Kecepatan Kecepatan Debit Debit Efisiensi
Piston teoritik, Piston aktual, Teoritik, Aktual, Qa volumetric, ηv
Vt (m/s) Va (mm/s) Qt (m3/s) (m3/s) (%)

Material 1 0,06 0,058 1,36 x 10-6 1,31 x 10-6 96,3

Material 2 0,06 0,0584 1,36 x 10-6 1,32 x 10-6 97,05

Material 3 0,06 0,0558 1,36 x 10-6 1,26 x 10-6 92,6

Material 4 0,06 0,0565 1,36 x 10-6 1,28 x 10-6 94,1

Dapat dilihat dari hasil perhitungan di atas terdapat perbedaan antara


kecepatan piston teoritik dan yang terjadi, perbedaan terbesar adalah pada material
ke 3 yaitu sebesar 0.0042 mm/s, selain itu terjadi perbedaan debit teoritik yang
terjadi, perbedaan terbesar pada material 3 yaitu sebesar 0,1 x 10-7 m3/s. Perbedaan
tersebut dapat disebabkan oleh penurunan performa komponen hidrolik,
diantaranya

1. kekentalan oli hydraulic yang berkurang, dapat diatasi dengan mengecek


kekentalannya dan menggatinya dengan oli baru

2. adanya kotoran pada komponen komponen hidrolik membersihkan filter atau


mengganti filter hidrolik

Perbedaan hasil dari kecepatan dan debit secara teoritik ataupun aktual
tidak mempengaruhi kinerja sistem hidrolik mengingat efisisensi volumetricnya

31
diatas 90% . Kinerja mesin uji Tarik hung-ta 8501 jika dilihat dari performa aktuator
hidroliknya masih bekerja dengan sangat baik. Dengan perawatan dan pemakaian
yang benar maka mesin uji Tarik di POLMAN ini dapat menghasilkan data uji Tarik
yang valid.

32
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Prinsip kerja sistem hidrolik pada mesin uji Tarik adalah

1. oli yang yang terdapat pada reservoir dipompakan dengan pompa ke komponen
komponen hidrolik.

2. check valve yang mencegah adanya aliran balik menuju pompa, aliran fluida
diatur dan dibatasi tekanannya dengan pressure relief valve.

3. fluida masuk ke DCV untuk diatur arah alirannya. Arah aliran pada DCV diatur
mengarah ke port extend atau rectractnya.

4. fluida masuk ke actuator double acting silinder yang berfungsi sebagai pengubah
daya hidrolik menjadi daya mekanik translasi

Dari hasil praktek kerja yang penulis lakukan mengenai kinerja aktuator
hidrolik mesin uji tarik Hung TA 8501 diperoleh suatu kesimpulan yaitu mesin uji
Tarik dalam keadaan yang baik sehingga dapat memberikan hasil pengujian uji
Tarik yang valid

Sistem kontrol pada uji tarik merupakan sistem kontrol loop tertutup yang
terdiri atas beberapa komponen yang saling berhubungan. Komponen tersebut
diantaranya controller, load cell, displacement sensor, servo motor, servo amplifier,
measurement circuit dan Pc

5.1 Saran

Setelah melakukan proses pengujian sifat mekanik material dan


membuat analisis sistem hidrolik pada mesin uji tarik di Politeknik Manufaktur
Negeri Bandung, adapun saran yang bisa di sampaikan oleh penulis yaitu :

33
1. Mesin uji tarik di POLMAN sudah berjalan dengan baik, akan tetapi selama
penulis disana proses sesudah uji tarik mesin uji tarik dibiarkan menyala.
Sebaiknya sesuda proses uji tarik selesai mesin cepat dibereskan.
2. Operator sebaiknya mengetahui perawatan mesin uji tarik bukan hanya bagian
maintenance saja sehingga pada saat pengujian, mesin uji tarik dapat bekerja
secara optimum

34
DAFTAR PUSTAKA

1. Andrew Parr. 2003. Hidrolika dan Pneumatika, Alih Bahasa Gunawan Prasetyo,
Jakarta. Penerbit Erlangga
2. Esposito, Anthony. 1997. Fluid Power with Applications, Fourth Edition,
Pearson Education, Ohio.
3. Matsumoto Sigeru, Miyashita Hiroshi, Tashiro Kazuyoshi And Others. 2013.

Hydraulic system and universal testing machine , Kokusai Keisokuki Kabushiki


Kaisha, Japan
4. http://www.hungta.com/Products/UTM/8501.html (diakses 5 Juli 2017)
5. https://www.ilmuotomotif.com/pompa-hidrolik.html (diakses 5 juli 2017)
6. http://slowisnotsmart.blogspot.co.id/2014/06/sistem-kendali-looping-tertutup-
looping.html (diakses 5 juli 2017)

35

Anda mungkin juga menyukai