Anda di halaman 1dari 77

KAJI EKSPERIMEN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR

PREMIUM PERTALITE DAN PERTAMAX TERHADAP

PERFORMA HONDA VARIO 125 FI

TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Sarjana S-1

Oleh:
NAMA : M. ONSURYO S. MURSITO
NIM : H1F112059

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2016

i
ii
HALAMAN IDETITAS TIM PENGUJI

KAJI EKSPERIMEN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PREMIUM


PERTALITE DAN PERTAMAX TERHADAP PERFORMA HONDA
VARIO125 FI

Nama Mahasiswa : M. Onsuryo S. Mursito


NIM : H1F112059
Program Studi : Teknik Mesin
Konsentrasi : Konversi Energi

KOMISI PEMBIMBING

Ketua : Akhmad Syarief, S.T., M.T.


Anggota : Muhammad Rizali, S.T., M.T..

TIM DOSEN PENGUJI

Penguji 1 : Akhmad Syarief, S.T., M.T.


Penguji 2 : Muhammad Rizali, S.T., M.T..
Penguji 3 : Dr. Aqli Mursadin, MT..
Penguji 4 : Dr. Abdul Ghofur, MT.
Penguji 5 : Ma’ruf, MT.

Tanggal Ujian Tugas Akhir : 18 Agustus 2016


SK Penguji :

iii
iv
PERNYATAAN ORIGINALITAS
TUGAS AKHIR

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang

pengetahuan saya, di dalam naskah Tugas Akhir ini tidak terdapat karya ilmiah

yang diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu

Perguruan Tinggi, dan Tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dari naskah

ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata dalam naskah Tugas Akhir ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur jiplakan Tugas Akhir. Saya bersedia Tugas Akhir (SARJANA)

dibatalkan, serta diproses sesusi peraturan perundang-undangan yang berlaku

(UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70.

Banjarbaru, Agustus 2016


Mahasiswa

Materai
6000

M. Onsuryo S. Mursito
H1F112059

v
HALAMAN PERUNTUKAN

Dengan mengucap kata puji dan syukur kepada Allah

Subahnu Wa Ta’ala. Saya mempersembahkan karya ilmiyah

ini untuk orang yang saya cintai dan sayangi ayahanda

Nyoto, ibunda Warsilah, Kakak saya Siti Masuroh dan

Muhammad Johansyah, Keluarga besar serta sahabat

seperjuangan Teknik Mesin angkatan 2012 yang telah meberi

dukungan serta semangat.

vi
RIWAYAT HIDUP

M. Onsuryo Sogeng Mursito lahir di Palangkai, 10 Maret 1992, Putra

ketiga dari ayah Nyoto dan ibu Warsilah. MI Swasta Sulamussalam (1998-2004),

SMPN 1 Basarang (2004-2007), SMKN 3 Kala Kapuas (2007-2010). Studi di

program Teknik Mesin di Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat,

Banjarbaru, Kalimantan Selatan tahun 2012.

Banjarbaru, Agustus 2016

M. Onsuryo S. Mursito
H1F112059

vii
UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillah Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subahnu Wa

Ta’ala, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Kaji Eksperimen Penggunaan bahan

Bakar Premium Pertalite dan Pertamax Terhadap Performa Honda Vario125 FI”.

Penulis menyadari bahwa di dalam peyelesaian Tugas Akhir ini tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan

rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ing. Yulian Firmana Arifin, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas

Teknik Universitas Lambung Mangkurat.

2. Bapak Ach. Kusairi S, S.T., M.M., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik

Mesin Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.

3. Bapak Akhmad Syarief, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing I dalam

penyelesaian Tugas Akhir, yang telah memotivasi dan memberikan

semangat yang sebesar-besarnya kepada penulis.

4. Muhammad Rizali, S.T., M.T.. selaku Dosen Pembimbing II dalam

penyelesaian Tugas Akhir, yang telah mendorong, membimbing dan

memberikan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Dr. Aqli Mursadin, MT.., Dr. Abdul Ghofur, MT. dan Ma’ruf, MT. selaku

penguji Tugas Akhir.

6. Seluruh Dosen Pengajar dan Staff Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Teknik Universitas Lambung Mangkurat yang telah memberikan ilmu yang

bermanfaat dan wawasannya selama perkuliahan.

viii
7. Ayahanda tercinta Nyoto, Ibunda tercinta Warilah, Siti Masuroh dan

Muhammad Johansyah sebagai Kakak Kandung Penulis dan keluarga besar

yang sangat penulis sayangi dan cintai, yang mana mereka selalu

memberikan dukungan berupa moril maupun materil, nasihat dan motivasi

serta doa dan restu yang selalu mengiringi langkah-langkah penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan Tugas Akhir ini.

8. Rekan-rekan seperjuangan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lambung Mangkurat, khususnya angkatan 2012 yang telah memberi

masukan dan dukungan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

9. Mas Sugeng, Mas Yudono, Mas haryono, Yuliana, Fathul, anak-anak

SMPN10 Banjarbaru sebagai keluarga perkumpulan pencak silat yang telah

menghibur dan mendukung agar penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir.

10. Hendra Ardianto, Ali Suparmono, Suhemi, Nurdianto, Udin, Nanang dan

rekan-rekan yang lain sebagai sahabat dan teman kost yang telah

menghibur dan mendukung agar penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberi bantuan dan dukungan kepada penulis.

Akhir kata, penulis mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya

apabila ada kekurangan dan kekhilafan. Semoga Tugas Akhir ini dapat

memberikan manfaat dan masukan bagi pembacanya.

Banjarbaru, Agustus 2016

M. Onsuryo S. Mursito
H1F112059

ix
RINGKASAN

M. Onsuryo S. Mursito, Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Universitas Lambung Mangkurat. April 2016. Kaji Eksperimen Penggunaan

bahan Bakar Premium Pertalite dan Pertamax Terhadap Performa Honda

Vario125 FI. Komisi Pembimbing, Ketua: Akhmad Syarief, Anggota: Muhammad

Rizali.

Di Indonesia, Bahan bakar bensin yang sering digunakan ada tiga jenis

yaitu premium, pertamax, dan pertalite yang dibedakan dengan angka oktan.

Angka oktan dapat berpengaruh terhadap mesin sepeda motor baik dari

performa daya dan torsi, laju konsumsi bahan bakarnya maupun temperatur oli.

Pada percobaan ini diuji unjuk kerja motor mengenai torsi, daya, konsumsi

bahan bakar spesifik, serta temperatur oli ketika menggunakan premium,

pertalite dan pertamax yang diuji pada motor honda Vario 125 FI.

Hasil penelitian menunjukkan Pertamax menghasilkan torsi maksimal

mencapai 9,416 Nm/4460 rpm, pertalite torsi maksimalnya mencapai 9,270

Nm/4374rpm, sedangkan premium torsi maksimal hanya 9,089 Nm/4311rpm.

Daya maksimal pertamax lebih tinggi yaitu 9,611 Hp/ 8498 rpm, pertalite hanya

9,402 Hp/8458 rpm, sedangkan premium hanya 9,142Hp/8416 rpm. Konsumsi

bahan bakar spesifik pertamax yang lebih kecil yaitu 0,152 kg/kWh pada 7000

rpm. Sedangkan pada pertalite 0,162 kg/kWh pada 7000 rpm. Sedangkan

premium pada 7000 rpm mengkonsumsi paling tinggi yaitu 0,176 kg/kWh. Ketika

menggunakan pertamax, temperatur oli lebih tinggi yaitu 52,7oC pada 7000 rpm,

pertalite hanya 46,5oC/7000 rpm, sedangkan premium lebih rendah yaitu sekitar

45,5oC pada 7000 rpm.

x
SUMMARY

M. Onsuryo S. Mursito Study Program of Mechanical Engineering, Faculty

of Engineering, University of Mangkurat. April 2016. Experiments Assess Use of

Fuel Premium Pertalite and Pertamax Against Performance Honda Vario125 FI.

The Advisory Committee, Chairman: Akhmad Syarief, Members: Muhammad

Rizali.

In Indonesia, the fuel gas that is often used there are three types of

premium , pertamax , and pertalite are distinguished by the octane number .

Octane number could affect the motorcycle engine performance of power and

torque , fuel consumption rate and oil temperature.

In this experiment tested the performance of the motor torque, power,

specific fuel consumption, and oil temperature when using premium, pertalite and

pertamax tested on a motorcycle Honda Vario 125 FI.

The results showed Pertamax produces maximum torque of 9.416 Nm /

4460 rpm, maximum torque pertalite reached 9.270 Nm / 4374rpm, while the

maximum torque premium only 9.089 Nm / 4311rpm. Pertamax higher maximum

power is 9.611 hp / 8498 rpm, pertalite only 9.402 hp / 8458 rpm, while Premium

only 9,142Hp / 8416 rpm. Pertamax specific fuel consumption is smaller at 0.152

kg / kWh at 7000 rpm. While on pertalite 0.162 kg / kWh at 7000 rpm. While the

premium at 7000 rpm consume the highest of 0.176 kg / kWh. When using

pertamax, higher oil temperature is 52,7oC at 7000 rpm, pertalite only 46,5oC /

7000 rpm, while the lower premium of around 45,5oC at 7000 rpm.

xi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subahnu

Wa Ta’ala karena, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Kaji Eksperimen

Penggunaan bahan Bakar Premium Pertalite dan Pertamax Terhadap Performa

Honda Vario125 FI”. Tugas akhir ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana di Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lambung Mangkurat.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

demi penyempurnaan kedepannya.

Akhir kata, penulis mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya

apabila ada kekurangan dan kekhilafan. Semoga Tugas Akhir ini dapat

memberikan manfaat dan masukan bagi pembacanya.

Banjarbaru, Agustus 2016

M. Onsuryo S, Mursito
H1F112059

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii

HALAMAN IDENTITAS TIM PENGUJI ................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iv

PERNYATAAN ORIGINALITAS .......................................................... v

HALAMAN PERUNTUKAN .................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP ................................................................................. vii

UCAPAN TERIMAKASIH ..................................................................... viii

RINGKASAN ........................................................................................ x

SUMMARY ........................................................................................... xi

KATA PENGANTAR ............................................................................. xii

DAFTAR ISI ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xvi

DAFTAR TABEL .................................................................................. xviii

DAFTAR PERSAMAAN ........................................................................ xix

DAFTAR SIMBOL ................................................................................ xx

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................1

1.2. Perumusan Masalah ................................................................2

1.3. Tujuan .....................................................................................2

xiii
1.4. Manfaat ...................................................................................2

1.5. Batasan Masalah ......................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Mesin Sepeda motor ................................................................4

2.1.1.Siklus Motor Bensin 4 Langkah ........................................8

2.1.2. Pembakaran Dalam Motor Bensin ...................................11

2.1.3. Dinamometer ...................................................................13

2.2. Bahan Bakar ............................................................................15

2.2.1. Bahan Bakar Premium ...................................................16

2.2.2. Bahan Bakar pertamax ..................................................16

2.2.3. Bahan Bakar pertalite ..................................................... 17

2.2.4. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik dan Laju Konsumsi Bahan

Bakar ....................................................................................... 17

2.3. Pelumas ................................................................................... 18

2.3.1. Pelumas Menurut Bahan Pembuatan ..............................19

2.3.2. Pelumas Menurut Viskositas............................................19

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ..............................................................23

3.2 Identivikasi Variabel .................................................................23

3.3 Metode Pengumpulan Data .....................................................24

3.3.1. Alur Penelitian .................................................................24

3.3.2. tempat penelitian.............................................................24

xiv
3.3.3.Bahan ..............................................................................25

3.3.4. Alat Eksperimen ..............................................................25

3.3.5. Pelaksanaan penelitian ...................................................27

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengujian ........................................................................30

4.1.1. Data Hasil Dinamometer .................................................30

4.1.2. Data Hasil Pengujian Konsumsi Bahan Bakar .................33

4.1.3. Data Hasil Pengujian Temperatur Oli Mesin....................39

4.2. Pembahasan ............................................................................40

4.2.1. Perbedaan Daya dan Torsi .............................................40

4.2.2. Konsumsi Bahan Bakar...................................................42

4.2.1. Temperatur Oli Mesin .....................................................43

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ..............................................................................45

5.2. Saran-Saran ............................................................................46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Mesin Pembakaran Dalam ..........................................................5

Gambar 2.2. Pembakaran Luar.........................................................................6

Gambar 2.3. Keseimbangan Energi Pada Motor Bakar.....................................7

Gambar 2.4.Diagram Proses konversi Energi ...................................................7

Gambar 2.5. Siklus 4 Langkah Bensin ..............................................................8

Gambar 2.6. Siklus Ideal Otto P-V ....................................................................9

Gambar 2.7. Siklus Aktual Otto ........................................................................10

Gambar 2.8. Perbandingan Siklus Ideal dan Aktual .........................................11

Gambar 2.9. Batasan Pembakaran Hidrokarbon..............................................12

Gambar 2.10. Tahap Pembakaran dalam Mesin SI .........................................13

Gambar 2.11. Skema Dinamometer..................................................................7

Gambar 3.1. Grafik Alur Peneitian ...................................................................24

Gambar 3.2. Dinamometer ..............................................................................26

Gambar 3.3. Termometer ................................................................................26

Gambar 3.4. Gelas Ukur .................................................................................27

Gambar 3.5. Tampilan Layar H-diag dan Hardware H-diag ............................27

Gambar 4.1. Hasil Pengujian Daya dan Torsi Menggunakan Premium ............30

Gambar 4.2. hasil Pengujian daya dan torsi menggunakan Pertalite ...............30

Gambar 4.3. Hasil Pengujian Daya dan Torsi Menggunakan Pertamax ...........31

Gambar 4.4. Grafik Daya terhadap Putaran Mesin ..........................................31

Gambar 4.5. Grafik Torsi Terhadap Putaran Mesin ..........................................32

Gambar 4.6. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik .................................................38

Gambar 4.7. Temperatur Oli Mesin Terhadap Putaran Mesin ..........................40

Gambar 4.8. Analisis of Varian Konsumsi Bahan Bakar Spesifik .....................42

xvi
Gambar 4.9. Analisis of Varian Temperatur Oli Mesin .....................................44

xvii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Nilai Kalor Premium, Pertalite, Pertamax ..........................................16

Tabel 2.2. Penomoran SAE dan Viskositasnya ..................................................20

Tabel 2.3. Penomoran SAE “W”.........................................................................20

Tabel 2.4. Penggunaan SAE 16.3 Seri x”W-y ....................................................21

Tabel 2.5. Pemakaian Pelumas Menurut Penggunaan ......................................21

Tabel 4.1. Perbandingan Daya dan torsi Menggunakan Premium, Pertalite,

Pertamax ........................................................................................32

Tabel 4.2. Perbandingan Konsumsi bahan bakar menggunakan Premium,

Pertalite, dan pertamax ...................................................................34

Tabel 4.3. Konsumsi Bahan Bakar spesifik terhadap Putaran Mesin .................38

Tabel 4.4. Perbandingan Temperatur Oli Mesin menggunakan Premium,

Pertalite, dan Pertamax ...................................................................17

xviii
DAFTAR PERSAMAAN

𝑚𝑓
2.1. 𝑠𝑓𝑐 = .............................................................................................. 18
𝑃

ρ x V𝑓 x 10−3
2.2. mf = 𝑡𝑓
x 3600.........................................................................18

xix
DAFTAR SIMBOL

sfc = Konsumsi Bahan Bakar spesifik

mf = Laju konsumsi bahan bakar (g/s)

P = Daya poros (kW)

ρ = Massa jenis (gr/ml).

vf = Volume bahan bakar yang diuji (ml).

tf = Waktu untuk menghabiskan bahan bakar yang diuji (detik)

xx
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Tes Dinamometer Berbahan Bakar Premium

Lampiran 2. Hasil Tes Dinamometer Berbahan Bakar Pertalite

Lampiran 3. Hasil Tes Dinamometer Berbahan Bakar Pertamax

Lampiran 4. Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 88

Lampiran 5. Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90

Lampiran 6. Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 91

xxi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bensin atau petrolium adalah cairan campuran berasal dari minyak

bumi dan sebagian besar tersusun dari hidrokarbon yang digunakan dalam

mesin pembakaran dalam sebagai bahan bakar. Kendaraan di Indonesia

saat ini masih bergantung pada bahan bakar minyak bumi tersebut. Dalam

masyarakat yang lebih dikenal ada tiga jenis bensin yaitu premium,

pertamax, dan pertalite(jenis baru).

Masing-masing jenis bahan bakar tersebut memiliki angka oktan yang

berbeda. Angka oktan menunjukan berapa besar tekanan maksimum yang

dapat diberikan di dalam mesin sebelum bensin terbakar secara spontan.

Pada tekanan tertentu bahan bakar akan menyala seiring adanya tekanan

pada piston yang menaikkan temperatur di dalam silinder. Penyalaan yang

diakibatkan tekanan ini tidak dikehendaki karena dapat menyebabkan

detonasi. Oleh sebab itu dengan penggunaan bahan bakar yang sesuai

dengan perbandingan kompresi yang tepat untuk mesin yang digunakan,

diharapkan akan mengoptimalkan kinerja mesin, mengurangi kerusakan

dan yang lebih penting lagi akan dapat mengefisiensikan penggunaan

bahan bakar.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

ekseperimen dengan judul “Kaji Eksperimen Penggunaan Bahan Bakar

Premium, Pertalite dan Pertamax Terhadap Performa Honda Vario 125

Esp” agar dapat diketahui seberapa besar pengaruh terhadap mesin


2

sepeda motor baik dari performa daya dan torsi, laju konsumsi bahan

bakarnya maupun temperatur oli.

1.2. Perumusan Masalah

1. Seberapa besar perbedaan daya dan torsi yang dihasilkan motor yang

menggunakan Premium, Pertalite, dan Pertamax?

2. Seberapa besar konsumsi bahan bakar terhadap penggunaan bahan

bakar Premium, Pertalite, dan Pertamax?

3. Seberapa besar temperatur oli mesin terhadap penggunaan bahan

bakar Premium, Pertalite, dan Pertamax?

1.3. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui perbedaan daya dan torsi yang dihasilkan motor saat

menggunakan Premium, Pertalite, dan Pertamax.

2. Membandingkan konsumsi bahan bakar ketika menggunakan

Premium, Pertalite, dan Pertamax

3. Membandingkan temperatur oli mesin ketika menggunakan Premium,

Pertalite, dan Pertamax.

1.4. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menambah wawasan tentang perbedaan performa motor terhadap

penggunaan bahan bakar premium dan pertalite dan pertamax.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan kajian

atau informasi bagi yang membutuhkan.

3. Diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam memilih bahan bakar

yang sesuai dengan spesifikasi kendaraan.


3

1.5. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada :

1. Perbandingan Daya dan torsi.

2. Bahan bakar yang digunakan adalah Premium,Pertalite, dan

Pertamax.

3. Temperatur udara luar di anggap konstan.

4. Kualitas bahan bakar dianggap standar.

5. Pengujian dilakukan daya dan torsi dilakukan pada Dinamometer saat

putaran mesin yang sering di gunakan atau sesuai operasional 3000

rpm sampai 10000 rpm.


BAB II

DASAR TEORI

2.1. Mesin Sepeda Motor

Mesin merupakan alat untuk membangkitkan tenaga atau bisa disebut

sebagai penggerak utama dengan merubah energi panas dari ruang

pembakaran menjadi energi mekanis dalam bentuk tenaga putar. Tenaga

untuk menggerakkan kendaraan tersebut diperoleh dari panas hasil

pembakaran bahan bakar sehingga panas yang timbul karena adanya

pembakaran itulah yang dipergunakan untuk menggerakkan kendaraan,

dengan kata lain tekanan gas yang terbakar akan menimbulkan gerakan

putaran pada sumbu engkol dari mesin.

Ada tiga faktor pembakaran yaitu temperatur, oksigen (udara), dan

bahan bakar. Tanpa tiga faktor ini maka pembakaran tidak akan sempurna.

Syarat terjadinya pembakaran yang baik pada suatu motor adalah:

1. Adanya tekanan kompresi yang cukup

2. Campuran bahan bakar dan udara cukup

3. Temperatur yang cukup tinggi untuk pembakaran(Jalius Jama dkk,

2008)..

Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin konversi energi yang

banyak dipakai sebagai penggerak kendaran (otomotif) atau sebagai

penggerak peralatan industri. Dengan memanfaatkan energi kalor dari

proses pembakaran menjadi energi mekanik. Motor bakar merupakan

salah satu jenis mesin kalor yang proses pembakarannya terjadi dalam

motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus

sebagai fluida kerjanya. Mesin yang bekerja dengan cara ini disebut mesin

pembakaran dalam (internal combustion engine). Adapun mesin kalor yang


5

cara memperoleh energinya dengan proses pembakaran di luar disebut

mesin pembakaran luar (external combustion engine). Sebagai contoh

mesin uap, dimana energi kalor diperoleh dari pembakaran luar, kemudian

dipindahkan ke fluida kerja melalui dinding pemisah.

Gambar 2.1. Mesin Pembakaran Dalam

Sumber: Sunyoto,2008

Keuntungan dari mesin pembakaran dalam dibandingkan dengan

mesin pembakaran luar adalah konstruksinya lebih sederhana, tidak

memerlukan fluida kerja yang banyak dan efisiensi totalnya lebih tinggi.

Sedangkan mesin pembakaran luar keuntungannya adalah bahan bakar

yang digunakan lebih beragam, mulai dari bahan bakar padat sampai

bahan-bakar gas, sehingga mesin pembakaran luar banyak dipakai untuk

keluaran daya yang besar dengan banan bakar murah. Pembangkit tenaga

listrik banyak menggunakan mesin uap. Mesin uap tidak banyak dipakai

untuk kendaran transport karena konstruksinya yang besar dan

memerlukan fluida kerja yang banyak(Sunyoto,2008).


6

Gambar 2.2. Pembakaran Luar

Sumber: Sunyoto,2008

Proses perubahan energi dari mulai proses pembakaran sampai

menghasilkan daya pada poros motor bakar melewati beberapa tahapan

dan tidak mungkin perubahan energinya 100%. Selalu ada kerugian yang

dihasilkan selama proses perubahan, hal ini sesuai dengan hukum

termodinamika kedua yaitu "tidak mungkin membuat sebuah mesin yang

mengubah semua panas atau energi yang masuk memjadi kerja". Jadi

selalu ada "keterbatasan" dan "keefektifitasan" dalam proses perubahan,

ukuran inilah yang dinamakan efisiensi(Sunyoto,2008).


7

Gambar 2.3. Keseimbangan energi pada motor bakar

Sumber: Sunyoto,2008

Berdasarkan gambar 2.1. terlihat jelas bahwa tidak mungkin

mengubah semua energi bahan bakar menjadi daya berguna. Daya

berguna hanya sebesar 25%, yang artinya mesin hanya mampu

menghasilkan 25% daya berguna yang dapat dipakai sebagai penggerak

dari 100% bahan bakar. Energi yang lainnya dipakai untuk menggerakkan

asesoris atau peralatan bantu, kerugian gesekan dan sebagian terbuang ke

lingkungan sebagai panas gas buang dan melalui air pendingin. Jika

digambar dengan hukum termodinamika dua adalah sebagai berikut :

Gambar 2.4. Diagram Proses Konversi Energi

Sumber: Sunyoto,2008
8

2.1.1. Siklus Motor Bensin 4 Langkah

Gambar 2.5. Siklus 4 langkah bensin

Sumber: Sunyoto,2008

Pada motor bensin 4 langkah, sebelum terjadi proses pembakaran di

dalam silinder, campuran udara dan bahan-bakar harus dihisap dulu

dengan langkah hisap. Pada langkah ini, piston bergerak dari TMA

menuju TMB, katup hisap terbuka sedangkan katup buang masih tertutup.

Setelah campuran bahan-bakar udara masuk silinder kemudian

dikompresi dengan langkah kompresi, yaitu piston bergerak dari TMB

menuju TMA, kedua katup hisap dan buang tertutup. Karena dikompresi

volume campuran menjadi kecil dengan tekanan dan temperatur naik,

dalam kondisi tersebut campuran bahan-bakar udara sangat mudah

terbakar. Sebelum piston sampai TMA campuran dinyalakan dan

terjadilah proses pembakaran menjadikan tekanan dan temperatur naik,

dan piston masih naik terus sampai TMA sehingga tekanan dan

temperatur semakin tinggi. Setelah sampai TMA kemudian torak didorong

menuju TMB dengan tekanan yang tinggi, katup hisap dan buang masih

tertutup. Selama piston bergerak menuju dari TMA ke TMB yang

merupakan langkah kerja atau langkah ekspansi, volume gas

pembakaran bertambah besar dan tekanan menjadi turun. Sebelum

piston mencapai TMB katup buang dibuka, katup masuk masih tertutup.
9

Kemudian piston bergerak lagi menuju ke TMA mendesak gas

pembakaran ke luar melalui katup buang. Proses pengeluaran gas

pembakaran disebut dengan langkah buang. Setelah langkah buang

selesai siklus dimulai lagi dari langkah hisap dan seterusnya.

Siklus motor bensin ini lebih dikenal dengan siklus volume konstan

atau siklus otto. Nicolas August Otto menggunakan siklus ini untuk

membuat mesin sehingga siklus ini sering disebut dengan siklus otto.

Adapun urutan prosesnya adalah sebagai berikut:

1. Langkah hisap (0-1) merupakan proses tekanan konstan.

2. Langkah kompresi (1-2) , pada titik (2-3) dianggap sebagai proses

pemasukan kalor pada volume kostan.

3. Langkah kerja (3-4), pada (4-1) dianggap sebagai proses pengeluaran

kalor pada volume konsatan

4. Langkah buang (1-0) merupakan proses tekanan konstan, gas

pembakaran dibuang melalui katup buang.

V
Gambar 2.6. Siklus ideal otto P-V

Sumber: Sunyoto,2008
10

Berdasarkan siklus ideal otto, tidang mungkin dalam pelaksanaannya

dapat seideal dari yang direncanakan, pasti ada losses atau kekurangan.

Berdasarkan hal tersebut ada yang dinamakan siklus aktual otto.

Gambar 2.7. Siklus Aktual Otto

Sumber: Sunyoto,2008

Efisiensi siklus ideal lebih rendah dari efisiensi siklus teoritis karena

berbagai kerugian yang terjadi dalam operasi mesin. Kerugian-kerugian

tersebut antara lain:

1. Kerugian karena variasi panas jenis terhadap temperatur

2. Kerugian Kesetimbangan kimia atau kerugian disosiasi

3. Kerugian waktu pembakaran

4. Kerugian Karena pembakaran tidak sempurna

5. Kerugian perpindahan panas langsung

6. Kerugian exhaust blowdown


11

7. Kerugian pemompaan

Gambar 2.8. Perbandingan Siklus Ideal dan Aktual

Sumber: Ir. Astu Pudjanarsa,MT dan Prof. Ir. Djati Nursuhud,

MSME. 2008

2.1.2. Pembakaran dalam Motor Bensin

Dalam mesin SI(Spark Ignition), campuran udara dan bahan bakar

yang mudah terbakar disuplai oleh karburator dan pembakaran dimulai

dengan penyalaan elektrik yang diberikan oleh busi. Persamaan kimia

pembakaran untuk sembarang hidrokarbon dapat secara mudah dituliskan.

Untuk C8H18 (iso-oktan), persamaannya adalah:

C8H18 + 12.5 O2 = 8 CO2 + 9 H2O

Pembakaran hanya terjadi dalam batas tertentu dari perbandingan

bahan bakar dan udara. Batasan pembakaran ini berhubungan erat dengan

perbandingan campuran pada sisi skala miskin dan kaya, dimana panas

yang dibebaskan oleh busi tidak cukup untuk memulai pembakaran di

sekitar campuran yang belum terbakar. Secara umum api akan menjalar

bila temperatur gas yang terbakar melebihi 1500 K untuk campuran

hodrokarbon-udara. Dengan demikian pada temperatur kamar


12

perbandingan bahan bakar udara relatif harus berada di sekitar 0,5 dan

2,1. Untuk bahan bakar hidrokarbon, perbandingan bahan bakar udara

stoikiometrik adalah sekitar 1 : 15 sehingga bahan bakar udara harus di

sekitar 1:30 dan 1:7.

Gambar 2.9. Batasan Pembakaran Hidrokarbon

Sumber: Ir. Astu Pudjanarsa,MT dan Prof. Ir. Djati Nursuhud,

MSME. 2008

Menurut Ricardo, pembakaran dapat dibayangkan sebagai

perkembangan dalam dua tahap. Pertama, pertumbuhan dan

perkembangan yang disebut kelambatan pembakaran atau fasa persiapan.

Berikutnya adalah menyebarnya api ke seluruh ruang bakar.

Tahap pertama adalah proses kimia ayang tergantung pada sifat

bahan bakar, temperatur, tekanan, proporsi gas buang, dan juga koefisien

temperatur bahan bakar, yaitu hubungan antara temperatur dan laju

percepatan dari oksidasi atau pembakaran. Tahap kedua adalah

mekanikal, murni dan sederhana. Pada tahap ini berawal ketika terjadinya

kenaikan tekanan yang dapat dilihat pada diagram indikator, yaitu dimana

garis dari pembakaran terpisah dari garis kompresi. Pada gambar 2.9 titik

A menunjukkan penyalaan busi(28o sebelum TMA), titik B terjadi kenaikan

tekanan pada 8o sebelum TMA, dan titik C kenaikan tertinggi yang dapat
13

dicapai. Dengan demikian titik AB mewakili tahap pertama( sekitar 20oC

putaran poros engkol) dan tahap kedua mewakili titik BC. Walaupun titik C

menandai selesainya perjalanan api, bukan berarti semua panas bahan

bakar telah dibebaskan. Beberapa reaksi kimia seperti resoisasi, dan lain-

lain, yang umumnya disebut after burning, berlanjut pada langkah

kompresi.

Gambar 2.10. Tahap Pembakaran dalam Mesin SI

Sumber: Ir. Astu Pudjanarsa,MT dan Prof. Ir. Djati Nursuhud,

MSME. 2008

2.1.3. Dinamometer

Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja, jadi

torsi adalah suatu energi. Besaran torsi adalah besaran turunan yang biasa

digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan dari benda yang

berputar pada porosnya. Karena adanya torsi inilah yang menyebabkan


14

benda berputar terhadap porosnya, dan benda akan berhenti apabila ada

usaha melawan torsi dengan besar sama dengan arah yang berlawanan.

Pada motor bakar untuk mengetahui daya poros harus diketahui dulu

torsinya. Pengukuran torsi pada poros motor bakar menggunakan alat yang

dinamakan Dinamometer. Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan memberi

beban yang berlawanan terhadap arah putaran sampai putaran mendekati

o rpm. Beban ini nilainya sama dengan torsi poros.

Gambar 2.11. Skema Dinamometer

Sumber: Sunyoto,2008

Pengukuran torsi pada poros (rotor) dengan prisip pengereman

dengan stator yang dikenai beban sebesar w. Mesin dinyalakan kemudian

pada poros disambungkan dengan dinamometer. Untuk megukur torsi

mesin pada poros mesin diberi rem yang disambungkan dengan w

pengereman atau pembebanan. Pembebanan diteruskan sampai poros

mesin hampir berhenti berputar. Beban maksimum yang terbaca adalah

gaya pengereman yang besarnya sama dengan gaya putar poros mesin F.
15

Dari definisi disebutkan bahwa perkalian antara gaya dengan jaraknnya

adalah sebuah torsi.

Pada mesin sebenarnya, pembebanan terjadi pada komponen-

komponen mesin sendiri yaitu asesoris mesin (pompa air, pompa pelumas,

kipas radiator), generator listrik (pengisian aki, listrik penerangan, penyalan

busi), gesekan mesin dan komponen lainnya.

2.2. Bahan Bakar

Menurut Eri Sururi dan Budi Waluyo, pada motor bakar sangat

dipengaruhi oleh fenomena pembakaran di dalam mesin itu sendiri.

Semakin sempurna proses pembakaran di setiap kondisi kerja

mesin,semakin tinggilah prestasi mesin yang dihasilkan. Beberapa hal

yang menentukan kesempurnaan pembakaran adalah perbandingan

kompresi mesin (Compression Ratio), ketepatan waktu pembakaran,

perbandingan campuran udara dan bahan bakar serta homogenitas

campuran. Kesalahan penggunaan bahan bakar bisa menyebabkan

fenomena knocking yang selanjutnya akan memperpendek usia

komponen-komponen mesin itu sendiri.

Bahan bakar dengan oktan rendah lebih mudah terbakar, sehingga

semakin tinggi rasio kompresinya maka akan membutuhkan oktan yang

lebih tinggi. Ketika bahan bakar terbakar lebih awal(karena kompresi tinggi)

sebelum busi memercikkan api, maka akan terjadi detonasi akibat ledakan

yang terjadi oleh bahan bakar yang menyala lebih awal.

Nilai kalor (panas) bahan bakar perlu kita ketahui, agar neraca kalor

dari motor dapat dibuat. Efisiensi atau tidak kerjanya suatu motor, ditinjau

atas dasar nilai kalor bahan bakarnya(Jalius Jama dkk,2008).


16

Bahan bakar bensin(premium,pertamax,dan pertalite) memiliki nilai kalor

yang berbeda seperti yang ada pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Nilai Kalor premium,pertalite, pertamax

No Bahan bakar Nilai Oktan Nilai kalor kJ/kg

1 Premium 88 42609

2 Pertalite 90 44260

3 Pertamax 92 44791

Sumber: * M. Hafiz Pratama,2016.

** Aep Saripudin,Marijo,Muhammad Komarrudin,2005

2.2.1. Bahan Bakar Premium

Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilasi berwarna

kekuningan yang jernih dan mempunyai nilai oktan 88. Bensin premium

mempuyai sifat anti ketukan yang baik dan dapat dipakai pada mesin

dengan batas kompresi hingga 9,0 : 1 pada semua jenis kondisi, namun

tidak baik jika digunakan pada motor bensin dengan kompresi tinggi karena

dapat menyebabkan knocking. Bensin premium produk Pertamina memiliki

kandungan maksimum sulfur (S) 0,05%, timbal (Pb) 0,013% , oksigen (O)

2,72%, pewarna 0,13 gr/100 l, tekanan uap 62 kPa, titik didih 215 ºC.

2.2.2. Bahan bakar Pertamax

Pertamax merupakan jenis bahan bakar dengan angka oktan 92.

Pertamax dianjurkan digunakan untuk kendaraan bahan bakar bensin yang

mempunyai perbandingan kompresi tinggi (9,1 : 1 sampai 10,0 : 1). Pada

bahan bakar pertamax ditambahkan aditif sehingga mampu membersihkan

mesin dari timbunan deposit pada fuel injector dan ruang pembakaran.
17

Bahan bakar pertamax sudah tidak menggunakan campuran timbal

sehingga dapat mengurangi racun gas buang kendaraan bermotor seperti

nitrogen oksida karbon monoksida. Bensin pertamax berwarna kebiruan

dan memiliki kandungan maksimum sulfur (S) 0,1%, oksigen (O) 2,72%,

pewarna 0,13 gr/100 l.

2.2.3. Bahan Bakar Pertalite

Pertalite merupakan bahan bakar minyak terbaru dari Pertamina

dengan RON 90 . Pertalite dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam

proses pengolahan di kilang minyak. Untuk membuat Pertalite komposisi

bahannya adalah nafta yang memiliki RON 65-70, agar RON-nya menjadi

90 maka dicampurkan HOMC( High Octane Mogas Component), HOMC

bisa disebut Pertamax, Pencamouran HOMC yang memiliki RON 92-95,

selain itu juga ditambahkan zat aditif EcoSAVE. Zat aditif EcoSAVE bukan

untuk meningkatkan RON tetapi agar mesin menjadi bertambah halus,

bersih dan irit. Pertalite direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki

komresi 9,1-10,1 dan mobil keluaran 2000 ke atas, terutama yang telah

menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI) dan Catalytic

Converters.

2.2.4. Konsumsi bahan bakar spesifik dan laju konsumsi bahan bakar

Perhitungan konsumsi bahan bakar spesifik ini digunakan untuk

mengetahui jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan

daya dalam waktu tertentu. Jika daya dalam satuan kW dan laju aliran

massa bahan bakar dalam satuan kg/jam maka konsumsi bahan bakar

spesifik dapat dirumuskan.


18

𝑚𝑓
𝑠𝑓𝑐 =
𝑃

dimana :

sfc = Konsumsi Bahan Bakar spesifik

mf = laju konsumsi bahan bakar (g/s)

P = daya poros (kW)

Sedangkan besarnya laju aliran massa bahan bakar (mf) dihitung dengan

persamaan sebagai berikut:

ρ x V𝑓 x 10 −3
mf = 𝑡𝑓
x 3600

Dimana :

Mf = Konsumsi bahan bakar (kg/jam)

ρ = Massa jenis (gr/ml).

ρ Bensin adalah 0.715 gr/ml

vf = Volume bahan bakar yang diuji (ml).

tf = Waktu untuk menghabiskan bahan bakar yang diuji (detik)

2.3. Pelumas

Pelumas adalah zat cair yang digunakan untuk melumasi diantara dua

permukaan yang bergesek. Semua permukaan komponen motor yang

bergerak seharusnya selalu dalam keadaan basah oleh bahan pelumas.

Fungsi utama pelumas ada dua yaitu mengurangi gesekan (friksi) dan

sebagai pendinginan dari proses pembakaran. Salah satu syarat pemilihan

pelumas adalah kekentalan minyak pelumas harus disesuaikan dengan

jenis operasi mesin tersebut. Sebab jika viskositasnya terlampau rendah

akan mengakibatkan overheating pada mesin. Sebaliknya jika terlalu kental


19

maka kerja mesin akan semakin berat. Pelumas dibedakan menjadi dua

yaitu pelumas mineral dan sintetis.

2.3.1. Pelumas Menurut Bahan Pembuatan

Pelumas mineral dibuat dari bahan dasar (base oil) yang berasal dari

minyak mentah (crude oil), dengan tambahan aditif sekitar 10-20%.

Sedangkan pelumas sintetik dibuat dari unsur-unsur kimia sintetik, baik

bahan dasarnya maupun aditifnya.

Pelumas sintetik dipakai pada mesin-mesin yang dioperasikan dalam

kondisi kerja yang berat, mobil balap yang terus menerus dipacu pada

rpm tinggi, atau pada kondisi “stop and go”. Pelumas sintetik dinilai lebih

stabil karena mampu memberikan aliran pelumas yang lebih baik di dalam

mesin meski temperatur sangat rendah. Pelumas sintetik umumnya juga

memiliki rentang kekentalan yang sangat luas atau besar sehingga lebih

fleksibel beradaptasi terhadap berbagai perubahan temperatur. Bahkan

ada oli sintetik yang tingkat kekentalannya sangat ekstrim, misalnya SAE

10W- 60 atau 5W-50. Pelumas dengan kekentalan seperti itu dapat

dibilang “dingin tidak beku, panas tidak encer”.

2.3.2. Pelumas Menurut Viskositas

Viskositas minyak pelumas sangat bergantung terhadap perubahan

temperatur. Pada temperatur yang tinggi minyak pelumas cenderung

encer dan pada temperatur yang rendah cenderung kental. Society of

Automobile Engineers [SAE] yang berkedudukan di Amerika Serikat

menggolongkan pelumas berdasarkan penomoran SAE. Dalam keadaan

suhu yang sama, semakin besar nomor SAE nya menandakan semakin

besar pula viskositasnya. Pada umumnya mobil menggunakan minyak


20

pelumas SAE 5 sampai dengan SAE 70. Minyak lumas SAE 40 biasanya

dipakai untuk musim panas, sedangkan untuk musim dingin dipakai SAE

20. Untuk musim semi dan musirn gugur dapat dipakai SAE 30. Untuk

pelumas yang beroperasi pada daerah bertemperatur rendah SAE

menggunakan huruf "W" [winter], sebagai contoh 5W-20, 5W-30. Pada

umumnya penomoran dengan simbol "W" dengan viskositas yang sama

dengan penomoran tanpa "W" mempunyai keunggulan kemampuan

pelumasan yang sangat baik pada daerah dingin, hal ini karena pelumas

dapat lebih encer dan mudah bersirkulasi untuk pelumasan, terutama

pada waktu start awal dengan kondisi mesin dingin. Sebagai contoh

"10W-30" mempunyai kemampuan yang sama dengan pelumas SAE

10W yang bagus pelumasannya pada daerah dingin tetapi mempunyai

viskositas yang sama dengan SAE 30 pada T = 1000C jadi

penomorannya digabung memjadi "10W-30"(Sunyoto,2008).

Tabel 2.2. Penomoran SAE dan Viskositasnya

Tabel 2.3. Penomoran SAE “W”


21

Tabel 2.4. Penggunaan SAE 16.3 seri x”W-y

Tabel 2.5. Pemakaian Pelumas Menurut Penggunaan

Jenis Pelumas Penggunaan

Jenis MS Dapat dipakai untuk motor bensin yang beroperasi berat.

Jenis DG Digunakan untuk motor-motor diesel yang beroperasi

normal, dapat juga

digunakan untuk motor bensin. Minyak ini mengandung

detergen untuk

mencegah pembentukan karbon. Selain itu terdapat juga

oxidation

inhibitor. Umumnya jenis minyak inilah yang banyak

digunakan.

Jenis DM Digunakan untuk motor-motor diesel yang beroperasi

berat, dapat juga

digunakan untuk motor bensin. Selain mengadung bahan

tambahan, juga

mengandung pour point depressant, sehingga minyak ini

masih dapat

memenuhi syarat walaupun bekerja pada suhu operasi

yang tinggi. Oleh

karena itu jenis ini disebut juga minyak bermutu tinggi


22

(high grade oil).

Jenis Pelumas Penggunaan

Jenis DS Biasanya dipakai untuk motor-motor diesel yang

penggunakan bahan

bakar bermutu rendah. Jenis ini masih mengandung

bermacam -macam

bahan tambahan dan harganya pun mahal, sehingga

jarang yang

menggunakannya.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

yaitu memvariasikan rpm motor yang berbahan bakar premium, pertalite

dan pertamax, kemudian akan dilihat hasilnya berupa perubahan yang

terjadi pada daya, torsi di tiap variasi rpm . Setelah itu mengukur Konsumsi

bahan bakar serta temperatur oli mesin untuk membandingkan panas yang

dihasilkan ketika menggunakan premium, pertalite dan pertamax.

3.2. Identifikasi Variabel

Variabel adalah titik perhatian yang akan dilakukan pada suatu

penelitian. Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel, yaitu :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi putaran mesin(4000

rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm) dan jenis bahan bakar(premium,

pertalite,pertamax).

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah daya, torsi, konsumsi bahan

bakar, temperatur oli mesin.


24

3. Variabel Terkontrol

Variabel Terkontrol yaitu variable yang dikendalikan secara konstan.

Dalam penelitian ini adalah waktu pengambilan data temperatur oli mesin.

3.3. Metode Pengumpulan data

3.3.1. Alur Penelitian

Mulai

Pengadaan Bahan dan Alat

Pengujian Torsi, Daya, Konsumsi Bahan Pengujian Torsi, Daya, Konsumsi Bahan Pengujian Torsi, Daya, Konsumsi Bahan
Bakar, Temperatur Pada Premim Bakar, Temperatur Pada Pertalite Bakar, Temperatur
Pada pertamax

Data Torsi, Daya, SFC,


Temperatur Mesin

Pembahasan

Selesai

Gambar 3.1. Grafik Alur Penelitian

3.3.2. Tempat Penelitian

Pengujian daya dan torsi dilakukan di PnP Performance Banjarmasin.

Sedangkan pengujian konsumsi bahan bakar, temperatur oli mesin

dilakukan di Workshop Teknik Mesin Universitas Lambung Mangkurat.


25

3.3.3. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai

berikut :

1. Bahan bakar berupa bensin premium, pertalite dan pertamax.

2. Pelumas Mesin menggunakan oli AHM MPX 2 SAE:10W-30.

3. Objek yang digunakan untuk penelitian adalah sepeda motor dengan

merek Honda Vario 125 eSP. Berikut adalah spesifikasi dari obyek

penelitian:

Tipe mesin : 4 Langkah, SOHC, Pendingin Cairan

Diameter x Langkah piston : 52,4 x 57,9 mm

Volume Langkah : 124,8 cc

Perbandingan kompresi : 11,0 : 1

Daya Maksimum : 8,3 kW/8500 rpm

Torsi Maksimum : 10,8 Nm/5500 rpm

Sistem pengapian : Full Transisterize, Baterai

3.3.4. Alat Eksperimen

1. Dinamometer, alat yang digunakan untuk mengukur torsi sebuah mesin

motor.
26

Gambar 3.2. Dinamometer

Sumber: Dokumentasi Penelitian

2. Termometer untuk mengukur temperatur oli mesin.

Gambar 3.3. Termometer

Sumber: Dokumentasi Penelitian

4. Gelas Ukur, untuk mengukur volume bahan bakar


27

Gambar 3.4. Gelas Ukur

Sumber: Dokumentasi Penelitian

5. H-Diag, untuk mengukur putaran mesin

a b

Gambar 3.5. Tampilan layar H-Diag (a), hardware H-Diag(b)

Sumber: Dokumentasi Penelitian

3.3.5. Pelaksanaan Penelitian

Ada dua tahapan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu langkah

persiapan dan langkah pengujian.


28

a. Langkah Persiapan

1) Melakukan pengecekan kondisi mesin uji yang meliputi ban, kondisi

minyak pelumas mesin, sistem induksi udara, dan sistem kelistrikan

(pengapian).

2) Memeriksa pemasangan alat uji dan perangkat alat uji.

3) Menyiapkan dan memeriksa alat ukur dan alat-alat tambahan lainnya.

4) Memeriksa selang dan sambungan-sambungan untuk memastikan

tidak terjadi kebocoran atau hal lain yang dapat menghambat proses

pengujian.

5) Memastikan semua instrumen bisa bekerja dengan baik untuk

mendapatkan hasil yang optimal dan menghindari terjadinya

kecelakaan kerja.

b. Langkah-langkah pengujian kinerja mesin sebagai berikut :

 Pengujian Daya dan Torsi

1) Menaikkan kendaraan ke stand Dinamometer kemudian memasang

pengaman serta memasang kabel rpm pada koil sepeda motor.

2) Menguji bahan bakar berupa Pertamax 88.

3) Menghidupkan mesin.

4) Memvariasikan putaran mesin dari 3000 rpm sampai batas maksimum

putaran mesin.

5) Merekam Data hasil Pengujian.

6) Mendinginkan mesin

7) Mengulangi langkah 3 sampai langkah 6 dengan Pertalite dan

selanjutnya Premium.
29

 Pengujian Temperatur oli mesin

1) Memilih Pertamax sebagai pengujian pertama.

2) Mengukur temperatur awal oli mesin.

3) Menghidupkan Mesin dan menaikkan putaran menjadi 4000 rpm

selama satu menit.

4) Mematikan mesin dan mencatat hasil pengujian temperatur

5) Mengulangi langkah 3 dan 4 dengan variasi putaran 6000 dan 7000

rpm.

6) Mendinginkan mesin sampai temperatur awal oli mesin.

7) Pengambilan data sebanyak 3 kali

8) Mengulangi langkah 1 sampai 7 dengan pertalite dan premium.

 Pengujian Konsumsi Bahan Bakar

1) Memasang ujung selang dari gelas ukur ke input pompa bahan bakar.

2) Mengisi bahan bakar ke gelas ukur dengan pertamax kurang lebih 100

ml.

3) Menghidupkan mesin dan merekam waktu konsumsi bahan bakar

dengan stopwatch per 5 ml dengan sebanyak 5 kali perekaman.

4) Mematikan mesin dan mencatat hasil perekaman.

5) Mengulangi langkah 3 dan 4 dengan variasi putaran 6000 dan 7000

rpm.

6) Mendinginkan mesin sampai temperatur awal oli mesin.

7) Mengulangi langkah 2 sampai 3 dengan pertalite dan premium.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengujian

4.1.1. Data hasil Dinamometer

Hasil pengujian daya dan torsi menggunakan premium, pertalite,

pertamax menggunakan Dinamometer.

Gambar 4.1. Hasil Pengujian Daya dan Torsi Menggunakan Premium

Gambar 4.2. Hasil Pengujian Daya dan Torsi menggunakan Pertalite


31

Gambar 4.3. Hasil Pengujian Daya dan Torsi Menggunakan Pertamax

Berdasarkan beberapa grafik pengujian dyno test maka dapat dibentuk

grafik daya terhadap putaran mesin pada gambar 4.4.

Daya terhadap Putaran Mesin


10
9
8
7 pertamax
Daya(HP)

6 premium
5 pertalite

4
3
2
3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
Putaran Mesin(RPM)

Gambar 4.4. Grafik Daya Terhadap Putaran Mesin

Berdasarkan beberapa grafik pengujian dyno test maka dapat dibentuk

grafik torsi terhadap putaran mesin pada gambar 4.5.


32

Torsi terhadap Putaran Mesin


10
9
8
Torsi(Nm)
7 pertamax
6 premium
5 pertalite
4
3
2
3000 4000 5000Putaran
6000Mesin(RPM)
7000 8000 9000 10000

Gambar 4.5. Grafik Torsi Terhadap Putaran Mesin

Berdasarkan gambar di atas (gambar4.1, gambar 4.2, gambar 4.3)

maka didapat hasil daya dan torsi pada 4000 rpm, 6000 rpm dam 7000 rpm

termasuk daya maksimum dan torsi maksimum tiap-tiap bahan bakar.

Tabel 4.1. Perbandingan daya dan torsi menggunakan premium, pertalite,

dan pertamax.

Rpm Premium Pertalite Pertamax


Daya Torsi Daya Torsi Daya Torsi
(HP) (N.m) (HP) (N.m) (HP) (N.m)
4000 4,80 8,55 4,91 8,74 4,99 8,88

5000 6,161 8,776 6,221 8,862 6,305 8,982

6000 7,13 8,47 7,24 8,60 7,29 8,65

7000 8,27 8,42 8,39 8,55 8,44 8,59

8000 9,007 8,020 9,234 8,223 9,355 8,330

9000 8,758 6,932 8,956 7,090 9,301 7,362

Daya 9,142Hp/8416 rpm 9,402 Hp/8458 rpm 9,611 Hp/ 8498 rpm
Maks
Torsi 9,089 Nm/4311rpm 9,270 Nm/4374rpm 9,416 Nm/ 4460 rpm
Maks.

Berdasarkan hasil dyno test, Pertamax memiliki daya yang lebih tinggi

yaitu sebesar 4,99 HP pada 4000 rpm, 6,30 HP pada 5000 rpm, 7,29 HP

pada 6000 rpm, 8,44 HP pada 7000 rpm, 9,355 Hp pada 8000 rpm, dan
33

9,301 HP pada 9000 rpm. Ketika memakai pertalite, daya mengalami

penurunan yaitu sebesar 4,91 HP pada 4000 rpm, 6,221 HP pada 5000

rpm, 7,24 HP pada 6000 rpm, 8,40HP pada 7000 rpm, 9,007 HP pada

8000 rpm, dan 8,956 HP pada 9000 rpm. Sedangkan pada saat

mengkonsumsi premium memiliki daya lebih rendah daripada kedua bahan

bakar tersebut yaitu 4,80 HP pada 4000 rpm, 6,161 pada 5000 rpm, 7,13

HP pada 6000 rpm, 8,27 HP pada 7000 rpm, 9,00 HP pada 8000 rpm,

8,758 HP pada 9000 rpm. Daya Maksimal paling tinggi juga didapat saat

mengkonsumsi pertamax yaitu sebesar 9,61 HP pada 8498 rpm.

Berdasarkan hasil dyno test, Pertamax memiliki torsi yang lebih tinggi

yaitu sebesar 8,88 Nm pada 4000 rpm, 8,98 Nm pada 5000 rpm, 8,65 Nm

pada 6000 rpm, 8,59 Nm pada 7000 rpm, 8,33 Nm pada 8000 rpm, dan

7,36 Nm pada 9000 rpm. Ketika memakai pertalite torsi menurun yaitu

menjadi sebesar 8,74 Nm pada 4000 rpm, 8,86 Nm pada 5000 rpm, 8,60

Nm pada 6000 rpm, 8,55 Nm pada 7000 rpm, 8,22 Nm pada 8000 rpm dan

7,09 Nm pada 9000 rpm. Sedangkan saat menggunakan premium, torsi

lebih rendah dari dari pertalite tersebut yaitu 8,55 Nm pada 4000 rpm, 8,77

Nm pada 5000 rpm, 8,47 Nm pada 6000 rpm, 8,42 Nm pada 7000 rpm,

8,020 Nm pada 8000 rpm, dan 6,932 Nm pada 9000 rpm. Torsi Maksimal

paling tinggi didapat saat menggunakan pertamax yaitu sebesar 9,41 Nm

pada 4460 rpm.

4.1.2. Data Hasil Pengujian Konsumsi Bahan Bakar

Hasil pengujian Konsumsi bahan bakar premium, pertalite, pertamax

dengan menggunakan gelas ukur dengan pengambilan data per 5 ml dan


34

variasi putaran mesin 4000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm dapat dilihat

pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Perbandingan Konsumsi bahan bakar menggunakan premium,

pertalite, dan pertamax.

pengambilan data (detik) Rata-


Bahan
Percobaan RPM rata
Bakar
I II III IV V (detik)
Percobaan 4000 20,2 22,1 19,7 22,6 23,8 21,68
I Premium 6000 15,2 13 15,4 13,9 12,5 14,00
7000 12,1 11,1 10,5 13,7 12,6 12,00

4000 22,2 23,9 22,7 22,5 23,2 22,90


Percobaan
Pertalite 6000 21,5 13,1 20,6 14,2 14,4 16,76
II
7000 13,7 12,3 12,6 12,7 12,8 12,82

4000 24,3 22,8 23,2 23,6 26,2 24,02


Percobaan
Pertamax 6000 19,7 17,6 17,8 17,8 19,7 18,52
III
7000 13,6 14,5 13,3 12,3 14,4 13,62

Berdasarkan daya(HP) dan konsumsi bahan bakar rata-rata(detik) tiap putaran

mesin . Maka dapat dihitung konsumsi bahan bakar spesifik dengan rumus

sebagai berikut

𝑚𝑓
𝑆𝐹𝐶 = 𝑃

Dimana SFC = konsumsi bahan bakar spesifik(kg/kWh)

𝑚𝑓 = Konsumsi bahan bakar(kg/jam)

P = daya (kW)

𝜌 𝑥 𝑉 𝑓 𝑥 10 −3
Sedangkan 𝑚𝑓 = 𝑡𝑓
𝑥 3600

Dimana 𝑚𝑓 = Konsumsi bahan bakar(kg/jam)


35

𝜌` = Massa jenis (gr/ml)

𝜌 Bensin adalah 0,715 gr/ml

𝑉𝑓 = Volume bahan bakar yang diuji(ml).

𝑡𝑓 = Waktu menghabiskan bahan bakar yang

diuji(detik)

Maka konsumsi bahan bakar spesifik pada setiap penggunaan bahan

bakar yang berbeda adalah sebagai berikut:

1. Premium (4000 rpm)

0,715 𝑥 5 𝑥 10−3
𝑚𝑓 = 𝑥 3600
21,68

𝑚𝑓 = 0,593 kg/jam

𝑃 = 4,80 𝐻𝑃 menjadi 3,528 kW

0,593
Maka 𝑆𝐹𝐶 = = 0.168 kg/kWh
3,528

2. Premium (6000 rpm)

0,715 𝑥 5 𝑥 10−3
𝑚𝑓 = 𝑥 3600
14

𝑚𝑓 = 0,919 kg/jam

𝑃 = 7,13 𝐻𝑃 menjadi 5,24 kW

0,919
Maka 𝑆𝐹𝐶 = 5,24
= 0.175 kg/kWh
36

3. Premium (7000 rpm)

0,715 𝑥 5 𝑥 10−3
𝑚𝑓 = 𝑥 3600
12

𝑚𝑓 = 1,072 kg/jam

𝑃 = 8,27 𝐻𝑃 menjadi 6,07 kW

1,072
Maka 𝑆𝐹𝐶 = 6,07
= 0.176 kg/kWh

4. Pertalite (4000 rpm)

0,715 𝑥 5 𝑥 10−3
𝑚𝑓 = 𝑥 3600
22,90

𝑚𝑓 = 0,562 kg/jam

𝑃 = 4,91 𝐻𝑃 menjadi 3,608 kW

0,562
Maka 𝑆𝐹𝐶 = 3,608 = 0.155 kg/kWh

5. Pertalite (6000 rpm)

0,715 𝑥 5 𝑥 10−3
𝑚𝑓 = 𝑥 3600
16,76

𝑚𝑓 = 0,768 kg/jam

𝑃 = 7,24 𝐻𝑃 menjadi 5,321 kW

0,768
Maka 𝑆𝐹𝐶 = 5,321 = 0.144 kg/kWh

6. Pertalite (7000 rpm)

0,715 𝑥 5 𝑥 10−3
𝑚𝑓 = 𝑥 3600
12,82
37

𝑚𝑓 = 1,003 kg/jam

𝑃 = 8,39 𝐻𝑃 menjadi 6,166 kW

1,003
Maka 𝑆𝐹𝐶 = = 0,162 kg/kWh
6,166

7. Pertamax (4000 rpm)

0,715 𝑥 5 𝑥 10−3
𝑚𝑓 = 𝑥 3600
24,02

𝑚𝑓 = 0,535 kg/jam

𝑃 = 4,99 𝐻𝑃 menjadi 3,667 kW

0,535
Maka 𝑆𝐹𝐶 = = 0.145 kg/kWh
3,667

8. Pertamax (6000 rpm)

0,715 𝑥 5 𝑥 10−3
𝑚𝑓 = 𝑥 3600
18,52

𝑚𝑓 = 0,694 kg/jam

𝑃 = 7,29 𝐻𝑃 menjadi 5,358 kW

0,694
Maka 𝑆𝐹𝐶 = 5,358 = 0.129 kg/kWh

9. Pertamax (7000 rpm)

0,715 𝑥 5 𝑥 10−3
𝑚𝑓 = 𝑥 3600
13,62

𝑚𝑓 = 0,944 kg/jam

𝑃 = 8,44 𝐻𝑃 menjadi 6,203 kW


38

0,944
Maka 𝑆𝐹𝐶 = 6,203 = 0.152 kg/kWh

Berdasarkan perhitungan-perhitungan di atas maka didapat konsumsi bahan

bakar spesifik yang ada pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Terhadap Putaran Mesin

Premium Pertalite Pertamax

Waktu Daya SFC Waktu Daya SFC Waktu Daya SFC


RPM
(detik) (kW) (kg/kW (detik) (kW) (kg/kW (detik) (kW) (kg/kW

h) h) h)

4000 21,68 3,528 0,168 22,90 3,608 0,155 24,02 3,667 0,145

6000 14 5,24 0,175 16,76 5,321 0,144 18,52 5,358 0,129

7000 12 6,07 0,176 12,82 6,166 0,162 13,62 6,203 0,152

Berdasarkan grafik 4.3 maka dapat dibentuk grafik seperti di bawah ini.

Konsumsi Bahan Bakar


0,2 0,168 0,175 0,176
0,1550,145 0,1620,152
SFC (kg/kWh)

0,144
0,15 0,129

0,1 premium
0,05 pertalite
0 pertamax
4000 6000 7000
RPM

Gambar 4.6. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik

Pada pengujian konsumsi bahan bakar dengan pengujian waktu

setiap 5 ml bahan bakar, maka didapat Pertamax lebih irit yaitu sebesar

0,145 kg/kWh pada 4000 rpm, 0,129 kg/kWh pada 6000 rpm, dan 0,112
39

kg/kWh pada 7000 rpm. Ketika memakai pertalite konsumsi bahan bakar

meningkat yaitu sebesar 0,155 kg/kWh pada 4000 rpm, 0,144 kg/kWh pada

6000 rpm, dan 0,162 kg/kWh pada 7000 rpm. Sedangkan pada saat

mengkonsumsi premium lebih besar daripada kedua bahan bakar tersebut

yaitu 0,168 kg/kWh pada 4000 rpm, 0,175 kg/kWh pada 6000 rpm, 0,176

kg/kWh pada 7000 rpm.

4.1.3. Data Hasil Pengujian Temperatur Oli Mesin

Hasil pengujian temperatur oli mesin menggunakan premium, pertalite,

pertamax dengan variasi putaran mesin 4000 rpm, 6000 rpm, dan 7000

rpm dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.4. Perbandingan temperatur oli mesin menggunakan premium,

pertalite, dan pertamax

Bahan pengambilan data (oC) Rata-


Percobaan RPM
bakar I II III rata
4000 32,5 34 33 33,2
Percobaan
Pertamax 6000 40 41 41 40,7
I
7000 53 52 53 52,7

4000 31 31 32 31,3
Percobaan
Pertalite 6000 38 38 39 38,3
II
7000 46,5 46 47 46,5

4000 30,5 31 31 30,8


Percobaan
Premium 6000 37 38 37 37,3
III
7000 44 46,5 46 45,5
40

Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat dibentuk grafik di bawah ini.

Temperatur Oli Mesin Terhadap Putaran Mesin


60,0 52,7
45,5 46,5
37,3 38,3 40,7
Suhu (0C)

40,0 30,8 31,3 33,2


Premium
20,0
Pertalite
0,0
Pertamax
4000 6000 7000
Rpm

Gambar 4.7. Temperatur Oli Mesin terhadap Putaran Mesin

Pada pengujian temperatur oli mesin, didapat Pertamax lebih panas

yaitu sebesar 33,2oC pada 4000 rpm, 40,7oC pada 6000 rpm, dan 52,7oC

pada 7000 rpm. Ketika memakai pertalite temperatur oli mesin menurun

yaitu sebesar 31,3oC pada 4000 rpm, 38,3oC pada 6000 rpm, dan 46,5oC

pada 7000 rpm. Sedangkan pada saat mengkonsumsi premium, temperatur

lebih rendah dari pertamax maupun pertalite yaitu 30,8oC pada 4000 rpm,

37,3oC pada 6000 rpm, 45,5oC pada 7000 rpm.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Perbedaan Daya dan Torsi

Pertamax menghasilkan torsi dan daya yang lebih besar dibanding

pertalite dan premium. Nilai kalor yang besar pada pertamax ditambah

rasio kompresi tinggi menyebabkan tekanan yang besar setelah TMA

sehingga daya dan torsi yang dihasilkan juga lebih besar. Tetapi pada

pertalite terutama premium menghasilkan tekanan pembakaran yang lebih

kecil sehingga daya dan torsi yang dihasilkan akan berkurang. Efek Torsi

atau momen putar motor adalah hasil kali gaya yang dihasilkan dari
41

pembakaran dengan panjang lengan torak. Hal ini terlihat ketika

menggunakan bahan bakar dengan oktan tinggi(Pertamax), torsi yang

dihasilkan lebih tinggi dengan torsi maksimal mencapai 9,416 Nm/4460

rpm, pertalite torsi maksimalnya mencapai 9,270 Nm/4374rpm, sedangkan

premium torsi maksimal hanya 9,089 Nm /4311rpm. Hal ini membuktikan

bahwa efek penggunaan bahan bakar dengan oktan yang berbeda

menyebabkan tekanan pembakaran yang berbeda. Tetapi ketika mencapai

torsi maksimal dan putaran mesin terus dinaikkan, maka torsi yang

dihasilkan semakin kecil menurun.

Besar atau kecilnya daya yang dihasilkan sangat berpengaruh pada

variasi putaran mesin dan efek dari bahan bakar yang mempunya nilai

oktan yang berbeda. Semakin nilai oktan tinggi bahan bakar akan sulit

terbakar yang menyebabkan daya suatu motor mengalami peningkatan.

Hal ini terebukti ketika menggunakan pertamax, daya yang dihasilkan lebih

tinggi yaitu 9,611 Hp/ 8498 rpm, ketika menggunakan pertalite hanya

9,402 Hp/8458 rpm, sedangkan premium hanya 9,142Hp/8416 rpm.

Berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh Eri Sururi dan Budi

Waluyo dengan tentang pengaruh penggunaan bahan bakar premium dan

pertamax terhadap unjuk kerja mesin pada sepeda motor suzuki thunder

tipe EN-125 menyebutkan bahwa torsi yang dihasilkan dengan bahan

bakar premium lebih tinggi dari dari pertamax. Sedangkan untuk daya

tertinggi yang dihasilkan oleh premium dan pertamax besarannya sama

dan putaran mesin yang sama.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa daya maupun torsi yang dihasilkan

akan lebih besar ketika kita menyesuaikan kebutuhan oktan bahan bakar

dengan rasio kompresi. Menggunakan oktan bahan bakar yang tinggi tanpa

menaikkan rasio kompresi tidak akan memiliki dampak yang signifikan.


42

4.2.2. Konsumsi Bahan Bakar

Konsumsi Pertamax lebih irit daripada pertalite dan premium

disebabkan pertamax lebih tahan terhadap kompresi tinggi karena nilai

kalor yang besar. Hal ini terlihat pada konsumsi bahan bakar spesifik

pertamax yang lebih kecil dibanding pertalite dan premium. Pertamax pada

putaran 7000 rpm konsumsi bahan bakar pertamax yaitu 0,152 kg/kWh.

Sedangkan pada pertalite 0,162 kg/kWh pada 7000 rpm. Sedangkan

premium pada 7000 rpm mengkonsumsi paling tinggi yaitu 0,176 kg/kWh.

Konsumsi bahan bakar ini juga diuji dengan anova(Analysis of Varian)

menggunakan Microsoft Excel 2007.

SUMMARY Count Sum Average Variance


Premium 3 0,519 0,173 1,9E-05
Pertalite 3 0,461 0,153667 8,23E-05
Pertamax 3 0,426 0,142 0,000139

4000 3 0,468 0,156 0,000133


6000 3 0,448 0,149333 0,00055
7000 3 0,49 0,163333 0,000145

ANOVA
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Bahan Bakar 0,001471 2 0,000735 15,77831 0,012655 6,944272
RPM 0,000294 2 0,000147 3,156138 0,150456 6,944272
Error 0,000186 4 4,66E-05

Total 0,001952 8
Gambar 4.8. Analisis of Varian konsumsi bahan bakar Spesifik

Berdasarkan uji statisik pada gambar 4.8, menunjukkan bahwa jenis

bahan bakar memberikan pengaruh terhadap konsumsi bahan bakar


43

spesifik. Hal ini dibuktikan nilai F lebih besar dari Fcrit (batas minimal),

yaitu . P-value (tingkat signifikansi) juga membuktikan hal yang sama

dengan yaitu di bawah 0,05, dengan p-value di bawah 0,05 maka

membuktikan bahwa bahan bakar memberikan pengaruh terhadap

konsumsi bahan bakar.

4.3. Data Hasil Uji Temperatur Oli Mesin

Sepeda motor dengan kompresi tinggi memerlukan bahan bakar

dengan oktan tinggi agar bahan bakar dapat terbakar dengan waktu yang

tepat. Sehingga dengan kompresi dan oktan bahan bakar yang tinggi dapat

menghasilkan panas pembakaran yang tinggi. Hal ini yang mengakibatkan

panas yang lebih tinggi ketika menggunakan bahan bakar dengan oktan

tinggi. Sehingga ketika menggunakan pertamax, temperatur oli lebih tinggi

yaitu 52,7oC pada 7000 rpm, pertalite hanya 46,5oC pada 7000 rpm,

sedangkan premium lebih rendah yaitu sekitar 45,5oC pada 7000 rpm.

Kompresi tinggi dan tekanan Pembakaran yang lebih besar menyebabkan

temperaturnya naik tetapi diiringi dengan tenaga yang dihasilkan.

Berdasarkan uji statisik analysis of Varian temperatur oli mesin seperti

yang terlihat pada gambar 4.9, menunjukkan bahwa jenis bahan bakar

memberikan pengaruh terhadap temperatur oli mesin. Hal ini dibuktikan

nilai F lebih besar dari Fcrit (batas minimal), yaitu P-value (tingkat

signifikansi) juga membuktikan hal yang sama dengan yaitu di bawah 0,05,

dengan p-value di bawah 0,05 maka membuktikan bahwa bahan bakar

memberikan pengaruh terhadap temperatur oli mesin.


44

SUMMARY Count Sum Average Variance


4000 3 95,33333 31,77778 1,509259
6000 3 116,3333 38,77778 2,925926
7000 3 144,6667 48,22222 15,06481

PREMIUM 3 113,6667 37,88889 54,00926


PERTALITE 3 116,1667 38,72222 57,62037
PERTAMAX 3 126,5 42,16667 96,75

ANOVA
Source of
Variation SS Df MS F P-value F crit
RPM 408,6173 2 204,3086 100,373 0,000382 6,944272
Bahan Bakar 30,85802 2 15,42901 7,579985 0,043584 6,944272
Error 8,141975 4 2,035494

Total 447,6173 8
Gambar 4.9. Analisis of Varian Temperatur Oli Mesin
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang didapat maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pertamax menghasilkan torsi dan daya yang lebih besar. Ketika

menggunakan premium, daya dan torsi yang dihasilkan lebih kecil.

Sementara pertalite berada di tengah antara pertamax dan premium.

Hal ini terlihat pada daya dan torsi maksimum yang dihasilkan.

Pertamax memiliki daya maksimum 9,611 Hp/8498 rpm dan torsi

maksimum pada 9,41 Nm/4460 rpm. Pertalite daya maksimum hanya

mencapai 9,4 Hp/8458 rpm dan torsi maksimum hanya 9,27 Nm/

4374 rpm. Sedangkan premium lebih rendah yaitu daya maksimum

hanya 9,142 Hp/8416 rpm dengan torsi maksimum hanya mencapai

9,089 Nm/4311.

2. Konsumsi bahan bakar ketika menggunakan pertamax lebih sedikit

dibanding premium maupun pertalite, Hal ini ditunjukkan dengan nilai

SFC pada pertamax yaitu 0,152 kg/kWh pada 7000 rpm. Ketika

memakai pertalite lebih boros dengan putaran mesin 7000 rpm

konsumsi bahan bakarnya mencapai 0,162 kg/kWh. Premium juga

memiliki konsumsi lebih besar dari pertalite yaitu 0,176 kg/kWh.

3. Temperatur oli mesin pertamax lebih cepat panas dibanding

premium maupun pertalite. Ketika memakai premium, temperatur oli


46

mesin lebih dingin. Sedangkan pertalite lebih panas dibanding

premium. Temperatur pertamax pada putaran 7000 rpm mencapai

52,7oC. Pada pertalite hanya 46,5oC pada 7000 rpm. Ketika

menggunakan premium lebih dingin yaitu 45oC pada 7000 rpm.

5.2. Saran

Berdasarkan eksperimen ini, selanjutnya diharapkan adanya

penelitias tentang viskositas oli pada penggunaan bahan bakar

premium,pertalite dan pertamax.


DAFTAR PUSTAKA

Jama, Jalius dkk. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid I. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Sunyoto,dkk.2008.Teknik Mesin Industri Jilid II. Jakarta: Departemen pendidikan

Nasional.

Purnomo, Trio Bagus.2013. Perbedaan Performa Motor Berbahan Bakar

Premium 88 Dan Motor Berbahan Bakar Pertamax 92.

Semarang:Universitas Negeri Semarang

Sugeng Mulyono,Gunawan,Budha Maryanti,.Pengaruh Penggunaan dan

Perhitungan Efisiensi Bahan Bakar Premium dan Pertamax Terhadap

Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin.Teknologi Industri Universitas

Balikpapan.

Pratama, M. Hafiz.2016. Uji Eksperimental Pengaruh Penambahan Bioetanol

Pada Bahan Bakar Pertalite Terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar

Bensin.Sumatera:Universitas Sumatera Utara

Saripudin Aep,Marijo dan Muhammad Kommarudin.2005.Pengujian Kinerja

motor Bensin dengan Bahan Bakar Premium dan Pertamax.

Fx.,Sukidjo.2011. Performa Mesin Sepeda Motor Empat Langkah Berbahan

Bakar Premium dan Pertamax. Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi

UGM.

Eri Sururi dan Budi Waluyo.. Kaji Eksperimen: Perbandingan Penggunaan

Bahan Bakar Premium dan Pertamax Terhadap Unjuk kerja Mesin Pada
Sepeda Motor suzuki Thunder Tipe EN-125 .Program Studi Mesin

Otomotif Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Magelang.

Ir. Astu Pudjanarsa,MT. Dan Prof. Ir. Djati Nursuhud,MSME.2006. Mesin

Konversi Energi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.


LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Tes Dinamometer Berbahan Bakar Premium

DYNOmite Dynamometer Test Results


Ultra Speed
Racing
Tangerang
Indonesia
(081) 785-8080
DYNOmite Test Run: vario125 2501bt premium #8450 on 2016-06-12 @ 13-35-16
Date: 6/12/2016
Correction Method: SAE
RPM Hp Torque RPM Hp Torque RPM Hp Torque
(RPM) (Hp) (N-m) (RPM) (Hp) (N-m) (RPM) (Hp) (N-m)
3207 1,351 2,996 5962 7,090 8,471 8416 9,142 7,738
3349 2,096 4,454 6000 7,133 8,468 8467 9,129 7,681
3553 3,169 6,350 6025 7,161 8,466 8516 9,095 7,608
3799 4,189 7,853 6089 7,216 8,442 8565 9,047 7,525
4000 4,801 8,547 6154 7,271 8,417 8613 9,005 7,448
4061 4,994 8,758 6221 7,328 8,391 8661 8,974 7,381
4311 5,501 9,089 6292 7,409 8,388 8708 8,961 7,331
4533 5,765 9,058 6366 7,490 8,381 8754 8,951 7,284
4719 5,906 8,914 6437 7,559 8,365 8800 8,935 7,233
4868 6,042 8,841 6505 7,621 8,346 8844 8,915 7,181
4980 6,143 8,786 6535 7,656 8,345 8887 8,882 7,120
5000 6,161 8,776 6596 7,757 8,377 8931 8,842 7,053
5055 6,209 8,749 6656 7,832 8,382 8973 8,767 6,960
5097 6,239 8,719 6714 7,885 8,366 9000 8,758 6,932
5119 6,255 8,704 6771 7,937 8,350 9022 8,751 6,910
5133 6,265 8,694 6829 8,006 8,351 9062 8,711 6,848
5152 6,279 8,680 6887 8,096 8,374 9100 8,653 6,774
5172 6,293 8,666 6947 8,194 8,402 9136 8,584 6,693
5185 6,302 8,657 7000 8,274 8,417 9171 8,515 6,614
5183 6,300 8,658 7019 8,282 8,422 9204 8,449 6,539
5189 6,305 8,654 7078 8,356 8,429 9236 8,387 6,469
5237 6,338 8,620 7134 8,429 8,417 9268 8,336 6,407
5283 6,386 8,610 7189 8,465 8,388 9300 8,293 6,352
5326 6,431 8,601 7244 8,476 8,335 9331 8,247 6,296
5367 6,474 8,592 7297 8,469 8,268 9363 8,194 6,234
5402 6,511 8,585 7350 8,458 8,198 9394 8,129 6,164
5432 6,540 8,576 7405 8,458 8,137 9423 8,061 6,094
5459 6,566 8,568 7458 8,448 8,069 9452 7,994 6,025
5483 6,590 8,561 7513 8,493 8,053 9480 7,940 5,966
5503 6,609 8,555 7566 8,549 8,049 9507 7,883 5,907
5519 6,625 8,550 7673 8,669 8,048 9535 7,830 5,850
5529 6,634 8,547 7728 8,728 8,046 9562 7,779 5,795
5537 6,642 8,545 7783 8,785 8,041 9589 7,729 5,742
5546 6,651 8,542 7837 8,847 8,042 9614 7,690 5,698
5559 6,663 8,538 7891 8,910 8,044 9640 7,657 5,658
5577 6,681 8,533 7943 8,965 8,040 9665 7,625 5,620
5599 6,702 8,526 7996 9,005 8,023 9690 7,599 5,586
5624 6,728 8,521 8000 9,007 8,020 9714 7,574 5,554
5678 6,783 8,510 8048 9,027 7,990 9739 7,547 5,520
5708 6,814 8,503 8102 9,046 7,954 9764 7,476 5,454
5739 6,846 8,497 8157 9,067 7,919 9788 7,309 5,319
5771 6,879 8,490 8211 9,092 7,888 9809 6,990 5,076
5807 6,916 8,483 8263 9,111 7,855 9825 6,493 4,707
5850 6,964 8,480 8315 9,126 7,819 9835 5,801 4,201
5902 7,023 8,476 8366 9,138 7,781 9840 5,047 3,653
Lampiran 2. Hasil Tes Dinamometer Berbahan Bakar Pertalite

DYNOmite Dynamometer Test Results


Ultra Speed
Racing
Tangerang
Indonesia
(081) 785-8080
DYNOmite Test Run: vario125 2501bt petralite #8447 on 2016-06-12 @ 11-40-23
Date: 6/12/2016
Correction Method: SAE
RPM Hp Torque RPM Hp Torque RPM Hp Torque
(RPM) (Hp) (N-m) (RPM) (Hp) (N-m) (RPM) (Hp) (N-m)
3219 1,518 3,354 6106 7,353 8,578 8509 9,388 7,860
3375 2,335 4,923 6183 7,431 8,561 8558 9,365 7,796
3592 3,471 6,881 6263 7,502 8,533 8605 9,332 7,726
3849 4,498 8,322 6340 7,571 8,506 8652 9,289 7,648
4000 4,909 8,740 6414 7,636 8,480 8698 9,241 7,569
4119 5,246 9,070 6483 7,725 8,488 8744 9,196 7,492
4374 5,693 9,270 6548 7,810 8,496 8791 9,160 7,423
4599 5,916 9,162 6609 7,890 8,504 8838 9,127 7,357
4782 6,011 8,953 6668 7,970 8,514 8884 9,086 7,286
4915 6,140 8,898 6727 8,046 8,520 8929 9,033 7,207
4993 6,214 8,865 6785 8,114 8,519 8973 8,967 7,119
5000 6,221 8,862 6843 8,183 8,519 9000 8,956 7,090
5017 6,237 8,855 6902 8,258 8,523 9146 8,900 6,932
5016 6,236 8,855 6961 8,340 8,535 9182 8,825 6,847
5047 6,265 8,842 7000 8,399 8,547 9216 8,753 6,766
5091 6,307 8,823 7020 8,429 8,553 9251 8,686 6,689
5140 6,352 8,803 7078 8,508 8,563 9285 8,627 6,619
5193 6,401 8,780 7135 8,570 8,556 9319 8,578 6,557
5242 6,454 8,769 7190 8,612 8,533 9353 8,538 6,503
5284 6,498 8,760 7246 8,646 8,500 9387 8,502 6,452
5319 6,535 8,752 7301 8,679 8,468 9419 8,458 6,397
5345 6,563 8,746 7357 8,718 8,442 9450 8,402 6,334
5363 6,582 8,742 7413 8,753 8,411 9480 8,347 6,272
5375 6,595 8,739 7467 8,772 8,369 9509 8,292 6,212
5385 6,605 8,737 7521 8,782 8,318 9537 8,252 6,164
5394 6,615 8,735 7574 8,786 8,264 9566 8,218 6,120
5404 6,625 8,733 7627 8,805 8,224 9595 8,173 6,068
5418 6,639 8,729 7680 8,840 8,200 9623 8,116 6,008
5438 6,659 8,723 7734 8,890 8,189 9652 8,047 5,939
5466 6,687 8,715 7789 8,955 8,190 9680 7,993 5,882
5502 6,723 8,704 7845 9,029 8,199 9708 7,949 5,833
5542 6,763 8,692 7901 9,111 8,215 9737 7,921 5,795
5581 6,801 8,680 7958 9,188 8,225 9765 7,884 5,751
5616 6,836 8,670 8000 9,234 8,223 9791 7,774 5,656
5646 6,868 8,664 8014 9,249 8,222 9811 7,566 5,493
5674 6,897 8,659 8033 9,249 8,202 9826 7,199 5,219
5704 6,929 8,653 8087 9,272 8,168 9834 6,642 4,811
5737 6,964 8,647 8141 9,295 8,134 9837 5,886 4,262
5778 7,007 8,639 8194 9,317 8,100 9839 5,181 3,750
5828 7,060 8,629 8248 9,342 8,069
5889 7,125 8,619 8301 9,368 8,040
5960 7,201 8,606 8354 9,387 8,005
6000 7,243 8,599 8406 9,398 7,965
6032 7,277 8,594 8458 9,402 7,919
Lampiran 3. Hasil Tes Dinamometer Berbahan Bakar Pertamax

DYNOmite Dynamometer Test Results


Ultra Speed
Racing
Tangerang
Indonesia
(081) 785-8080
DYNOmite Test Run: vario125 2501bt pertamax #8444 on 2016-06-12 @ 09-30-13
Date: 6/12/2016
Correction Method: SAE
RPM Hp Torque RPM Hp Torque RPM Hp Torque
(RPM) (Hp) (N-m) (RPM) (Hp) (N-m) (RPM) (Hp) (N-m)
3179 1,733 3,877 6251 7,527 8,577 8744 9,499 7,739
3380 2,628 5,534 6329 7,640 8,599 8790 9,476 7,680
3634 3,798 7,441 6404 7,722 8,589 8835 9,454 7,623
3917 4,789 8,707 6475 7,788 8,568 8880 9,425 7,561
4000 4,990 8,885 6541 7,857 8,557 8925 9,387 7,493
4200 5,492 9,313 6605 7,933 8,556 8967 9,340 7,420
4460 5,897 9,418 6667 8,006 8,554 9000 9,301 7,362
4683 6,122 9,311 6727 8,074 8,550 9008 9,291 7,348
4857 6,228 9,134 6786 8,142 8,547 9055 9,243 7,272
4982 6,287 8,989 6843 8,216 8,553 9093 9,184 7,195
5000 6,305 8,982 6901 8,298 8,566 9129 9,113 7,111
5065 6,369 8,957 6960 8,385 8,582 9165 9,037 7,024
5187 6,488 8,910 7000 8,444 8,594 9200 8,969 6,945
5216 6,516 8,898 7019 8,473 8,599 9234 8,899 6,865
5243 6,546 8,893 7078 8,558 8,613 9267 8,837 6,793
5268 6,574 8,888 7135 8,623 8,611 9301 8,779 6,724
5298 6,607 8,882 7190 8,673 8,593 9334 8,724 6,658
5333 6,645 8,876 7246 8,702 8,555 9367 8,673 6,596
5372 6,688 8,868 7301 8,719 8,507 9398 8,625 6,538
5408 6,728 8,861 7357 8,746 8,469 9428 8,572 6,477
5438 6,759 8,853 7413 8,782 8,439 9456 8,514 6,414
5459 6,780 8,847 7467 8,833 8,427 9484 8,453 6,349
5474 6,796 8,843 7521 8,888 8,419 9512 8,391 6,284
5483 6,805 8,840 7574 8,939 8,408 9541 8,337 6,225
5489 6,811 8,839 7680 9,049 8,394 9570 8,290 6,171
5495 6,817 8,837 7734 9,093 8,376 9599 8,245 6,119
5503 6,825 8,835 7789 9,144 8,363 9627 8,202 6,069
5517 6,840 8,831 7845 9,201 8,355 9656 8,163 6,022
5535 6,858 8,826 7901 9,262 8,351 9685 8,117 5,970
5556 6,880 8,820 7958 9,320 8,343 9714 8,077 5,923
5580 6,904 8,814 8000 9,355 8,330 9743 8,048 5,884
5608 6,933 8,806 8014 9,366 8,326 9770 8,023 5,850
5639 6,967 8,801 8069 9,406 8,304 9794 7,999 5,818
5672 7,004 8,795 8123 9,439 8,278 9814 7,945 5,767
5704 7,039 8,790 8177 9,479 8,258 9827 7,805 5,658
5732 7,070 8,786 8230 9,516 8,237 9834 7,551 5,470
5759 7,099 8,781 8284 9,546 8,209 9835 7,184 5,203
5790 7,133 8,776 8337 9,568 8,176 9833 6,707 4,857
5829 7,163 8,753 8391 9,588 8,140 9828 6,120 4,431
5881 7,201 8,722 8444 9,601 8,100
5946 7,249 8,684 8498 9,611 8,057
6000 7,288 8,652 8549 9,605 8,004
6019 7,301 8,641 8600 9,586 7,941
6096 7,395 8,641 8649 9,558 7,873
6174 7,489 8,641 8697 9,526 7,803
Lampiran 4. Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 88
Lampiran 5. Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90
Lampiran 6. Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 91

Anda mungkin juga menyukai