Anda di halaman 1dari 39

Pengabdian kepada Masyarakat

MODUL (1) : PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT

Tempat : PT. Mitrasolusi Teknologi Mandiri, Cakung


Waktu : 08-16.00 Wib
Tanggal : 18 Maret 2020

1
MOTOR PENGGERAK
1. Penggerak Daya
Penggerak daya dipakai untuk derek dan crane, dan pada mesin yang
memindahkan muatan pada jarak yang cukup jauh serta untuk menangani beban dalam
jumlah yang besar.
Berikut ini beberapa macam jenis penggerak daya, antara lain:

a) Penggerak Hidrolik
Pada umumnya penggerak hidrolik digunakan untuk mengangkat beban yang
berat pada jarak yang kecil. Penggerak ini digunakan pada dongkrak untuk
tugas berat.

b) Penggerak Pneumatik.
Penggerak pnuematik banyak dipakai pada control angin gantung kecil dan
blok puli pneumatic yang beroperasi pada daerah rawan ledakan dimana
penggerak listrik pun tidak dapat digunakan. Katrol pneumatik dan alat
pengangkatnya bisa juga digunakan pada tempat pengecoran logam untuk
keperluan industri.

c) Penggerak Uap
Penggerak uap masih banyak dipakai diantara berbagai jenis penggerak
lainnya. Penggerak uap terutama digunakan pada cran jalan lokomotif untuk
pelayanan umum pada rel bantu di stasiun sekitar pabrik dan galangan kapal.

d) Penggerak Motor Bakar


Pada umumnya penggerak motor bakar digunakan pada crane yang bergerak
dijalan raya (crane yang terpasang pada truk dan traktor), juga utnuk crane
yang bergerak di atas rel dan traktor rantai.

e) Penggerak Elektrik
Penggerak elektrik mempunyai cirri khas, yaitu sumber daya terpusat dan
sederhana. Penggerak elektrik dapat langsung segera bekerja, sangat aman
dalam operasinya dan mudah dikendalikan. Penggerak jenis ini biasa
digunakan pada overhead crane di lokasi pabrik-pabrik, pergudangan, dan
workshop.

Berikut ini beberapa macam penggerak elektrik pada overhead crane, yaitu :
a. Sebuah motor penggerak untuk membantu sistem pengangkut (hoisting system).
b. Dua buah motor penggerak untuk membantu sistem penggerak trolin untuk gerakan
melintang kearah dua sisi (transversal).
c. Dua buah motor penggerak untuk gerakan memanjang (longitudinal)
2. Kerangka (Frame)

2
Kerangka merupakan bagian terpenting dari sistem hidrolik crane. Kerangka
(frame) tersebut mempunyai fungsi sebagai berikut :
d. Pendukung semua mekanisme operasi.
e. Penyangga seluruh komponen pengangkat hidrolik crane.
f. Bagian yang dapat bergerak untuk memindahkan beban.
g. Menjamin stabilitas konstruksi secara keseluruhan.
Kerangka yang tersedia adalah jenis truck, dimana crane yang dipergunakan adalah crane
jalan yang mempunyai dua buah outrigger jack untuk menahan kestabilan crane.

3. Pengikatan tali
Metode berikut digunakan untuk mengikat tali rami dengan menghubungkan
ujungnya dengan menganyam atau dengan mata pengikat (gambar 2.19) metode lain tidak
dapat dilakukan karena kekuatan tali rami yang terbatas.

Gambar 1. pengikatan tali rami

Pada gambar 1. juga menunjukkan berbagai macam soket untuk menggantung kait.

Gambar 2. Pengikatan tali kawat dalam soket tirus

Mode pengikatan dengan kait yang diikat pada tali dengan mata pengiat gambar 2
banyak sekali digunakan. Disamping dililitkan, pengikat dapat dikencangkan dengan
memakai klip khusus buldog (bulldog Klip) atau pengapit pada tali kawat. jumlah
pengapit minimum tiga buah. Gambar menunjukkan tali kawat yang diikat pada mata
pengait dengan plat dan baut.

3
Gambar 3 Klem Bull Dog

4. Sistem Hidrolik
Sistem hidrolik pada crane dipergunakan untuk memberikan daya pada saat
menaikan atau menurunkan hook (pengait), memberikan gaya pada swing motor, sistem
pengereman tali baja, serta untuk lengan pendongak.
Bagian-bagian utama sistem hidrolik pada crane biasanya terdiri pompa hidrolik, katup
pengontrol, tangki hidrolik, silinder angkat. Sistem hidrolik ini mempergunakan fluida
kerja oil yang disirkulasikan oleh sebuah pompa hidrolik.
Tenaga pengerak pompa hidrolik diperoleh dari motor kendaraan cranenya itu
sendiri dengan menghubungkan poros pompa dengan proses mesin penggerak (engine).
Jumlah silinder hidrolik terdiri dari :
a) Satu boom cylinder
b) Satu Telescope cylinder
c) Sepasang Outrigger Cylinder.
d) Sepasang Jack Cylinder.
Boom cylinder, Telescope cylinder dan Outrigger dapat berkerja bersama-sama
ataupun sendiri-sendiri sesuai dengan yang diinginkan dalam operasinya.

5. Pompa Hidrolik
Pompa hidrolik berfungsi untuk mengubah energi fluida menjadi energi gerak
(mekanik).
Adapun macam macam pompa hidrolik
a. Pompa jenis piston hidrolik
b. Pompa jenis sliding Vane
c. Pompa jenis roda gigi (Gear Pump)
Adapun yang akan kita pakai pada perencanaan sistem hidrolik kali ini adalah
pompa jenis Roda Gigi (gear pump). Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.
Pompa gear mempunyai effisiensi yang paling rendah dibandingkan dengan kedua jenis
pompa yang ada. Karena dia memiliki effisiensi volumetrik sebesar 90%. Sehingga cairan
fludia tidak cepat panas.
Untuk mencari daya pompa (N), maka harus diketahui dulu besar tekanan yang terjadi (P)
dalam (bar) dan Debit laju aliran pompa (Q) dalam (liter/meter).

4
Gambar 4. Pompa roda gigi

Cara kerja pompa gear, Fluida ( zat cair ) masuk disisi-isap kedalam rongga rongga roda
gigi dan kemudian dipindahkan kesisi tekan di sisi tekan zat cair oleh cengkraman gigi
gigi didesak keluar dari rongga rongga gigi.

6. Actuator
Actuator berfungsi untuk mengubah tenaga fluida menjadi tenaga mekanik/gerak
yaitu berupa gerakan lurus atau gerakan putar.

1. Penggerak lurus dibagi menjadi dua :


a. Silinder kerja tunggal (Single Acting)

Gambar 5. Silinder Single Acting

5
b. Silinder kerja ganda (double Acting)

Gambar 6. Silinder Double Acting

Keterangan :
a. Clean 7. Piston seal
b. Locking nut 8. Piston
c. Shaft rod seal 9. Seal
d. Bearing 10. Cylinder cap
e. Venting screw 11. Cylinder
f. Shaft rod

Penggerak Putar terdiri dari :


1. Motor hidrolik (Hidromotor)
2. Penggerak putar terbatas

7. Valve (Katup)
Untuk pengatur pengerak arah aliran fluida pada hidrolik dan pengatur besar
kecilnya fluida yang akan dialirkan pada hidrolik maka diperlukan katup (Valve). Jenis
katup dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Flow Control

Gambar 7. Katup pengatur detik

6
Berfungsi untuk mengatur besar kecilnya aliran fluida yang akan dialirkan
kedalam hidrolik, Karena kecepatan gerak actuator tergantung pada seberapa besar
volume fluida yang akan dialirkan kedalam cylinder hidrolik. Adapun gambar flow
control seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

8. Control
Katup ini berfungsi untuk mengatasi kerja maksimal yang terjadi pada sistem
pengaman, sehingga apabila terjadi tekanan lebih katup outlet akan terbuka dan aliran
fluida akan dibuang ke tangki.

Gambar 8. Katup pengatur tekanan

9. Direct Control
Berfungsi untuk mengatur arah aliran fluida yang ada pada cylinder hidrolik.
Nama katup bisa dilihat berdasarkan jumlah lubang saluran, jumlah jalur kerja, dan jenis
pengerak katup.
Seperti contoh dibawah ini :

Gambar 9 Simbol simbol grafik dasar

Didalam katup 4/3 dikarnakan katup ini mempunyai 4 lubang jalur kerja dan
mempunyai 3 buah saluran. Katup contohnya diberi nama berdasarkan: jumlah seluruh
lubang, jumlah jalur kerja, dan jenis penggerak katup.

7
Pengabdian kepada Masyarakat

MODUL (2) : MEKANISME GERAK

Di : PT. Mitrasolusi Teknologi Mandiri, Cakung


Waktu : 08.00-16.00 Wib
Tanggal : 23 April 2020

8
MEKANISME GERAK

Alat angkat adalah suatu mekanisme untuk memindahkan suatu benda/beban dari
satu tempat ke tempat yang lain. Alat angkat pada umumnya dipakai di pabrik-pabrik,
bengkel, pergudangan, dan proyek-proyek pembangunan gedung bertingkat. Jenis dan
macam-macam barang yang diangkut maupun dipindahkan berbeda-beda baik dalam
bentuk fisik maupun perbandingan berat dan volume. Ada barang yang pemindahannya
harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati.

Gambar 1 Kategori pesawat pengangkat dan pengangkut

Pesawat-pesawat pengangkat pelayanan beban (material handling equipment)


merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap usaha industri modern.
Pesawat pengangkat banyak ragamnya, hal tersebut merupakan akibat dari banyaknya
jenis dan sifat muatan yang dipindahkan. Digunakan untuk memindahkan muatan dengan
jarak pemindahan yang relatif pendek. Pada prakteknya jarak yang ditempuh hanya
terbatas pada puluhan sampai ratusan meter. Pesawat pengangkat biasanya sering
dijumpai di lokasi kontruksi, pabrik-pabrik, tempat penyimpanan, pembongkaran muatan,
dan sebagainya.
Berdasarkan desainnya dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu:

9
a. Pesawat pengangkat (hoist)
b. Pesawat pemindah
c. Pesawat pengangkut permukaan dan overhead
Pemilihan alat yang tepat memerlukan pengetahuan khusus tentang desain dan
karakteristik operasi suatu mekanisme mesin pengangkat. Pesawat pengangkat bahan
harus dirancang sedemikian rupa sehingga hanya memerlukan sedikit mungkin operator
untuk pengendalian, pemeliharaan, tidak boleh merusak muatan yang dipindahkannya,
dan juga harus aman dalam operasinya serta ekonomis.
Berikut ini faktor-faktor teknis penting yang dapat digunakan dalam menentukan
pemilihan pesawat pengangkat:

A. Jenis dan sifat muatan yang akan ditangani


- Untuk muatan bentuk satuan (unit load), hal-hal yang perlu diperhatikan,
seperti: bentuk, berat, volume, sifat rapuh, temperatur, dan sebagainya.
- Untuk muatan berupa tumpahan (bulk load), hal-hal yang perlu diperhatikan,
seperti: ukuran gumpalan, berat jenis, sifat kimiawi, sifat mudah remuk,
temperatur, kemungkinan longsor, dan sebagainya.

B. Kapasitas perjam yang dibutuhkan


Kapasitas pemindahan muatan yang hampir tidak terbatas dengan mudah
dapat diperoleh pada jenis alat tertentu, misalnya pada konveyor yang bekerja
terus menerus. Sedangkan dipihak lain ialah dengan truk dan crane jalan (crane
gantung) yang mengikuti siklus kerja kembali tanpa beban yang hanya dapat
beroperasi secara efektif bila mempunyai kapasitas angkat dan kecepatan angkat
yang cukup tinggi pada kondisi kerja yang berat.

C. Arah dan jarak perpindahan


Berbagai jenis alat dapat memindahkan muatan kearah horisontal, vertical ataupun
dalam sudut tertentu. Untuk gerakan horisontal diperlukan alat seperti conveyor
dan truk. Untuk gerakan vertikal diperlukan alat seperti crane, dan bucket
elevator.

D. Cara menyusun muatan


Pemuatan pada kendaraan dan pembongkaran muatan ditempat tujuan sangat
berbeda, karena pada beberapa jenis mesin dapat memuat secara mekanis.
Sedangkan pada mesin lainnya membutuhkan alat tambahan khusus atau secara
manual.

E. Kondisi lokal yang spesifik


Kondisi pengoperasian peralatan termasuk luas dan bentuk lokasi, jenis, desain
gedung, keadaan permukaan tanah, susunan yang mungkin untuk pemprosesan
debu, kondisi lingkungan, adanya uap dan berbagai jenis gas lainnya, temperature
dan sebagainya.

10
F. Karakteristik proses produksi termasuk di dalam pemindahan muatan
Faktor yang paling penting ini sangat mempengaruhi pemilihan jenis fasilitas
transport muatan. Gerakan pesawat pengangkat sangat berkaitan erat dengan
proses produksi, kadang-kadang gerakan ini terlibat langsung dalam proses
produksi tertentu. Misalnya: crane khusus didalam departemen pengecoran logam.
Penempaan dan pengelasan, conveyor pengecoran logam dan perakitan, conveyor
bagian permesinan, pengecatan, dan sebagainya.
Pemilihan pesawat pengangkat yang tepat akan mampu memenuhi semua tuntutan
proses produksi dan menjamin tingkat mekanis yang tinggi serta penggunaan
tenaga kerja yang efisien.

1. Hidrolik Crane
Hidrolik crane adalah mesin pengangkat jenis hidrolik yang terdiri atas crane pada
truck yang berjalan yang ditumpangkan pada body atau frame truck. Jenis angkatannya
pun berbeda-beda, tergantung oleh jenis truck yang digunakan dan mempunyai dua buah
outrigger sebagai penopang atau penyeimbang. Untuk menghidupkan pompa hidrolik
menggunakan PTO (Power Take Off).
Cara kerja hidrolik crane terbagi dari 4 (empat) bagian, yaitu:
a. Gerakan naik turun (hoisting)
b. Gerakan memanjang (longitudinal)
c. Gerakan memutar (swing)
d. Gerakan mendongak

a. Gerakan Naik Turun (Hoisting)


Beban yang telah diikat pada kait (hook) diangkat dengan tali baja yang digulung
pada drum, dimana drum diputar oleh motor hidrolik melalui sistem control valve
yang mensuplay oli ke motor. Setelah tinggi pengangkatan dari beban sesuai
dengan yang dikehendaki maka aliran oli diputuskan dan ketika itu rem akan
beroperasi dengan demikian beban tidak akan turun kembali.
Selanjutnya apabila diinginkan penurunan beban, dilakukan dengan mengalirkan
oli kembali secara terbalik (berlawanan), sehingga drum akan berputar dari arah
gerakan naik menjadi arah gerakan turun. Dengan demikian beban akan turun dan
selanjutnya dapat dilakukan pengereman dengan jalan memutuskan aliran.

b. Gerakan memanjang (Longitudinal)


Dengan gerakan ini beban yang sudah diangkat dapat dipindahkan kearah
memanjang (Iongitudinal). Oli dipindahkan dengan tuas pengatur kearah cylinder
telescope maka akan mendorong piston sampai jarak yang diinginkan. Dan
sebaliknya apabila beban dipindahkan kearah yang lebih dekat tuas pengatur
diarahkan terbalik dengan tuas memanjang.
Telescope ini terdiri dari 3 section, boom 1, boom 2 dan boom 3. Boom 1 panjang
3 meter, boom 2 dan boom 3 masing-masing 2,5 meter dan panjang keseluruhan

11
telescope adalah 8 meter. Cyilnder telescope hanya terdiri dari satu buah yang
panjangnya 1,5 meter. Untuk mengeluarkan boom 2 dan boom 3 dilakukan
dengan menyambung bagian bom satu dengan sling, dengan mengunakan sling
sebagai penyambungnya. Apabila boom 1 dipanjangkan, secara otomatis boom 2
dan boom 3 akan ikut keluar akibat tarikan sling yang telah disambung (Gambar
2.2)

Gambar 2. Teleskop

c. Gerakan memutar (Swing)


Apabila beban dipindahkan ke kiri atau ke kanan, tuas pengatur ditarik untuk
mengarahkan oli kearah motor swing dan menggerakkan roda gigi swing,
sehingga memutar body crane kearah yang diinginkan. Untuk menghentikan
putaran maka aliran oli diputus. Crane dapat berputar 360o.
d. Gerakan mendongak
Beban yang akan diangkat dalam system hydrolik ini berbeda-beda, pendongak ini
digunakan untuk mengatur radius angkat. Semakin besar beban yang akan
diangkat semakin besar juga radius angkat. Sebaliknya beban yang akan diangkat
ringan maka radius yang digunakan juga semakin kecil. Pendongak bisa juga
digunakan untuk mendekatkan atau menjauhkan beban. Crane ini dapat
mendongak hingga 76o.

Jenis-jenis Crane
Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan
rangka untuk mengangkat dan memindahkan muatan yang dapat digantungkan
secara bebas atau dikaitkan pada crane. Perlengkapan pengangkat dapat bersifat
diam atau dapat dipindahkan/bergerak. Hampir semua desain crane merupakan
perlengkapan yang diam ditempat atau berpindah.
Jenis-jenis crane banyak sekali dijumpai dalam sektor industri, oleh karena itu
banyak yang harus diperhatikan dalam mengklasifikasikan crane, sebagai contoh:
spesifikasi dan kondisi alat dalam hubungannya dengan kegunaan operasi
produksi (misalnya: kontruksi, pelabuhan, metalurgi, dan sebagainya).
Secara umum crane dapat diklarifikasikan dalam beberapa kelompok,
diantaranya adalah :

12
a. Crane putar yang diam (stasioner), meliputi: crane kantilever, crane kepala
palu, kerekan, crane, crane dengan pilar yang tetap, crane dengan poros,
crane wall jib, dan crane berlengan.
b. Crane yang bergerak pada rel, meliputi : crane portal, crane tower menara,
crane satu rel, crane wall jib, dan crane yang dipasang di langit-langit.
c. Crane tanpa lintasan, meliputi : crane yang dipasang pada traktor, crane
yang dipasang pada truk, crane pada truk yan digerakkan daya dan crane
pada truk yang digerakkan tangan.
d. Crane yang dipasang diatas traktor rantai, meliputi : crane yang dipasang
pada traktor rantai dan crane dengan rel.
e. Crane tipe jembatan, meliputi : jembatan untuk transfer muatan, crane
gantry dan semi gantry, crane berpalang ganda untuk gerakan overhead, dan
crane berpalang tungal untuk gerakan overhead.
Komponen Penunjang Hidrolik Crane
Peralatan penunjang mesin pemindah bahan terdiri dari beberapa alat sebagai penghubung
untuk mengangkat/memindahkan benda dari satu tempat ke tempat yang lain, dimana
pada dasarnya benda yang diangkat untuk dipindahkan memiliki bobot yang cukup besar.
Peralatan penunjang mesin pemidah bahan diklasifikasikan atas beberapa macam
perangkat diantaranya :

1. Tali Baja (Steel wire Rope)


Tali baja digunakan secara luas pada mesin-mesin pengangkat sebagai sarana untuk
pengangkatan. Jika dibandingkan dengan perabot pengangkat seperti rantai, tali baja
memiliki keunggulan sebagai berikut :
a. Lebih ringan.
b. Lebih tahan terhadap sentakan (beban kejut).
c. Pengoperasian yang tenang walaupun pada kecepatan operasi tinggi.
d. Bila akan putus memperlihatkan tanda-tanda.
e. Keandalan operasi yang lebih tinggi.
Tetapi selain itu tali baja mempunyai beberapa kejelekan, antara lain tidak tahan
terhadap korosi dan sukar untuk ditekuk-tekuk sehingga memerlukan drum atau teromol
penggulung yang besar. Tali baja terbuat dari kawat baja dengan kekuatan σb = 130
sampai 200 kg/mm2. Dalam proses pembuatannya kawat baja diberi perlakuan panas
tertentu dan digabung dengan penarikan dingin sehingga menghasilkan sift mekanis
kawat baja yang tinggi.
Dibagian dalam dari tali baja terdapat inti (core) yang terbuat dari rami, asbes, dan kawat
baja yang lunak. Inti asbes dan kawat baja digunakan untuk tali yang beroperasi pada
suhu yang tingi, misalnya dekat dapur pengecoran. Akan tetapi inti kawat akan
mengurangi kefleksibelan tali dan biasanya hanya digunakan untuk tali yang mengalami
gaya tekan yang tinggi, misalnya digulung pada drum.
Pada proses kerjanya bagian terluar dari tali kawat baja akan mengalami keausan yang
lebih parah dan putus lebih dahulu dibandingkan dengan bagian dalamnya sehingga jika
bagian terluar dari kawat ini mulai terputus-putus jauh sebelum utus dan menandakan
kalau tali baja tersebut perlu diganti.

13
Lapisan dalam tali dikelompokkan menjadi bebrapa bagian, antara lain :
a. Tali pintal silang atau tali biasa, (Gambar 2.3a).
b. Tali pintal pararel atau jenis lang, (Gambar 2.3b).
c. Tali Komposit atau pintal balik, (Gambar 2.3c)
Selain kegunaan dan keunggulannya tali baja dibedakan atas beberapa macam tali,
diantaranya :
a. Tali baja serbaguna, (gambar 2.3 dan 2.4).
b. Tali baja anti punter, (Gambar 2.5).
c. Tali baja dengan untaian yang dipipihkan, (Gambar 2.6)

Gambar 2.3

Gambar 2.5

Gambar 3. Konstruksi serat tali baja

2. Puli (Sheave)
Puli disebut juga kerek atau katrol yaitu cakra yang dilengkapi dengan tali atau
rantai. Sedangkan pengertian cakra sendiri adalah suatu keping bundar yang disebut juga
disc, terbuat dari logam maupun non logam, misalnya : besi tuang, kuningan, kayu dan
plastic.
Puli diklasifikasikan menjadi 2 (dua) jenis yaitu :
b. Puli Tetap (Fixed Pulley).
Puli tetap terdiri dari sebuah cakra dan seutas tali atau rantai yang dilingkarkan
pada alur (groove) dibagian atas, salah satu ujung yang melingkari puli digantungi dengan
beban dan ujung lainnya ditahan atau ditarik ke bawah sehingga dengan demikian beban
terangkat ke atas seperti terlihat pada gambar.

14
c. Puli bebas (Movable Pulley)
Puli bebas memiliki cakra (gander) bergerak yang dibebani dengan muatan atau
gaya dengan bebas terhadap porosnya. Tali atau rantai dilingkarkan dalam alur pada
bagian bawah, salah satu ujung tali diikatkan tetap dan ujung lainnya ditahan atau ditarik
pada waktu pengangkatan, beban digantungkan pada kait (hook) yang tergantung pada
poros.

Gerakan Puli dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :


a. Puli yang menguntungkan pada gaya (gain of force).
b. Puli yang menguntungkan pada kecepatan (gain of speed).
Selain puli terdapat pula sistem puli, yaitu gabungan dari beberapa puli bebas dan puli
tetap atau terdiri dari beberapa cakra puli. Ada 2 (dua) sistem yang dilaksanakan, yaitu
sistem yang menguntungkan pada gaya (gain of force)
Sistem ini lebih banyak dipakai pada pesawat-pesawat pengangkut yang di desain dalam
dua sistem yaitu :
a. Sistem puli dengan tali penarik puli tetap.
b. Sistem puli dengan tali penarik puli bebas.
c. Sistem yang menguntungkan pada kecepatan (gain of speed)
Sistem ini dipakai pada pengangkatan secara hidrolik dan pneumatik.

15
3. Kait (Hook)
Pada crane serbaguna yang mengangkat berbagi bentuk muatan ditangani dengan
memakai anduh (sling) rantai atau tali yang diikatkan pada kait. Kait tunggal (standar)
dan kain tanduk adalah jenis kait yang paling sering dipakai untuk keperluan ini.Semua
jenis kait terbuat dari baja 20, setelah ditempa dan dimesin kait kemudian diproses
annealing (perlakuan panas) dengan teliti dan kemudian dibersihkan dari kerak. Diameter
dalam kait harus dapat member tempat pada tali atau rantai yang membawa muatan. Pada
umumnya, muatan digantung dengan anduh berutas empat dengan dua lilitan pada tali
kait.

Jika dilihat dari bentuknya kait diklasifikasikan menjadi beberapa bagian,

h. Kait Tempa Standar/Kait Tunggal (Single Hook)


Kait jenis ini dibuat dengan ditempa pada cetakan rata, cetakan tertutup atau dapat
juga dibuat dari beberapa pelat dengan bentuk kait yang dijadikan satu. Kait standar ini
umumnya dipakai untuk kapasitas angkut kurang dari 50 ton.
Gambar berikut menunjukkan kait tempa sederhana.

i. Kait Tanduk Ganda (Double Hook)


Seperti halnya kait tunggal (kait tempa standar), kait tanduk ganda ini dibuat
dengan proses tempa pada cetakan rata/cetakan tertutup ataupun dapat dibuat dari
beberapa pelat dengan bentuk kait yang dijadikan satu. Namun ada terdapat perbedaan
dimana kait tanduk ganda ini mampu mengangkat beban diatas 25 ton. Dalam hal ini
beban digantungkan pada kedua tanduknya. Dapat dilihat pada gambar berikut :

16
j. Kait mata Segitiga Padat (Solid Triangular Eye Hooke)
Kait dengan bentuk mata segitiga pada pada umumnya dipakai pada crane yang
memiliki kapasitas angkut diatas 100 ton, dan kadang-kadang dipakai pada crane dengan
kapasitas sedang. Kelemahan kait ini adalah anduh yang mengangkat muatan harus
dilewatkan kedalam lubang kait tersebut. Kait segitiga ini dibuat dengan proses tempa
langsung dari satu potong baja utuh.

k. Kait Segitiga Bersendi/Kait Berengsel (Hinged Triangular Hook)


Kait segitiga ini merupakan kait dengan satu engsel atau lebih. Kait jenis ini
mampu mengangkat beban hingga 150 ton. Pembuatan kait segitiga ternyata mengalami
banyak kesulitan dalam proses pembuatannya. Sehingga untuk menangani beban angkut
yang besar kait segitiga bersendi rakitan lebih disukai untuk digunakan.

17
4. Drum
Drum pada operasi pengangkatan dipergunakan untuk penggulung rantai atau tali,
yang dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :
l.Drum Rantai (Chain Drum)
Drum jenis ini diperlukan untuk keperluan operasional dari crane putar yang
digerakkan tangan dengan kapasitas angkat sampai dengan 5 ton, drum rantai ini terbuat
dari besi cor.
m. Drum Tali (Rope Drum)
Drum untuk tali kawat baja terbuat dari besi cor, kadang-kadang terbuat dari besi
tuang atau konstruksi lasan. Diameter drum tergantung dari diameter tali yang digunakan.
Untuk drum penggerak daya, drum harus selalu dilengkapi dengan alur spiral (helical
groove). Sehingga gulungan tali akan merata dan mengurangi terjadinya keausan. Drum
untuk satu lilitan tali hanya mempunyai satu alur spiral kanan, sedang drum yang
diperuntukkan bagi dua bagian tali mempunyai dua jenis alur yaitu alur spiral kanan dan
spiral kiri.

5. Rem
Pada mesin pengangkat, rem digunakan untuk mengatur kecepatan penurunan
muatan apapun untuk menahan muatan agar diam. Tergantung pada kegunaannya rem
dapat diklasifikasikan sebagai jenis penahan, jenis penurunan atau gabungan keduanya.
Berikut ini beberapa macam jenis rem, antara lain :
 Rem dengan roda racet.
 Rem sepatu.
 Rem sepatu elektromagnetik.
 Rem sepatu dengan tenaga pendorong.
 Rem terkendali.
 Rem pita.

18
 Rem Kerucut.
 Rem Sentrifugal.

Dalam perancangan ini rem yang akan digunakan adalah rem otomatis yang
bekerja didalam motor hoist (Gambar 2.15). dengan mengarahkan fluida dari control
valve ke motor hoist dan akan sekaligus merelease rem di motor. Pada saat fluida tidak
dialirkan ke motor hoist, pressure spring 6 akan menekan brake piston 5 dan gayanya
diteruskan kembali ke brake disc dan cluth 1 yang ditahan oleh coupling 2. Sehingga
antara disk dan cluth terjadi gesekan dan secara otomatis terjadi pengereman.
Dan apabila fluida diilairkan ke ruang disc dan cluth, fluida akan melawan gaya yang
terjadi dari spring pressure dan mengakibatkan antara disc dan cluth tidak terjadi gesekan
yang mengakibatkan rem release.

Keterangan :
1. Circlip.
2. Stop Disc.
3. Pressure spring.
4. Brake piston
5. Supporting Disc
6. Supportigng Disc.
7. Brake disc dan cluth
8. Coupling.
9. Circlip.

Gambar 11 Rem sistim disc clutch

19
0

Pengabdian kepada Masyarakat

MODUL (3) : PERAWATAN SISTIM HIDROLIK

Tempat : PT. Mitrasolusi Teknologi Mandiri, Cakung


Waktu : 08.00-16.00 Wib
Tanggal : 8 Mei 2020
PERAWATAN SISTIM HIDROLIK

1. Cara Kerja Crane


Untuk mengangkat, memindahkan serta menurunkan barang. Crane tersebut
memperoleh tenaga yang berasal dari sistem hidrolik yaitu fluida yang ditekan dengan
menggunakan pompa fluida dialiri melalui katup pembebas / pengaman (Relief Valve)
yang kemudian menuju katup pengarah (Control Valve) menuju motor hidrolik sling
untuk memutar Hoist Winch supaya digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
barang dengan tali baja (sling).Untuk memindahkan barang bisa dilakukan dengan
mendorong atau menarik tuas pengatur (control lever) swing, fluida akan diarahkan oleh
control lever menuju motor swing dan motor sweeng akan memuar swing device sesuai
yang diinginkan.

Setiap barang yang akan dipindahkan harus diperhitungkan terhadap


maximunload, maka berhubungan tehadap radius atau kemiringan Boom, karena over
load akan mengakibatkan kerusakan fatal terhadap unit tersebut. Maka kita boleh
menggunakan hidrolik boom untuk pengaturan radius tersebut dengan cara mendorong
atau menekan control lever boom untuk mwngarahkan fluida menuju boom silinder,
fluida kemudian menekan piston dan menekan gaya dorong pada batang piston dan
menghasilkan gaya dorong pada batang piston dan kemudian batang piston yang
dihubungkan dengan boom akan bekerja naik turun.

2. Perawatan Sistem Hidrolik


Untuk menjaga sistem yang berkerja pada hidrolik tetap bisa beroprasi dengan baik maka
perlu adanya perawatan (preventif) secara continue. Sehingga segala macam bentuk
kerusakan dapat terdeteksi secara dini. Dengan perawatan yang baik akan menambah
panjang umur mesin.

A. Preventive maintenance
Perawatan pencegahan yaitu perawatan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
kerusakan selama mesin beroprasi. Perawatan ini dikelompokan menjadi :

1. Perawatan Harian.
a. Mengecek level oil dan kondisi seluruh system.
b. Perawatan Mingguan.
c. Service unit filter, regulator, dan lubricator masih bekerja dengan baik atau
tidak.
2. Perawatan 3 Bulanan
a. Periksa lobang saluran katup bocor atau tidak
b. Bersihkan filter dari kotoran kotoran
c. Periksa seal-seal pada kotoran bocor atau tidak

1
3. Perawatan 6 Bulanan
a. Cek bantalan pada silinder dan batang torak
b. Ganti seal-seal yang bocor
c. Jenis-jenis kerusakan pada hidrolik
Macam-macam kerusakan pada hidrolik yaitu

a. Keausan pada silinder/ piston


b. Kebocoran-kebocoran pada konector
c. Adanya kotoran pada sealing tape, pipe scale yang menyebabkan :
 Nosel pada flow control tersumbat
 Popet terganjal sehingga katup bocor
 Komponen tergosok sehingga aus

B. Tanda-tanda kerusakan
a. Getaran yang berlebihan
b. Suhu meningkat melebihi suhu normal
c. Terdengar suara asing dari mesin
C. Perbaikan
Perbaikan dilakukan untuk mengembalikan kondisi mesin seperti semula,
yaitu dengan cara mengganti seluruh komponen-komponen yang rusak.

Tetapi sebelum kita melakukan hal tersebut di atas kita harus membuat
keseimbangan crane tersebut terlebih dahulu supaya pada saat proses pekerjaan,
pengangkatan dan pemindahan barang tidak terjadi kemiringan pada unit, biar tetap
seimbang dengan cara mendorong atau menarik lever control outigger, mengarahkan
fluida dari control valve menuju silinder outrigger, fluida kemudian menekan piston dan
menghasilkan gaya dorong pada batang piston menekan jack kiri dan kanan sampai
terjadi keseimbangan.

2
3. Konstruksi crane

Untuk mengetahui sistem kerja hidrolik maka kita dapat melihat gambar diagram
kerja di bawah ini.

3
Gambar 2 Skema system yang direncanakan

4. Cara Kerja Sistem Hidrolik


Apabila motor dihidupkan (berputar) maka Hidrolik pump for loading akan
berputar (memompa) zat cair (fluida) dari tangki (hydraulic tank) menuju katup pembebas
/ pengaman kemudian ke katup pengontrol arah (Control Valve). Jika tuas diarahkan
untuk menaikkan hook maka fluida akan masuk menuju Motor Hoist Winch, apabila
tekanan fluida lebih besar dari beban maka tekanan itu akan mengangkat hook .
Jika tuas diarahkan untuk memperbesar radius maka fluida akan masuk ke
cilinder boom. Jika tuas diarahkan untuk berputar (swing) maka fluida masuk ke motor
swing. Jika tuas diarahkan untuk memperpanjang telescope maka fluida masuk ke cilinder
telescpoe.

4
Sedangkan jika tuas diarahkan untuk menstabilkan kedudukan crane maka fluida masuk
ke outrigger cilinder. Tetapi apabila tuas tidak diarahkan maka fluida akan kembali ke
hidrolik tank.

5. Sketsa Hubungan Penggerak pada Sling dengan Hidrolik Sistem


Pada saat sling akan digerakkan, control valve akan mengarahkan fluida ke motor
winch dengan bantuan manusia menekan tuas, maka fluida akan mengalir kearah motor
winch, dan akan mendorong piston untuk melakukan putaran dan mengakibatkan shaft
berputar.

Gambar 3. Motor Winch

Keterangan :
1. Bolt 12. Ring
2. Cap retaini
3. Gasket ng
4. Bearin 13. Guide
g slipper
needle 14. Piston
5. Pin as
6. Plate 15. Shaft
7. Plug O motor
ring 16. Plate
8. Kit 17. Housin
cylinde g
r block 18. Ring
9. Washe retaini
r ng
10. Spring 19. Ball
11. Washe bearing
r

5
20. Ring 23. Guide
retaini retaine
ng r
21. Seal lip 24. Seal O
type ring
22. Retain 25. Pin
er

Shaft motor winch telah disambungkan dengan gear winch dan ada
beberapa roda gigi yang dipakai untuk menyambung shaft motor winch dengan
winch supaya beban tidak terlalu berat.

Gambar 4. Winch, Roda Gigi dan Drum

Keterangan :
1. Case gear 14. Retainer
2. Bolt hexacon M6 x 20 socket 15. Nut AN 08
3. Washer , spring M6 16. Washer tocth AW 08
4. Retainer F 17. Spacer
5. Seal, oil TB55729 18. Bearing, ball 6212
6. Bearing beal 6011 19. Bolt M10 x 25
7. Gear 20. Washer, spring 10
8. Retainer C 21. Retainer
9. Key 22. Bearing, ball 6205
10. Bearing, ball 6010 23. Gear
11. Gear 24. Retainer
12. Spacer 25. Bearing, ball 6211
13. Bearing, bal 6208 26. Gear

6
27. Retainer A 32. Bearing, ball 6212zz
28. Seal, oil TB709212 33. Ring, retaining R100
29. Bearing, ball 6013zz 34. Buss clutch
30. Shaft drum 35. Washer lock AW10
31. Drum

Dan gear winch itu disambung atau disatukan dengan drum sehingga drum
akan berputar kalau motor winch berputar. Sketsa gambar tersebut dapat dilihat
dalam gambar .

Keterangan :
1. Pin
2. Bolt M16 x 45
3. Washer, spring 16
4. Support
5. Support
6. Support 13. Joint winch rotary
7. Boss 14. Joint winch rotary
8. Boss 15. Joint winch rotary
9. Bearing, ball 6309ZZ 16. Bolt M12 x 45
10. Ring, retaining S45 17. Washer, spring 12
11. Packing 18. Bolt M14 x 55
12. O ring 18 P18 19. Pin
20. Winch
21. Winch
22. Washer spring 14
23. Motor hydraulic
24. Valve, conterbalnce

7
Pengabdian kepada Masyarakat

MODUL (4) : SISTIM PENDINGIN

Tempat : PT. Mitrasolusi Teknologi Mandiri, Cakung


Waktu : 08.00-16.00 Wib
Tanggal : 27 Mei 2020
SISTEM PENDINGIN PADA MESIN

Berfungsi untuk mendinginkan air atau membuang panas dari air pendingin ke
udara melalui sisrip-sirip pendinginnya. Sistim pendingin mesin terdiri dari sistim
pendingin dengan media air dan sistim pendingin dengan udara. Bagian-bagian sistem
pendingin air terdiri dari: radiator, tutup radiator, pompa air, kipas, katup termostat,
tangki reservoir. Agar dapat berfungsi dengan baik, bagian-bagian sistem pendinginan
harus dilakukan pemeliharaan dan perawatan secara berkala denga periode waktu
tertentu.

1. Radiator

Gambar 1. Konstruksi radiator dan kipas

Air panas dari mesin masuk kebagian atas radiator, kemudian hembusan kipas
radiator membuang panas air tersebut melewati sirip-sirip pada radiator. Thermostat
terbuka pada temperatur kerja mesin, air yang sudah didinginkan oleh radiator dengan
bantuan kipas radiator tersebut masuk kembali kemesin karena dihisap oleh pompa air.
Radiator dengan konstruksi terdiri dari:
a) Tangki atas
Berfungsi untuk menampung air panas dari mesin. Dilerngkapi dengan lubang
pengisian, pipa pembuangan dan saluran masuk dari mesin. Lubang pengisian
harus ditutup dengan tutup radiator. Pipa pembuangan untuk mengalirkan
kelebihan air dalam sistem pendinginan yang disebabkan oleh ekspansi panas dari
air keluar atau ke tangki reservoir. Saluran masuk ditempatkan pada ujung tangki
atas.

b) Inti radiator (radiator core)


Inti radiator berfungsi untuk membuang panas ke udara sekelilingnya. Inti radiator
terdiri dari pipa-pipa air untuk mengalirkan air dari tangki atas ke tangki bawah
dan sisrip-sirip pendingin untuk membuang panas air dalam pipa-pipa air. Udara
juga dialirkan diantara sirip-sirip pendingin agar pembuangan panas secepat
mungkin. Warna inti radiator dibuat hitam agar pepindahan panas radiasi dapat
terjadi sebesar mungkin. Besar kecilnya inti radiator tergantung pada kapasitas
mesin dan jumlah pipa-pipa air dan sisrip-siripnya
c) Tangki bawah
Tangki bawah berfungsi untuk menampung air yang telah didinginkan oleh inti
radiator dan selanjutnya disalurkan ke mesin melalui pompa. Pada tangki bawah
juga dipasangkan saluran air yang berhubungan dengan pompa air dan saluran
pembuangan untuk membuang air radiator pada saat pembersihannya.

2. Tutup Radiator

Gambar 2. Konstruksi tutup radiator


Berfungsi untuk menaikkan titik didih air pendingin dengan cara menahan
ekspansi air pada saat air menjadi panas sehingga tekanan air menjadi lebih tinggi
dari tekanan udara luar. Pada sistem pendinginan tertutup, berfungsi untuk
mempertahankan air pendingin dalam sistem meskipun dalam keadaan dingin atau
panas. Untuk maksud tersebut tutup radiator dilengkapi dengan katup pengatur
tekanan (relief valve) dan katup vakum (Gambar 3).

Gambar 3. Katup pengatur tekanan dan katup vakum

Cara kerja katup-katup pada tutup radiator adalah sebagai berikut:


Pada saat mesin dihidupkan suhu air pendingin bertahap naik dan
menyebabkan kenaikan volume air sehingga cenderung akan keluar dari saluran
pengisian radiator. Keluarnya air tersebut ditahan oleh katup pengatur tekanan
sehingga tekanan naik. Kenaikan tekanan tersebut menaikkan titik didih air yang
berarti mempertahankan air pendingin dalam sistem. Bila kenaikan suhu
sedemikian rupa akan menyebabkan kenaikan volume air yang berlebihan,
tekanan air akan melebihi tekanan yang diperlukan dalam sistem. Sehingga air
mendesak katup pengatur tekanan untuk membuka dan air akan keluar melalui
katup ini ke pipa pembuangan. Pada saat suhu air pendingin turun akan terjadi
penurunan volume, yang menyebabkan terjadinya kevakuman dalam sistem yang
selanjutnya akan membuka katup vakum sehingga dalam sistem tidak terjadi
kevakuman lagi (Gambar 3). Sistem yang menggunakan tangki reservoir,
kevakuman akan diisi oleh air sehingga air dalam sistem tetap terjaga (Gambar 4).
Bila sistem tidak menggunakan tangki reservoir maka yang masuk adalah udara.

Gambar 4. Radiator dengan tangki reservoir dan penutup (terbuka-tertutup)

3. Pompa Air
Berfungsi untuk mesirkulasikan air pendingin dengan perbedaan tekanan
antara saluran isap dengan saluran tekan pada pompa. Pompa air yang sering
digunakan adalah pompa sentrifugal. Pompa dikopel pada poros mesin dengan
perantaraan tali kipas (“V” belt) dan puli dengan perbandingan putaran antara
pompa air dengan mesin sekitar 0,9 sampai 1,3 agar dapat mengalirkan air
pendingin sesuai dengan operasi mesin (Gambar 5)

Gambar 5. Konstruksi pompa air: Poros, Impeller, dan Perapat/Seal

4. Kipas Pendingin
Berfungsi untuk mengalirkan udara pada inti radiator agar panas dapat
dipancarkan ke udara dengan mudah. Kipas pendingin digerakan mesin atau listrik.
Kipas pendingin biasa digerakkan oleh putaran puli poros engkol, poros kipas biasa
sama dengan poros pompa air sehingga putaran kipas sama dengan putaran pompa.

Gambar 6. Penggerak kipas dengan motor listrik

Pada kipas pendingin listrik digerakkan oleh motor listrik menghasilkan


efisiensi pendinginan yang lebih baik (terutama pada kecepatan rendah dan beban
berat) dan membantu pemanasan awal air pendingin yang lebih cepat, dan mampu
mengurangi suara berisik (Gambar 6).

Gambar 7. Sistim kelistrikan kipas pendingin

Cara kerja kipas pendingin listrik sebagai berikut:


Bila suhu air pendingin dibawah 83 ºC temperature switch ON dan relay
berhubungan dengan masa. Fan relay coil terbuka dan motor tidak bekerja. Bila
suhu air pendingin di atas 83 ºC, temperature switch akan OFF dan sirkuit relay ke
masa terputus. Fan relay tidak bekerja, maka kontak poin merapat dan kipas mulai
bekerja.

5. Katup Termostat
Berfungsi untuk menahan air pendingin bersirkulasi pada saat suhu mesin
rendah dan membuka saluran dari mesin ke radiator saat suhu mesin mencapai suhu
idealnya. Katup termostat biasanya dipasang pada saluran air keluar dari mesin ke
radiator agar lebih mudah untuk menutup saluran bila mesin dalan keadaan dingin
dan membuka saluran bila suhu mesin telah panas.
Gambar 8. Termostat tipe wax

Ada 2 tipe termostat, yaitu tipe bellow dan tipe wax. Kebanyakan termostat yang
digunakan adalah tipe wax. Di samping itu termostat tipe wax ada yang
menggunakan katup by pass dan tidak menggunakan katup by pass.

Cara kerja katup termostat adalah sebagai berikut:


Pada saat suhu air pendingin masih rendah katup tertutup atau saluran dari
mesin ke radiator terhalang oleh wax (lilin) yang belum memuai. Bila suhu air
pendingin naik sekitar 80 sampai dengan 90⁰ Celcius maka lilin akan memuai dan
menekan karet. Karet akan berubah bentuk dan menekan poros katup. Oleh karena
posisi poros tidak berubah maka karet yang sudah berubah tersebut akan membuka
(Gambar 9) .

Gambar 9. Katup termostat pada saat suhu 80-90 ºC

Gambar 10. Termostat dengan katup by pass

Untuk menghindari terjadinya tekanan air yang tinggi pada saat katup
termostat tertutup, pada saluran di bawah katup dilengkapi saluran menuju pompa
air yang disebut saluran pintas (by pass). Lihat gambar 10.
Gambar 11. Termostat dengan katup by pass pada saat dingin

Gambar 12. Termostat dengan katup by pass pada saat panas


Pengabdian kepada Masyarakat

MODUL (5) : PERAWATAN SISTIM PENDINGIN

Tempat : PT. Mitrasolusi Teknologi Mandiri, Cakung


Waktu : 08.00-16.00 Wib
Tanggal : 24 Juli 2020
PERAWATAN SISTIM SISTIM PENDINGIN DENGAN AIR

Diperlukannya sistem pendinginan pada mesin adalah agar mesin tidak


overheating karena mesin beroperasi optimal pada suhu operasi tertentu. Karena itu
sistim pendingin mesin diperlukan untuk membuang kelebihan panas mesin. Bila
terjadi overheating mesin akan berakibat kerusakan pada torak tidak dapat
bergerak/macet, viskositas minyak pelumas turun/tidak berfungsi. Sistim pendigin
mesin terdiri dari sistim pendingin dengan air dan sistim pendingin dengan udara.
Perbedaan sistem pendinginan udara dan air adalah pada fluida dan konstruksinya.
Sedangan persamaannya membuang panas pembakaran berasal dari ruang bakar.

1. Pemeliharaan/Pemeriksaan Radiator
Radiator berfungsi untuk mendinginkan air atau membuang panas air ke
udara melalui sirip-sirip pendinginnya. Cara kerjanya adalah membuang panas
secara konveksi dan radiasi. Radiator perlu dilakukan pemeriksaan untuk
memastikan mengalirnya air pendingin di dalam sirip yang sangat banyak. Ketika
suhu air pendingin turun terjadi kevakuman maka air dalam tangki reservoir akan
diisap kembali ke dalam radiator. Pemeriksaan radiator dilakukan dengan
mempertimbangkan: (a) kemungkinan pipa-pipa dan bagian yang disolder pada
tangki atas dan bawah dari kemungkinan bocor, (b) kemungkinan sirip dan inti
radiator yang menghambat saluran air (c) kemungkinan slang radiator yang rusak
atau keras (d) pemeriksaan katup pengatur pada tutup radiator dan katup vakum
dari kemungkinan pegasnya yang lemah atau dudukannya kurang rapat.
Diperlengkapi dengan tangki reservoir berfungsi untuk menampung air pendingin
ketika terjadi kenaikan tekanan air karean suhu tinggi dalam radiator sehingga air
akan meluap.
Pemeriksaan dan Perbaikan radiator dilakukan sebagai berikut:

Gambar 1. Bagian-bagian Radiator

a. Pemeriksaan pipa-pipa dan bagian yang disolder pada tangki atas dan bawah
dari kemungkinan bocor, kalau perlu diperbaiki atau diganti.
b. Periksa sirip dan inti radiator dan perbaiki sirip yang menghambat saluran
air dengan menggunakan obeng pipih (Gambar 2)

Gambar 2. Perbaikan Las-las an Radiator

c. Bila yang tersumbat dari intinya melebihi 20 persen sebaiknya radiator harus
diganti.
d. Periksalah slang radiator dan jika ternyata rusak atau keras harus diganti.
e. Periksalah katup pengatur pada tutup radiator dan katup vakum dari
kemungkinan pegasnya yang lemah atau dudukannya kurang rapat.
f. Jika katup membuka pada tekanan di bawah nilai spesifikasi atau ada
kerusakan lain maka tutup radiator harus diganti

2. Pemeliharaan/Pemeriksaan Pompa Air Pendingin

Gambar 3. Bagian-bagian Pompa

Pompa air berfungsi untuk menyirkulasikan air pendingin dengan jalan


membuat perbedaan tekanan antara saluran isap dengan saluran tekan pada
pompa. Pemeriksaan terhadap pompa air dari kemungkinan kotor, bocor dan aus.
Karena pompa bekerja menyirkulasikan air yang tidak boleh ada kebocoran dalam
sistim pompa. Untuk pemeriksaan pompa air dilakukan dengan membongkar,
membersihkan, mengganti seal-seal yang bocor, memastikan kerapatannya dan
merakit kembali. Untuk memahami pompa air dapat dilihat bagian-bagian pompa
air seperti gambar detail diatas.

Gambar 4. Pompa sirkulasi air pendingin

3. Pemeliharaan/Pemeriksaan Termostat

Katup termostat berfungsi untuk menahan air pendingin bersirkulasi pada


saat suhu mesin yang rendah dan membuka saluran dari mesin ke radiator pada
saat suhu mesin mencapai suhu idealnya. Katup termostat perlu diservis dari
kemungkinan tidak berfungsi secara baik. Pemeriksaan pada termostat untuk
menghindari kemungkinan tidak bekerjanya wax pada perubahan suhu air
pendingin.
Pemeriksaan/pemeliharaan pada termostat dilakukan dengan cara:
a. Membuka termostat dari sistem pendinginan,
b. Memeriksa termostat dengan cara: menaruh termostat pada tempat yang
berisi air (lihat gambar 5) .
c. Memastikan suhu saat pembukaan katup dengan jalan manaikkan suhu air
sedikit demi sedikit, termostat harus diganti bila ternyata terdapat kerusakan,
d. Mamasang kembali termostat pada sistem
Gambar 5. Pemeriksaan termostat

Tabel 1. Contoh spesifikasi Termostat


No. Umum Penggunaan Bag. dingin
Jenis Wax Wax
Suhu pembuka katup 74.5–78.50 C (166.0–1730 F 80–84 0C (176–183)0F
Suhu terbuka penuh 900C (1940F) 950C (2030 F)
Langkah katup (pd suhu terbuka penuh) 10 mm (0.39”) 10 mm (0.39”)

4. Pemeriksaan Tutup radiator

Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan titik didih air pendingin dengan
cara menahan tekanan ekspansi air pada saat temperature tinggi (tekanan air
menjadi lebih tinggi) dari tekanan udara luar. Tutup radiator perlu diservis dari
kemungkinan kebocoran perapatnya dari tekanan. Pemeriksaan tutup radiator
dilakukan dengan mempertimbangkan : (a) kemungkinan bagian sambungan
solder dari kemungkinan bocor, (b) pemeriksaan katup pengatur pada tutup
radiator dan katup vakum dari kemungkinan pegasnya yang lemah atau
dudukannya kurang rapat.

5. Kipas

Berfungsi untuk mengalirkan udara pada inti radiator agar panas yang
terdapat pada inti radiator dapat dipancarkan ke udara dengan mudah. Kipas
pendingin dapat berupa kipas pendingin biasa (yang digerakkan oleh mesin) dan
kipas pendingin listrik yang digerakkan oleh motor listrik. Kipas perlu diperiksa
secara teliti dari kemungkinan kotor dan porosnya yang aus. Periksa kondisi tali
kipasnya yang kemungkinan kendor atau mengeras yang umumnya dapat
mengakibatkan slip.

Anda mungkin juga menyukai