Anda di halaman 1dari 20

Kegiatan Pembelajaran 1:Merawat Sistem Hidrolik Pada

Alat Berat
A. Tujuan
Setelah mengikuti menyelesaikan materi sistem hidrolik ini, peserta diklat
diharapkan dapat : Merawat sistem hidrolik pada alat berat

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Merencanakan interval perawatan berkala sistem hidrolik
2. Merawat sistem hidrolik pada alat berat

C. Uraian Materi

20.33 Merawat Sistem Hidrolik pada Alat Berat

20.33.1 Merencanakan Interval Perawatan Berkala Sistem Hidrolik


1. Prinsip Kerja Sistem Hidrolik

Sistem hidrolik sangat penting artinya dalam pengoperasian berbagai unit alat
berat. Dalam sistem hidrolik, gaya yang diberikan terhadap fluida dialirkan ke
dalam mekanisme mesin. Sistem hidrolik merupakan suatu bentuk perubahan
atau pemindahan daya dengan menggunakan media penghantar berupa fluida
cair untuk memperoleh daya yang lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan.
Dimana fluida penghantar ini dialirkan oleh pompa, dengan adanya hambatan
timbullah tekanan yang kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui pipa-pipa
saluran dan katup-katup. Gerakan translasi batang piston dari silinderkerja yang
diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak
maju dan mundur.

Prinsip dasar di balik semua sistem hidrolik ini sebenarnya sangat lah sederhana
yaitu gaya yang diberikan pada satu titik akan dipindahkan ke titik yang lain
menggunakan cairan yang “dimampatkan”. Cairan yang biasa digunakan adalah
minyak atau oli.

10
Gambar 1.1. Komponen Berprinsip dasar hidrolik

Pada dasarnya sistem hidrolik, sistem kerjanya menggunakan dasar dari hukum
Pascal yang berbunyi “ Tekanan yang diberikan pada fluida di ruang tertutup
diteruskan secara merata kesegala arah, dengan gaya yang sama pada luasan
area yang sama, tegak lurus terhadap bidang tersebut”. Hukum pascal tersebut
dapat dirumuskan bahwa tekanan berbanding lurus dengan gaya dan berbanding
terbalik dengan luas area.

Gambar 1.2Hukum Pascal

Gaya diperoleh dari hasil perkalian tekanan dan luas area (F = P x A).
Gaya diukur dalam Newton (N), atau Pounds (lbs).
F =Gaya, yang merupakan dorongan atau tarikan yang diberikan pada
permukaan.
A = Area, yang menunjukkan banyak sedikitnya luas permukaan
P = Tekanan = gaya pada setiap satuan luas.

11
Satuan ukuran tekanan adalah Pascal (Pa), atau dalam sistem imperial Pound
per Square inch (Psi)
2. Komponen-komponen sistem hidrolik pada alat berat
a. Saluran Hidrolik

Saluran hidrolik digunakan untuk menyambung berbagai komponen untuk


penyaluran zat cair dalam sebuah circuit. Tabung (Tube) merupakan line atau
saluran hidrolik yang keras, biasanya terbuat dari baja. Tabung (Tube) ini
dipergunakan untuk menyambung komponen yang tidak saling bergerak.Hose
digunakan jika dibutuhkan fleksibilitas, seperti jika komponen saling bergerak
satu sama lain. Hose dapat menyerap getaran dan mampu menahan berbagai
tekanan.

Gambar 1.3Hose dan Tube

b. Tangki Hidrolik

Tangki berfungsi sebagai media penyimpanan oli hidrolik.Oli panas yang


dikembalikan dari sistem atau actuator didinginkan dengan cara menyebarkan
panasnya. Dan menggunakan oil cooler sebagai pendingin oli, kemudian kembali
ke dalam tangki.Tangki yang digunakan pada sistem hidrolik ada tangki
bertekanan (Pressurized Tank) dan tangki berventilasi (Vented Tank).

12
Gambar 1.4 Tangki hidrolik

c. Pompa Hidrolik

Pompa hidrolik mengubah energi mekanis menjadi energi hidrolik. Peralatan ini
mengambil energi dari sebuah sumber (seperti engine, electric motor, dll.)
Pompa hidrolik berfungsi mengalirkan cairan hidrolik ke seluruhsistem. Poros
pompa hidrolik disambung (dikopel) dengan porospenggerak mula,sehingga
begitu penggerak mula berputar makapompa hidrolik pun berputar. Putaran
pompa ini akanmenyebabkan terjadinya penyedotan cairan dari tangki
hidrolikdan penekanan cairan ke saluran tekan.Gambar 1.4 menunjukkan salah
satucontoh pompa hidrolikdan termasuk jenispompa roda gigi. Rodagigi
penggerak diputaroleh penggerak mulasehingga denganberputarnya
pasanganroda gigi itu terjadilahproses pemompaan olidari tangki hidrolik.

Gambar 1.5 Pompa Hidrolik

Pemilihan pompa hidrolik dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut yang menunjukkan
perbandingan karakteristik bermacam-macam pompa hidrolik, sebagai petunjuk
untuk memilih pompaagar sesuai dengan kebutuhan.

13
Tabel 1.1 Karakteristik Pompa

d. Silinder Hidrolik

Silinder hidrolik merubah tenaga zat cair menjadi tenaga mekanik. Fluida yang
tertekan , menekan sisi piston silinder untuk menggerakan beberapa gerakan
mekanis.Silinder kerja tunggal (Singgle acting cylinder) hanya mempunyai satu
port, sehingga fluida bertekanan hanya masuk melalui satu saluran, dan
menekan ke satu arah. Silinder ini untuk gerakan membalik dengan cara
membuka valve atau karena gaya gravitasi atau juga kekuatan spring. Silinder

14
kerja ganda (Double acting cylinder) mempunyai port pada tiap bagian sehingga
fluida bertekanan bias masuk melalui kedua bagian sehingga bias melakukan
dua gerakan piston.Kecepatan gerakan silinder tergantung pada fluid flow rate (
gallon / minute) dan juga volume piston.Cycle time adalah waktu yang
dibutuhkan oleh silinder hidrolik untuk melakukan gerakan memanjang
penuh.Cycle time adalah hal yang sangat penting dalam mendiagnosa problem
hidrolik.
Volume = Area x Stroke
CYCLE TIME = (Volume/Flow Rate) x 60

Gambar 1.6 Silinder kerja tunggal dan Kerja ganda

e. Katub atau Valve

Katup atauvalve merupakan komponen utama yang digunakan untuk


mengontrol tekanan dan aliran fluida melalui pipahidrolik dan juga berguna
dalam memanfaatkan dan menghasilkan tenaga hidrolik. Ada berbagai
jenis katup hidrolik, masing-masing melayani tujuan yang berbeda dan fungsi.

1. Directional control valve (Katup pengarah )


Sesuai dengan namanya katup ini berfungsi untuk mengatur arah jalannyacairan
hidrolik untuk mendorong aktuator atau dengan kata lain katup
pengarahberfungsi untuk mengarahkan gerakan aktuator.Gambar 1.6merupakan
contohKatup pengarah yang disebut katup 3/2, penggerak manual/lever. Artinya
pada katup ini terdapat 3 (tiga) saluran (lubang), mempunyai dua posisi yaitu
posisi netral (sebelum dioperasikan) dan posisi ON setelah dioperasikan untuk
menggerakkan aktuator.Katup ini beroperasinya digerakkan secara manual oleh
tuas atau lever.

15
Gambar 1.7Katub 3/2

2. Katup Pengatur Tekanan

Katup ini berfungsi untuk mengatur tekanancairan hidrolik yang bekerja pada
sistem.Pada sistem hidrolik apabila ada hambatanatau blok barulah terjadi
tekanan pada cairanhidrolik. Semakin lama pompa hidrolik bekerjadan semakin
lama terjadi blok maka tekananakan meningkat. Untuk membatasi tekanan
kerjasistem hidrolik maka dipasanglah katup pengaturtekanan tersebut.Gambar
1.7 menunjukkan salah satu katup pengatur tekananyang sederhana. Apabila
tekanan cairan hidrolikberlebihan maka dia akan masuk ke katuppengatur
tekanan melalui saluran (lubang) P danmampu mendorong katup popet atau
peluru yangditahan oleh pegas sehinggacairan keluarmelalui T terus ke tangki.

Gambar 1.8 Katub Pengatur Tekanan

16
3. Katup Pengatur Aliran

Katup ini berfungsi untuk mengatur besarkecilnyaaliran cairan yang melalui


saluran.Gambar 1.8 merupakan salah satucontoh katup pengatur aliran
(flow control) yangdapat disetel. Apabila baut penyetel diputarkanan misalnya
maka saluran akan semakinsempit sehingga cairan yang mengalir
semakinsedikit. .Dengan semakin kecilnya aliran fluidamaka tenaga yang
ditransfer pun akan semakinkecil pula.

Gambar 1.9 KatupPengatur Aliran

f. Filter Hidrolik
Komponen yang berfungsi untuk memisahkan atau menyaring fluida (oli) dari
segala kotoran dan kontaminasi, sehinga kebersihan (kwalitas) oli tetap terjamin.

Gambar 1.10 Filter oli

17
4. Sirkuit Hidrolik Pada Alat Berat

Berikut ini suatu contoh sirkuit hidrolik yang digambar dengan gambar benda
untuk dibandingkan dengan diagram sirkuit yang digambarkan dengan grafik
simbol.

Gambar 1.11 Sirkuit Hidrolik

Oli hidrolik yang ditampung dalam reservoir dan dipompa oleh pompa hidrolik
pada tekanan dan debit tertentu tergantung pada beban dan kecepatan gerak
beban tersebut. Semakin besar beban yang harus di geser, diangkat, dipreskan
atau ditekan pada tekanan tertentu akan memerlukan tekanan yang relatif tinggi.
Demikian pula semakin cepat gerak perpindahan beban, debit (volume yang
dihasikan per satuan waktu) pompa hidrolik harus semakin besar. Dengan kata
lain gaya yang dihasilkan tergantung pada tekanan kerja, dan kecepatan gerak
perpindahan tergantungpada debit yang dihasilkan pompa, dengan ketentuan ia
bekerja pada luas penampang silinder kerja yang sama.

Hasil pemompaan pompa hidrolik (dalam gambar ini jenis pompa roda gigi)
didistribusikan ke katup kontrol arah.Apabila posisi katup kontrol arah seperti
pada gambar 1.9, maka piston pada silinder tertekan pada sisi sebelah kiri dan
piston akan bergeser ke kanan. Kecepatan gerak pergeseran piston (beban)
dapat diatur oleh katup pengatur aliran. Di depan piston terdapat cairan oli yang
terdorong olehnya sehingga mengalir kembali ke reservoir melewati katup kontrol
arah. Mekanisme yang sama terjadi apabila posisi katup kontrol arah sedemikian

18
rupa sehingga saluran yang mendapat tekanan sehingga piston sisi kanan
tertekan maka piston (beban) akan bergerak ke kiri. Oli yang ada di sebelah kiri
piston akan dikembalikan ke reservoir melalui saluran pada katup kontrol arah.

5. Cairan Hidrolik pada Sistem Hidrolik


Pada umumnya fluida cair yang digunakan dalam sistem hidrolik menggunakan
oli. Jadi fluida yang dimaksud disini bukan air, karena air dapat membeku pada
temperatur yang dingin dan mendidih pada temperatur 100ºC bahkan juga
menyebabkan korosi dan karat serta hanya memberi sedikit pelumasan.Ada
beberapa sifat oli mengapa digunakan pada sistem hidrolik:
1. Bersifat tidak dapat dimampatkan (uncrompressible).
2. Bersifat mudah mengalir (fluidity).
3. Harus stabil sifat fisika dan kimianya.
4. Mempunyai sifat melumasi.
5. Mencegah terjadinya karat.
6. Bersifat mudah menyesuaikan dengan tempat.
7. Dapat memisahkan kotoran- kotoran.

Oli hidrolik yang berbasis pada minyak mineral biasanya digunakan secara luas
pada mesin-mesin perkakas atau juga mesin-mesin industri.
Menurut standar DIN 51524 dan 512525 dan sesuai dengan karakteristik serta
komposisinya oli hidrolik dibagi menjadi tiga (3) kelas :
1. Hidrolik oil HL
2. Hidrolik oil HLP
3. Hidrolik oil HV

Pemberian kode dengan huruf seperti di atas artinya adalah sebagai berikut :
Misalnya oil hidrolik dengan kode : HLP 68 artinya :
H = Oli hidrolik
L = kode untuk bahan tambahan oli (additive) guna meningkatkan pencegahan
korosi dan atau peningkatan umur oli
P = kode untuk additive yang meningkatkan kemampuan menerima beban.
68 = tingkatan viskositas oli

19
Pada dasarnya cairan hidrolik tahan api ini dibuat dari campuran oli dengan air
dari oli sintetis. Tabel berikut ini menunjukan jenis-jenis cairan hidrolik tahan api
tersebut :

Tabel 1.2 Jenis cairan Hidrolik

6. Perencanaan Interval Perawatan Berkala Sistem Hidrolik


Melakukan perawatan juga pemeliharaan pada sistem hidrolik membawa
manfaat terbaik untuk sebuah unit alat berat.Maka dalam hal ini lebih baik
mencegah kerusakan sistem hidrolik dari pada terjadi kerusakan sistem.
Kurangnya pemeliharaan sistem hidrolik adalah penyebab utama kegagalan
sistem komponen.Untuk mencegahnya maka dilakukan preventive maintenance,
dalam hal ini dilakukan sesuai prosedur pada manual book.

Perawatan berkala jika dilakukan akan menambah usia dan daya tahan sistem
hidrolik khususnya komponen, dari kerusakan dan hal-hal yang tidak diinginkan
agar unit beroperasi dengan baik.

Apakah dalam melaksanakan pemeliharaan sistem hidrolik perlu menggunakan


suatu cara yang sistematik ? Tentu saja segala pekerjaan akan memberikan hasil
yang optimal apabila dikerjakan secara sistematis. Demikian pula untuk
melaksanakan pemeliharaan sistem hidrolik gunakan sistematika pemeliharaan
secara umum yang diaplikasikan sesuai dengan keperluan.

20
Dalam perencanaan perawatan berkala sistem hidrolik ada beberapa perawatan
yang dilakukan seorang mekanik terhadap unit antara lain:

a. Perawatan Harian (Daily Maintenance)


Merupakan pemeliharaan yang dilakukan setiap hari atau setiap
mesin/peralatan/fasilitas dioperasikan atau digunakan.Kegiatan yang dilakukan
seperti :
1) Pengecekan sistem sebelum operasi
Beberapa titik yang harus dicek (diperiksa) antara lain:
 Pemeriksaan tangki hidrolik dan oli
 Pemeriksaan Pendingin (cooler), Saluran dan Konektor
 Pemeriksaan katup-katup
 Pemeriksaan silinder atau aktuator
 Pemeriksaan pompa hidrolik

b. Perawatan Berkala (Periodic Maintenance)


Perawatan yang dilakukan secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah
diprogramkan. Pembuatan jadwal itu berdasarkan kepentingan perlakuan
terhadap obyek yang dirawat dalam hal ini sistem hidrolik.Berikut interval
perawatan berkala:
 Weekly maintenance (Perawatan mingguan) merupakanperawatan yang
dilaksanakan seminggu sekali atau dua minggu sekali atau tiga minggu
sekali.
 Monthly maintenance (Pemeliharaan bulanan) ialah pemeliharaan yang
dilakukan satu bulan sekali atau tiga bulan sekali (tiga bulanan) atau setiap
enam bulan sekali (semesteran).
 Yearly maintenance (Pemeliharaan tahunan) ialah pemeliharaan yang
dilakukan setiap tahun sekali atau dua tahun sekali. Tetapi banyak juga
pemeliharaan mesin / peralatan / fasilitas yang pelaksanaan
pemeliharaannya berdasarkan jam kerja misalnya penyetelan bagian-bagian
yang bersambung atau bagian-bagian yang bergerak dilaksanakan setiap
1000 jam kerja, penggantian oli setiap2000 jam kerja, servis besar (overhol)

21
setiap 4000 jam kerja dan sebagainya. Pemeliharaan berkala ini biasanya
dilaksanakan oleh teknisi pemeliharaan.

Perawatan berkala dapat juga dinyatakan dalan jam kerja, yaitu :


a. Perawatan 10 jam
b. Perawatan 50 jam
c. Perawatan 250 jam
d. Perawatan 500 jam
e. Perawatan 1000 jam
f. Perawatan 2000 jam
g. Perawatan 3000 jam dan seterusnya .

c. Merawat sistem hidrolik pada alat berat

Untuk perawatan pada sistem hidrolik dapat dilihat dalam sistematika perawatan
/pemeliharaan dibawah ini .

Gambar 1.12Sistematika perawatan sistem hidrolik

Kegiatan perawatan / pemeliharaan ini dilakukan sebelum dan selama fasilitas /


mesin / peralatan itu beroperasi atau digunakan. Untuk melakukan perawatan
sistem hidrolik dapat dilakukan sebagai berikut.

22
1. Pra Pemeliharaan / Pre Maintenance pada Sistem Hidrolik
Kegiatan ini merupakan persiapan sebelum mesin/alat dioperasikan dengan
tujuan agar pelaksanaan pemeliharaan nantinya menjadi lebih sempurna.Hal-hal
yang perlu dipersiapkan antara lain ialah :
a. Instalasi pemipaan sirkuit hidrolik yang memadai.
b. Alat-alat pemeliharaan seperti alat pengencang, alat penyetel, alat
pemotong, alat pelumasan dan alat-alat kebersihan.
c. Alat-alat pengetes.
d. Alat-alat penunjang seperti alat angkat, alat angkut, alat penjepit dan
sebagainya.
e. Bahan pemeliharaan seperti bahan pembersih, bahan pembilas dan bahan
pencegah korosi.
f. Gudang suku cadang dan bahan-bahan pemeliharaan, tempat oli dan
komponen yang diperbaiki
g. Perangkat administrasi pemeliharaan dan pergudangan.

2. Pemeliharaan Harian atau Routine Maintenance Sistem Hidrolik


Sebetulnya pemeliharaan sistem hidrolik sangatlah mudah, karena cairan hidrolik
telah dapat berfungsi sebagai pelumas dan sekaligus sebagai pencegah korosi.
Oleh karena itu hanya dengan melaksanakan pemeliharaan yang sistematis dan
kontinyu, gangguan dapat diatasi sebelum terjadi kerusakan fatal.Ada beberapa
kunci penyebab permasalahan dalam pemeliharaan sistem hidrolik antara lain :
a. Kurangnya cairan hidrolik (oli) dalam tangki.
b. Tersumbatnya saringan (filter oil) karena cairan hidrolik yang kotor.
c. Kehilangan daya hisap pada saluran hisap.
d. Cairan hidrolik (oli) yang tidak cocok.

Permasalahan tersebut di atas dapat diatasi atau dicegah dengan memahami


sistem dan pemeliharaan yang sempurna. Bagaimanakah pemeliharaan yang
sempurna itu ? Pemeliharaan yang sempurna ialah pemeliharaan
yangpelaksanaannya sistematis, taat asas dan berkesinambungan (kontinyu).

23
a. Pengecekan Sistem Hidrolik Sebelum Operasi

Pengecekan ini dilakukan secara reguler setiap akan mengoperasikan sistem.


Beberapa titik yang harus dicek (diperiksa) antara lain (gambar dibawah) :
1) Pemeriksaan tangki hidrolik
Periksa permukaan (level) oli apakah masih ada pada garis batas. Apabila
kurang permukaan oli, tambahlah dengan oli yang sama. Apabila dari hasil
pemeriksaan permukaan oli dari hari ke hari terlihat penurunan permukaan oli
yang drastis, maka periksalah tangki oli atau pipa / selang barang kali ada
yang bocor atau retak.

2). Pemeriksaan kondisi oli.


 Bila oli berbusa atau bergelembung berati ada udara yang masuk.
Periksalah bagian-bagian yang bocor dan betulkan.
 Bila oli berubah menjadi seperti air susu berarti ada air yang tercampur ke
dalam oli hidrolik. Gantilah oli itu dan pastikan bahwa oli tersimpan
dengan baik dan tidak terkontaminasi oleh apapun.
 Periksa saringan oli (oil filter). Sebelum mengangkat tutup filter lap
(bersihkan) dulu kotoran atau debu yang melekat padanya. Bila memeriksa
oli dengan tongkat (stick) lap dulu stick tersebut dengan kain lap yang bersih.

Gambar 1.13 Skema pengecekan sistem sebelum operasi

24
3). Pemeriksaan pendingin (cooler), saluran dan konektor
 Bersihkan pendingin oli secara berkala, periksa bila ada yang bocor, jagalah
sirip-sirip pendingin selalu bersih, jangan sampai terbalut oli, jagalah jangan
sampai karatan dan sebagainya.
 Periksalah saluran oli (konduktor) dan konektornya barang kali terjadi bocor:
 Kencangkanlah semua konektor (fitting) yang kendor. Gunakan dua buah
kunci untuk menghindari terpuntirnya pipa atau selang. Pengencangan hanya
sampai pada asal bocornya sudah sembuh.

4) Pemeriksaan katup-katup
 Periksa kebersihan katup, karena kotoran yang mengganjal pada katup akan
membuat katup popet tidak menutup dengan rapat dan bila mengganjal pada
katup geser dapat menyebabkan katup cepat aus.
 Periksa keausan katup. Katup yang telah aus spoolnya (piston katup) atau
piring gesernya atau dudukannya atau bolanya akan mengakibatkan
kebocoran.

5) Pemeriksaan silinder atau aktuator


 Periksa kebocoran silinder baik kebocoran luar maupun dalam.
 Periksa pengikatan silinder (cylinder mounting). Bila kendor, kencangkanlah,
bila posisinya berubah betulkan .
 Periksa posisi batang piston. Dalam keadaan berhenti mestinya batang piston
berada di dalam, karena apabila posisinya di luar dia akan menjadi tempat
berkumpulnya debu dan air embun yang akan mengakibatkan korosi.
 Untuk motor hidrolik, periksa jangan sampai bekerja hingga suhu meningkat
tajam, karena motor hidrolik tidak boleh bekerja pada suhu tinggi.
 Periksa pula kebocoran pada motor hidrolik seperti pada sambungan motor
dengan selang , periksa sekitar poros yaitu pada sealnya apakah ada
kebocoran dan periksa pada permukaan sambungan belahan motor.

6) Pemeriksaan pompa hidrolik


 Periksalah sambungan antara selang saluran tekan dengan ulir pada penutup
pompa (cap screw) apakah sudah cukup kuat, sudah benar posisinya dan
rapat.

25
 Periksalah apakah ada kebocoran pada sambungan pompa dengan konektor
dan konduktornya.
 Periksa pompa hidrolik dalam keadaan jalan, apakah dengan keadan ini
dengan tekanan kerja yang cukup tidak ada bocoran.

b. Perawatan / Pemeliharaan Berkala

Kegiatan pemeliharaan berkala pada sistem hidrolik ialah kegiatan yang


dilakukan pada waktu-waktu tertentu sesuai yang telah dijadwalkan.
1. Periode kegiatan Mingguan (Weekly)
 Periksa level oli pada tangki hidrolik dan ditambah bila kurang.
 Periksa filter(saringan), regulator (relief valve) dan pressure gauge apakah
masih bekerja dengan baik. Pemeriksaannya dengan cara dicobadan
dianalisis. Apabila terdapat gangguan perlu diservis lebih dulu. O
 Periksa apakah pada katup-katup terdapat kotoran seperti : debu, gerusan
komponen (chips) dan kotoran lain yang dapat menimbulkan gangguan. Jika
memang ada bersihkanlah.

2. Periode Kegiatan Bulanan (Monthly)


 Periksa kondisi konektor (pengikat), penghubung (konduktor) yang berupa
selang atau pipa, apakah masih baik dan berfungsi.
 Periksa kondisi sambungan dengan perapatnya (seal), apakah ada bocoran-
bocoran atau tidak.
 Periksa saluran-saluran pada katup apakah ada kebocoran atau tidak. Bila
terjadi kebocoran betulkan dengan cara menyetelnya.

3. Enam bulanan (Six monthly)


 Pemeriksaan mingguan dan bulanan.
 Periksa seal-seal pada komponen seperti pada silinder, motor hidrolik dan
komponen lain.
 Penyetelan-penyetelan : penyetelan mur/baut pengikat, penyetelan transmisi
seperti belt, kopling dan sebagainya.
 Pemeriksaan bantalan/bearing pada silinder, batang torak, poros motor
hidrolik dan sebagainya.

26
4. Tahunan
 Pemeriksaan mingguan, bulanan dan enam bulanan.
 Penggantian oli/cairan hidrolik .

Untuk mendukung agar dalam sistem hidrolik mendapatkan perawatan secara


berkala dengan interval perawatan yang benar, maka dibuatlah suatu
perencanaan secara administratif yang benar. Untuk itu dibuat :

a. Jadwal Pemeliharaan.
Kegiatan pemeliharaan preventive perlu dijadwalkan misalnya kegiatan mana
yang dilaksanakan secara harian (daily), mingguan (weekly), bulanan (monthly),
enam bulanan (six monthly)dan tahunan (yearly). Jadwal ini harus dibuat
berdasarkan petunjuk dari buku petunjuk pemeliharaan (maitenace manual).
Dengan jadwal tersebut berarti sebagai teknisi atau pun sebagai
dapat dijadikan pedoman untuk bekerja

b. Kartu Pemeliharaan (Maintenance Record).


Kartu pemeliharaan ini perlu dibuat untuk mencatat segala perbaikan yang telah
dilakukan terhadap suatu unit. Kartu ini berupa tabel yang berisi waktu
pelaksanaan (tanggal),jenis perbaikan,spare part dan bahan yang digunakan
serta petugas pelaksana yang melakukan pekerjaan tersebut. Dari kartu inilah
semua pemeliharaan dapat diketahui.

Contoh Kartu Pemeliharaan Sistem Hidrolik


Petugas
Tanggal Jenis perbaikan Spareparts Bahan Nama atau
paraf

27
c. Inventarisasi Pemeliharaan.
Sistem inventarisasi ini akan membantu menertibkan pelaksanaan pemeliharaan
karena semua yang diperlukan tercatatnya segala sesuatunya akan mudah
menemukan hal-hal yang diperlukan. Hal-hal yang perlu diinventarisasikan
antara lain :
1. Alat-alat pemeliharaan dan perbaikan termasuk alat pengujian.
2. Bahan pemeliharaan dan spare part.
3. Buku-buku manual dan katalog.
4. Mesin atau peralatan itu sendiri.

D. Aktivitas Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini dapat sekiranya melakukan dengan melihat
langsung ke unit alat berat guna mengidentifikasi cara kerja dan komponen unit
alat berat khususnya pada unit excavator yang sebagian besari menggunakan
sistem hidrolik. Disamping itu peserta diklat hendaknya melaksanakan perawatan
melalui manual book atau buku petunjuk perawatannya.Untuk melaksanakan
perawatan atau preventive maintenance harus berdasarkan buku petunjuk
perawatan unit tersebut, agar perkerjaan yang dilakukan benar. Tujuannya dalam
hal ini pekerjaan yang dilakukan tidak melenceng akan tetapi prosedural guna
tidak merusak komponen dan memperpanjang usia komponen.

E. Latihan
Tugas 1
1. Jelaskan dasar hukum yang digunakan pada sistem hidrolik!
2. Jelaskan pengertian sistem hidrolik
3. Mengapa pada sistem hidrolik menggunakan fluida dalam hal ini
menggunakan oli?
4. Sebutkan komponen utama pada sistem hidrolik unit alat berat dan jelaskan
fungsi masing-masing komponen!
5. Untuk memperpanjang usia dari sistem hidrolik khususnya pada unit, usaha
apa yang harus dilakukan bagi pemilik unit alat berat !

28
F. Rangkuman
Sistem hidrolik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan daya
dengan menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh
daya yang lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan.

Dasar kerja dari sistem hidrolik ini berdasar pada hukum Pascal.Pada sistem
hidrolik menggunakan fluida oli dengan alasan fluida ini tidak bisa dimampatkan
(uncrompressible), mudah mengalir (fluidity), bersifat melumasi, mencegah karat
dan bersifat mudah menyesuaikan dengan tempat.

Banyak komponen sistem hidrolik yang dioperasikan, sehingga untuk


memaksimalkan bekerjanya perlu perawatan ataupun perbaikan yang mengacu
pada buku petunjuk perawatan atau perbaikan yang disebut dengan manual
book. Tujuannya untuk dapat mengurangi resiko rusak dan memperpanjang usia
komponen.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Peserta diklat setelah mempelajari dan mengerjakan latihan dalam modul ini
diharapkan untuk mempelajari kembali modul ini pada bagian-bagian yang belum
dimengerti dan dipahami materi tersebut.Dengan pemahaman materi yang baik
bisa sebagai modal untuk disampaikan pada anak didiknya masing-masing.Dari
pelaksanaan pelatihan ini diharapkan bisa lulus minimal 80 persen perolehan
pemahaman.

29

Anda mungkin juga menyukai