Anda di halaman 1dari 13

Sistem Hidrolik Dan Pneumatic

Membicarakan sistem hidrolik berarti membicarakan teknologi yang berhubungan dengan


penggunaan dan karakteristik/sifat-sifat cairan (liquid). Zat cair ini digunakan untuk melakukan
gerakan segaris maupun berputar. Dengan ditemukannya hukum Pascal yang meng-hypotesa-
kanbahwa tekanan yang diterima seluruh permukaan akibat cairan adalah sama, maka pemanfaatan
cairan akan semakin beragam. Cairan bisa berfungsi sebagai penerus tenaga (transmitting
power), melipatgandakan tenaga (multiplying force) juga bisa berfungsi untuk merubah
gerakan (modifying motion). Sehingga pada jaman industri modern ini penggunaan sistem dan alat-
alat hidrolik sudah semakin luas jangkauannya.

Beberapa keuntungan menggunakan tenaga hidrolik adalah:


 Memindahkan tenaga yang besar dengan menggunakan komponen yang relatif kecil
 Pengontrolan dan pengaturan lebih mudah
 Mudah dipindahkan dalam arah kebalikan(Reversible)
 Melumasi dan merawat sendiri (self lubricating) sehingga usia pakai lebih panjang
 Rancangan yang sederhana (lingkages yang rumit digantikan oleh sedikit komponen-komponen pre-
engineered)
 Fleksibilitas (komponen-komponen hidrolik bisa dipasang pada kendaraan hanya dengan mengalami
sedikit sekali masalah)
 Kehalusan (sistem hidrolik beroperasi dengan halus dan tidak bising dan menimbulkan sedikit sekali
getaran)
 Kontrol (operator melakukan kontrol relatif sedikit atas berbagai macam kecepatan dan gaya)
 Sedikit gaya yang hilang (gaya hidrolik bisa digandakan besar sekali dan disalurkan sepanjang badan
kendaraan dengan sedikit gaya yang hilang)
 Perlindungan atas beban berlebih (sistem hidrolik dilindungi terhadap kerusakan yang disebabkan
oleh kelebihan beban (overload damage) dengan katup-katup yang bekerja secara otomatis)

Beberapa kelemahan yang ada pada sistem hidrolik, adalah:


 Rawan terhadap kecelakaan akibat tekanan tinggi dari fluida (high pressure liquid)
 Kebocoran kecil bisa berakibat fatal baik pada pemindahan tenaga maupun penyebab kecelakaan
 Sistem hidrolik memerlukan bagian dengan tingkat presisi tinggi.
 Membutuhkan perawatan yang intensif sehubungan dengan iklim atau cuaca supaya tidak mudah
terkena karat, kotoran dan pencemaran oli.

Salah satu bentuk pemindahan energi (transfer of energy)dengan menggunakan sistem


hidrolik secara skematis adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Pemindahan Energi Pada Sistem Hidrolik
Pada sebuah piston dalam sebuah bejana yang memiliki luas permukaan sentuh ke cairan sebesar A
m2 diberi gaya sebesar F Newton (N) maka cairan diseluruh bejana akan memberikan tekanan yang
sama pada seluruh permukaan bejana sebesar P Newton/m2. Secara sederhana dapat dirumuskan

P=
F dalam Newton (N)
A dalam m2
P dalam N/m2 ( Bar )

Keadaan fluida yang tidak bisa dimampatkan tersebut banyak digunakan untuk memindahkan energi
maupun mengontrol sistem yang lebih besar.
Sistem pneumatis mempunyai prinsip yang mirip dengan sistem hirolik. Sistem ini menggunakan
udara yang dimampatkan untuk mengontrol pemindahan energi.

Gambar 2. Bejana Hidrolik


Gambar 3. Rangkaian Pneumatis

Nama,fungsi dan cara kerja komponen hidrolik

Didalam sistem hidrolik komponen-komponen akan tersusun dalam suatu rangkaian yang
memungkinkan terjadinya pemindahan energi dengan media hidrolik.

Dalam sebuah sistem hidrolis dibuutuhkan beberapa komponen pendukung, yaitu:

Pembangkit tekanan hidrolis


Pembangkit tekanan hidrolis ini akan mengubah energi mekanis manjadi tekanan. Komponen yang
digunakan biasanya adalah pompa tekanan. Pompa ini akan menaikkan tekanan hidrolis sampai
batas yang dibutuhkan oleh sebuah system. Energi mekanis bisa didapatkan dari engine, motor listrik,
maupun tenaga manusia. Kemampuan untuk membangkitkan tekanan ini tergantung pula dari
seberapa besar energi yang bisa dihasilkan oleh penggerak pompa.

Penyalur tekanan hidrolis


Secara umum, pipa elastis yang digunakan nuntuk menyalurkan tekanan hidrolis ini. Hal ini
dikarenakan pipa elastis mudah untuk dilbengkokkan dan mempunyai kemampuan menahan tekanan
yang baik. Apabila menggunakan pipa pejal, maka akan lebih sulit untuk dibentuk.

Pengubah tekanan hidrolis menjadi energi mekanis


Komponen ini bisa disebut juga dengan aktuator. Bentuk aktuator bermacam-macam disesuaikan
dengan kebutuhan. Dari tekanan hidrolis yang dibangkitkan oleh pompa hidrolis, bisa diubah dalam
bentuk gerakan rotasi (putar) maupun gerakan translasi (maju-mundur). Untuk mengubah menjadi
gerakan rotasi dibutuhkan torque converter. Sedangkan untuk mengubah tekanan hidrolis menjadi
gerakan traslasii dibutuhkan silinder hidrolis. Silinder hidrolis ini bisa menggunakan single
action maupun double action.

Prinsip kerja pompa fluida


Kunci dari pada system hydraulic adalah pompa yang dapat mengubah dari energi mekanik menjadi
energi hidraulik. Energi mekanik diperoleh melaluii tenaga manusia, elektrik motor ataupun engine.
Pada dasarnya pompa hidrolis akan bekerja untuk menaikan tekanan cairan hidrolis. Tinggi
rendahnya tekanan yang dihasilkan tergantung dari beberapa hal, antara lain kekuatan pompa,
kekuatan rangkaian, kekuatan penggerak pompa dan beban yang ditanggung.

Jenis-jenis pompa
Didalam sistem hidrolis ini, ada beberapa jenis pompa yang sering digunakan. Perbedaan
penggunaan pompa ini tergantung dari konstruksi dan cara kerja sistem hidrolis tersebut. Beberapa
jenis pompa yang sering digunakan adalah:

Hand Operated Hydraulics Pump


Pompa yang diperoleh melalui tenaga tangan dengan maksud emergensi untuk me-backup pompa
utama dan untuk ground check dari system hydraulics. Dua langkahdari hand pump menghasilkan
tekanan dan aliran cairan setiap langkah dan banyak dipakai pada pesawat terbang. Type ini terdiri
dari silinder yang mempunyai check valve, batang piston, handle yang mempunyai check valve untuk
lubang masuk cairan.

Cara kerja :
Handle ke kanan : Pada saat handle ke kanan maka piston rod juga ke kanan sehingga inlet check
valve terbuka karena kevacuman saat gerakan piston ke kanan. Hal ini akan membawa cairan menuju
ke chamber kiri, pada waktu yang sama inner check valve tertutup. Pada saat piston bergerak ke
kanan cairan yang ada pada chamber kanan ditekan menuju system.
Gambar 4. Hand Operated Hydroulic Pump

Handle ke kiri : Pada saat handle ke kiri maka piston rod juga ke kiri sehingga inlet check valve tertutup
karena karena tekanan saat gerakan piston ke kiri untuk menghindari cairan mengalir balik ke
reservoir, pada waktu yang sama cairan mengalir dari saluran masuk (inlet port) ke chamber kanan.
Cairan di dalam system : Aliran selalu ada pada setiap 2 (dua) gerakan handle ke kiri dan ke kanan
akibat perbedaan tekanan antara chamber kiri dan kanan. Piston rod mempunyai peranan penting
saat bergerak ke kiri untuk menekan cairan pada camber kiri menuju ke system.

Power Driven Hydraulics Pump


Power driven pump mendapat tenaga penggeraknya dari luar misalnya, engine atau yang lainnya.
Tenaga mekanik ini dikonversi menjadi tenaga hydraulic yang menghasilkan tekanan pada system.
Empat bagian penting dari power driven pump adalah gear, vane, diaphragm dan piston. Type piston
dikategorikan 2 yaitu constant delivery dan variable delivery. Antara pompa dengan penggerak
duhubungkan melalui drive coupling.
Pada bagian poros drive coupling (Shear Section) dikecilkan diameternya agar terbatas kekuatan
tegangan gesernya untuk pekerjaan maksimumnya. Pada saat terjadi problem pada pompa yang yang
macet karena kerusakan valve atau komponen lainnnya maka shear section ini akan patah sehingga
kerusakan pompa dan penggerak lebih lanjut dapat dihindari.
Gambar 5. Drive Coupling

Constant Delivery Pump


Constant delivery pump menghasilkan masa cairan tertentu pada setiap putaran driven coupling tidak
tergantung pada tekanan yang dibutuhkan. Kuantitas masa setiap menit tergantung dari putaran
penggeraknya dalam setiap menit (RPM). Pada system diperlukan tekanan yang konstan sehingga
pada pompa dilengkapi pula pressure regulator. Type constant delivery pump ada 2 yaitu angular dan
cam.

Angular Piston Type


KontruksiAngular Type seperti pada gambar dibawah terdiri dari:

Bagian yang berputar (Coupling shaft, universal link, connecting rod, piston dan cylinder block).
Bagian yang diam (valve plate, pump case housing)

Dinding silinder ditempatkan parallel dan mengelilingi poros pompa, untuk alas an inilah pistonnya
disebut sebagai axial pump. Seal tidak diperlukan untuk membatasi kebocoran antara piston dan bore,
tetapi mengandalkan kepresisian ukuran antara piston dengan bore. Clearance hanya diperlukan
untuk pelumasan oleh cairan dan pemuaian piston maupun bore.
Pada saat drive coupling menyalurkan tenaga putar dari penggerak maka piston berputar searah
dengan silindernya karena dihubungkan oleh universal line (Silinder) dan connecting road (Piston).
Sudut (angular) antara poros drive coupling dengan poros pompa mengakibatkan piston bergerak
axial terhadap bore selama penggerak memutar pompa melalui drive coupling.
Gambar 6. Angular Type Pump
Cara kerja :

Piston meninggalkan valve plat: Selama putaran setengah pertama dari pompa, silinder diletakkan
pada inlet port pada valve plate. Pada saat itu gerakan piston meninggalkan valve plate dan
menghisap cairan ke dalam silinder dari inlet port.

Piston Menuju valve plat:Selama putaran setengah kedua dari pompa, silinder diletakkan pada outlet
port pada valve plate. Pada saat itu gerakan piston menuju valve plate dan menekan cairan di dalam
silinder untuk keluar melalui outlet port.

Pada saat pompa bekerja terjadi overlap pada ruang inlet dan outlet yang menghasilkan tekanan yang
halus dan rata karena tidak terjadi hentakan tekanan ( Nonpulsating pressure ) pada output pompa.

Stroke Reduction Principle: Panjang langkah efektif dari piston dapat diatur dengan mengubah sudut
antara poros drive coupling dan poros pompa seperti terlihat pada gambar dibawah. Dengan
menvariasikan langkah piston akan menvariasikan pula banyaknya masa cairan yang mengalir setiap
langkah. Perubahan sudut cylinder block dilalukan oleh sebuah yoke yang berputar pada sebuah pivot
pin yang disebut pintle. Perubahan sudut ini secara otomatis dilakukan oleh compensator
assembly yang tersusun dari control valve, pressure control piston dan mechanical linkage yang
duhubungkan ke yoke.

Pada saat tekanan output pompa naik, maka pivot valve terbuka untuk mengalirkan tekanan cairan
menuju pressure control piston yang bergerak menekan pegas dan melalui mechanical
linkage memutar yoke menuju arah zero flow (zero angle). Kebalikan dari itu bila tekanan terlalu turun
maka piston dikembalikan gerakannya oleh piston menuju arah semula sehingga yoke memutar pada
posisi kea rah sudut full flow (full flow angle)
Gambar 7. Stroke Reduction

Dasar kelistrikan otomotif

1. KONSEP KELISTRIKAN (2)


2. Air yang mengalir pada suatu pipa dipengaruhi oleh besarnya dorongan yang menyebabkan
air tersebut mengalir dan besarnya hambatan pada pipa. Besarnya dorongan untuk mengalir
ditimbulkan oleh perbedaan ketinggian air di kedua wadah. Mutu permukaan pipa x panjang
pipa Hambatan alir = -------------------------------------------------Panjang pipa Dalam kelistrikan, -
Hambatan alir = Resistansi ( R ) - Mutu permukaan dalam pipa = nilai hambat jenis (specific
resistivity) / ρ (rho). Nilai hambatan yang timbul akibat jenis bahan yang digunakan sebagai
penghantar. - Luas penampang pipa = luas penampang kawat, A (meter). - Panjang pipa =
panjang penghantar, dilambangkan dengan l. Rumus : ρxl R = --------A
3. TEGANGAN ( VOLTAGE )
4. CARA MENGUKUR TEGANGAN
5. RESISTANSI Resistansi : apapun yang menghambat aliran arus listrik dan mempengaruhi
besarnya arus yang dapat mengalir. Pada dasarnya semua material adalah konduktor, namun
resistansi-lah yang menyebabkan sebagian material dikatakan isolator, karena memiliki
resistansi yang besar dan sebagian lagi disebut konduktor, karena memiliki resistansi yang
kecil. Resistansi ada pada kawat, kabel, body unit alat berat, namun nilainya ditekan sekecil
mungkin dengan menggunakan logam-logam tertentu yang memiliki nilai ρ yang rendah.
Resistansi ada yang dibuat dengan sengaja untuk mengatur besarnya arus listrik yang
mengalir pada rangkaian tertentu, disebut Resistor. Resistor dibagi menjadi dua jenis : 1.
Resistor tetap ( fixed resistor ) 2. Resistor variabel ( variable resistor ) Variable resistor terdiri
dari beberapa macam : a. Rotary-type Resistor b. LDR ( Light Dependent Resistor ) c.
Thermistor , terdiri dari : c.1. NTC ( Negative Temperture Coeficient ) Thermistor c.2. PTC (
positive Temperature Coeficient ) Thermistor Daya maksimum resistor karbon : ¼ watt, ½ watt,
1 watt, 5 watt dan 10 watt. Arti : bila suatu resistor ½ watt dan nilai hambatan 200Ω, maka
hanya dapat diberi suplai listrik langsung bertegangan : V = √(P x R) = √(1/2 x 200) = √100 =
10 Volt
6. CARA MEMBACA NILAI RESISTOR
7. RANGKAIAN RESISTOR
8. ARUS LISTRIK
9. CARA MENGHITUNG ARUS LISTRIK Rumus arus listrik pada rangkaian seri : Rumus arus
listrik pada rangkaian paralel : Pada rangkaian kombinasi antara paralel dan seri :
10. CARA MENGUKUR ARUS LISTRIK
11. HUKUM OHM (OHM’S LAW)
12. PENGATURAN TEGANGAN Pengaturan tegangan dengan kombinasi resistor / variable
resistor Dengan menyusun dua buah resistor seperti gambar, kita dapat mengubah tegangan
yang keluar di titik B, tanpa mengganggu kerja dari rangkaian lainnya. Tegangan output dapat
dicari secara teoritis dengan rurmus : Jadi misalnya kita ingin mendapat tegangan 12 V dari
rangkaian di samping, maka kita dapat pasangkan R1=200 Ω dan R2=200 Ω, atau R1 = 2000
Ω dan R2= 2000 Ω. Model pengaturan dapat diterapkan pada sumber listrik AC maupun DC,
namun besarnya daya listrik outputnya relatif kecil.
13. PENGATURAN MENGGUNAKAN TRANSFORMATOR
14. PENGATURAN MENGGUNAKAN IC
15. Pengukuran tegangan kerja Pengukuran kuat arus terpakai
16. Pengukuran tegangan jatuh Pengukuran kotinyuitas
17. THERMISTOR Themistor memiliki dua jenis , yaitu : NTC ( Negative Temperature Coefficient
) thermistor PTC ( Positive Temperature Coefficient ) thermistor.
18. DIODA Dioda merupakan komponen semikonduktor yang memungkinkan arus listrik mengalir
pada satu arah ( forward bias) yaitu, dari arah anoda ke katoda, dan mencegah arus listrik
mengalir pada arah yag berlawanansebaliknya (reverse bias).
19. Dioda digunakan untuk : 1. Mencegah “tertularnya” suatu rangkaian listrik akibat aktivitas
rangkaian listrik yang lain. 2. Mencegah terjadinya gangguan atau kerusakan pada rangkaian
elektronik yang sensitif , akibat timbulnya kejutan listrik yang ditimbulkan oleh gaya gerak listrik
balik ( back electromotive force). 3. Sirkuit logika. 4. Penyearahan arus.
20. APLIKASI DIODA (2) : SIRKUIT LOGIKA
21. APLIKASI DIODA (3) : PENCEGAH KERUSAKAN KOMPONEN ELEKTRONIK RELAY
TANPA DIODA PELINDUNG
22. RELAY DENGAN DIODA PELINDUNG
23. APLIKASI DIODA (4) : PENYEARAH ARUS/PENGUBAH AC KE DC
24. LIGHT EMITTING DIODE ( LED )
25. ZENER DIODE
26. APLIKASI ZENER DIODE : REGULATOR PADA ALTERNATOR
27. PERSAMAAN KONSEP REGULASI TEGANGAN SAAT PRESSURE PADA SISTEM
KURANG DARI 28 BAR
28. PERSAMAAN KONSEP REGULASI TEGANGAN : SAAT PRESSURE PADA SISTEM
MENCAPAI 28 BAR
29. KAPASITOR Kapasitor dapat menyimpan energi listrik dalam jangka waktu tertentu dan
muatan tersebut akan habis setelah beberapa saat. Besarnya kapasitas kapasitor diukur
dalam satuan microfarad (µF), nanofarad (nF), dan pikofarad (pF). Kapasitor memiliki dua
jenis : 1. Kapasitor polar ( DC ) 1 ; 2,2 ; 3,3 ; 4,7 ; 6,8 ; 10 ; 100 ; 1000 ; 10.000 microfarad
10V, 25V, 35V, 50V, 100V 2. Kapasitor non polar (AC) 250V sampai 750V Dua ketentuan
praktis : 1. Kapasitor yang kosong muatan bertindak seolah-olah konduktor (penghantar). 2.
Kapasitor yang penuh muatan bertndak seolah-olah isolator.
30. PRINSIP KAPASITOR
31. PRINSIP KAPASITOR (2)
32. APLIKASI KAPASITOR ( PENSTABIL TEGANGAN )
33. APLIKASI KAPASITOR : PENUNDAAN
34. APLIKASI KAPASITOR ( PEREDAM KEJUTAN LISTRIK )
35. TRANSISTOR Transistor merupakan kependekan dari Transfer Resistor, atau suatu
komponen elektronika yang dapat mengalirkan atau memutuskan aliran arus yang besar
dengan pengendalian arus listrik yang relatif sangat kecil, dengan mengubah resistansi
lintasannya. KELEBIHAN : 1. Arus pengendali pada transistor jauh lebih kecil sehingga lebih
mudah mengendalikannya. 2. Transistor tidak menggunakan kontak mekanis, sehingga tidak
menimbulkan percikan api dan lebih tahan lama. 3. Ukuran transistor relatif lebih kecil dan
kompak dibanding relay. 4. dapat bekerja pada tegangan kerja yang bervariasi. KELEMAHAN
: 1. Kesalahan penghubungan kaki transistor akan berakibat kerusakan permanen. 2. Panas
yang dihasilkan pada transistor lebih besar sehingga bila tidak diberi pendinginan yang cukup,
akan memperpendek usia transistor. TRANSISTOR TERDIRI DARI JENIS : 1. Tipe NPN 2.
Tipe PNP Perbandingan besarnya IB-E dengan IC-E menghasilkan Hfe, yaitu nilai penguatan
transistor, yang dirumuskan sebagai berikut : IC-E Hfe = ---------IB-E
36. Study kasus : Sebuah lampu dengan daya 48 Watt akan dinyalakan oleh rangkaian transistor
pada tegangan kerja 24 V. transistor yang digunakan bertipe NPN dan memiliki Hfe = 200.
Jawab : Kuat arus yang dibutuhkan oleh lampu adalah : P 48 Watt I = ------ = -------------- = 2
A. V 24 V Berarti arus yang akan dilewatkan pada transistor ( dari kaki Kolektor ke Emitor atau
I C-E ) sebesar 2 A. Dengan nilai penguatan atau Hfe 200, maka kuat arus yang mengalir
pada kaki Basis harus sebesar : IC-E Hfe = ---------IB-E IB-E IC-E 2A = --------- = ------------ =
0,01 A Hfe 200 agar arus listrik yang mengalir di kaki Basis hanya sebesar 0,01 A, maka kita
butuhkan sebuah resistor dengan ukuran : V V 24 V R = -------- = ---------- = ----------- = 2400 Ω
atau 2,4 kΩ I IB-E 0,01 A
37. PERCOBAAN
38. PRINSIP KERJA TRANSISTOR NPN
39. PRINSIP KERJA TRANSISTOR PNP
40. CARA KERJA PRAKTIS TRANSISTOR PNP
41. CARA KERJA PRAKTIS TRANSISTOR NPN
42. SENSOR Sensor berguna untuk mengindera parameter-parameter (besaran- besaran) vital
dari suatu objek pengendalian (engine,transmisi), mengubahnya menjadi sinyal listrik yang
kemudian akan dikirim ke ECU (Electronic Control Unit) sebagai informasi untuk diolah lebih
lanjut. Parameter-parameter tersebut meliputi : 1. Suhu 2. Tekanan (pressure) 3. Posisi 4.
Level 5. Kecepatan (speed) 6. Kandungan/konsentrasi zat terkandung. 7. Tegangan logam
(tension) 8. Getaran (knocking)
43. PRESSURE SENSOR
44. PRESSURE SWITCH Pressure sensor mengirimkan sinyal berupa tegangan (voltage) yang
berfluktuasi, sehingga setiap perubahan pada pressure dapat dideteksi, sedangkan pressure
switch hanya mengirimkan sinyal ON dan OFF saja.
45. TEMPERATURE SENSOR Temperature sensor menggunakan bahan semikonduktor yang
terbuat dari bahan Galium Arsenida (GaAs) yang peka suhu
46. POSITION SENSOR Terdapat beberapa desain dari position sensor : 1. Menggunakan slitted
disc dan photodiode 2. Menggunakan toothed gear dan induction sensor 3. Menggunakan
rotary variable resistor
47. SPEED SENSOR
48. MICROPROCESSOR Microprocessor merupakan otak dari Electronic control unit (ECU).
Terdiri dari rangkaian-rangkaian transistor yang kompleks yang dapat menangani pengolahan
sinyal yang diterima dari sensor-sensor Microprocessor menentukan tindakan apa yang perlu
diambil berdasarkan masukan aktual dari sensor dan diperbandingkan dengan data yang
tersimpan di memorynya (merupakan ‘bekal’ dari pabrik pembuat). Microprocessor hanya
bekerja dengan sinyal-sinyal digital, dimana denyut kecepatan prosesnya ditentukan dari
pembangkit denyut (seperti jantung) yang disebut Clock. Makin tinggi nilai clock, makin cepat
reaksi microprocessor bekerja, sehingga makin banyak tindakan yang terselesaikan tiap
detiknya.
49. ROM : Read-Only Memory : yaitu memory yang berisi data yang telah baku yang diisikan oleh
pabrik pembuat ECU. ROM menyimpan data-data spesifikasi pabrik yang akan tetap
tersimpan walaupun ROM tidak mendapat suplai listrik (kunci kontak dan master switch off).
RAM : Random-Access Memory : yaitu memory yang berisi data temporer yang dituliskan oleh
ECU selama ECU bekerja. Data tersebut disimpan oleh ECU untuk keperluan penyimpanan
error Dan nilai-nilai (parameter) tertentu yang selalu aktual. Data yang tersimpan dalam RAM
akan hilang bila RAM tidak mendapat suplai listrik (reset). PROM : Programmable Read-Only
Memory : yaitu memory yang berisi data yang dapat diubah-ubah nilainya dalam jangkah
tertentu yang telah disediakan, misalkan pengubahan unit satuan. Data yang tersimpan dalam
PROM akan tetap tersimpan walau PROM tidak mendapat suplai listrik.
50. PENGOLAHAN INFORMASI Microprocessor memproses informasi dan memutuskan
tindakan yang tepat sesuai program yang telah ditentukan oleh pabrik. Untuk dapat mengambil
keputusan , microprocessor harus menerima informasi dari berbagai sensor. Microprocessor
tidak selalu dapat memproses informasi tersebut dengan segera, untuk itu informasi tersebut
disimpan sementara di dalam RAM dalam address-address tertentu. Untuk membaca
informasi dari RAM, microprocessor menentukan terlebih dahulu lokasi address dimana
informasi yang diinginkan disimpan, dan melakukan permintaan. Untuk memproses informasi,
microprocessor membaca semua masukan dari sensor-sensor, mengambil nilainya – dan
sesuai program, memerintahkan aktuator atau instrument display untuk melakukan tugasnya.
Microprocessor juga menguji masukan-masukan untuk memastikan bahwa sirkuit pengirim
data tersebut bekerja dengan normal. Ia telah diprogram agar dapat mengenali masukan data
dengan mengetahui jangkah (range)/kisaran tegangan listrik yang normal. Jika nilai dari
infomasi tersebut diluar range, microprocessor akan menduga adanya masalah pada sensor
dan sirkuit yang bersangkutan, lalu mengirim sinyal gangguan (error code) ke instrument
display. Microprocessor juga selalu melaksanakan POST (power on self test) setiap memulai
kerjanya. Microprocessor menggunakan control loop untuk menghasilkan suatu proses yang
cepat, otomatis dan akurat. Control loop adalah suatu siklus dimana proses dapat dikontrol
oleh masukan input, pengolahan data, dan keluaran (output) dari perintah tertentu untuk
mengendalikan suatu perangkat aktuator. Terdapat dua loop yang digunakan, yaitu open loop
dan closed loop. Closed loop merupakan loop yang komplit. Dilengkapi dengan sensor
feedback yang akan ‘memata-matai’ pelaksanaan pekerjaan yang diperintahkan
microprocessor kepada suatu aktuator. Open loop hanya digunakan saat objek pengendalian
(engine, transmisi) dalam keadaan belum memenuhi kondisi kerja optimum, seperti suhu kerja
belum tercapai. Pada saat ini sensor feedback belum dapat menghasilkan informasi
pemantauan yang akurat (juga disebabkan karena sensor-sensor tertentu belum siap
bekerja).
51. Wiring Diagram Electrical Standard Jungheinrich

1. Apa fungsi cairan hidrolik dalam sistem hidrolik? Jelaskan !


2. Apa yang dimaksud katup solenoid, check valve dan relief valve !
3. Sebutkan 4 (empat) komponen utama dalam sistem hidrolis! Jelaskan masing-masing
fungsi dari komponen tersebut !
4. Sebutkan dan jelaskan 4 jenis pompa yang sering digunakan dalam sistem hidrolik !
5. Ada 4 macam posisi dalam katub pengatur? Sebutkan dan jelaskan masing-masing posisi
tersebut !
6. Apa yang dimaksud sistem hidrolik dan pneumatic !
7. Sebutkan keuntungan dan kelemahan penggunaan sistem pneumatic !
8. Apa fungsi dibuatnya simbol-simbol hidrolik/pneumatic !
9. Gambarkan sistem hidrolik dengan komponen sebagai berikut :
a. Filter
b. Tangki
c. pengatur katup 4/2 way
d silinder kerja ganda
e unit penggerak
f. pompa hidrolik
g. pressure gauge
h relief valve
i. Lever and spring
10. Gambarkan sistem pneumatik dengan komponen sebagai berikut :
a. check valve 2 buah
b. pengatur katup 4/3 way 1 buah
c. pengatur katup 3/2 way 2 buah
d silinder kerja ganda
e motor udara putaran 1 arah
f. push button dan spring 3 buah
g. pressure gauge 3 buah
------------------ Selamat Mengerjakan ------------------

Anda mungkin juga menyukai