Anda di halaman 1dari 27

MODUL IV

HIDROLIK DAN PNEUMATIK

CIRCUIT SEDERHANA SISTEM HIDROLIK

OLEH:

AQSAL FAHRENDRA

NIM. 20338025

Dosen Pengampu: Yuvenda, S. Pd. M.T. dan Purwantono, M. Pd

S1 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga dengan semangat yang ada penulis dapat menyelesaikan
modul Hidrolik dan Pneumatik dengan materi “CIRCUIT SEDERHANA SISTEM
HIDROLIK”. Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta para pengikutnya.

Penulis menyadari modul ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbegai pihak.
Semoga dengan selesainya modul ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan mahasiswa
khususnya dalam hal dasar simbol serta komponen system hidrolik untuk mata kuliah Hidrolik
dan Pneumatik.

Padang, 24 Februari 2022

Aqsal Fahrendra
CIRCUIT SEDERHANA SISTEM HIDROLIK

A. Tujuan Kegiatan Perkuliahan

1. Mahasiswa mengetahui basic konsep circuit sederhana system hidrolik


2. Mahasiswa mengetahui nama-nama komponen system hidrolik
3. Mahasiswa mengetahui fungsi dan cara kerja rangkaian sederhana system hidrolik

B. Uraian Materi

1. Konsep Sirkuit Sederhana


Sirkuit hidrolik adalah sebuah sistem hidrolik terdiri atas pompa hidrolik, saluran pipa, katub
pengatur (control valve), tangki fluida hidrolik, filter, aktuator yang digerakkan (silinder atau
motor hidrolik), dan alat lain sebagai pelengkap.

Sirkuit Hidrolik dengan Aktuator Silinder Hidrolik

Gambar di atas menjelaskan sebuah sistem hidrolik yang bekerja untuk menggerakkan silinder
hidrolik. Fluida kerja yang terkumpul didalam tangki dipompa oleh pompa hidrolik sehingga
memiliki tekanan spesifik tertentu. Fluida mengalir menuju katub solenoid, katub inilah yang
mengatur pergerakan silinder hidrolik. Apabila menginginkan posisi silinder memanjang
(advance) maka katub solenoid akan menuju ke kiri, sehingga fluida dapat mendorong piston
ke arah maju. Apabila katub solenoid diarahkan ke kanan, maka silinder hidrolik akan mundur
(retract). Pada saat terjadi pergerakan di silinder, maka ada sebagian fluida hidrolik yang
terbuang. Fluida ini kembali ke tangki melalui jalur pipa khusus.

Sirkuit Hidrolik dengan Aktuator Motor Hidrolik

Sistem di atas tidak jauh berbeda dengan sistem hidrolik yang beraktuator silinder. Hanya saja
di sini aktuatornya berupa motor hidrolik untuk digunakan tenaga putar nya (torsi). Katub
solenoid mengatur arah putaran dari motor hidrolik. Berbeda dengan motor listrik yang lebih
rumit apabila dibutuhkan untuk dapat berputar di dua arah, motor hidrolik lebih mudah
pengaplikasiannya jika dibutuhkan untuk dapat berputar di dua arah.

2. Komponen utama Sistem Hidrolik

Sistem hidrolik ini didukung oleh 3 unit komponen utama, yaitu:

a. Unit Tenaga, berfungsi sebagai sumber tenaga dengan liquid/ minyak hidrolik

Pada sistem ini, unit tenaga terdiri atas:

 Penggerak mula yang berupa motor listrik atau motor bakar


 Pompa hidrolik, putaran dari poros penggerak mula memutar pompa hidrolik sehingga
pompa hidrolik bekerja
 Tangki hidrolik, berfungsi sebagai wadah atau penampang cairan hidrolik
 Kelengkapan (accessories), seperti : pressure gauge, gelas penduga, relief valve

b. Unit Penggerak (Actuator), berfungsi untuk mengubah tenaga fluida menjadi tenaga
mekanik

Hidrolik actuator dapat dibedakan menjadi dua macam yakni:

 Penggerak lurus (linier Actuator) : silinder hidrolik


 Penggerak putar : motor hidrolik, rotary actuator

c. Unit Pengatur, berfungsi sebagai pengatur gerak sistem hidrolik.

Unit ini biasanya diwujudkan dalam bentuk katup atau valve yang macam-macamnya akan
dibahas berikut ini.

a) Katup Pengarah (Directional Control Valve = DCV)

Katup (Valve) adalah suatu alat yang menerima perintah dari luar untuk melepas,
menghentikan atau mengarahkan fluida yang melalui katup tersebut.

Contoh jenis katup pengarah: Katup 4/3 Penggerak lever, Katup pengarah dengan piring putar,
katup dengan pegas bias.

b) Macam-macam Katup Pengarah Khusus

1) Check Valve adalah katup satu arah, berfungsi sebagai pengarah aliran dan juga
sebagai pressure control (pengontrol tekanan)

2) Pilot Operated Check Valve, Katup ini dirancang untuk aliran cairan hidrolik yang
dapat mengalir bebas pada satu arah dan menutup pada arah lawannya, kecuali ada
tekanan cairan yang dapat membukanya.

3) Katup Pengatur Tekanan, Tekanan cairan hidrolik diatur untuk berbagai tujuan
misalnya untuk membatasi tekanan operasional dalam sistem hidrolik, untuk
mengatur tekanan agar penggerak hidrolik dapat bekerja secara berurutan, untuk
mengurangi tekanan yang mengalir dalam saluran tertentu menjadi kecil.
Macam-macam Katup pengatur tekanan adalah:

a. Relief Valve, digunakan untuk mengatur tekanan yang bekerja pada sistem dan
juga mencegah terjadinya beban lebih atau tekanan yang melebihi kemampuan
rangkaian hidrolik.

b. Sequence Valve, berfungsi untuk mengatur tekanan untuk mengurutkan


pekerjaan yaitu menggerakkan silinder hidrolik yang satu kemudian baru yang
lain.

c. Pressure reducing valve, berfungsi untuk menurunkan tekanan fluida yang


mengalir pada saluran kerja karena penggerak yang akan menerimanya didesain
dengan tekanan yang lebih rendah.

c) Flow Control Valve, katup ini digunakan untuk mengatur volume aliran yang berarti
mengatur kecepatan gerak actuator (piston).

Fungsi katup ini adalah sebagai berikut:

 untuk membatasi kecepatan maksimum gerakan piston atau motor hidrolik


 Untuk membatasi daya yang bekerja pada sistem
 Untuk menyeimbangkan aliran yang mengalir pada cabang-cabang
rangkaian.

Macam-macam dari Flow Control Valve :

 Fixed flow control yaitu: apabila pengaturan aliran tidak dapat berubah-
ubah yaitu melalui fixed orifice.
 Variable flow control yaitu apabila pengaturan aliran dapat berubah-ubah
sesuai dengan keperluan
 Flow control yang dilengkapi dengan check valve
 Flow control yang dilengkapi dengan relief valve guna menyeimbangkan
tekanan
3. Menggambar Rancangan Rangkaian Hidrolik

Setelah kita pelajari komponen-komponen sistem hidrolik secara detail dan juga telah kita
pelajari berbagai simbol dari setiap komponen sebagai bahasan tenaga fluida, demikian juga
telah kita pelajari cara membaca diagram rangkaian (circuit diagram) maka akan kita mulai
dengan cara mendesain (merancang) suatu rangkaian sesuai dengan yang kita kehendaki bila
telah tersedia komponen-komponen sistem hidrolik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang rangkaian hidrolik adalah:

 Tujuan penggunaan rangkaian


 Ketersediaan komponen
 Konduktor dan konektor yang digunakan macam apa
 Tekanan kerja sistem hidrolik berapa

Rancangan rangkaian hidrolik perlu dituangkan dalam bentuk diagram rangkaian hidrolik
dengan menggunakan simbol-simbol grafik, dengan bantuan simbol-simbol grafik para
desainer dapat menuangkan pemikiran lebih mudah, lebih tenang sehingga dapat berkreasi
seoptimal mungkin.

Cara membuat diagram rangkaian biasanya dengan membuat tata letak komponen sebagai
berikut:

 Actuator diletakkan pada gambar yang paling atas


 Unit pengatur diletakkan di bawahnya
 Unit tenaga diletakkan pada bagian paling bawah
 Setelah simbol-simbol komponen lengkap dalam lay out (tata letak) barulah
digambar garis-garis penghubung sebagai gambar konduktor dengan garis-garis
sesuai dengan macam konduktor yang digunakan

Gambar. Tata letak komponen hidrolik


Gambar. Diagram rangkaian hidrolik lengkap

4. Cara Kerja Sirkuit Sederhana

Prinsip dasar di balik semua sistem hidrolik ini sebenarnya sangat lah sederhana yaitu gaya
yang diberikan pada satu titik akan dipindahkan ke titik yang lain menggunakan cairan yang
“dimampatkan”. Cairan yang biasa digunakan adalah minyak atau oli. Pada gambar di bawah
ini ada sebuah sistem hidrolik sederhana yang terdiri dari dua unit piston dan pipa yang berisi
minyak. Dua unit piston ini masuk ke dalam dua unit silinder gelas yang diisikan dengan
minyak dan terhubung satu sama lain dengan pipa yang diisi dengan minyak. Jika Anda
memberikan gaya ke bawah pada piston bagian kiri maka gaya tersebut akan ditransmisikan ke
piston kedua di bagian kanan melalui minyak dalam pipa. Hal yang menarik dari sistem
hidrolik ini adalah pipa yang menghungbungkan kedua silinder tersebut dapat mempunyai
panjang dan bentuk apapun yang penting tidak bocor karena kebocoran tersebut bisa
menggangu kemampatan dari minyak atau oli tersebut. Selain itu, sistem hidrolik ini juga bisa
berupa garpu dimana satu master silinder dapat mendorong lebih dari satu slave silinder yang
diinginkan.
Dari gambar diatas, kita dapat mengetahui bagaimana perhitungan dari sistem hidrolik ini.
Piston yang berada di sebelah kanan memiliki luas permukaan sembilan kali lebih besar
daripada piston di sebelah kiri. Asumsikan bahwa piston di sebelah kiri mempunyai diameter
sebesar 2 inch, sedangkan piston di sebelah kanan berdiameter 6 inch. Jika rumus luas dari
kedua piston tersebut adalah (Pi x r2) atau phi kali “r” kuadrat maka luas piston bagian kiri
sebesar 3,14 inch2, sedangkan luas piston di sebelah kanan adalah 28,26 inch2. Piston di
sebelah kanan adalah 9 kali lebih besar dari piston di sebelah kiri. Hal ini berarti bahwa setiap
gaya yang diberikan pada piston di sebelah kiri maka akan mengakibatkan gaya yang timbul
pada piston sebelah kanan sebesar 9 kali lebih besar. Jadi jika Anda menerapkan gaya ke bawah
100 Pound pada piston bagian kiri maka sebuah gaya ke atas sebesar 900 pound akan muncul
di piston sebelah kanan.

Membuat sistem hidrolik sederhana


1. Aktuator gerak lurus ( linear)
Pompa mendapatkan suplai oli dari tangki dan mendorong / mengalirkan oli tersebut melalui
lintasan pipa. Lintasan mensuplai oli ke aktuator, yang akan menggerakkan beban. Aktuator
ini bergerak pada garis lurus sehingga disebut aktuator linier. Aktuator linier ( silinder )
digunakan

pada unit Volvo untuk menggerakkan Boom, bucket, blade, body, dan untuk mengemudikan
unit.
2. Aktuator berputar ( rotary actuator )

Suatu aktuator berputar menghasilkan gerakan berputar dan biasa disebut motor hidrolik.
Pada unit Volvo , motor hidrolik digunakan pada loader ukuran kecil dan excavator untuk
menjalankan unit dan memutar superstructure.

Kecepatan maksimum
Jika sebuah pompa menyalurkan 10 gpm secara konstan, piston akan bergerak menempuh
jarak tertentu dalam satu menit sehingga 10 galon oli masuk ke dalam silinder. Makin kecil
diameter piston, makin panjang jarak yang ditempuh piston dalam waktu yang sama ( 1menit
).

dengan RPM. ( 44 gpm @ 2000 RPM ).


Penurunan Kecepatan
Jika pompa mengirim oli dengan kecepatan 10 gpm, namun aliran menujusilinder
dihambat sehingga oli masuk ke silinder hanya dengan kecepatan 5 gpm pada RPM engine
tertentu, piston akan bergerak setengah jarak tadi.Kelebihan oli 5 gpm akan dikembalikan

ke tangki

Jika pompa mengirim oli dengan kecepatan 10 gpm, namun aliran menujusilinder
dihambat sehingga oli masuk ke silinder hanya dengan kecepatan 5 gpm pada RPM engine
tertentu, piston akan bergerak setengah jarak tadi.Kelebihan oli 5 gpm akan dikembalikan

ke tangki
Penurunan Kecepatan

Jika pompa mengirim oli dengan kecepatan 10 gpm, namun aliran menujusilinder dihambat
sehingga oli masuk ke silinder hanya dengan kecepatan 5 gpm pada RPM engine tertentu,
piston akan bergerak setengah jarak tadi. Kelebihan oli 5 gpm akan dikembalikan ke tangki

melalui safety valve.

a b

Gambar a : RESTRICTOR SEDERHANA YANG DAPAT DISETEL


Gambar b : SAFETY (RELIEF) VALVE SEDERHANA YANG TIDAK DAPAT DISETEL

KEMAMPUAN BERGERAK BOLAK-BALIK

Posisi hold

Untuk membalik arah aliran oli, kita gunakan directional valve pada sistem. Safety valve
dipasangkan pada sistem untuk melindungi sistem dari lonjakan tekanan saat valve
dikisarkan, atau saat silinder mencapai akhir langkahnya. Pada posisi netral, oli mengalir dari
pompa melalui valve dan kembali ke tangki.Spool valve menutup port-port yang terhubung
dengan silinder dan oli di dalamsilnder terperangkap ( oli statis).

Posisi angkat

Saat mengkisarkan valve, aliran oli akan dialihkan ke bagian ujung dari silinder, piston
bergerak keluar dan mengangkat beban. Gerakan dari piston mendorong oli di sisi rod ( rod
side ) keluar dari silinder melalui saluran yang terbuka dan kembali ke tangki. Saat piston
berhenti bergerak karena mencapai akhir gerakannya, safety valve akan membuka dan
mengarahkan oli kembali ke tangki.

Posisi turun
Dengan mengkisarkan valve pada arah yang lain, akan membalikkan arah aliranoli. Saat ini
oli dari pompa memasuki silinder pada sisi rod (rod side) dan menekan piston ke arah bawah,
untuk menurunkan beban. Oli pada bagian bawah silinder akan mengalir kembali ke tangki.

Posisi mengambang ( float )

Posisi keempat ini banyak ditemukan pada alat berat Volvo. Posisi ini disebut
“mengambang” / float. Pada posisi ini semua jalur saling terhubung. Berat beban akan
menekan piston ke arah bawah. Oli akan selalu memilih jalan yang memiliki hambatan
terkecil. Oli yang keluar dari bagian bawah silnder langsung diarahkan ke bagian atas
silinder. Karena ujung rod dari silinder membutuhkan jumlah oli yang lebih sedikit dari yang
dikeluarkan oleh bagian bawah piston, kelebihan oli akan disalurkan kembali ke tangki.

Inlet pompa

Pompa mendapat suplai oli tangki ( reservoir ). Pada gambar pompa harus menghisap oli
dari tangki dan menghasilkan flow pada sistem. Hal ini menyebabka terjadinya kevakuman.
Perlu berhati-hati dalam mendesain sistem hidrolik. Cairan akan menguap pada kondisi
vakum. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya gelembung udara di dalam oli. Gelembung
udara tersebut akanterbawa melalui pompa dan akan meledak saat diberi tekanan.

Reaksi ini akan memperpendek usia pompa. Semua oli hidrolik saat ini memilikikarakteristik
penguapan yang baik, namun tekanan negatif (vakum) pada jalur masuk pompa ( pump inlet
) terlalu tinggi. Memungkinkan udara yang terkandung pada oli akan terurai. Campuran
antara oli dan udara ini akanmeledak saat keluar ke outlet pompa dengan bertekanan dan
akan memberikan akibat sama dengan kavitasi.

Kemungkinan terjadi kavitasi meningkat bersamaan dengan kenaikan RPM. Kebanyakan


pabrik pembuat pompa merekomendasikan terjadinya kevakuman tidak lebih besar dari 5
in.Hg.( 0,17 Bar) atau 12 psi ( didebut “tekanannegatif”). Tangki-tangki tertentu didesain
agar bertekanan selam operasi. Hal inimenyebabkan terdorongnya oli masuk ke pompa.

Jika terdapat kebocoran pada jalur inlet, udara akan masuk ke sistem., yangakan
menyebabkan operasi pompa yang berisik. Hal ini juga dapat menyebabkankerusakan pompa
dalam waktu singkat , tapi tidak separah akibat kavitasi. Kondisi ini juga menyebabkan
operasi hidrolik yang tidak menentu.

Suction screen atau strainer terletak pada pipa di dalam tangki. Berguna untuk mencegah
kotoran dari dalam tangki terhisap pompa.
Level oli yang berada diatas jalur inlet pompa ( Gambar ) akan membantu mengisi pompa
dengan memanfaatkan gravitasi oli. Kondisi seperti ini tidak akan menghilangkan
sepenuhnya terjadinya vakum pada sisi inlet pompa, namun sangat efektif untuk
menguranginya.

Flow vs pressure ( aliran vs tekanan )

Output dari pompa adalah flow oli. Tekanan terjadi karena adanya hambatan pada flow
tersebut. Sebuah pompa menghasilkan flow konstan sebesar 20 gpm. Jika aliran terhambat,
seperti terlihat pada gambar A, tekanan mulai terbangkit di bagian depan hambatan
(restriction) dan oli dipaksa mengalir pada saluran
yang sempit. Saluran yang sempit ini disebut “orifice“. Tekanan setelah melalui restriction
timbul karena hambatan lain dalam lintasanya.

Jika aliran lebih dihambat, gambar B, dengan mengencangkan baut, tekanan akan terus
terbangkit di depan restriction tersebut , namun tekanan setelah restriction tetap stabil, karena
jumlah flow tidak berubah.

Perubahan tekanan yang melalui suatu orifice disebut pressure drop (tekanan jatuh). Jika
flow oli sangat lemah, gambar C dimana oli dapat melalui restrictor dengan mudah, pressure
drop yang terjadi menjadi sangat kecil dan tekanan akan sama di kedua sisi orifice. Bila
kemudian flow diperbesar gambar D, tekanan akan meningkat di bagian depan restrictor,
karena saat ini terdapat hambatan flow yang lebih besar.

Penghambatan aliran tidak diinginkan pada sistem hidrolik, karena menimbulkan panas.
Namun pressure drop dideteksi oleh sistem untuk mengontrol fungsi-fungsi lain ( seperti
jalur bypass pada filter ). Jika flow oli ditambah lagi pada gambar E, pressure drop akan lebih
tinggi lagi.
Jika jalur hidrolik disumbat, gambar F, oli yang telah melalui restrictor akan berhenti
mengalir dan tekanan akan menjadi seimbang di kedua sisi restrictor. Oleh karena itu flow
dibutuhkan untuk menghasilkan pressure drop. Sekali lagi, jika sebuah pompa hanya
menghasilkan flow oli, tekanan terbangkit karena hambatan pada aliran oli.

Jika kecepatan sistem hidrolik terlalu lambat, dapat dipastikan adanya gangguan pada aliran.

Jika sistemhidrolik terlalu “lemah”, dapat dipastikan terjadi gangguan pada tekanan.

Oli selalu mencari jalan dengan hambatan alir terkecil. Gambar di bawah menunjukkan
sirkuit paralel dengan tiga buah valve terpasang. Tiap valvememiliki stelan tekanan yang
berbeda-beda. Saat oli mulai mengalir, tekanan terbangkit pada valve dengan stelan tekanan
terendah. Valve akan membuka dan menyebabkan oli mengalir kembali ke tangki.
Tekanan di seluruh sistemakan sama dengan tekanan yang telah distel pada valve tadi.
Jika jalur dengan stelan tekanan terendah diblok ( gambar ), oli akan mencari jalur berikutnya
yang memiliki hambatan terkecil. Maka valve dengan stelan 200 psi akan membuka dan oli
mengalir kembali ke tangki. Sekarang tekanan dalam sistem adalah

200 psi.

Pada sistem seri ( gambar ), tekanan akan dijumlah. Tekanan yang terdekat dengan pompa
akan menjadi jumlah dari semua stelan tekanan yaitu : 100+200+300 = 600 psi. Tekanan
yang terbaca di bagan depan valve 200 psi adalah : 200 + 300 = 500 psi. Tekanan di
depan valve 300 psi akan samadengan stelannya sendiri ( 300 psi )

Terdapatnya tekanan dalam sistem berarti sistem sedang mendapat beban. Gaya yang bekerja
melawan flow, atau beban ditahan oleh tekanan statis. Kita telah mengetahui bahwa gaya
adalah hasil perkalian antara tekanan dengan luas
penampang, dan kita juga tahu bahwa tekanan adalah gaya dibagi luaspenampang piston.
F = gaya dalam pound ( lb.)
P = tekanan dalam pound per inchi persegi ( psi ) A =

luas penampang dalam inchi persegi ( inch2 )

Untuk menghitung luas penampang piston, pangkatkan harga jari-jari dan kalikan
dengan

p (3,1416)

Area yang diberi warna pada segitiga adalah besaran yang ingin kita cari
nilainya. Dua area lainnya melengkapi rumus yang kita butuhkan.

Kecepatan hidrolik
Kecepatan hidrolik ditentukan oleh beberapa faktor. Seberapa besar flow yang dapat
dihasilkan pompa ? dan pada RPM berapa ? berapa diameter piston ? Hal ini dengan
mengabaikan kekentalan oli, ukuran saluran, kebocoran atauhambatan jalur.

Kecepatan sistem hidrolik Pada Silinder


Kecepatan hidrolik dapat dihitung dengan rumus berikut.
V/t = displacement dalam inchi3 per menit
S = langkah dalam inchi per menit ( kecepatan hidrolik ). A =

luas penampang psiton dalam inchi2


Piston di dalam silinder akan bergerak lebih cepat Saat pompa mensuplai flow oli lebih besar
dibandingkan dengan flow yang lebih kecil. Jika pompa mensuplai flow yang tetap, dan kita
ganti ukuran silinder, kecepatan piston akan terpengaruh. Piston kecil – kecepatan tinggi; piston
besar – kecepatan rendah.

Kecepatan sistem hidrolik Pada Pompa


Sebuah pompa, memompakan 20 gallon Per Minute ( GPM ) akan mengisiruangan
yang berukuran 5 gallon dalam waktu 15 detik.

Volume ( gal) 5
Kecepatan (menit) = ---------------------------- = ----------------------------- = 0,25 menit = 15 detik
Output pompa (gpm) 20
C. Rangkuman

1. Sirkuit hidrolik adalah sebuah sistem hidrolik terdiri atas pompa hidrolik, saluran pipa,
katub pengatur (control valve), tangki fluida hidrolik, filter, aktuator yang digerakkan
(silinder atau motor hidrolik), dan alat lain sebagai pelengkap.
2. Komponen utama Sistem hidrolik, sistem hidrolik ini didukung oleh 3 unit komponen
utama, yaitu: unit tenaga, penggerak dan unit pengatur.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang rangkaian hidrolik adalah: (Tujuan
penggunaan rangkaian, Ketersediaan komponen, Konduktor dan konektor yang
digunakan macam apa, Tekanan kerja sistem hidrolik berapa)
4. Prinsip dasar di balik semua sistem hidrolik ini sebenarnya sangat lah sederhana yaitu
gaya yang diberikan pada satu titik akan dipindahkan ke titik yang lain menggunakan
cairan yang “dimampatkan”.
D. Tes Formatif

I. Pilihan Ganda

1. Kunci dari sistem hidraulik adalah ….


A. Pompa yang mengubah energi mekanik menjadi energi hidrauik
B. Pompa yang mengubah energi listrirk menjadi energi hidrauik
C. Pompa yang mengubah energi hidraulik menjadi energi mekanik
D. Pompa yang mengubah energi hidraulik menjadi energi listrik
E. Pompa yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik

2. Komponen control pada hidraulik maupun pneumatik ditunjukan dengan simbol ….


A. lingkaran
B. garis lurus
C. garis patah-patah
D. segi empat
E. persegi panjang

3. apabila pengaturan aliran dapat berubah-ubah sesuai dengan keperluan disebut ….


A. Flow control valve
B. Fixed control
C. Variable flow control
D. Fixed flow control
E. Flow control check

4. yang digunakan untuk mengatur volume aliran yang berarti mengatur kecepatan gerak actuator
adalah ….
A. Flow control valve
B. Fixed control
C. Variable flow control
D. Fixed flow control
E. Flow control check

5. Komponen pengubah tekanan hidrolis menjadi energi mekanis disebut juga dengan …
A. aktuator
B. akumulator
C. reservoir
D. separator
E. poros
II. Essay

1. Pengertian dari sirkuit hidrolik adalah

2. Sebutkan 3 unit komponen utama system hidrolik

3. Fungsi katup control valve adalah

4. Prinsip dasar sirkuit sederhana adalah

5. Macam-macam posisi kemampuan bergerak bolak balik pada system hidrolik adalah

E. Soal Latihan

1. system hidrolik didukung 3 unit komponen utama, sebut dan jelaskan fungsinya!

2. sebutkan 4 macam flow control valve, jelaskan fungsinya!

3. jelaskan perbedaan Hidrostatis dan Hydrodinamis!

4. sebutkan penggunaan pesawat hidrolik di bidang industry, pelayaran, kendaraan, dan bidang
penerbangan !

5. jelaskan bunyi hukum pascal!


F. Lembar Kerja Mahasiswa

Prgran studi : S1 Teknik Mesin

Mata kuliah : Hidrolik dan Pneumatik (2 SKS)

Pokok bahasan : Sirkuit Hidrolik

Sub bahasan : Sirkuit sederhana system hidrolik

Alokasi waktu : 2×55 Menit

Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat memahami basic sirkuit system hidrolik,


komponen kerja sirkuit system hidrolik dan cara kerja sirkuit hidrolik.

Tujuan Kegiatan Perkuliahan :

1. Mahasiswa mengetahui basic konsep circuit sederhana system hidrolik


2. Mahasiswa mengetahui nama-nama komponen system hidrolik
3. Mahasiswa mengetahui fungsi dan cara kerja rangkaian sederhana system hidrolik

G. Jawaban Test Formatif

• Pilihan Ganda
1. A
2. D
3. C
4. A
5. A
• 1. Sirkuit hidrolik adalah sebuah sistem hidrolik terdiri atas pompa hidrolik, saluran pipa,
katub pengatur (control valve), tangki fluida hidrolik, filter, aktuator yang digerakkan
(silinder atau motor hidrolik), dan alat lain sebagai pelengkap.
2. Komponen utama Sistem hidrolik, sistem hidrolik ini didukung oleh 3 unit komponen
utama, yaitu: unit tenaga, penggerak dan unit pengatur.
3. Fungsi katup ini adalah sebagai, untuk membatasi kecepatan maksimum gerakan
piston atau motor hidrolik, Untuk membatasi daya yang bekerja pada sistem, dan Untuk
menyeimbangkan aliran yang mengalir pada cabang-cabang rangkaian.

4. Prinsip dasar di balik semua sistem hidrolik ini sebenarnya sangat lah sederhana yaitu
gaya yang diberikan pada satu titik akan dipindahkan ke titik yang lain menggunakan
cairan yang “dimampatkan”.

5. Posisi hold, posisi angkat, posisi turun, posisi mengambang (float)


H. Referensi

1. Diakses pada tanggal 24 februari 2022 pada laman: http://www.otopos.net/2015/03/sirkuit-


dasar-sistem-hidrolik.html

2. Diakses pada tanggal 24 februari 2022 pada laman: https://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-


sistem-hidrolik/

3. Diakses pada tanggal 24 februari 2022 pada laman: http://artikel-teknologi.com/sistem-


hidrolik/#:~:text=Sirkuit%20Hidrolik%20Sebuah%20sistem%20hidrolik%20terdiri%20atas%20
pompa,sebagai%20pelengkap.%20Sirkuit%20Hidrolik%20dengan%20Aktuator%20Silinder%20
Hidrolik

Anda mungkin juga menyukai