Anda di halaman 1dari 25

TEKNOLOGI BAHAN KAYU

PENDAHULUAN

Kayu adalah suatu bahan yang dihasilkan dari sumber


kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah
diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan keinginan dan
kemajuan teknologi. Kayu berasal dari tumbuh-tumbuhan hidup
di alam yang jenis pohonnya mempunyai batang berupa kayu.

Berbagai jenis kayu yang dihasilkan dari pohon yang secara


umum dapat dibedakan atas dua golongan besar, yaitu:
1. Jenis pohon dari golongan pohon daun lebar :
 umumnya bentuk daun lebar.
 Tajuk besar dan membundar
 Terjadi guguran daun
 Pertumbuhan lambat/lama
 Umumnya batang tidak lurus dan berbonggol
 Umumnya memiliki kayu yang lebih keras
2. Jenis pohon dari golongan pohon daun jarum, dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
 bentuk daun seperti jarum
 tajuk berbentuk kerucut.
 Umumnya tidak menggugurkan daun,kecuali beberapa pohon saja.
 Pertumbuhan cepat dan lurus keatas.
 Umumnya memiliki kayu lunak dan ringan

Perbedaan lainnya adalah:


Kayu daun lebar Kayu daun jarum

-struktur kayu lebih lengkap -struktur kayu lebih sederhana


-memiliki pori-pori (sel-sel pembuluh) -tidak memiliki pori-pori melainkan sel
dengan kombinasi bentuk jaringannya trakeida, yaitu sel yang berbentuk
lebih kompleks. panjang dengan ujungujung yang kecil
-Contoh jenis pohon daun lebar, sampai meruncing
- Jumlah jenis sel lebih sedikit dan
diantaranya : Jati, Meranti dsbnya
kombinasi bentuk-bentuk jaringannya
lebih sederhana.
- Jumlah jenis pohon daun jarum di
Indonesia lebih sedikit, seperti : Pinus
atau Tusam, Agathis (Damar), Jamuju
BAGIAN-BAGIAN KAYU
1. Bagian-bagian pohon :
a. Bagian akar
Berfungsi :
Untuk mengisap air yang mengandung mineral dari tanah ke bagian-bagian poho
yang lain. Untuk menegakkan tanaman pada tempat tumbuhnya sehingga pohon
cukup kuat berdiri dan tumbuh serta menahan angin

b. Bagian batang pokok


Bagian pohon yang dimulai dari pangkal akar sampai ke bagian bebas cabang
Berfungsi:
Untuk melindungi pertumbuhan sel-sel pembentuk pohon, sebagai tempat
tumbuhnya cabang, daun dan ranting, sebagai lalu lintas makanan dari akar ke
daun serta karbohidrat yang dibentuk daun ke bawah.

c. Bagian Tajuk
Merupakan bagian pemrosesan pertumbuhan yang ditutupi oleh daun yang
mengandung clorophil. Proses sintesa yang dibantu oleh sinar matahari
memisahkan karbondioksida yang diserap dari udara diubah menjadi zat gula dan
karbohidrat lainnya ( dengan melepas oksigen ) untuk membentuk sel-sel baru bagi
pertumbuhannya.
2. Struktur batang pokok (bagian-bagian kayu)
a. Kulit
Terdapat pada bagian terluar batang pohon.
Terdiri dari dua bagian :
Kulit bagian luar yang mati, mempunyai
ketebalan yang bervariasi menurut Janis
pohon, kering dan berwarna tua.
Kulit bagian dalam bersifat hidup dan tipis yang
bertugas mengangkut getah yang dirubah oleh
daun ke bagian pohon yang tumbuh.
Pelindung bagian-bagian terdalam terhadap
pengaruh luar yang merusak seperti iklim,
serangga, hama dan kebakaran
b. Kambium
Merupakan jaringan yang lapisannya tipis dan
bening semacam lender yang terdapat diantara
kulit dan kayu, melingkari kayu, ke arah luar
membentuk kulit baru menggantikan kulit lama
yang telah rusak, ke dalam membentuk kayu
baru. Dengan adanya cambium, pohon tumbuh
besar
c. Kayu gubal
Bagian kayu yang masih muda terdiri dari sel-
sel yang masih hidup, terletak di sebelah dalam
kambium yang berfungsi sebagai penyalur
cairan dan tempat penimbunan zat-zat
makanan. Tebal kayu gubal 1 – 20 cm.
d. Kayu teras
Merupakan jaringan sel yang membentuk kayu
keras, yaitu bagian batang yang fungsinya
untuk memperkuat batang kayu agar tegar
berdiri. Warnanya lebih tua dari kayu gubal.
Bagian ini merupakan bagian terpenting dari
kayu sebagai bahan konstruksi bangunan
e. Hati kayu (pitch)
Merupakan bagian kayu yang terletak pada
pusat lingkaran tahun. Biasanya digunakan
untuk menentukan jenis suatu pohon. Pada
umumnya bersifat rapuh atau lunak untuk
beberapa jenis kayu, dan ada yang bersifat
keras
f. Lingkaran tahun
Yaitu batas antara kayu yang terbentuk pada
permulaan dan pada akhir suatu musim.
Melalui lingkaran tahun ini dapat diketahui umur
suatu pohon.
g. Jari-jari
Sel-sel kayu yang berarah tegak lurus batang
mengarah dari kulit ke hati (arah radial)
berfungsi sebagai tempat saluran makanan
yang mudah diproses di daun untuk
pertumbuhan pohon
Keuntungan dan kerugian kayu sebagai bahan
bangunan
a. Keuntungan
 Banyak didapat di Indonesia dan bisa didaur ulang lagi
ketersediaannya dengan menanam kembali
(Reboisasi).
 Mudah dikerjakan dan mudah dibentuk sesuai
kebutuhan dan kegunaannya serta harga yang relatif
murah.
 Kekuatan kayu cukup tinggi dan ringan.

 Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia (kecuali


bahan kimia yang keras) cukup tinggi/baik.
 Pada jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang
indah, sehingga mempunyai nilai dekoratif yang
indah/baik.
 Kedap suara.
b. Kerugian/kekurangan

 Sifatnya kurang homogen


 Mudah dipengaruhi oleh iklim/cuaca.
 Lendutan dapat terjadi pada keadaan
kelembaban tinggi.
 Mudah terserang serangga, jamur dan cacing
laut.
 Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam,
seperti: mata kayu dan pecah-pecah
 Agak mudah terbakar.
Memilih Jenis Kayu
Agar cocok untuk penggunaan dan pemakaian kayu sebagai
bahan bangunan, maka pedoman dibawah ini dapat dijadikan
pegangan, diantaranya:

a. Berdasarkan sifat-sifat jenis kayu :


 Sifat keawetan kayu
 Sifat kekuatan kayu
 Sifat-sifat lainnya.

b. Berdasarkan keadaan permukaan kayu :


 Warna dan pola kayu
 Ukuran serat dan pori-pori.

c. Berdasarkan kelas pemakaian kayu :


 Banyak sedikitnya penggunaan suatu jenis kayu oleh
konsumen kayu.
 Dilihat dari kelas keawetan dan kelas kekuatan jenis kayu
yang bersangkutan.
SIFAT-SIFAT KAYU

Secara umum kayu mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :


 Semua pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat
simetri radial.
 Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-
macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa
kimia berupa selulosa, hemisellulosa (unsur karbohidrat)
dan lignin (non karbohidrat).
 Semua kayu memiliki sifat anisotropik, yaitu
memperlihatkan sifat-sifat berlainan jika diuji menurut tiga
arah utamanya (longitudinal, tangensial dan radial).
 Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik,
yaitu dapat kehilangan atau bertambah kelembabannya
akibat perubahan kelembaban dan suhu udara di sekitarnya.
 Kayu dapat diserang mahluk hidup perusak kayu dan dapat
terbakar
SIFAT FISIK KAYU
SPESIFIKASI/
STANDAR KAYU
BANGUNAN
SIFAT MEKANIK
KAYU
Berat Jenis

Keawetan alami kayu

Warna kayu

Higroskopik
SIFAT FISIK KAYU
Tekstur kayu

Berat kayu

Kekerasan kayu

Kepadatan/kerapatan kayu

Sifat mengembang dan menyusut


Sifat-sifat Fisik Kayu
 Berat Jenis
Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, antara 0,2 (kayu balsa) sampai 1,28
(kayu nani). Berat jenis tergantung oleh tebal dinding sel, kecilnya rongga sel yang
membentuk pori-pori.
 Keawetan alami kayu. Keawetan alami kayu berbeda-beda antara satu dengan yang
lain. Keawetan kayu disebabkan oleh adanya suatu zat di dalam kayu (zat ekstraktif)
yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak kayu.
 Warna kayu. Warna suatu jenis kayu dipengaruhi oleh: tempat di dalam batang,
umur pohon dan kelembaban udara.
 Higroskopik, yaitu sifat dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban.
 Tekstur kayu yaitu ukuran relatif dari sel-sel kayu. Menurut teksturnya, kayu
dibedakan menjadi :
- Kayu bertekstur halus, contohnya kayu giam, lara, kulim, dll.
- Kayu bertekstur sedang, contohnya kayu jati, sonokeling, dll.
- Kayu bertekstur kasar, contohnya kayu kempas, meranti, dll.
 Berat kayu. Berat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun,
rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air dan zat ekstraktif. Berat suatu
kayu tergantung dari berat jenisnya.
 Kekerasan kayu berhubungan dengan berat dan
berat jenis kayu.
 Kepadatan/kerapatan kayu, yaitu perbandingan
antara berat kering oven dengan isi (volume) dari
sepotong kayu. Kepadatan kayu mempengaruhi
kekuatan kayu.
 Sifat mengembang dan menyusut. Besarnya
pengembangan dan penyusutan tidak sama pada
semua arah. Rata-rata besarnya pengembangan dan
penyusutan pada arah tangensial : 4-14%, arah radial
: 2 – 8 %, arah axial : 0,1 – 0,2 %.
Kelas berat Berat Jenis Contoh
Kayu
sangat berat > 0,90 kayu giam, balau

Berat 0,75 - 0,90 Kulim

Agak berat 0,60 - 0,75 Bintangur

Ringan < 0,60 balsa, pinus


Kuat tarik
Kuat tekan
SIFAT MEKANIK KAYU
Kuat geser
Kuat Lentur
Kuat belah
Faktor luar
pengawetan kayu, kelembaban lingkungan,
pembebanan, cacat (jamur, serangga)

Yang mempengaruhi
Sifat mekanik Kayu

Faktor internal
berat jenis kayu, kadar air, cacat
mata kayu, penyimpangan arah serat
kayu
Menurut sifatnya kayu dibagi menjadi empat :
 Kelas Kayu Istimewa (Kayu Balsa, Kayu Jati,
Kayu Ebony, kayu Cendana, Kayu Salimuli,
dsb)
 Kelas Kayu Awet (Kayu Rengas, Kayu
Cempaka, Kayu Gofasa, Kayu Sono Kembang,
Kayu Ulin, Kayu Bungur, dsb)
 Kelas Kayu Cukup Awet (Kayu Mahoni, Kayu
Sindur, Kayu Sungkai, Kayu Meranti Merah,
dsb)
 Kelas Kayu Agak Awet dan Tidak Awet

( Kayu Jelutung, Kayu Medang, Kayu Surian,


Kayu Durian, dsb)
Kekuatan dan Mutu kayu

Kekuatan kayu dihitung faktor-faktor penting


a. Sifat anistrop, berati susut muai tidak sama ke
semua arah maka daya tahan kayu terhadap suatu
gaya yang arah gaya tersebut tergantung terhadap
arah serat. Kekuatan tarik dan tekan pada arah
aksial jauh lebih besar daripada arah radial
b. Kondisi bebas air (keadaan kering), kekuatan kayu
akan menurun jika kadar air bertambah dan
mencapai terendah pada waktu kadar air dari kayu
mencapai titik jenuh serat.
c. Sifat bobot isi, makin besar bobot isi suatu jenis
kayu, menyebabkan daya tahan terhadap dari luar
makin besar. Jadi bertambahnya kekerasan dan
kekuatan tekan praktis sebanding dengan
bertambahnya bobot isi. Sedangkan kekuatan lentur
biasanya dipengaruhi sifat-sifat zat pembentuk
Mutu kayu
Mutu A
kayu harus kering udara
besarnya mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh
lebih dari 3,5 cm
balok tidak boleh mengandung manvlak yang lebih besar dari 1/20 tinggi
balok
miring arah serat tidak boleh lebih dari 1/10
Retak-retak dalam arah radiasi tidak boleh lebih dari ¼ tebal kayu dan retak-
retak menurut tumbuh tidak boleh melebihi 1/5 dari tebal kayu

Mutu B
kadar air kayu lebih kecil 30%
besar mata kayu tidak melebihi ¼ lebar dan juga tidak boleh lebih dari 5 cm
balok tidak boleh mengandung manvlak yang lebih besar dari 1/10 tinggi
balok
miring arah serat batang tidak boleh lebih dari 1/7
Retak-retak dalam arah radial tidak boleh melebihi ¼ dari tebal kayu
JENIS DAN KLASIFIKASI KAYU
Jenis kayu yang digunakan untuk konstruksi
bangunan didasarkan atas sifat kayu itu sendiri yang
berhubungan dengan pemakaiannya. Berdasarkan
pemakaiannya kayu digolongkan menjadi :
 Kayu dengan tingkat pemakaian I dan II, jenis kayu
yang dipakai untuk konstruksi berat, yang selalu
terkena pengaruh tanah lembab, terpengaruh basah
kering (hujan dan matahari).
 Tingkat pemakaian III, kayu yang digunakan untuk
konstruksi yang terlindung dari tanah lembab (di
bawah atap).
 Tingkat pemakaian IV, kayu yang digunakan untuk
konstruksi ringan yang terlindung dari tanah lembab
(di bawah atap).
 Tingkat pemakaian V, kayu yang digunakan untuk
konstruksi yang tidak permanen (bangunan
sementara).
Berdasarkan tingkat keawetannya (tahan lama), kayu
dibedakan menjadi
Tingkat I II III IV V
Keadaan
A 8 tahun 5 tahun 3 tahun Cepat sekali Cepat sekali

B 20 tahun 15 tahun 10 tahun Beberapa th Cepat

C Tak terbatas Agak lama 10 - 20 th 20 tahun 20 tahun

Serangan Tak pernah Jarang Agak Lekas sekali Lekas sekali


rayap lekas
Serangan Tak pernah Tak Tak Mungkin lekas
bubuk pernah pernah

Keterangan :
A. Selalu terkena tanah dan lembab
B. Hanya terpengaruh oleh hujan, matahari dan terlindung air
C. Berada di bawah atap (terlindung) tidak terkena tanah lembab
Jenis kayu berdasarkan kekuatannya
dibedakan menjadi
Kelas Kekuatan Kayu
Sifat
I II III IV V
a. Kuat lentur
150 100 75 50 -
(kg/cm2)
b. Kuat tekan
sejajar
130 85 60 45 -
serat
(kg/cm2)
c. Kuat tekan -
tegak lurus
40 25 15 10
serat
(kg/cm2)
d. Kuat geser
20 12 8 5 -
(kg/cm2)

Anda mungkin juga menyukai