Anda di halaman 1dari 29

BAB II

LANDASAN MATERI

2.1 PENGERTIAN MESIN PRESS HYDRAULIC

Mesin Press Hydraulic merupakan mesin yang digunakan pada


proses pemotongan dan pembentukan sheet metal forming. Pada mesin
press hydraulic tenaga yang digunakan untuk menaikkan dan menurunkan
slide dengan memakai sistem fluida dalam hal ini medianya oli yang
dialirkan ke hydraulic cylinder begitupun die chusion custom, semua
control fluida menggunakan valve hydraulic. Sistem fluida ini digerakkan
oleh pompa hydraulic (gear pump, vane pump atau piston pump) yang
berfungsi memompa oli dari tangki yang diteruskan ke cylinder – cylinder.
Untuk mengontrol besar kecilnya pressure, kecepatan gerakan cylinder,
dan lainnya digunakan banyak valve mulai dari solenoid, check valve,
relief valve dan yang lainnya. Karena menggunakan sistem hydraulic
mesin ini dapat dengan mudah diatur atau disetting gerakannya maupun
tenaganya, namun untuk masalah tenaga tergantung pada kemampuan
tenaga motor yang digunakan untuk menggerakan hydraulic pump.

2.1.1 Konstruksi Utama Mesin Press Hydraulic:

Pada dasarnya mesin press hydraulic terdiri dari :


1. Frame Machine (Rangka Mesin), yang berfungsi menyangga mesin
secara keseluruhan, khususnya ram dan bed.
2. Ram/Slide, bagian mesin yang dapat bergerak translasi dan berfungsi
memberikan gaya tekan pada benda kerja ke arah bed mesin.
3. Bed, bagian mesin tempat meletakkan benda kerja dan menahan gaya
tekan
4. Mekanisme penggerak ram.

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 4


Gambar 1 Mesin Press Hydraulic di PT Fuboru Indonesia

2.2 KOMPONEN MESIN PRESS HYDRAULIC

Komponen sistem hidrolik secara umum terdiri dari :


o Unit tenaga (Power Pack), yang meliputi: Penggerak mula, Pompa
hidrolik,
tangki hidrolik dan katup pengaman.

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 5


o Unit penggarak (Actuator), yang banyak dipergunakan adalah silinder
hidrolik.
o Unit pengatur (Direction Control Valve)
o Cairan Hidrolik
o Pipa Saluran

1. Penggerak mula
Yang dimaksud dengan penggerak mula pada sistem hidrolik yaitu jenis
penggerak sebagai tenaga awal untuk menggerakkan pompa hidrolik.
Jenis penggerak mula yang digunakan untuk menggerakan pompa hidrolik
pada sistem hidrolik dapat berupa pengungkit yang digerakan secara
mekanik (contohnya pada dongkrak, pedal rem) atau motor listrik
(contohnya pada pada mesin press, car lift).

Gambar 2 Motor Listrik Pompa Hydraulic


2. Tangki Hidrolik / Hydraulic Reservoir
Tangki hydraulic sebagai wadah oli untuk digunakan pada sistem hidrolik.
Oli panas yang dikembalikan dari sistem/actuator didinginkan dengan cara
menyebarkan panasnya. Dan menggunakan oil cooler sebagai pendingin
oli, kemudian kembali ke dalam tangki. Gelembung-gelembung udara dari
oli mengisi ruangan diatas permukaan oli. Untuk mempertahankan kondisi
oli baik selama mesin operasi, dilengkapi dengan saringan yang bertujuan
agar kotoran jangan masuk kembali tangki

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 6


Hidrolik tangki diklasifikasikan sebagai Vented Type reservoir atau
pressure reservoir, dengan adanya tekanan di dalam tangki, masuknya
debu dari udara akan berkurang dan oli akan didesak masuk kedalam
pompa.

Gambar 3 Simbol Tangki Hidrolik

3. Pompa Hidrolik
Fungsi pompa hidrolik yaitu untuk mengalirkan cairan hidrolik ke seluruh
rangkaian hidrolik sehingga unit penggerak dapat bekerja. Tenaga cairan
yang ditimbulkan oleh pompa dan peralatan lain yang mengaturnya
sebanding dengan tenaga mekanik yang menggerakkan pompa. Dengan
kata lain tenaga mekanik dari penggerak mula diubah menjadi tenaga
fluida.

Gambar 4 Simbol Pompa Hidrolik dan Penggerak Motor

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 7


Gambar 5 Tangki dan Pompa Hydraulic(Power Pack)

4. Unit Pengatur(Katup/Valve)

Unit Pengatur berfungsi sebagai pengatur gerak sistem hidrolik.Unit ini


biasanya diwujudkan dalam bentuk katup atau valve yang macam-
macamnya akan dibahas berikut ini.

3.1 Katup Pengarah (Directional Control Valve = DCV)

Katup (Valve) adalah suatu alat yang menerima perintah dari luar
untuk melepas, menghentikan atau mengarahkan fluida yang melalui
katup tersebut.

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 8


Contoh jenis katup pengarah: Katup 4/3 Penggerak lever, Katup pengarah
dengan piring putar, katup dengan pegas bias.

3.2 Macam-macam Katup Pengarah Khusus

1) Check Valve adalah katup satu arah, berfungsi sebagai pengarah


aliran dan juga sebagaipressure control (pengontrol tekanan)

2) Pilot Operated Check Valve, Katup ini dirancang untuk aliran


cairan hidrolik yang dapat mengalir bebas pada satu arah dan
menutup pada arah lawannya, kecuali ada tekanan cairan yang
dapat membukanya.

3) Katup Pengatur Tekanan, Tekanan cairan hidrolik diatur untuk


berbagai tujuan misalnya untuk membatasi tekanan operasional
dalam sistem hidrolik, untuk mengatur tekanan agar penggerak
hidrolik dapat bekerja secara berurutan, untuk mengurangi
tekanan yang mengalir dalam saluran tertentu menjadi kecil.

Macam-macam Katup pengatur tekanan adalah:

a. Relief Valve, digunakan untuk mengatur tekanan yang


bekerja pada sistem dan juga mencegah terjadinya beban
lebih atau tekanan yang melebihi kemampuan rangkaian
hidrolik.

b. Sequence Valve, berfungsi untuk mengatur tekanan untuk


mengurutkan pekerjaan yaitu menggerakkan silinder hidrolik
yang satu kemudian baru yang lain.

c. Pressure reducing valve, berfungsi untuk menurunkan


tekanan fluida yang mengalir pada saluran kerja karena

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 9


penggerak yang akan menerimanya didesain dengan
tekanan yang lebih rendah.

4) Flow Control Valve, katup ini digunakan untuk mengatur volume


aliran yang berarti mengatur kecepatan gerak actuator (piston).

Fungsi katup ini adalah sebagai berikut:

 untuk membatasi kecepatan maksimum gerakan piston


atau motor hidrolik
 Untuk membatasi daya yang bekerja pada sistem
 Untuk menyeimbangkan aliran yang mengalir pada
cabang-cabang rangkaian.

Macam-macam dari Flow Control Valve :

 Fixed flow control yaitu: apabila pengaturan aliran tidak


dapat berubah-ubah yaitu melalui fixed orifice.
 Variable flow control yaitu apabila pengaturan aliran
dapat berubah-ubah sesuai dengan keperluan
 Flow control yang dilengkapi dengan check valve
 Flow control yang dilengkapi dengan relief valve guna
menyeimbangkan tekanan

Katup/Valve yang digunakan pada Mesin Press Hydraulic di PT Fuboru


Indonesia adalah Pilot Operated Check Valve.Katup ini dirancang untuk
aliran cairan hidrolik yang dapat mengalir bebas pada satu arah dan
menuju pada arah lawannya. Kecuali ada tekanan cairan yang dapat
membukanya.Pilot operated check valveini digunakan pada rangkaian
hidrolik yang memasang silinder penggeraknya atau actuator pada posisi
tegak. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari tujuannya piston (turun
dengan cepat) akibat kebocoran katup, beban dan gaya berat piston itu
sendiri.
Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 10
Dan untuk menggerakkan piston ke bawah maupun ke atas,digunakan
tuas mekanik(lever operated) sebagai actuation valve.

Gambar 6 Check Valve dan Simbol

Gambar 7 Methode of Actuation Valve ( Mechanical)

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 11


5. Selang Hidrolik
Adalah sebagai alat atau media untuk mentransfer fluida yang ditekan
dari pompa menuju silinder hidrolik. Selang-selang ini digunakan pada
sistem hidrolik ada yang terbuat dari baja, dan ada pula yang terbuat dari
bahan sintetis. Selang-selang yang akan digunakan pada sistem hidrolik,
khususnya yang terbuat dari bahan sintetis harus memiliki beberapa
persyaratan, daiantarany adalah sebagai berikut :
∑ Memiliki tegangan tarik yang tinggi.
∑ Harus tahan terhadap fluida hidrolik.
∑ Dinding bagian dalam (diameter dalam) harus licin.15
∑ Bagian luar (diameter luar) harus tahan terhadap cuaca atau perubahan
suhu.
∑ Lentur dan tahan terhadap kelelahan.
∑ Memiliki daya tahan terhadap perubahan tekanan.

Secara umum jenis distribusi yang sering digunakan dalam


sistem hidrolik diantaranya adalah sebagai berikut :
∑ Pipa, yaitu saluran fluida yang kaku, dimana ukuran sebenarnya adalah
diameter luar.
∑ Pipa kaku yang diameter luarnya distandarisasi untuk ulir.
∑ Selang (hose) yaitu saluran fluida yang flexible.

Dalam sistem hidrolik pemilihan pipa menurut jenis dan


ukuran pipa distribusi sangat mempengaruhi efisiensi sistem. Oleh
karena itu perlu diperhatikan mengenai bahan serta flluida yang
digunakan.

6. Silinder Hidrolik
Silinder berfungsi untuk menghasilkan gerak atau usaha yang merupakan
hasil akhir atau output dari sistem hidrolik .

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 12


Berdasarkan sistem kerjanya silinder hidrolik terdiri atas:
(a) Single acting Cylinder(silinder kerja tunggal)
(b) Double acting Cylinder(silinder kerja ganda).

(a) Silinder Kerja Tunggal.


Silinder ini dikatakan kerja tunggal (Ram) karena pada penggunaan
cairan hidrolik hanya pada satu sisi torak saja.
(1)). Konstruksi
Konstruksi Silinder kerja tunggal seperti terlihat pada gambar

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 13


(2)). Prinsip kerja.
Jika rangkaian mulai bekerja maka cairan hidrolik masuk dan menekan
dari sisi kiri sehingga torak bergerak ke kanan. Selanjutnya pergeseran
(langkah torak) mencukupi atau mencapai yang dikehendaki dan cairan
hidrolik tidak ada tekanan lagi. Maka plunyer kembali oleh adanya bobot
dari benda yang di angkat ( digeser ). Pemakaian silinder kerja tunggal ini
digunakan pada dongkrak atau alat pembengkok pipa.
Untuk pengembalian torak ke posisi semula ada juga yang dilengkapi
dengan pegas pembalik.

(b) Silinder Kerja Ganda


(1)). Konstruksi
Konstruksi Silider kerja ganda seperti terlihat pada gambar

(2)). Prinsip kerja.


Jika rangkaian mulai bekerja maka suatu waktu cairan hidrolik
masuk dan menekan dari sisi kiri sehingga torak bergerak ke
kanan, bersamaan dengan itu pada sisi kanan torak cairan
hidrolik tertekan dan keluar dari dalam silider selanjutnya

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 14


masuk ke reservoir (Langkah 1).
Sebaliknya jika menghendaki torak bergerak ke posisi semula
(kiri) maka cairan hidrolik harus masuk dari sisi kanan torak,
maka cairan hidrolik yang ada di sisi kiri torak akan bergerak
keluar dari torak (Langkah 2)
Silinder kerja ganda dapat digunakan jika menghendaki
gerakan bolak-balik seperti pada mesin perkakas.

Gambar 8 Simbol Silinder Hidrolik

8. Pressure Gauge (Manometer)


Pressre Gauge adalah salah satu bentuk sensor untuk mengetahui besar
tekanan dalam sebuah sistem. Jenis sensor tekanan terdapat banyak
sekali di pasaran, pengukur tekanan yang digunakan pada alat ini adalah
jenis bourdon. Jenis bourdon dan diphragm adalah jenis sensor tekanan
yang paling banyak digunakan, karena
mempunyai gerakan keluaran secara mekanis yang dapat dihubungkan
secara langsung kepada jenis gerakan hidrolik control.

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 15


Gambar 8 Pressure Gauge (Manometer)

Gambar 9 Simbol Pressure Gauge (Manometer)

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 16


Gambar 10 Check Valve, Manometer dan Silinder Kerja Ganda pada
Mesin Press Hydraulic di PT Fuboru Indonesia

Gambar 11 Hose(pipa/selang) Hidrolik dan Tuas Mekanik(Actuation Valve)

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 17


9. Fluida Hidrolik
Dalam merancang dan melaksanakan sebuah instalasi hidrolik
adalah penting untuk mengetahui persyaratan-persyaratan yang harus
dikenakan terhadap zat cair yang digunakan. Di lain pihak sifat-sifat
yang memiliki zat-zat cair ini hendaknya diketahui pula, untuk
menjamin hal-hal senagai berikut :
1. Suatu pemfungsian yang baik.
2. Suatu pengerjaan yang bebas gangguan (kemantapan kerja).
3. Suatu efisiensi yang menguntungkan.
4. Suatu masa pakai yang panjang.
Melalui pelaksanaan konstruktif, hal-hal menguntungkan yang
dimiliki medium tekan cair ini harus dimanfaatkan dan hal-hal yang
merugikan harus dibatasi. Pilihan yang tepat atas zat cair aktif
merupakan suatu syarat penting demi hasil kerja yang baik untuk suatu
pengendalian dan penggerakan hidrolik.

Fluida sistem hidrolik berfungsi sebagai perantara dalam


meneruskan daya dan tekanan dari pompa ke silinder (actuator).
Pemilihan fluida tersebut merupakan hal yang terpenting karen fluida
yang tepat akan memberikan unjuk kerja yang sistem yang baik.

Fungsi Fluida Hidrolik


Pada prinsipnya suatu cairan tekan dalam instalasi hidrolik
harus menunaikan empat macam tugas, yaitu :
1. Mengalihkan berbagai gaya.
2. Melumas bagian-bagian yang bergerak dalam pompa dan silinder
hidrolik.
3. Menghilangkan kalor yanng ditimbulkan oleh tekanan yang ditingkatkan.
4. Meredam suara dan berbagai getaran yang ditimbulkan oleh hentakan-
hentakan tekanan.

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 18


Persyaratan fluida hidrolik
Persyaratan yang harus dimiliki oleh fluida hidrolik adalah
sebagai berikut :
1. Memiliki sifat pelumas yang baik.
2. Memiliki sifat viskositas yang merata.
3. Tegangan permukaan fluida tidak boleh terlalu besar, agar
terbentuknya buih dapat terbatasi
4. Fluida hanya boleh membentuk emulsi dengan air hanya sedikit saja ( >
1% volume).
5. Memiliki kalor jenis yang tinggi.
6. Kadar zat-zat padat dalam fluida tersebut
harus seminimal mungkin.
7. Tahan terhadap korosi.
8. Tidak boleh telalu cepat beroksidasi.
9. Tahan terhadap penuaan.
10. Anti terhadap pembentukan buih.
11. Tahan terhadap api.
12. Titik beku rendah.
13. Tidak beracun.
14. Tidak merusak material sistem.
15. Tidak mudah menguap.

Gambar 10 Contoh Minyak Hidrolik

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 19


10. Elemen Pemanas
Proses pembangkitan panas secara elektrik pada suatu bahan dapat
dilakukan dengan menggunakan elemen penghasil panas berupa material
konduktor yang dapat menghantarkan panas secara konduksi, konveksi
maupun radiasi. Oleh karena itu elemen pemanas sebagai material
penghasil panas menjadi faktor yang sangat menentukan proses
perpindahan panas dari elemen pemanas ke material yang dipanaskan.
Sehingga karakteristik fisik dan kimia dari bahan elemen pemanas sangat
menetukan kualitas panas yang dihasilkan suatu peralatan pemanas.
Karakteristik dari elemen pemanas adalah sebagai berikut:
 Merupakan material yang bersifat konduktor listrik
 Mendapatkan suplay dari listrik melalui kontak, terminal blok atau
lead
 Membutuhkan kedudukan (mechanical support)
 Material yang solid
 Memiliki nilai ekonomis untuk masa operasi pada lingkungan atau
proses yang akan digunakan.

Material Elemen Pemanas


Material yang digunakan sebagai elemen pemanas umumnya berupa
konduktor listrik yang baik, namun untuk mencapai tingkat disipasi panas
yang lebih tinggi, ada kalanya konduktor listrik dicampur dengan material
lain yang dapat meningkatkan kemampuan (kapasitas) panas yang
dihasilkan konduktor listrik seperti lapisan isolator atau keramik yang
membungkus bagian konduktor. Berdasarkan materialnya maka elemen
pemanas dapat berupa:

 Elemen metalik
Elemen metalik merupakan elemen pemanas tradisional yang dibuat
dari gulungan, lempengan atau lembaran logam (metal) yang bersifat

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 20


konduktor dan menghasilkan panas jika dialiri listrik. Untuk masa
operasi pemanasan yang lama, elemen metalik dapat mengalami
degradasi disebabkan oleh proses oksidasi permukaan yang terjadi
pada saat pemanasan. Oleh karena itu pemilihan jenis logam yang
sesuai dengan aplikasi proses pemanasan yang akan dilakukan
sangat menentukan efektifitas penggunaan elemen pemanas.
Pemilihan komposisi logam yang digunakan tergantung kepada suhu
operasional, resistivitas material, koefisien resistansi temperatur,
koefisien resistansi perkaratan, kekuatan mekanis, kemudahan
pembentukan dan biaya. Tingkat keakuratan resistivitas elemen
metalik berkisar kurang lebih 5 %. Jenis campuran logam yang biasa
digunakan sebagai elemen metalik antara lain: nikel-kromium, besi-
nikel-kromium dan besi-krom-alumenium. Campuran besi-krom-
alumenium dapat beroperasi pada tingkat suhu lebih tinggi daripada
nikel-kromium, sedangkan logam – logam khusus seperti platina,
tantalum, molibdenum dan lainnya biasanya digunakan untuk
keperluan khusus di laboratorium.

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 21


Karakteristik berbagai campuran elemen metalik ini disajikan pada tabel
1.1 dibawah.
Tabel 1.1. Karakteristik dan Aplikasi berbagai material elemen metalik.[9]

 Elemen lembaran (sheathed elements)


Untuk melindungi bagian elemen pada berbagai kondisi lingkungan
sekitar dalam berbagai aplikasi pemanasan, ada kalanya bagian logam
elemen dilindungi oleh lapisan isolasi yang memisahkan elemen
metalik (logam) dengan lapisan luar elemen. Elemen yang berbentuk
seperti ini dinamakan elemen lembaran (sheathed elements) dan
banyak digunakan pada aplikasi rumah tangga seperti peralatan
memasak, pemanas celup dan elemen ketel. Elemen ini terdiri atas
bubuk magnesium oksida murni yang melapisi koil elemen tembaga,
Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 22
nikel atau stainles steel yang berupa lembaran. Rating elemen
biasanya dinyatakan dalam watt per cm 2 lembaran. Selain magnesium
oksida, pada aplikasi industri juga digunakan mika sebagai pelapis
isolator pada elemen pemanas. Pemilihan bahan yang digunakan
tergantung kepada pemakaian dengan mempertimbangkan kapasitas
transfer panas, kemampuan mekanis dan elektris dan karakteristik
perkaratan.
 Elemen keramik
Elemen keramik biasanya digunakan untuk aplikasi pemanasan
dengan suhu yang sangat tinggi. Material yang digunakan dapat
berupa silikon karbida, molibidenum disilisida, lanthanum kromite, dan
zirkonia yang memiliki karkater konduktor listrik yang memungkinkan
material tersebut berfungsi sebagai elemen pemanas. Selain itu dapat
juga digunakan material grafite untuk aplikasi pemanasan tanpa
menggunakan oksigen. Konstruksinya dapat berupa kawat spiral
elemen metalik yang dilapisi lapisan keramik tebal dan kompak yang
melindungi bagian metal elemen. Elemen metal yang digunakan
biasanya memiliki tingkat resistansi yang rendah sehingga dapat
menghasilkan panas maksimal. Karena sifat bahan keramik yang
mudah pecah dan retak, maka bagian penopang elemen jenis ini harus
memberi ruang gerak yang leluasa sehingga elemen keramik dapat
menyesuaikan pemuaian dan penyusutan yang terjadi selama proses
pemanasan tanpa menyebabkan elemen ini pecah dan retak.
Karaktersitik resistivitas elemen keramik dibandingkan dengan elemen
logam (metalik) diperlihatkan pada gambar 1.22 berikut:

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 23


Gambar 1.22. Perbandingan karakteristik resistivitas elemen keramik
dengan elemen logam.

Konstruksi Elemen Pemanas


Konstruksi elemen pemanas baik yang menggunakan material logam,
lembaran maupun keramik sangat tergantung kepada aplikasi pemakaian
dari elemen tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dalam konstruksi
elemen pemanas adalah penggunaan material yang akan digunakan
sebagai terminal atau lead dari elemen yang akan dipasang. Untuk
elemen yang akan digunakan pada aplikasi dengan kondisi kelembaban
tinggi, sebaiknya digunakan terminal yang tahan karat dan mampu
menahan arus yang akan melalui elemen tanpa mengalami kerusakan.
Lead yang akan digunakan hendaklah memiliki resistansi yang rendah
dan mampu menahan besar daya pemanasan joule (I 2 R) yang terjadi
selama pemanasan.
Bentuk kontruksi yang umum digunakan pada elemen pemanas
diperlihatkan pada gambar 1.23 berikut:

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 24


Gambar 1.23. Konstruksi elemen pemanas pada oven dan tungku
pemanas: (i) elemen metalik; (a) belitan koil; (b) strip; (c)
elemen plat; (d) elemen pipa; (ii) elemen pemanas non-
metalik: (e) elemen silikon karbida batangan dan pipa; (f)
elemen molibdenum disilisida; (g) elemen grafit. [9]

Elemen pemanas ini dipasang pada bed Mesin Press Hydraulic adalah
elemen plat dimana elemen tersebut memanfaatkan prinsip termokopel
yang didasarkan atas sifat thermal bahan logam. Jika sebuah batang
logam dipanaskan pada salah satu ujungnya maka pada ujung tersebut
elektron-elektron dalam logam akan bergerak semakin aktif dan akan

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 25


menempati ruang yang semakin luas, elektron-elektron saling desak dan
bergerak ke arah ujung batang yang tidak dipanaskan. Energi panas yang
dihasilkan oleh elemen pemanas berfungsi agar karet mudah dibentuk
pada saat proses pressing sehingga sesuai dengan bentuk matris.

Gambar 11 Elemen Panas pada Mesin Press Hydraulic di PT Fuboru


Indonesia

11. Panel Listrik


Panel listrik merupakan tempat pengaturan pembagi dan pemutus
aliran listrik. Pintu panel adalah daun pintu yang terdiri dari beberapa
keping papan kayu solid dirangkai oleh rangka/ram.
Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk
mengatur dan mengendalikan beban listrik yang mengunakan motor
listrik sebagai penggeraknya.Pada umumnya pengontrolan di industri ada

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 26


dua jenis yaitu jenis manual dan jenis otomatis. Pengontrolan manual
adalah pengontrolan motor listrik yang dilayani dengan alat kontrol
manual. Alat kontrol manual antara lain menggunakan: TPDT, Saklar
pisau, Saklar ON/OFF, Pengontrolan tromol (drum controller)Pengontrolan
otomatis adalah pengontrolan motor listrik yang menggunakan peralatan
listrik tanpa melibatkan manual. Komponen dalam panel kontrol antara
lain: Saklar magnet/Magnetic Contactor, Pengaman motor, Time Delay
relay (TDR), Tombol tekan ON (Push button on), Tombol tekan OFF(Push
button off), Lampu indikator, Konduktor/Kabel, Rel omega, Rel sirip,
Terminal deret legrand.
Pada panel box juga terdapat thermocontrol yang berfungsi
sebagai pengatur suhu elemen panas pada bed mesin Press Hydraulic.

Thermocontrol

Gambar 12 Box Panel Listrik Mesin Press Hydraulic di Fuboru Indonesia

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 27


2.3 PRINSIP KERJA MESIN PRESS HYDRAULIC

Sebelum mengoperasikan mesin Press Hydraulic, mesin perlu diset


up agar dapat bekerja sesuai dengan baik.

Pengaturan Mesin Press Hydraulic:

1. Kecepatan pengempaan (slide/ram).


Pengaturan kecepatan ini hanya dapat dilakukan pada mesin press
hidraulik. Pada proses pemotongandigunakan kecepatan slide yang lebih
tinggi dibandingkan dengan proses pembentukan. Di samping itu
kecepatan yang digunakan bergantung pada ketebalan benda kerja yang
digunakan, semakin tebal benda kerja yang digunakan maka semakin
rendah kecepatan slide/ram yang digunakan.

2. Ketinggian Dies.
Ketinggian dies adalah jarak antara dies bagian atas yang dipasang
pada slide/ram mesin press dengan cetakan (dies) bagian bawah yang
dipasang pada meja mesin press (bolster). Secara umum ketinggian
cetakan ini harus lebih besar dari tinggi benda yang dihasilkannya dengan
mempertimbangkan ruang untuk mengambil benda kerja yang dihasilkan.

3. Tekanan penjepit.
Penjepit yang digunakan baik dalam bentuk blank holder atau dalam
bentuk draw beads akan mempengaruhi bentuk deformasi yang terjadi.
Makin tinggi tekanan yang digunakan maka makin terhambat aliran
material yang terjadi. Tekanan yang digunakan harus optimum untuk
menjamin terjadinya aliran material yang tepat dan mencegah terjadinya
kerutan atau robek.

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 28


Cara Pengoperasian Mesin Press Hydraulic

1. Sebelum memulai proses produksi, heater (elemen pemanas)


dipanaskan dahulu melalui sumber tegangan listrik sampai pada
temperature yang diinginkan dan setelah itu proses produksi siap
dilakukan.

2. Siapkan benda kerja. Setelah benda kerja disiapkan ke dalam cetakan,


mesin mulai dihidupkan, benda kerja diletakkan di atas meja kerja.

3. Katup penekan(tuas mekanik) dibuka maka akan menekan benda yang


telah diletakkan dalam cetakan. Setelah mencapai panas yang telah
ditentukan katup penekan(tuas mekanik) ditutup lagi, landasan press atas
akan naik lalu cetakan ditarik dan diambil benda kerjanya demikian proses
ini dilakukan secara berulang-ulang.

Mekanisme Kerja Mesin Press Hydraulic:

1. Motor memutar pompa oli naik dari tangki untuk memberi tekanan pada
actuator melalui selang/pipa hidrolik.

2. Aktuator mendorong naik landasan press bawah, dimana landasan


press bawah
ini diatur untuk bisa naik dan turun mengikuti pergerakan aktuator.

3. Landasan press atas membawa cetakan turun untuk dipress dengan


landasan press bawah.

4. Heater memanaskan papan partikel pada waktu pengepresan.

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 29


5. Landasan press atas membawa cetakan naik setelah proses
pengepresan selesai.

Berikut merupakan cara kerja sistem hidrolik pada mesin Press Hydraulic

Diagram Step
1 2 3=1
1

1.0

0
15 detik

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 30


Diagram Circuit

P1 P2
Check Valve

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 31


Cara Kerja Sistem Hidrolik Mesin Press Hydraulic:

1. Tekanan hidrolik menggunakan sebuah pompa hidrolik di dalam tangki


hidrolik yang digerakkan oleh sebuah motor yang terpasang horizontal
diatas tangki hidrolik.

2. Minyak hidrolik didorong oleh pompa hidrolik melalui sebuah Check


Valve yang berfungsi agar minyak hidrolik tidak kembali ke pompa
penghisap menuju ke Pressure Control Valve/Relief Valve.

3. Minyak hidrolik yang berada di dalam Pressure Control Valve dapat


diatur secara manual oleh sebuah Hand Control Valve yang
berfungsi mengatur dengan tangan terhadap posisi silinder hidrolik naik
dan turun.

4. Silinder hidrolik mempunyai dua jalur sambungan, satu didepan dan


satu di belakang. Tekanan minyak yang masuk ke jalur atas, sumbu
silinder hidroliknya turun, dan yang masuk ke jalur bawah sumbu
hidroliknya naik.

6. Minyak hidrolik dapat disirkulasi secara otomatis dan teratur oleh


pompa hidrolik ke dalam tangki hidrolik, didinginkan melalui sebuah
Intergral Oil Cooler kemudian disaring oleh Return Line Filter. Minyak
hidrolik harus tetap bersih dan tidak berkurang.

Bagas Somporn – Teknik Permesinan Kapal Page 32

Anda mungkin juga menyukai