Anda di halaman 1dari 41

PERANCANGAN ULANG DAN ASSEMBLY

HYDRAULIC PUMP LOW POWER WHEEL LOADER LG 855 N

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Oleh:
LEO RIDHO YUWOKO
D 200 190 51

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alat berat adalah alat bantu yang memudahkan manusia untuk melakukan
pekerjaan – pekerjaan berat menjadi ringan dan efisien.Alat berat biasanya
digunakan pada pertambangan ,pembangunan kota,kehutanan,kegiatan konstruksi
dan lain – lain dengan skala besar. Salah satu contohnya adalah wheel loader.wheel
loader adalah tractor dengan roda karet yang dilengkapi dengan sebuah
perlengkapan kerja yaitu bucket yang berfungsi untuk, membawa (carrying), dan
memuat (loading). Wheel loader sangat efisien digunakan di tempat kering, rata,
dan kokoh, terutama jika dituntut agar kerusakan landasan minimal dengan
mobilitas kerja tinggi.
Seiring dengan perkembangan zaman, dunia saat ini juga telah mengalami
perkembangan yang pesat, ini dapat dilihat pada industri yang bergerak dibidang
pertambangan, perkebunan sawit, pertanian, pengolahan kayu, pembukaan lahan dan
pembuatan jalan dimana Sebagian besar dikerjakan dengan menggunakan alat-alat
berat diantaranya adalah wheel loader.
Wheel Loader adalah salah satu alat berat yang memiliki kegunaan untuk
membawa (carrying) dan memuat (loading) material ke dalam dump truck atau dapat
digunakan untuk memindahkan material dari satu tempat ke tempat yang lain.
Berbeda dengan Bulldozer yang menggunakan under carriage yang cocok untuk
digunakan pada medan yang kasar wheel loader ini menggunakan roda karet yang
membuat wheel loader dapat digunakan diarea kerja yang halus dan berbatu.
Perancangan hydraulic pump ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan
efisiensi operasional wheel loader LG 855 N, serta memastikan bahwa pompa
hidrolik dapat berkontribusi positif terhadap keberlanjutan, keselamatan, dan
kehandalan mesin.
Dari sekian banyak pekerjaan yang dilakukan pada wheel loader tak lepas dari
perancangan hydraulic pump ini untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi operasional
wheel loader LG 855 N, serta memastikan bahwa pompa hidrolik dapat berkontribusi
positif terhadap keberlanjutan, keselamatan, dan kehandalan mesin yang terjadi pada
system hydraulic yang meliputi: hydraulic tank, hydraulic pump, control valve, actuator
dan filter pada tugas akhir ini penulis akan membahas perancangan hydraulic pump whell
loader LG 855 N. Berdasarkan hal tersebut, hal ini menarik untuk dibahas permasalahan

2
tersebut pada tugas akhir kali ini dengan judul “Perancangan Ulang Dan Assembly
Hydraulic Pump Low Power Wheel Loader Lg 855 N
1.2 Rumusan Masalah
Dalam kasus hydraulic pump yang terjadi terhadap wheel loader biasanya
dapat disebabkan oleh beberapa komponen seperti idler, drive shaft, casing, hydraulic
gear pump, tutup hydraulic pump, gear hydraulic pump, casing hydraulic pump, case
seal hydraulic pump, hydraulic pump eplode, hydraulic pump explodev pada
kesempatan kali ini penulis menemukan masalah yaitu perancangan Hydraulic Pump.
Maka dari itu pada kasus kali ini penulis tertarik untuk meneliti terkait merancang
kembali assembly pada hydraulic pump dan menganalisa kerusakan pada hydraulic
pump.

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan ini tentang permasalahan di atas pada Wheel Loader
LG 855 N antara lain:
1. Mengetahui perancangan kembali pada hydraulic pump wheel loader LG 855N
2. Mengetahui jenis komponen pada hydraulic pump wheel loader LG 855N
3. Bagaimana cara mendesain ulang pada hydraulic pump wheel loader LG 855N

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah diambil dalam penulisan ini agar terfokus dalam satu
permasalahan dengan tujuan menghindari penyajian yang menyimpang dari karya tulis
ini yaitu :
1. Menganalisa perancangan sistem hydraulic pump wheel loader 855 N.
2. Komponen yang dibahas adalah sistem hydraulic pump pada unit Wheel Loader
LG 855 N.
3. Proses assembly hydraulic pump pada unit wheel loader LG 855 N.
1.5 Sumber data
1. Library Resreach (pengambilan data melalui literatur) dengan buku pendukung
yaitu Parts Book, shop manual, jurnal dan lain-lain
2. On The Job Training (pengamatan lapangan), pengamatan ini dilakukan di PT.
Mitra Teknindo Sejati pada 12 Juni 2023 sampai dengan 13 September 2023
untuk mengambil data dilapangan dengan cara :
a. Wawancara, wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab bersama para
mekanik yang berada di PT. Mitra Teknindo Sejati
3
b. Assembly pembongkaran dan pengamatan secara langsung guna mengetahui
komponen hydraulic bucket yang terjadi
a. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan ini maka, penulisan disusun secara
sistematis dimana isi dari seluruh pembahasan dibagi menjadi lima bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, Batasan
masalah, sumber data dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini membahas pengertian atau gambaran umum tentang wheel loader,
sistem hydraulic pump dan bagian dari komponen hydraulic pump wheel
loader LG 855 N.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang Langkah pemeriksaan awal komponen sistem
hydraulic pump dan menganalisa kemungkinan penyebab terjadinya
kerusakan pada unit Wheel Loader LG 855 N.
BAB IV ASSEMBLY
Bab ini berisikan tentang perancangan dan mendesain ulang perakitan pada
sistem hydraulic pump Whell Loader LG 855 N.
BAB V PENUTUP
Bab ini membahas tentang Perancangan Hydraulic Pump Whell Loader LG
855 N.

4
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Wheel Loader


Wheel Loader adalah tractor dengan roda karet yang dilengkapi bucket.
Effisien untuk daerah kerja kering rata dan kokoh karena memiliki mobilitasyang
tinggi. Wheel Loader juga bergerak dengan articulated yang memberikan ruang
gerak fleksibel yang tidak bisa dilakukan oleh crawler loader. Wheel Loader
merupakan alat yang dipergunakan untuk pemuatan material kepada dump truck dan
sebagainya. Dengan kendaraan serta bantuan dari bucketnya ini maka pekerjaan
memindahkan material dari satu tempat ketempat lain secara mudah dan lebih efisien
waktu. (Shop Manual Wheel Loader, 2000) Dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Wheel loader LG 855 N

Steering System yang dimiliki pada wheel loader menggunakan system


articulated sehingga dapat memberikan ruang gerak yang fleksibel saat berbelok
dibandingkan dengan crawler loader. Perbedaan antara crawler loader dan wheel
loader yaitu pada penggunaan landasan kerjanya dimana crawler loader sangat tepat
digunakan di medan kerja tanah berlumpur karena memiliki sistem undercarriage
dengan roda rantai (trackshoe) yang memiliki daya cengkram kuat, sementara wheel
loader hanya dapat melaukan pekerjaan di medan yang datar, padat dan kering. Wheel
loader memiliki sistem yang dimana berkat adanya system tersebut wheel loader
dapat digerakkan dengan leluasa oleh operator, dan system tersebut yaitu power train.

5
2.2 Power Train
Sistem pemindah tenaga atau sering disebut power train system adalah suatu
rangkaian komponen penyalur tenaga dari engine sampai final drive sehingga unit
tersebut dapat berjalan maju mapun mundur sesuai dengan keinginan dari operator.
Dapat dilihat pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Konstruksi power train wheel loader LG 855 N

Berdasarkan prinsip kerjanya power train dibagi menjadi 3 jenis yaitu:


1 Penggerak Mekanis (Mechanical Drive)
Power train dengan penggerak mekanikal dapat digolongkan sebagai power
train yang menggunakan gear untuk memodifikasi gerakan dan variasi
kecepatan, Menggunakan chain dan sprocket, Power train yang menggunakan
gesekan untuk menghasilkan gerakan, Power train yang menggunakan belt untuk
menghasilkan gerakan. Clutch merupakan komponen yang berfungsi sebagai
penerus tenaga dari engine ke transmission
2 Penggerak Hidrostatis (Hydrostatic Drive)
Pada dasarnya, sistem hidrolik adalah sebuah rangkaian komponen yang
memanfaatkan zat cair (fluida) untuk menghasilkan energi mekanis pada mesin.
Sistem hidrolik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan daya
dengan menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh
daya yang lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan. Fluida diubah tekanannya

6
oleh pompa hidrolik yang kemudian diteruskan ke komponen silinder kerja
melalui pipa-pipa saluran dan katup-katup. Oleh sebab itu, tercipta gerakan
translasi batang piston dari silinder kerja yang diakibatkan oleh tekanan fluida
pada ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak maju dan mundur.
3 Penggerak Elektrik (Electric Drive)
Pada dasarnya system elektrik adalah sebuah rangkaian komponen yang
memnafaatkan energi listrik untuk menghasilkan energi mekanik. Sistem elektrik
merupakan suatu bentuk pemindahan tenaga dimana listrik menjadi hal utama
dalam system ini akan tetapi system ini lebih sering digunakan pada kendaraan
ringan seperti motor listrik dan juga mobil listrik.
Pada Wheel Loader LG 855 N sendiri menggunakan system penggerak
hidrostatis (Hydrostatic Drive). Susunan dari system power train Wheel Loader
LG 855 N ini adalah sebagai berikut :
a. Engine
Engine adalah suatu alat yang dapat mengubah energi menjadi gerak. Alat
yang dapat mengubah panas yang dihasilkan bahan bakar menjadi energi garak`,
dan engine ini adalah komponen utama dalam sistem power train dan juga
sumber tenaga utama dalam sebuah kendaraan terutama wheel loader. Dapat
dilihat pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Engine Wheel Loader LG 855 N

7
Fungsi utama dari engine sendiri adalah untuk menghasilkan tenaga yang
nantinya akan dikonversi oleh transmisi dan diteruskan ke penggerak akhir atau
final drive, cara kerja engine ini yaitu mengabutkan bahan bakar dalam ruang
bakar lalu bahan bakar tersebut diberi percikan oleh busi yang akan membuat
ledakan dan membuat piston yang ada dalam ruang bakar dapat berputar dan
siklus tersebut terjadi secara terus menerus selama engine dalam kondisi hidup.
Pada wheel loader sebelum putaran engine diteruskan ke transmisi, putaran
engine memiliki peran untuk menggerakkan torque converter terlebih dahulu.
b. Torque converter
Torque Converter adalah suatu komponen power train yang bekerja
secara hidrolis atau memanfaatkan tenaga kinetis oli hidrolik dimana torque
converter diantara engine dan transmisi. Cara kerja torque converter adalah
merubah tenaga mekanis dari engine menjadi kinetis (oil flow) dengan bantuan
pump dan merubahnya Kembali menjadi energi mekanis pada shaft output yang
menuju ke transmisi dengan bantuan turbin.
Dalam torque converter, impeller yang juga berfungsi sebagai pump
menerima oli dari transmission case, yang disuplai oleh oil pump melalui
transmission control valve, dimana pressure yang akan masuk ke troque
converter sebagian akan bocor melalui seal ring yang kemudian akan berfungsi
untuk melumasi bearing dan akhirnya akan jatuh ke torque converter case.
Selamjtnya oli yang jatuh di torque converter dihisap Kembali oleh scavenging
pump menuju ke transmission oil case. Konstruksi dari torque converter dapat
dilihat pada gambar 2.4 berikut :

Gambar 2.4 Torque Converter Wheel Loader LG 855 N

8
Setelah putaran engine digunakan untuk menggerakkan torque converter
lalu putaran engine masuk pada komponen transmisi dimana pada komponen ini
putaran engine dikonversi dan diteruskan ke penggerak akhir atau final drive.

c. Transmission
Transmisi adalah bagian dari komponen power train yang berfungsi
untuk mengatur kecepatan gerak, torsi, serta arah gerak maju atau mundur pada
unit. Pada alat berat transmisi terbagi menjadi tiga jenis yaitu :
1 Direc drive transmission
Direct drive transmission adalah transmisi yang menggunakan
flywheel clutch (plat kopling) sebagai media penghubung dan pemutus antara
engine dengan transmisi. Clutch ini dioperasikan secara manual. Flywheel
Clutch berguna pada saat awal mesin bergerak dan pada saat perpindahan
gigi (gear shifting).
Transmission ini dipergunakan pada alat berat yang digunakan di
medan kerja yang relative rata, tidak sering mengubah kecepatan ataupun
arah dan beban kerja yang relative ringan, Contohnya pada tractor pertanian,
motor grader dan sebagainya.
Berdasarkan cara kerjanya Direct Drive Transmission masih dibagi
menjadi tiga macam yaitu ; Sliding gear, Constant mesh dan Synchromesh
type.
 Sliding Gear
Merupakan pengatur kecepatan dan arah kerja dengan cara
memindahkan spur gear yang dilakukan oleh fork agar diperoleh
kecepatan ataupun arah yang dikehendaki. Transmissi tipe sliding gear
dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut :

9
Gambar 2.5 Sliding Gear

 Constant Mesh
Pada Constant Mesh Type roda percepatan pada pasangan
(counter gear), agar terjadi perpindahan tenaga percepatan atau arah
putaran maka yang dipindahkan adalah Constant Mesh. Constant Mesh
berfungsi sama seperti Sliding Gear di atas, sedangkan perbedaannya
yang dipindahkan adalah sliding collar. Transmisi tipe constant mesh
dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut :

Gambar 2.6 Constant Mesh

 Synchromesh Type
Synchromesh Transmission pada dasarnya sama dengan Constant
Mesh dengan tambahan synchronizer. Synchronizer digunakan pada
semua manual transmisi dan mesin lain ketika perpindahan gigi.
Transmisi Synchromesh type dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut :

10
Gambar 2.7 Synchromesh Type

Synchromesh transmission merupakan komponen dalam gearbox


transmission yang berfungsi untuk membantu dalam melakukan proses
perpindahan kecepatan (gear shifting), apabila dibandingkan dengan
sliding gear transmission dan constant mesh transmission, synchromesh
transmission mempunyai keuntungan yaitu dapat memindahkan
kecepatan tanpa harus berhenti terlebih dahulu.
2 Power Shift Transmission
Power shift transmission adalah transmisi yang menggunakan clutch
fluida dimana perpindahan giginya langsung tanpa harus memutuskan
hubungan antara mesin dengan transmisi. Hal ini mempermudah pada saat
pengoperasiannya. Transmission ini dioperasikan pada mesin yang sering
mengubah kecepatan dan arah maju mudurnya serta beban kerja yang
relative berubah-ubah dan berat. Adapun jenis power shift transmission
adalah planetary gear set dan counter shaft disebut juga torqflow
transmission.
 Planetary gear set
Planetary gear system terdiri dari empat elemen yaitu : sun gear,
carier, ring gear, planetary gear. Apabila dua elemen diputar sedangkan
yang satu ditaha, maka akan menghasilkan putaran bervariasi pada
putaran elemen output, kecepatan bertambah, berkurang, maju, atau
mundur.
Planetary gear set melakukan pengaturan kecepatan dan arah
kerja dengan cara meng-enganged-kan disc dan plate sehingga salah
satu dari komponen planetary gear set meneruskan tenaga ke output

11
shaft dari transmission.
Planetary power shift transmission terdiri dari beberapa pasang
planetary gear dimana komponen tersebut berfungsi untuk merubah
arah putaran input, dan merubah kecepatan. Komponen yang berfungsi
untuk menahan pada planetary gear set tersebut adalah clutch (piston,
disc dan plate). Terdapat dua macam planetary gear system yaitu : single
pinion type dan double pinion type. Dapat dilihat pada gambar 2.8

Gambar 2.8 Planetary gear type

 Counter shaft
Counter shaft menggunakan constant mesh seperti pada direct
drive tetapi pada jenis ini menggunakan clutch pack. Transmission jenis
ini biasanya digunakan pada mechine backhoe loader. Keuntungan
transmisi jenis ini menggunakan sedikit spare part sehingga ringan.
Dapat dilihat pada gambar 2.9

12
Gambar 2.9 Counter Shaft Type

 Hydrostatic transmission
Hydrostatic transmission adalah transmission yang mentransfer
tenaga dengan menggunakan hydraulic system. Keuntungannya adalah
control kecepatannya secara variable, pemanfaatan horse power dari
engine sangat maksimal kesesuaian maksimal antara drawbar pull dan
travel speed counter rotation control (perputaran track berlawanan arah
saat berbelok), cocok untuk alat berat dengan minimum travel. Dapat
dilihat pada gambar 2.10

Gambar 2.0 Hydrostatic Transmission

Pada transmisi wheel loader LG 855 N menggunakan system planetary


gear yang akan dibahas lebih rinci pada sub bab berikut.

13
d. Final Drive
Final Drive atau yang biasa disebut dengan penggerak akhir merupakan
sebuah komponen power train yang fungsinya merupakan penggerak akhir yang
menuju roda atau track. Fungsi lain final drive pada alat berat yaitu melipat
gandakan torsi yang paling akhir. Pada final drive terdapat susunan roda gigi
berupa satu set roda gigi lurus atau satu set roda gigi planet (planetary gear).
Dapat dilihat pada gambar 2.11 berikut ini

Gambar 2.11 Final Drive Wheel Loader LG 855 N

Pada kasus kali ini kita akan berfokus terhadap Transmisi beserta jenis-jenisnya dan
juga komponen transmisi yang akan dibahas pada sub bab berikutnya.

14
2.3 Bagian Wheel Loader LG 855 N
BUCKET

CABIN

TRANSMISSION
ENGINE

LIFT ARM

LIFT CYLINDER

CONTROL VALVE

TIRE
HYDRAULIC PUMPCOUNTER WEIGHT

Gambar 2.17 Bagian – Bagian Wheel Loader

a. Cab (kabin) adalah area tempat operator mengoperasikan alat berat.


b. Lift Arm terletak pada bagian depan wheel loader yang berfungsi untuk
menyangga dan menggerakan bucket dengan sistem hidrolik.
c. Lift Cylinder adalah bagian yang menggerakan lift arm.
d. Bucket berada pada ujung lift arm, yang berfungsi sebagai wadah
material yang diangkut atau untuk melakukan penggalian.
e. Hydraulic pump adalah untuk memindahkan fluida hidrolik dari satu tempat
ke tempat lain dengan cara menambahkan energi pada fluida tersebut
f. Transmission adalah mengatur dan mentransmisikan daya dari mesin ke roda-
roda penggerak pada wheel loader
g. Tire merupakan ban/roda yang menopang bagian depan dan belakang
wheel loader.
h. Counter Weight merupakan bagian dari wheel loader yang fungsinya
menyeimbangkan beban yang diangkat dengan wheel loader itu sendiri
yang letaknya berada di belakang yang berlawanan dengan bucket
sehingga kestabilan wheel loader terjaga.

15
i. Engine merupakan penggerak awal dari wheel loader.
j. Control valve adalah perangkat mekanis atau elektrik yang digunakan
dalam sistem kontrol untuk mengatur aliran fluida atau gas

2.4 Sistem Hydraulic Wheel Loader


Sistem diartikan sebagai rangkaian aktivitas yang lengkap ataupun
beberapa operasional yang membuat sebuah siklus kerja. Dalam sistem
hidrolik terdiri dari komponen hidrolik seperti hydraulic tank, pompa
hydraulic, control valve, cylinder hydraulic, dan sebuah pemipaan yang
mengalirkan oli bertekanan. Adapun oli yang digunakan biasanya memiliki
spesifikasi SAE 10 yang artinya fluida itu memiliki tingkat kekentalan dan
tahan terhadap suhu sampai 1000°F. Dapat dilihat pada gambar 2.18

Gambar 2.18 Sistem Hydraulic Wheel Loader


( Sumber : https://arparts.id/cara-kerja-system-hydraulic-pada-alat-berat/ )

1. Tanki hidrolik (hydraulic tank) berfungsi sebagai tempat penampungan


oli dan system. Selain itu juga berfungsi sebagai pendingin oli yang
kembali, dan didapati bahwa beberapa unit alat berat juga menggunakan
tangki hidrolik sebagai dudukan control valve.
2. Pompa hidrolik (hydraulic pump) berfungsi sebagai pemindah oli dari
tangka kedalam system, dan bersama komponen lain menimbulkan
tenaga hidrolik (hydraulic pressure).

16
3. Filter oli pada sistem hidrolik berfungsi sebagai penyaring kotoran yang
terkandung pada oil flow dengan tujuan agar kotoran tersebut tidak ikut
bersirkulasi dalam system.
4. Control valve digunakan untuk mengarahkan arah aliran oli, mengatur
jumlah aliran oli dan membatasi ukuran oli dalam system.
5. Actuator (hydraulic cylinder) berfungsi sebagai pengubah tenaga
hidrolik menjadi tenaga mekanik.
6. Pressure control valve digunakan untuk membatasi tekanan maksimum
yang diizinkan sistem hidrolik, hal tersebut bertujuan agar sistem tidak
rusak akibat over pressure.
7. Cooler berfungsi untuk mendinginkan fluida, fluida yang telah
digunakan (diberi tekanan tinggi) suhunya akan meningkat. Fluida
dengan temperatur tinggi ini akan mengalami penurunan kualitas, serta
beresiko merusak komponen lain.

2.4.1 Mekanisme Kerja


Tenaga penggerak utama hydraulic wheel loader adalah mesin diesel
yang merubah energi mekanik menjadi energi hydraulic, pompa yang
terhubung dengan engine akan mengalirkan fluida menuju control valve
yang kemudian akan didistribusikan sesuai perintah dari control lever.
Berikut inimekanisme kerja sistem hydraulic pada wheel loader :
1. Mesin diesel memutar pompa, kemudian mengalirkan fluida dari tangki
menuju control valve.
2. Pompa hydraulic akan mengubah energi mekanik menjadi energi
hydraulic dalam bentuk aliran dan tekanan.
3. Control valve akan mengalihkan energi hydraulic dengan cara
mengendalikan aliran fluida dan arahnya.
4. Fluida mengalir di dalam pipa atau selang untuk meneruskan tenaga
menuju masing-masing komponen, kemudian kembalimenuju tangki. Di
sini berlaku hukum pascal: “Dalam sebuah ruangan tertutup, tekanan
yang bekerja pada fluida akan merambat ke semua arah secara merata
(sama besar)”. Besarnya tekanan dalam fluida adalah gaya (F) dibagi luas
bidang tekanan (A).
5. Komponen-komponen yang mendapat distribusi fluida dan pompa adalah

17
tilt cylinder, arm cylinder, steering cylinder, swing motor, dan travel
motor.
6. Begitu mendapat fluida, bagian-bagian yang termasuk actuator ini
mengubah energi hidrolik menjadi energi mekanis dalam bentuk Gerakan
linear dan putaran, untuk melakukan fungsi masing-masing.

2.4.2 Jenis – jenis Hydraulic System


Saat ini ada 2 jenis hydraulic system yang dikembangkan untuk
dipakai di alat berat :

2.4.3 Open Center System


Dalam system tersebut bila control valve dalam keadaannetral maka
aliran oli yang disuplai oleh pompa langsung di kembalikan ke tangka
hidrolik. Pada saat kondisi tersebut flownya maksimum sedangkan
pressurenya nol. Terlihat pada gambar 2.19

Gambar 2.19 Skema Open Center System


( Sumber : Buku Modul Hydraulic System )
2.4.4 Close Center System
Bila control valve dalam keadaan netral maka saluran dari pompa tertutup.
Dengan demikian maka tekanan antara pompa dan control valve akan naik
sampai batas tertentu, kemudian pompa berhenti menyuplai oli kesistem.
Jadi bila control valve netral (tertutup di tengah) maka pompa akan netral
(tidak menyuplai oli). Pada keadaan lain akan sama kejadiannya bila control
valve digerakkan dan piston bergerak sampai akhir langkah hidrolik
silinder. Dengan demikian tekanan pada system akan naik dan bila sudah

18
mencapai batas yang sudah di tentukan maka suplai pompa dikurangi atau
dihentikan untuk menjaga tekanan dalam system agar tetap pada tekanan
maksimum sistem. Terlihat pada gambar 2.20

Gambar 2.20 Skema Close Center System

2.5 Pompa Hydraulic


Pompa adalah suatu peralatan mekanis yang digunakan untuk
memindahkan fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain, melalui suatu
media pipa dengan cara menambahkan energi pada fluida cair tersebut secara
terus menerus. Pompa hydraulic berfungsi untuk menghasilkan tekanan dan
aliran tertentu pada suatu sistem hydraulic dengan merubah energi mekanik
dari engine menjadi energi kinetik.

Salah satu jenis pompa yang ada dalam sistem hydraulic adalah pompa
roda gigi, yang merupakan salah satu pompa pindahan positif yang paling
umum digunakan, hal ini karena dimensi yang dimiliki oleh pompa inirelative
kecil dan pengoperasiannya yang sederhana. Pompa ini bekerjadengan cara
sejumlah fluida masuk pada sisi isap ke dalam rongga-rongga roda gigi
kemudian dipindahkan ke sisi tekan. Pada daerah ini fluida dicengkram dan
didesak keluar pompa, besarnya kapasitas fluida yang terpompa tergantung
dari besarnya rongga-rongga gigi pada pompa tersebut. Gear pump dibagi
menjadi dua, yaitu internal gear pump dan eksternal gearpump.

1) Internal Gear Pump


Pompa ini menggunakan dua roda gigi sebagai penggerak fluida kerja
di dalam casing pompa. Satu roda gigi menjadi penggerak dan yang lainnya
menjadi yang digerakkan. Roda gigi penggerak berada di dalam roda gigi
yang digerakkan. Berikut adalah proses dimana fluida kerja dipompa oleh

19
pompa roda gigi internal ini. Dapat dilihat pada gambar 2.21

Gambar 2.21 Prinsip Kerja Internal Gear Pump


Terlihat bahwa fluida kerja masuk melalui inlet pompa menuju sela-
sela roda gigi luar yang diputar oleh roda gigi dalam. Fluida tersebut
bergerak menuju sisi outlet akibat dorongan dari roda gigi luar. Selanjutnya
roda gigi dalam masuk ke sela-sela roda

gigi luar sehingga mendorong fluida kerja untuk keluar ke sisi


outlet pompa.

2) External Gear Pump


Pompa roda gigi external ini juga menggunakan dua roda gigi
sebagai komponen utamanya. Yang membedakan adalah kedua roda
gigi berada pada posisi yang sejajar, dan roda gigi penggerak tidak
berada di dalam roda gigi yang digerakkan. Dapatdilihat pada gambar
2.22

LOW flRESSURE
Outlet
Inlet

HIGH flRESSUR
ExĞernal fiear Pump

Gambar 2.22 Prinsip Kerja External Gear pump

20
Gear pump bekerja dengan cara mengalirkan fluida melalui
celah-celah antara gigi dengan dinding. Kemudian fluida dikeluarkan
melalui saluran outlet karena sifat pasangan roda gigi yang selalu
memiliki titik kontak. Suatu pasangan roda gigi secaraideal akan selalu
memiliki satu titik kontak dengan pasangannya meskipun roda gigi
tersebut berputar. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh mekanisme gear
pump untuk mengalirkan fluida.Dengan kata lain, secara ideal fluida
tidak akan masuk melalui titikkontak pasangan roda gigi tersebut.

Jika jumlah gigi semakin sedikit maka volume fluida yang


dialirkan semakin besar karena rongga antara roda gigi dengan dinding
semakin besar pula. Untuk meningkatkan flowrate dapat dilakukan
juga dengan meningkatkan rpm dari roda gigi tersebut.

Pompa jenis ini tidak memerlukan katup/valve seperti pada


reciprocating pump sehingga loss dapat berkurang.

3) Piston Pump
Piston pump sering dipakai pada sistem hidrolik modern,
dimana digunakan kecepatan tinggi (high speed) dan tekanan tinggi
(high pressure). Pomp aini menggunakan piston untuk menghisap
fluida dari lubang suction dan mendorong fluida keluar melalui
lubang discharge. Dapat dilihat pada gambar 2.23

Gambar 2.23 Piston Pump


( Sumber : https://www.michael-smith-engineers.co.uk )

21
Untuk mengetahui Dp (Displacement Pump) yaitu jumlah
fluida yang dapat dipindahkan dalam satu kali putaran (n), debit
pompa adalah penjumlahan masing-masing komponen sistem
hidrolik yaitu pada silinder dan motor hidrolik. (Triono, 2006)
Maka dapat dicari dengan persamaan berikut :

Dp = Q / ηvoln

Dimana :
Dp = Displacement Pump (cm3)
Q = Debit aliran pada pompa (cm3 / menit)
ηvol = Efisiensi volumetris (%)
n = Jumlah putaran (rpm)

Besarnya daya pompa secara teoritis yang diperlukan untuk


mensirkulasikan fluida kesegala bagian dapat dihitung dengan
persamaan :

P.Q
Dp =
600

2.6 Cylinder Hydraulic


Komponen ini berfungsi merubah energi fluida menjadi gerakan linier,
hal ini dilakukan dengan cara mengarahkan fluida yang memiliki energi
menuju cylinder hydraulic, sehingga akan timbul sebuah gaya yang akan
memindahkan beban. Gaya yang dihasilkan akan berbanding lurus dengan
tekanan dan luasan piston.

Sama halnya dengan pompa, cylinder hydraulic ini juga memiliki


berbagai macam jenis dan fungsi, berikut ini merupakan pengelompokan dari
cylinder hydraulic. Dapat dilihat pada gambar 2.24

22
Gambar 2.24 Cylinder Hydraulic
(Sumber : www.gghyd.com/cylinders.html)

2.8.1 Komponen Hydraulic Pump


1. Seal center bearing
Seal center bearing berfungsi untuk mencegah kebocoran fluida
hidrolik di sepanjang poros. Dapat dilihat pada gambar 2.25

Seal center
bearing

Gambar 2.25 seal center bearing


2. Housing
Housing merupakan bagian luar pompa yang menyelubungi rotor
dan mengarahkan aliran fluida hidrolik. Dapat dilihat pada
gambar 2.26

Gambar 2.26 housing

23
3. Snap ring
Snap ring merupakan komponen yang berfungsi untuk menahan
atau menstabilkan suatu bagian tertentu dalam posisi yang
diinginkan. Dapat dilihat pada gambar 2.26

Gambar 2.26 Snap ring

4. Drive gear
Drive gear merupakan komponen yang berfungsi untuk
mengubah energi mekanis menjadi energi hidrolik Dapat dilihat
pada gambar 2.27
.

Gambar 2.27 drive gear

5. Idlear gear
Idler gear merupakan komponen yang berfungsi sebagai
mengoptimalkan distribusi beban, atau memastikan gerakan yang
lebih stabil. Dapat dilihat pada gambar 2.28

Gambar 2.28 idlear gear

24
6. Pressaure plate : untuk menekan serta menahan tekanan yang di
akibat kan dari berputarnya drive gear. Dapat dilihat pada gambar
2.29

Gambar 2.29 Pressaure plate

7. O-ring dan Seal


O-ring dan seal berfungsi sebagai media yang mengalami kontak
langsung dengan dinding silinder. O-ring dan seal merupakan
perantara antara dinding silinder dengan piston hidrolik. Dapat
dilihat pada gambar 2.28

Gambar 2.28 O-ring dan Seal

2.9 Filter Oli


Fungsi filter oli adalah menyaring kotoran yang terkandung didalam oli
agar tidak ikut bersirkulasi ke dalam sistem. Pada oil filter assy dilengkapi
dengan by pass valve yang berguna untuk memberikan jalan lain (safety) bila
filter buntu/tersumbat. Selain itu pada unit-unit tertentu, ada juga yang
dilengkapi dengan indicator filter. Bila by pass valve bekerja karena filter
buntu/tersumbat, indicator akan memberikan tanda agar oil filter segera

25
dibersihkan atau diganti dengan yang baru. Dapat dilihat pada gambar 2.29

Gambar 2.29 Hydraulic Oil Filter


(Sumber : http://smkteknikalatberat.blogspot.com/)

2.10 Fluida Hydraulic


Fungsi utama fluida hydraulic adalah mentransfer daya yang diperoleh
oleh pompa ke system, fluida dari reservoir ini dialirkan oleh pompa ke katup
dan dari katup ini pengaturan dilakukan, fluida akan mengalir kedalam
actuator untuk melakukan gaya dan kerja yang terbebani oleh system,
selanjutnya fluida ini akan kembali ke reservoir. Biasanya fluida yang sering
digunakan untuk system adalah minyak petroleum, glikol, fluida sintetis,
emulsi. Fluida-fluida ini harus memiliki kondisi-kondisi yang dapat

mendukung system hidrolik, beberapa kondisi yang harus dimiliki oleh fluida
antara lain, viskositas, indeks viskositas, foaming, kekuatan film,
demulsifitas, ketahanan terhadap oksidasi, pour point.

Viskositas, faktor ini menentukan kekuatan aliran fluida pada suhu


tertentu, viskositas yang tinggi akan menyebabkan fluida sulit mengalir,
sedangkan viskositas yang rendah akan memudahkan fluida untuk mengalir
(encer) sehingga akan dapat mengalir pada tempat yang sempit. Indeks
viskositas adalah kecepatan perubahan viskositas terhadap perubahan

26
temperature. Foaming adalah timbulnya gelembung pada minyak akibat
masuknya udara dalam minyak, karena adanya kebocoran pada bagian isap
system. Kekuatan film adalah kemampuan minyak untuk membentuk lapisan
film yang mampu untuk mendukung beban dan mencegah terjadinya kontak
langsung pada permukaan yang bergesekan sehingga mengurangi keausan.
Standar kekentalan hydraulic oil adalah ISO-VG (International Standards
Organization Viscosity Grade). Untuk hydraulic oil yang sering digunakan
pada sistem hidrolis wheel loader yaitu hydraulic oil ISO-VG

27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Perakitan


Adapun beberapa langkah pada proses pemeriksaan pada hydraulic
bucket ditunjukan seperti pada gambar 3.1

Mulai

Mempersiapkan alat dan bahan

Memasang Preassure plate


pada housing

Memasang drive gear dan idler


gear pada housing

Memasang Preassure Plate


Bagian Atas

Memasang cylinder head pada


tabung cylinder

Memasang center
bearing plate

Memasang flange

Mengencangkan Baut Pada


Hydraulic Pump

Menaikan Hydraulic Pump

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Perakitan

28
3.2 Lokasi Penelitian
PT. Mitra Teknindo Sejati (Workshop Tangerang) beralamat di Kawasan Industri
Millennium Blok P2 No.3 Jl. Pemda Tigaraksa Kel. Matagara Kec. Tigaraksa Kab.
Tangerang-Banten

3.3 Alat dan Bahan

3.3.1 Alat
Alat yang di gunakan dalam penelitian antara lain
a. Tool Set yaitu berupa seperangkat alat yang digunakan
untukkeperluan bongkar pasang sepeda motor ketika pengujian
dilakukan.Tool Set yang digunakan pada saat pengujian

ditunjukkan oleh Gambar 3.2 berikut.

Gambar 3.2 Tool set

3.3.2 Bahan

1. Hydraulic pump

Hydraulic pump adalah komponen dalam sistem hidrolik yang digunakan


untuk menggerakkan berbagai fungsi dan sistem pada wheel loader. Dapat
dilihat pada gambar 3.3

29
Gambar 3.3 hydraulic pump

2. Wheel loader LG 855 N

Wheel loader LG 855 N digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk


melakukan pengujian dapat dilihat di gambar 3.4 beserta spesifikasinya.
Dapat dilihat pada gambar 3.4

Gambar 3.4 Wheel loader LG 855 N

Dalam pengujian ini menggunakaan kendaran Wheel loader LG 855 N


dengan spesifikasi sebagai berikut :

a. Berat :16,8 ton

b. Ban standar : 23.5-25 L-3 16PR TT

c. Lebar ember :3m


30
d. Kapasitas ember :3m³

e. Kapasitas ember min. : 3m³

f. Modus kemudi : KL

g. Panjang transportasi : 8,015m

h. Lebar transportasi :3m

i. Ketinggian transportasi : 3,38 m

j. Kecepatan perjalanan : 36 km/jam

k. Maks. tinggi pelepasan : 3,062 m

l. Kekuatan angkat : 155 kN

m. Seri model : LG

n. Pabrikan mesin. : Weichai

o. Jenis mesin : WD10G220E21

p. Tenaga mesin : 162kW

q. Pemindahan : 9,726 liter

r. Maks. Torsi : 860 Nm

s. Jumlah silinder :6

t. Lubang silinder x langkah : 126x130mm

3.4 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian dalam merakit hydraulic bucket maka perlu adanya suatu
tahapan berikut :
1. Mempersiapkan Wheel Loader Lonking LG855 N yang akan diteliti,
lalu lakukan pembongkaran Wheel Loader Lonking LG855 N yang
akan diteliti
2. Siapkan bahan yang akan diteliti yaitu komponen hydraulic pump
yaitu housing, preassure plate, drive gear, idler gear, flange,
hydraulic pump, rumah pompa hydraulic, tool set
3. Membersihkan housing, sebelum dipasang preassure plate, pastikan
tidak ada serpihan logam berada di dalam housing, oleskan permukaan
dalam housing menggunakan oli hydraulic untuk mempermudah
pemasangan preassure plate, dan mencegah terjadinya goresan

31
4. Memasang Preassure Plate Pada Housing
5. Memasang drive gear dan diberi oli hydraulic, pastikan drive gear
saling bersinggungan ,bersih dari serpihan logam dan kotoran
6. Memasukan gear yang sudah saling bersinggungan dan pastikan
memasukan secara bersamaan ke dalam housing jika sudah masuk
kedalam housing
7. Memasang Preassure Plate Bagian Atas dengan menggunakan kayu
dan palu dipukul secara bergantian sisi-sisinya
8. Memasang center bearing plate pada drive gear ke dalam lubang pada
center bearing kemudian mengencangkan pasang 4 baut berkepala L
dengan menggunakan kunci L di sisi center bearing plate
9. Memasang flange dengan snap ring, o-ring dan ring
10. Mengencangkan baut pada hydraulic pump dengan menggunakan
kunci L dan sambungan besi pipa
11. Menaikan hydraulic pump tali tambang mempermudah dalam
pemasangan ,yaitu dua orang menopang tali tambang ,dan satu orang
mengarah kan hydraulic pump ke tempatnya,di perlukan ketelitian dan
ke hati-hatian dalam pemasangan ,karena hydraulic pump cukup berat
,jangan lupa menggunakan alat pelindung diri ,seperti sepatu dan helm
safety guna mencegah hal hal yang tidak di inginkan
12. Memasang baut penahan hydraulic pump dengan mengencangkan
baut menggunakan kunci sok dan ditambah sambungan pipa ,
13. Memasang semua selang- selang hydraulic kembali pastikan seal pada
selang 12 hydraulic juga terpasang
14. Mengisi oli hydraulic melalui tank hydraulic

32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada hasil dan pembahasan ini membahas tentang penelitian dan perhitungan assembly.
4.1 Assembly
Assembly merupakan langkah pemasangan atau menyusun komponen yang
sudah dilakukannya perbaikan atau pergantian part yang baru, sebelum
melakukan proses assembly terlebih dahulu mengecek kebersihan pada
komponen cylinder bucket, memastikan semua komponen sudah bersih dan
terhindar dari kotoran, berikut ini merupakan langkah-langkah dari proses
pemasangan komponen :

1. Assembly Housing Preassure Plate Pada Housing

Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu mengecek housing,


kemudian pemasangan preassure plate sudah dalam kondisi bersih ,dan masih
dalam kondisi baik ,pada pemasangan preasure plate ini jangan sampai terbalik.
Pada pemasangan preassure plate memiliki ukuran yang pas dengan bagian
dalam housing menggunakan palu dan kayu di pukul secara seimbang ,agar
preassure plate masuk dengan posisi yang sama kemudian memberikan sedikit
oli hydraulic,untuk memperlancar proses pemasangan.

Gambar 4.1 Preassure Plate

preassure plate
housing

Gambar 4.2 Pemasangan Preassure Plate Pada Housing

33
2. Assembly drive gear pada housing
Pemasangan drive gear sama seperti hal nya memasang housing, dimana drive
gear diberi oli hydraulic, pastikan drive gear saling bersinggungan ,bersih dari
serpihan logam dan kotoran. Masukan gear yang sudah saling bersinggungan dan
pastikan memasukan secara bersamaan, jika sudah masuk kedalam housing, coba
putar salah satu gear, jika satu gear di putar dan gear yang satunya juga ikut
berputar maka pemasangan telah benar ,namun jika satu gear di putar terasa sulit
dan gear yang satunya juga tidak mau berputar kemungkinan terjadi kesalahan
dalam pemasangan gear, ulangi pemasangan sampai gear benar-benar terpasang
dengan pas

Drive gear

Idler gear

Gambar 4.3 Drive Gear dan Idler Gear

Drive gear

Idler gear

housing

Gambar 4.4 Proses Pemasangan Drive Gear

34
3. Assembly Preassure plate Bagian Atas
Sama seperti namanya preassure plate merupakan plate penekan,di gunakan untuk
menekan serta menahan tekanan yang di akibat kan dari berputarnya drive gear ,cara
pemasangan preassure plate juga sama ,menggunakan kayu dan palu di pukul secara
bergantian sisi-sisi nya

pressure plate

Gambar 4.5 Pemasangan Preassure Plate Bagian Atas

4. Assembly Center Bearing Plate


Fungsi dari center bearing plate adalah menjaga drive gear agar tetapberputar pada
tempatnya, bisa dilihat pada gambar 4.6 ketika center bearing dipasang drive gear (poros
utama) masuk kedalam lubang yang terdapat pada center bearing, itulah mengapa gear
akan tetap aman saat berputar, karena selain di tahan oleh preassure plate juga di tahan
oleh center bearing plate, jika posisi sudah benar-benar pas pasang empat baut
berkepala L, menggunakan kunci L yang adadi sisi center bearing plate

Gambar 7. Pemasangan Center Bearing Plate

Gambar 4.6 Pemasangan Center Bearing Plate


5. Assembly Flange
Flange merupakan tempat berputarnya poros ,di dalam flange juga terdapatseal o-
ring ,snapring ,dan ring yang digunakan untuk mencegah keluarnya oli hydraulic saat
pompa bekerja maupun saat pompa tidak bekerja,flange ini juga berfungsi sebagai
tahanan hydraulic pump

Snap ring
,o-ring,danring

Gambar 4.7 Pemasangan Flange

6. Assembly Baut pada hydraulic pump


Pada gambar 4.8 bisa kita lihat proses pengencangan baut – baut yang ada pada
hydraulic pump ,dimana proses pengencangan menggunakan kunci L serta
menggunakan sambungan besi pipa untuk mempermudah dalam proses pengencangan,
ketika mengencangkan baut menggunakan metode silang supaya penekanan baut dapat
merata ,pastikan baut benar benar kencang karena jika tidakkencang dapat mengurangi
performa hydraulic pump serta dapat mengakibatkan kebocoran oli hydraulic.
Gambar 4.8 Pengencangan Baut Pada Hydraulic Pump

7. Assembly hydraulic pump

Jika hydraulic pump sudah berada di atas unit ,maka selanjutnya proses pemasangan
,dalam proses ini pastikan selang ,kabel kelistrikan tidak ada yang terjepit ,masukan
poros pompa hydraulic secara perlahan,sampai benar benar pas

Selang hidraulic

Gambar 4.9 proses pemasangan hydraulic pump


8. Assembly baut pada hydraulic pump
Jika di rasa sudah benar maka proses selanjutnya adalah memasang baut penahan
hydraulic pump ,baut yang digunakan haruslah baut yang kuat ,karena menopang
hydraulic pump yang cukup berat ,dalam proses pengencangan baut menggunakan
kunci sok dan ditambah sambungan pipa ,jika sudah terpasang. pasang semua selang-
selang hydraulic kembali pastikan seal pada selanghydraulic juga terpasang
,langkah terakhir isi oli hydraulic melalui tank hydraulic selanjutnya unit wheel
loader komatsu 350-3 bisa di coba untuk melakukanpengoprasian unit

Gambar 4.10 mengencangkan baut hydraulic pump


4.2 Test Gerakan Pada Cylinder Bucket
Setelah dilakukan langkah assembly pada hydraulic pump, langkah terakhir yaitu
melakukan uji coba gerakan pada hydraulic pump berguna untuk memastikan hasil dari
perbaikan komponen hydraulic pump yang sudah dilakukan. Pada pengujian tahap
akhir ini dilakukan dengan cara menggerakkan hydraulic pump.

4.2 Analisa Gaya Pada Hydraulic Pump


Adapun studi kasus pada tugas akhir ini yaitu analisa gaya pada hydraulic pump,
untuk menganalisa gaya pada hydraulic pump yaitu dengan mengetahui volume oli
hidrolik, mengetahui debit aliran, mengetahui besarnya gaya hydraulic pump dan
mengetahui besarnya beban hydraulic pump pada saat bekerja pada hydraulic pump.
Untuk mengetahui volume oli hidrolik, mengetahui debit aliran, mengetahui besarnya
gaya hydraulic pump dan mengetahui besarnya beban pada hydraulic pump pada saat
bekerja pada hydraulic pump yaitu dengan cara menganalisa dengan menggunakan
perhitungan sebagai berikut :

4.2.1 Mengetahui Tekanan Pada Pompa Hydraulic

Pada pompa hydraulic berfungsi sebagai untuk menyuplai atau mengalirkan oli
hidrolik dari hydraulic tank menuju ke cylinder hydraulic. Pada pompa hidrolik Wheel
Loader LG 855 N memakai pompa berjenis pompa axial atau pompa piston dan
mempunyai tekanan yaitu 23.4 MPa atau 234 bar.

4.2.2 Mengetahui Jumlah Volume Oli Hidrolik Pada hydraulic pump


Untuk mengetahui jumlah vulome oli hidrolik yang dibutuhkan pada
hydraulic pump yaitu dengan cara menganalisa perhitungan dengan mengukur
penampang hydraulic pump dan diameter hydraulic pump.

Dimana :
S = Panjang langkah = 71 cm
D = Diameter piston = 9 cm
d = Diameter rod = 5,5 cm
1
A = ( 𝜋 . ( D2 – d2 ) ...................................................................(4.1) 1
4
Maka :
1
A (Luas penampang) = ( . 𝜋 . ( D2 – d2 )
4
= ( 0,7854 × ( 92 − 5,52 )
= 39,859 cm2
Setelah luas penampang diketahui langkah selanjutnya yaitu mencari
volume oli dengan cara sebagai berikut :
Volume oli = Luas penampang × Panjang langkah
V = A × S …………………………………………………………(4.2)
1
V = ( . 𝜋 . ( D2 – d2 ) × S
4
V = 39,859 × 71 V =
2829,9 cm3
V =2,8299 liter
Jadi volume oli hidrolik yang dibutuhkan pada cylinder bucket sebesar 2,8299
liter. Untuk rumus yang digunakan diatas pada rumus (4.1) yaitu digunakan
untuk mencari luas penampang dan pada rumus (4.2) digunakan untuk mencari
volume oli hidrolik.

4.2.3 Mengetahui Debit Aliran Pada Hydraulic Pump


𝐴. 𝑆
Q = ………………………………………………..……….(4.3) 3
𝑡
Dimana :
S = Panjang langkah = 71 cm
t = Waktu tempuh = 3,1 detik

Maka :
𝐴. 𝑆
Q =
𝑡
39,859 . 71
Q=
3.1
Q = 912,89 cm3/s
Q = 0,91289 liter/detik
Jadi debit aliran pada cylinder bucket yaitu sebesar 0,91289 liter/detik.
Untuk rumus yang digunakan diatas pada rumus (4.3) yaitu rumus yang
digunakan untuk mencari debit aliran pada hydraulic pump

4.2.4 Menghitung Gaya Pada Hydraulic Pump


𝐹
P = …………………………………………..………………..(4.4)
𝐴
Dimana :
P = Tekanan pompa = 234 bar
A = Luas penampang = 39,859 cm2 Maka :
𝐹
P =
𝐴
F =P×A
F = 234 × 39,859 F = 9327,0 kg
Jadi gaya pada Hydraulic Pump yaitu sebesar 9327,0 kg.
Untuk rumus yang digunakan diatas pada rumus (4.4) merupakan
rumus yang digunakan untuk mencari gaya pada hydraulic pump
4.2.5 Menghitung Beban Hydraulic Pump Saat Bekerja
F =m×a
𝐹
W= …………………………………..………………………..(45)
𝑔
Dimana :
g = Gravitasi = 9,81 m/s2

F = Gaya = 9327,0 kg
Maka :
𝐹
W=
𝑔

9327,0
W=
9,81
W = 950,8 kg

W = 0,9508 ton
Jadi beban hydraulic pump pada unit Wheel loader LG 855 N bisa bekerja
dengan kekuatan tekan 0,9508 ton.

Anda mungkin juga menyukai