Anda di halaman 1dari 35

STRUKTUR KAYU

PERTEMUAN 1 – 2
PENGETAHUAN DASAR KAYU
TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa
mampu menjelaskan karakteristik kayu
sebagai salah satu satu bahan bangunan
dalam pekerjaan konstruksi.
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan sifat-sifat utama kayu
2. Menjelaskan keuntungan dan kerugian bahan kayu
3. Menjelaskan klasifikasi kayu
4. Menjelaskan anatomi kayu
5. Menjelaskan sifat-sifat kayu
- Sifat kimia
- Sifat fisik
- Sifat mekanis
6. Menjelaskan sifat keawetan kayu.
7. Menjelaskan perdagangan kayu di Indonesia
8. Menjelaskan peraturan konstruksi kayu di Indonesia.
1. SIFAT-SIFAT UTAMA KAYU
■ Kayu merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan
habis jika dikelalo dengan cara yang baik. Kayu disebut
juga sebagai renewable resources (sumber kekayaan alam
yang dapat diperbaharui/diadakan lagi)
■ Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk
dijadikan barang lain (misalnya bahan bangunan, kertas,
tekstil dan sebagainya)
■ Kayu mempunyai sifat-sifat spesifik yang tidak dapat ditiru
oleh bahan lain buatan manusia (baja, beton atau bahan
lainnya), sifat elastis, ulet, mempunyai ketahanan terhadap
pembebanan yang tegak lurus dengan seratnya atau sejajar
serat
■ Kayu adalah bahan dari alam yang dapat terurai sempurna
sehingga tidak ada istilah limbah pada konstruksi kayu
(environmental friendly)
2. KEUNTUNGAN DAN
KERUGIAN BAHAN KAYU
■ Keuntungan kayu
– Mempunyai kekuatan yang tinggi dengan berat
bahan yang rendah
– Mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap
pengaruh kimia dan listrik
– Mudah dikerjakan
– Relatif murah harganya
– Mudah didapat
….
■ Kerugian kayu:
– Sifatnya kurang homogen dengan cacat-cacat
alam, seperti arah serat yang berbentuk spiral dan
diagonal, adanya mata kayu dan sebagainya
– Beberapa jenis kayu bersifat kurang awet dalam
keadaan tertentu
– Kayu dapat memuai dan menyusut dengan
perubahan kelembaban udara sekelilingnya
– Akan terjadi lendutan yang relative besar bila
balok dibebani dalam waktu yang lama
3. KLASIFIKASI KAYU
Divisi Kayu
Thallophyta

Pteridophyta

Bryophyta

Spermathophyta:
- Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka/telanjang,
kelompok kayu berdaun jarum)
- Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup, kelompok kayu
berdaun lebar) terdiri dari:
- Monocotyledoneae (kayu glugu dan nyiur)
- Dicotyledoneae (hampir semua kayu di Indonesia masuk
golongan ini)
4. ANATOMI KAYU
■ Senyawa utama penyusun sel kayu adalah selulosa
(50%), hemiselulosa (25%), dan (lignin 25%)
■ Sel kayu secara berkelompok membentuk pembuluh,
parenkim, dan serat.
• Pembuluh, berbentuk pipa yang berfungsi untuk
saluran air dan zat hara
• Paremkim, berbentuk kotak, berdinding tipis dan
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
hasil fotositesis
• Serat, berbentuk panjang langsing dan berdinding
tebal dan berfungsi sebagai penguat pohon
■ Kulit, bagian terluar yang berfungsi
untuk memberikan perlindungan
bagian yang lebih dalam pada kayu
karena pengaruh dari luar, misalnya
iklim, serangan serangga atau jamur.
Kulit terdiri dari:
– Kulit luar (outer bark), bagian
yang telah mati dan berfungsi
untuk melindungi bagian-
bagian sebelah dalam
– Kulit dalam (inter bark), bagian
yang masih hidup dan bertugas
sebagai saluran cairan atau
bahan makanan dari akar di
dalam tahan ke daun, dan
Potongan kayu mengangkut makanan yang
dibuat di daun ke bagian-
bagian lainnya dari pohon
■ Kambium, merupakan jaringan tipis
dan bening yang terletak antara kulit
dalam dan kayu global, yang
  melingkari batang pohon. Fungsi
kambium adalah ke arah luar
membentuk kulit yang baru dan ke
arah dalam membentuk lapisan kayu
baru. Proses pertumbuhan terjadi
pada lapisan kambium ini, dimana sel
memecah, bertumbuh dan memecah
lagi membentuk sel kulit baru atau
zat kayu baru.
■ Kayu gubal (sapwood), bagian kayu
muda, terdiri dari sel-sel yang masih
hidup, berupa kayu lunak dan
warnanya lebih terang dibandingkan
kayu teras. Kayu gubal berfungsi
untuk menyalurkan makanan dari
daun ke bagian lain dari pohon dan
sebagai tempat penyimpanan
makanan
■ Kayu teras (heart wood), bagian
kayu yang terdiri dari sel-sel yang
sudah tua atau mati. Warna kayu
  menjadi lebih tua karena
pengendapan zat ekstrasi/sel-sel kayu
sudah terisi zat ekstrasi yang dapat
menambah keawetan kayu. Kayu
teras berfungsi sebagai pengokoh
tumbuhnya pohon saja.
■ Hati (pitch), merupakan bagian kayu
yang berada di tengah/pusat.
■ Lingkaran tumbuh/gelang
tahun/lingkaran tahun/renggat, suatu
lapisan yang berbentuk gelang, yang
■ Jari-jari kayu (wood rays), adalah menunjukkan perkembangan kayu.
jaringan kayu yang dibentuk Renggat dapat digunakan untuk
dengan susunan sel secara radial mengetahui umur sebatang pohon.
dan bertugas untuk mengangkut Tebalnya renggat berbeda-beda
makanan ke arah radial menurut macam kayu, keadaan tanah,
serta keadaan musim dan iklim.
5. Sifat-sifat Kayu
Secara umum kayu mempunyai sifat yang
sama dalam hal:
■ Bahan alam yang tidak homogen, hal
ini disebabkan oleh pola pertumbuhan
batang dan kondisi lingkungan
pertumbuhan yang tidak sama.
■ Kayu tersusun dari sel-sel kayu, dimana
susunan dinding selnya terdiri dari
senyawa-senyawa kimia
■ Kayu bersifat anisotropis/ortho-tropic,
yaitu suatu sifat (fisik dan mekanik)
yang menunjukkan perbedaan apabila
kayu diuji menurut arah radial, arah
longitudinal dan arah tangensial, baik
dalam tegangan, penyusutan maupun
deformasinya.
Sifat Kimia Kayu
Komponen kimia kayu terdiri dari 3 unsur, yaitu:
1. Unsur karbohidrat, terdiri dari sellulosa dan
hemiselulosa
2. Unsur non karbohidrat, terdiri dari lignin
3. Unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses
pertumbuhan yang dinamakan zat ekstraksi
Sifat Fisik Kayu
Sifat fisik yang berpengaruh besar terhadap kayu adalah:
1. Kadar air kayu
– Kayu merupakan material higroskopis, artinya kayu
memiliki kaitan yang erat dengan air baik berupa cairan
ataupun uap
– Kemampuan menyerap dan melepaskan air sangat
bergantung pada kondisi lingkungan, seperti temperatur
dan kelembaban udara
– Dalam satu spesies yang sama kandungan air dapat
berbeda disebabkan oleh umur, ukuran pohon dan lokasi
penanaman
– Pada bagian batang sebuah kayu, kandungan air pada
kayu glubal lebih banyak dibandingkan kayu teras
1. Kadar air
■   Air
Kadar

Kayu peka terhadap kadar air udara di sekelilingnya dan


akan berusaha mencapai keseimbangan dengan kelembaban
udara di sekelilingnya. Kadar air kayu pada titik
kesetimbangan tersebut dinamakan kadar air
kesetimbangan (Equilibrium Moisture Content)
2. Kembang dan susut kayu
Air yang dikandung oleh kayu dibedakan dalam dua macam,
yaitu:
1. Air bebas, yang terdapat dalam rongga-rongga sel dan
ruang-ruang dalam sel
2. Air yang terikat secara kapiler dalam dinding sel. Air terikat
penting dalam proses penyusutan.

a. Kadar air dari pohon hidup


b. Kadar air dengan air bebas dan air terikat
c. Kadar air yang telah mencapai titik jenuh 30%
d. Kayu kering udara dengan kadar air 0%-30%
e. Kayu yang kering tanur dengan kadar air mencapai 0%
….
■ Perubahan kadar lengas/kelembaban udara dapat mempengaruhi kembang
susut kayu, yang juga akan berpengaruh terhadap sifat fisik dan mekanis
kayu. Sel-sel kayu yang mengandung air, sebagian disebut bebas yang
mengisi ruang sel, dan sebagian disebut air terikat yang menembus dinding
sel. Apabila kayu mengering air bebas akan keluar terlebih dahulu,
kemudian barulah air terikat meninggalkan dinding sel. Jika kayu terus
mengering, pada saat air bebas telah habis, maka keadaan ini disebut titik
jenuh serat. Kadar lengasnya kira-kira 25 – 30 %, tergantung jenis kayu.
■ Pada saat lembab, maka kayu mengembang atau sebaliknya
■ Masalah kembang susut kayu juga dipengaruhi oleh macam kayu,
sehingga ada yang masuk dalam kategori stabil dan tidak stabil. Untuk
yang stabil, contohnya jati, mahoni, dan kayu nangka. Sedangkan untuk
yang tidak stabil/mudah berubah bentuk pada perubahan kadar udara,
misalnya rasamala, duren, dan lain-lain.
■ Perubahan kadar lengas mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kekuatan kayu, yang diperlihatkan dalam tegangan yang diijinkan dari
kayu. Bila kayu mengering di bawah titik jenuh serat, dinding sel menjadi
semakin padat, akibatnya serat-seratnya menjadi kuat dan kokoh. Jadi,
turunnya kadar lengas dapat mengakibatkan bertambahnya kekuatan kayu.
Penyusutan pada penampang kayu
……
2. Kepadatan
– Kepadatan (density) kayu dinyatakan sebagai berat per
unit volume. Pengukuran kepadatan ditunjukkan
dengan mengetahui porositas atau prosentase rongga
(void) pada kayu
 Kepadatan Kayu

3. Berat jenis
– Berat jenis kayu adalah perbandingan antara berat
volume kayu kering dengan berat air pada volume
yang sama
– Berat jenis kayu mempunyai korelasi positif dengan
kekuatan kayu, dimana semakin tinggi berat jenisnya
maka semakin baik kualitas kayunya
….
4. Cacat kayu
– Cacat kayu atau kerusakan kayu dapat mengurangi
kekuatan dan atau bahkan kayu tidak dapat digunakan
sebagai bahan konstruksi
– Cacat kayu yang sering terjadi:
■ Retak (cracks) pada kayu, terjadi karena proses
penyusutan akibat penurunan kandungan air
(pengeringan). Pada batang kayu yang tipis, retak
disebut belah (split)
■ Kemiringan serat, tidak sesuainya sumbu batang
kayu dengan sumbu pohon saat
pemotongan/penggergajian
■ Mata kayu, terdapat pada batang kayu yang
merupakan bekas cabang kayu yang patah
Sifat Mekanis Kayu
Secara umum dapat dikatakan bahwa sifat mekanis kayu atau
sifat kekuatan kayu merupakan ukuran kemampuan kayu
untuk menahan pengaruh/gaya luar/beban (gaya tarik, gaya
tekan, gaya lentur maupun geser).
Beban cenderung mengubah ukuran dan bentuk benda yang
terkena beban.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan mekanis:
■ Pengaruh dari luar:
Pembebanan Pengeringan kayu
Cacat kayu (serangga/jamur Pengawetan kayu
Kelembaban udara lingkungan Perubahan suhu
■ Pengaruh dari dalam:
Berat jenis Mata kayu
Kadar air
■ Pada semua batang pohon angka kerapatan kayunya tidak sama.
Hal ini disebabkan oleh keadaan iklim di sekitarnya, keadaan
tanah dan temperatur di tempat pohon tumbuh/berada
■ Kayu disebut juga benda anisotrop, yang berarti mempunyai
sifat ke segala arah tidak sama/berbeda-beda. Untuk
membedakannya kita mempunyai tiga arah sumbuh yang saling
tegak lurus (arah radial, longitudinal dan tangensial).
■ Sifat mekanis:
– Kekuatan tarik (tensile strength)
– Kekuatan tekan (compressive/crushing strength)
– Kekuatan geser (shearing strength)
– Kekuatan lentur (bending strength)
– Sifat kekakuan (stiffness)
– Sifat keuletan (toughness atau shock resisting ability)
– Sifat kekerasan (hardness)
– Sifat ketahanan belah (cleavage resistance)
Studi sifat mekanis suatu bahan
■ Pembahasan mengenai prilaku benda yang berkaitan dengan
tegangan yang terjadi akibat beban, regangan dan perubahan
bentuk dan ukuran, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hal
tersebut.
– Tegangan (stress) adalah gaya yang terdistribusi dan
bekerja bersama dari suatu benda yang sama
– Tegangan akan timbul akibat adanya akibat adanya
beban atau gaya luar (external force)
– Gaya luar akan diimbangi dengan gaya dalam (internal
stress)
– Regangan (strain) adalah perubahan bentuk yang terjadi
akibat gaya luar
■  Besarnya tegangan dinyatakan dalam bentuk rumus

Dimana: = tegangan (kg/cm2)


P = besar beban (kg)
A = luas penampang (cm2)
■ Setiap perubahan tegangan akibat adanya perubahan
beban akan diikuti dengan perubahan regangan yang
sebanding besarnya sampai suatu batas tertentu (batas
proporsi/batas elastis/propotional limit/elastic limit)
■ Perubahan bentuk yang terjadi pada benda akibat perubahan beban
yang menimpa sampai batas proporsi masih bersifat elastis, dimana
benda akan kembali ke bentuk semula bila beban dilepas. Bentuk grafik
berupa garis lurus
■ Melewati batas proporsi benda maka bentuk grafiknya tidak lagi berupa
garis lurus/parabolic. Setelah beban melewati batas proporsi benda
akan bersifat plastis, dimana benda tidak akan kembali ke bentuk
semula melainkan terjadi sedikit perubahan bentuk sebelum benda
mengalami kerusakan
■ Nilai kemiringan (slope) akan menentukan sifat mudah tidaknya benda
tersebut berubah akibat beban.
– Semakin mudah benda berubah bentuk, slopenya makin kecil,
artinya semakin tidak kaku
– Semakin tegak bentuk grafiknya, maka benda sulit berubah
bentuk. Ini berarti benda semakin kaku
 ■ Ada 3 macam tegangan yang potensial timbul sebagai reaksi akibat
menerima beban:
- Tarik = f(F), adalah fungsi dari luas penampang
σtarik // >> σtarik ┴
- Tekan = f(F) dan F(EI)
σtekan // > σtekan ┴

Dalam praktek, σtekan // : σtekan ┴ = 4 a 5 : 1


Untuk kayu jati:

σtekan // = 500 kg/cm2


σtekan ┴ = 120 kg/cm2
σtarik // = 1000 kg/cm2 a 1200 kg/cm2
σtekan // : σtarik ┴ = 2 a 2,5 : 1, bahkan dapat sampai 10 : 1
- Geser = // < ┴
6. Sifat Keawetan Kayu
■ Kayu adalah bagian dari alam dan karena itu kayu dapat
membusuk, menjadi rapuh dimakan cuaca, rayap, hama, atau
jamur. Secara alami, kayu sudah mempunyai keawetan sendiri-
sendiri, tetapi berbeda-beda untuk tiap-tiap jenis kayu. Pada
masa sekarang ini, tindakan pengawetan dirasakan sangat
penting dengan maksud untuk memperpanjang umur pakai
kayu, baik secara kimia maupun fisika.
■ Keawetan kayu tergantung pada penempatan kayu. Kayu yang
dilindungi terhadap hujan dan sinar matahari tidak akan lekas
rusak, demikian sebaliknya. Cara-cara untuk mempertinggi
keawetan kayu misalnya mengecat, penyemprotan dengan
termitisida pada lokasi bangunan, rendaman panas dan dingin,
dan vacuum tekan (full-cell process dan empty-cell process).
7. Perdagangan Kayu di Indonesia
Kayu gergajian
Ukuran kayu dalam perdagangan
15/30 20/30 25/30              

15/40   25/40 30/40          

15/60 20/60 25/60 30/60 40/60  

          50/70        

15/80 20/80 25/80   40/80   60/80 80/80    

15/100 20/100 25/100 30/100 40/100 50/100 60/100 80/100 100/100  

15/120 20/120 25/120 30/120 40/120   60/120 80/120 100/120 120/120

15/150 20/150 25/150 30/150 40/150 50/150 60/150 80/150 100/150 120/150

15/180 20/180 25/180 30/180 40/180   60/180 80/180 100/180 120/180

15/200 20/200 25/200 30/200 40/200     80/200    

Bilah, kayu berukuran tebal < 30 mm dan lebar < 60 mm

Papan, kayu be berukuran < 30 mm dan lebar > 100 mm

Tiang, batang kayu tertekan

Peran, dengan perbandingan 4 : 7 yang paling ekonomis dalam penggunaan kayu berdasarkan momen in
Balok lantai, dengan perbandingan 1 : 3 yang paling ekonomis dalam penggunaan kayu berdasarkan len
Bentuk dan ukuran dikenal dengan
nama-nama sebagai berikut:
■ Kayu bangunan, yaitu kayu olah yang diperoleh dengan jalan
mengkonversikan kayu bulat menjadi balok kayu, papan,
ataupun bentuk yang sesuai penggunaan
■ Lebar kayu, yaitu bagian yang terlebar dari muka kayu yang
diukur tegak lurus panjang batang
■ Tebal kayu, yaitu bagian yang lebih sempit dari muka kayu yang
diukur tegak lurus panjang batang
■ Balok kayu, yaitu ukuran kayu dengan tinggi lebih besar dari
pada lebarnya (h>b). Biasanya mempunyai bentuk empat
persegi panjang atau bujur sangkar.
■ Papan, yaitu batang kayu yang dibuat dalam lembaran-lembaran
tipis (b>h)
…..
■ Ram, yaitu papan yang digunakan untuk membuat rangka
daun pintu
■ Kaso/usuk, yaitu balok kecil yang dipergunakan untuk
rusuk pada konstruksi atap (kuda-kuda)
■ Reng, yaitu kayu kecil dengan ukuran 2/3, biasanya
dipakai untuk penumpu genting pada konstruksi atap
■ Lis, yaitu kayu gergajian yang lebarnya dari 100 mm, dan
tebalnya kurang dari setengah lebarnya. Biasanya
digunakan untuk penjempi kaca pada jendela
■ Jalusi, yaitu kayu gergajian yang dipergunakan untuk
untuk penutup bukaan yang berfungsi sebagai ventilasi
■ Bingkai, yaitu kayu gergajian yang dipergunakan untuk
bingkai dan jendela
Peraturan yang diperlukan pada
perencanaan struktur kayu:
■ SNI 03-1727-1089 Pedoman perencanaan pembebanan
untuk rumah dan Gedung
■ SNI 03-2445-1991 Spesifikasi ukuran kayu untuk
bangunan rumah dan Gedung
■ SNI-RSNI PKKI NI-5 Tata cara perencanaan Konstruksi
Kayu Indonesia
■ SNI 03-1726-2002 Tata cara perencanaan ketahanan
gempa untuk bangunan gedung
Soal Latihan
1. Sebutkan jenis-jenis kayu yang dipakai sebagai bahan bangunan
(minimal 15 jenis)!
2. Jelaskan mengapa kayu masih layak untuk dipakai sebagai
bahan konstruksi bangunan!
3. Jelaskan perbedaan sifat kayu bila dibandingkan dengan bahan
konstruksi seperti baja dan beton!
4. Sebutkan anatomi batang pohon!
5. Bagaimana membedakan antara kayu yang masih muda dan
kayu sudah tua?
6. Bagaimana cara menentukan umur suatu kayu?
7. Bagaimana menentukan kekakuan dari benda uji kayu?

Anda mungkin juga menyukai