Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH I

TEKNOLOGI BAHAN KONSRUKSI

KAYU SEBAGAI BAHAN KONSRUKSI

OLEH:

NAMA : AGNES SCOLASTIKA MANEK

NO. REGIS : 211 14 067

KELAS/SEMESTER : A / II

FAKULTAS : TEKNIK

JURUSAN : TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA


KUPANG
2014 / 2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kayu sebagai bahan bangunan berasal dari pohon.kayu adalah jaringan struktural
serat keras yang terdapat pada batang dan akar pohon,juga pada tanaman berkayu.
Kayu telah digunakan selama ratusan tahun ribu tahun sebagai bahan bakar dan bahan
konsruksi.pada tahun 1991,sekitar 3,5 miliar meter kubik kayu yang dipanen.lebih do-
minan digunakan untuk mebuat perabot dan konsrtuksi bangunan.pada penemuan
tahun 2011 dikanada,menemukan tanaman atau pohon kayuyang ditanam sekitar 395-
400 juta tahun yang lalu.
Manusia telah menggunakan kayu sejak ribuan tahun yang lalu untuk berbagai
tujuan,terutama sebagai bahan bakar,maupun sebagai bahan konstruksi,seperti memb-
uat rumah,alat perkakas,senjata,mebel,kemasan karya seni dan kertas.
Kayu sangat berperan penting dalam konstruksi bangunan karena kayu digunakan
manusia untuk membangun rumah,tempat penampung,bahan bakar,perahu,dll.hampir
semua perahu dibuat dari kayu.kayu umumnya digunakan untuk pekerjaan konstruksi
dikenal di Amerika Utara.kayu digunakan dalam bangunan baik perumahan dan kome-
ersial sebagai bahan struktur dan estetika.pada bangunan yang dibuat dengan bahan
lain tetap saja akan ditemukan penggunaan kayu sebagai bahan pendukung.terutama
dalam konstruksi atap,interior pintu dan kusen,cladding eksterius,sebagai bahan shutt-
erring,dll.
Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik,yaitu dapat kehilangan
atau bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban dan suhu udara seki-
tarnya.Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu,dapat juga terbakar,teruta-
ma bila kayu dalam keadaan kering.Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki
sifat yang berbeda-beda.Bahkan kayu berasal dari satu pohon memiliki sifat berbeda,
jika dibandingkan bagian ujung dan pangkalnya.Dalam hubungan itu maka ada baik-
nya jika sifat-sifat kayu tersebut diketahui lebih dahulu, sebelum kayu dipergunakan
sebagai bahan bangunan,industri kayu maupun untuk pembuatan perabot.Sifat dim-
aksud antara lainyang bersangkutan dengan sifat anatomi kayu,sifat fisik,sifat meka-
nik dan sifat kimianya.Di samping sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu
sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua kayu yaitu;
1. Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radial.
2. Kayu tesusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dindi-
ng selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa(unsure karbohidrat)
serta berupa lignin (non-karbohidrat).
3. Semua kayu bersifat anisotropic,yaitu memperllihatkan sifat-sifat yang berlainan
jika diuji menurut tiga arah utamanya(longitudinal,tangensial dan radial).Hal ini
disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa dalam dinding sel,bentuk meman-
jang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadap sumbu vertikal dan horisontal pada
batang pohon.
4. Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan
atau bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban dan suhu udara
sekitarnya.
5. Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu,dapat juga terbakar,terutama jika
kayu keadaannya kering.
1.2 Landasan teori
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetehui kayu sebagai bahan
konstruksi bangunan.kayu telah digunakan manusia sejak dahulu kala dan digunakan
untuk berbagai macam hal.kayu memiliki banyak fungsi dalam kehidupan manusia,baik
digunakan untuk pembangunan terutama sebagai bahan bakar,maupun sebagai bahan
konstruksi,seperti membuat rumah,alat perkakas,senjata,mebel,kemasan karya seni dan
kertas.Kayu sangat berperan penting dalam konstruksi bangunan karena kayu digunakan
manusia untuk membangun rumah,tempat penampung,bahan bakar,perahu,dll.
Namun dalam penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi,kayu harus diperhati-
kan kualitasnya sehinggah dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama dan ter-
hindar dari kerusakan dalam waktu yang cepat.dan juga perlu diawetkan terlebih dahulu
guna menghindari hal-hal yang tidak diingini.
Kayu memiliki kelas kuat dan juga kelas awet yang berbeda-beda dari setiap
jenis kayu.sehingga kita penting untuk mengetahui kayu mana yang cocok dalam pengg-
unaan sebagai bahan konstruksi.kayu juga memiliki sifat dan fungsinya masing-masing.
Sifat-Sifat Umum Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat yang berbeda-
beda.Bahkan kayu yang berasal dari satu pohon memiliki sifat yang agak berbeda, jika
dibandingkan bagian ujung dan pangkalnya.Dalam hubungan itu maka ada baiknya jika
sifat-sifat kayu tersebut dipahami lebih dahulu sebelum kayu dipergunakan sebagai
bahan bangunan,industri kayu maupun sebagai perabotan rumah. Sifat yang dimaksud
antara lain berkaitan dengan sifat-sifat anatomi kayu, sifat fisik, sifat mekanik dan juga
sifat kimianya.
Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radial
Kayu terdiri dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding sel-
nya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemiselulosa(unsur karbohidrat)
serta berupa lignin(non-karbohidrat,Semua kayu bersifat anisotropik,yaitu memperlihat-
kan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utama(longitudinal,tangensial
dan radial). Hal ini disebabkan oleh struktur dan orientasiselulosa dalam dinding sel,
bentuk menajang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadap sumbu vertikal dan horison-
tal pada batang pohon.Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik,yaitu
dapat kehilangan atau bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban dan
suhu udara sekitarnya. Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga
terbakar, terutama bila kayu dalam keadaan kering.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bagian – bagian kayu dan fungsinya :


2.1.1 Kulit
Terdapat pada bagian terluar batang pohon.Terdiri dari dua bagian :
1. Kulit bagian luar yang mati, mempunyai ketebalan yang bervariasi menurut Janis
pohon, kering dan berwarna tua.
2. Kulit bagian dalam bersifat hidup dan tipis yang bertugas mengangkut getah
yang dirubah oleh daun ke bagian pohon yang tumbuh.Selain itu kulit juga
berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian terdalam terhadap pengaruh luar yang
merusak seperti iklim,serangga, hama dan kebakaran.
2.1.2 Kambium
Merupakan jaringan yang lapisannya tipis dan bening semacam lender yang terdap-
at diantara kulit dan kayu, melingkari kayu, ke arah luar membentuk kulit baru mengg-
antikan kulit lama yang telah rusak, ke dalam membentuk kayu baru. Dengan adanya
cambium, pohon tumbuh besar.
2.1.3 Kayu gubal
Bagian kayu yang masih muda terdiri dari sel-sel yang masih hidup, terletak di
sebelah dalam kambium yang berfungsi sebagai penyalur cairan dan tempat penimbu-
nan zat-zat makanan. Tebal kayu gubal 20 cm.
2.1.4 Kayu teras
Merupakan jaringan sel yang membentuk kayu keras, yaitu bagian batang yang
fungsinya untuk memperkuat batang kayu agar tegar berdiri. Bagian ini merupakan
susunan sel kayu yang telah menua, memadat/mengeras, lebih keras daripada sel-sel
kayu yang terdapat pada lapisan kayu gubal. Warnanya lebih tua dari kayu gubal.bagi-
an ini merupakan bagian terpenting dari kayu sebagai bahan konstruksi bangunan.
2.1.5 Hati kayu (pitch)
Merupakan bagian kayu yang terletak pada pusat lingkaran tahun. Biasanya
digunakan untuk menentukan jenis suatu pohon. Pada umumnya bersifat rapuh atau
lunak untuk beberapa jenis kayu, dan ada yang bersifat keras.
2.1.6 Lingkaran tahun
Yaitu batas antara kayu yang terbentuk pada permulaan dan pada akhir suatu
musim. Melalui lingkaran tahun ini dapat diketahui umur suatu pohon.
2.1.7 Jari-jari
Sel-sel kayu yang berarah tegak lurus batang mengarah dari kulit ke hati (arah-
radial) berfungsi sebagai tempat saluran makanan yang mudah diproses di daun untuk
pertumbuhan pohon.

2.2 jenis-jenis kayu


1. JATI
Warna : coklat muda
Tekstur : agak kasar dan serat kayu kelihatan jelas pada jati yang sudah tua.
Sifat : tahan rayap dan tahan air
Kelas kuat : I
Keawetan : 30-40 tahun
Kegunaan : cocok untuk segala konstruksi karena awet dan kuat

2. BENGKIRAI
Warna : coklat kuning kemerahan
Tekstur : agak kasar dan tidak merata
Sifat : kayu padat dan kuat, kuat terkena panas dan hujan.Tetapi sekali pecah
seluruh bagian rusak dan pecah semuapecah semua
Kelas kuat : I-II
Keawetan : sampai 20 tahun
Kegunaan : kusen, konstruksi atap konstruksi jembatan, penutup atap/gording, reng,
usuk, pintu dan plafon
3. KAMPER
Warna : coklat muda
Tekstur : agak kasar dan rata
Sifat : Serat paling lembut diantara kayu kalimantan, kayunya wangi.Tidak
tahan rayap
Kelas kuat : II-IV
Keawetan : 10-15 tahun
Kegunaan : konstruksi, kusen, daun pintu, jendela, reng, usuk, perabot

4. KERUING
Warna : coklat muda
Tekstur : kasar
Sifat : selalu mengeluarkan getah walau sudah dioven
Kelas kuat : I-II
Kelas awet : III
Kegunaan : konstruksi bangunan, lantai, papan dinding, kayu lapis

5. MERANTI MERAH
Warna : coklat kemerahan
Tekstur : agak kasar dan rata
Sifat : tidak tahan rayap, air dan teter.
Kelas kuat: II-IV
Keawetan : sampai 10 tahun
Kegunaan : kayu lapis, rangka, balok, pintu,jendela, dinding dan lantai.

6. MERANTI PUTIH
Warna : keputihan
Tekstur : agak kasar dan rata
Sifat : tidak tahan rayap dan teter
Kelas kuat: II-IV
Keawetan : sampai 10 tahun
Kegunaan : Lantai, kayu lapis, bangunan, dan venir.

7. MERANTI KUNING
Warna : kekuningan
Tekstur : agak kasar dan rata
Sifat : tidak tahan rayap dan reter
Kelas kuat :II – IV
Keawetan : sampai 10 tahun
Kegunaan : Lantai, pemakaian utama adalah untuk kayu lapis, baik untuk venir
bangunan perumahan, panil.

8. NANGKA
Warna : Jika muda berwarna putih jika tua berwarna kuning
Tekstur : halus
Kelas kuat: II
Keawetan : sampai 30 tahun
Kegunaan : bahan perabot, mebel, kusen, pintu, jendela, tiang-tiang pada bangunan.

9. DURIAN
Warna : coklat kekuningan
Tekstur : agak kasar dan tidak merata
Kelas kuat : II-III
Kelas awet : IV-V
Kegunaan : kontruksi-kontruksi terlindung, kusen, daun pintu atau jendelakusen,
daun pintu atau jendela

10. WIYU
Warna : coklat kemerahan
Tekstur : padat lembut
Sifat : Bebas hama
Kelas kuat : III-IV
Keawetan : sampai 15 tahun
Kegunaan : mebel, konstruksi atap, plavon
11. WARU
Warna : putih
Tekstur : kasar dan serat jarang
Sifat : Lentur, kayu tidak bisa lurus, mudah pecah
Kelas kuat : IV
Keawetan : tidak terlalu lama
Kegunaan : untuk papan, balok, usuk dan reng.

12. MAHONI
Warna : cokla
Tekstur : agak halus
Sifat : tidak tahan terhadap hama bubuk
Kelas kuat : II-III
Kegunaan :tiang-tiang konstruksi bangunan, pintu, kusen, lapisan dinding
bangunan,kedap air, lantai, plafon,mebel.
13. SENGON
Warna : putih kekuningan
Tekstur : agak halus
Sifat : ringan dan empuk, serat beradul
Keawetan : 8 thn, bisa lebih lama jika tidak terkena air.
Kegunaan : atap, usuk, kuda-kuda.

14. KEMPAS
Warna : kemerahan
Tekstur : kasar dan tidak rata
Sifat : sangat keras tetapi keawetannya rendah.
Kelas kuat : III-IV
Keawetan : rendah
Kegunaan : jarang digunakan sebagai bahan bangunan
15. PULAI
Warna : putih kekuningan
Tekstur : kasar
Sifat :keras
Kelas kuat : IV-V
Keawetan : rendah
Kegunaan : bingkai, dan kayu lapis

16. ULIN
Warna :kuning, cokelat,kelabu kehitaman, bila terkena hujan menjadi hitam.
Tekstur : kasar
Kelas kuat : I
Keawetan : sampai 20 tahun
Kegunaan : tiang konstruksi di dalam air, tiang bangunan, jembatan, bantalan
bangunan,papan lantai, jembatan, bantalan kereta api.

17. PINUS
Warna : kuning
Tekstur : cukup halus
Sifat : keras, padat, lurus, hampir menyerupai bengkira
Keawetan : 15-20 tahun
Kegunaan : mebel, konstruksi

18. MINDI
Warna : kuning keputihan
Tekstur : agak kasar
Sifat : tidak tahan lembab,jika terkena lembab warna berubah menjadi
hitam,tidak terlalu keras
Kelas kuat : IV-V
Kegunaan : papan cor

19. JOHAR
Warna : coklat muda
Tekstur : kasar dan berserat
Sifat : kuat, padat, cukup berat
Kelas kuat : I,II
Keawetan : bisa sampai 20 tahun
Kegunaan : bangunan, mebel, lantai, papan dinding.

20. KENARI
Warna : coklat
Tekstur : agak kasar
Sifat : kuat, padat, cukup berat
Kelas kuat : IV
Keawetan : 15 tahun
Kegunaan : kayu lapis, lantai, papan dinding, rangka pintu dan jendeladinding.

21. MERBAU
Warna : coklat kemerahan
Tekstur : kasarS
sifat : padat dan kuat, jika pecah bisa pecah semua
Kelas kuat : I,,II
Keawetan : 10-12 tahun
Kegunaan : dipakai untuk balok, tiang dan papan pada perumahan dan jembatan

2.3 Pengawetan kayu dan macam-macam bahan pengawet


Keawetan kayu berhubungan erat dengan pemakaiannya.Kayu dikatakan awet bila
mempunyai umur pakai lama.Kayu berumur pakai lama bila mampu menahan bermacam-
macam faktor perusak kayu.Dengan kata lain:keawetan kayu ialah daya tahan suatu jenis
kayu terhadap factor-faktor perusak yang datang dari luar tubuh kayu itu sendiri.Kayu disel-
idiki keawetannya pada bagian kayu terasnya, sedangkan kayu gubalnya kurang diperhatik-
an. Pemakaian kayu menentukan pula umur keawetannya.Kayu,yang awet dipakai dalam
konstruksi atap, belum pasti dapat bertahan lama bila digunakan di laut, ataupun tempat
lain yang berhubungan langsung dengan tanah. Demikian pula kayu yang dianggap awet
bila dipakai diIndonesia.Serangga perusak kayu juga berpengaruh besar.Kayu yang mampu
menahan serangga rayap tanah,belum tentu mampu menahan serangan bubuk.Oleh karena
itu tiap-tiap jenis kayu mempunyai keawetan yang berbeda pula.Misalnya keawetan kayu
meranti tidak akan sama dengan keawetan kayu jati. Ada kalanya pada satu jenis kayu
terdapat keawetan yang berbeda, disebabkan oleh perbedaan ekologi tumbuh dari pohon
tersebut.
▪ TUJUAN : Untuk memperbesar keawetan kayu sehingga kayu yang mulanya umur
pakainya tidak panjang, jadi lebih panjang.
▪ MANFAAT: pemakaian jenis-jenis kayu yang Memanfaatkan pemakaian jenis-jenis
kayu yang keawetannya rendah.

2.3.2 Macam-macam bahan pengawet kayu menurut bahan pelarut yang digunakan:
1. Bahan pengawet larut air:
Tipe bahan pengawet ini memiliki sifat-sifat umum sebagai berikut:Dijual dalam
perdagangan berbentuk garam, larutan pekat, dan tepung.Tidak mengotori kayu-Kayu
yang sudah diawetkan masih dapat di-finishing (politur atau cat)setelah kayu tersebut
dikeringkan terlebih dahulu.Penetrasi dan retensi bahan pengawet cukup tinggi masuk ke
dalam kayu. Mudah luntur.Jenis ini baik digunakan untuk mengawetkan kayu yang akan
digunakan didalam rumah (perabot, dan lain-lain) yang umumnya terletak di bawah atap.
Dianjurkan, setelah kayu perabot tersebut diawetkan dan dikeringkan, selanjutnya di-
finishing. Gunanya untuk menutup permukaan kayu agar bahan pengawet tidak terpenga-
aruh oleh udara lembab, sebab kayu cenderung untuk membasah (sifat higroskopis).
Nama-nama bahan pengawet dalam perdagangan antara lain: Tanalith C, Celcure,
Boliden, Greensalt,Superwolman C, Borax, Asam Borat, dan lain-lain.Konsentrasi larutan
dapat berbeda tergantung tujuan pemakaian kayu setelah diawetkan(rata-rata 5-10%).

2. Bahan Pengawet Larut Minyak


Sifat-sifat umum yang dimiliki tipe bahan ini sebagai berikut;Bersifat menolak air,
daya pelunturannya rendah, sebab minyak tidak dapat bertoleransi dengan air.Daya
cegah terhadap makhluk perusak kayu cukup baik.Memiliki bau tidak enak dan dapat
merangsang kulit (alergis).Warnanya gelap dan kayu yang diawetkan menjadi kotor.Sulit
di-finishing karena lapisan minyak yang pekat pada permukaan kayu.Penetrasi dan rete-
nsi agak kurang,disebabkan tidak adanya toleransi antara minyak dan kandungan air pada
pada kayu.Mudah terbakar.Tidak mudah luntur.Nama perdagangan bahan pengawet larut
minyak antara lain: PCP,Rentokil,CuNapthenate,Tributyltinoxide,Dowicide, Restol,
Anticelbor, Cuprinol, Solignum,Xylamon, Brunophen, Pendrex, Dieldrien, dan Aldrin.

3. Bahan Pengawet Berupa Minyak


Sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan pengawet berupa minyak sama dengan sifat-
sifat yang dimiliki oleh bahan pengawet larut minyak. Penggunaannya diusahakan
dijauhkan dari hubungan manusia, karena baunya tidak enak dan mengotori tempat.
Penggunaannya dengan metode tertentu. Nama-nama perdagangan yang terkenal
antara lain:Creosot, Carbolineum, Napthaline, dan lain-lain. Umumnya penggunaan
bahan pengawet larut minyak dan berupa minyak tidak begitu luas dalam penggunaan,
orang lebih cenderung menggunakan bahan pengawet yang lain dalam arti mudah dan
praktis.

2.4 Cara pengawetan


2.4.1 Cara perendaman
kayu direndam di dalam bak larutan bahan pengawet yang telah ditentukan
konsentrasi (kepekatan) bahan pengawet dan larutannya, selama beberapa jam atau
beberapa hari. Waktu pengawetan (rendaman) kayu harus seluruhnya terendam,
jangan sampai ada yang terapung. Karena itu diberi beban pemberat dan sticker.Ada
beberapa macam pelaksanaan rendaman,antara lain rendaman dingin, rendaman
panas, dan rendaman panas dan rendaman dingin. Cara rendaman dingin dapat
dilakukan dengan bak dari beton, kayu atau logam anti karat. Sedangkan cara
rendaman panas atau rendaman panas dan dingin lazim dilakukan dalam bak dari
logam.Bila jumlah kayu yang akan diawetkan cukup banyak, perlu disediakan dua bak
rendaman (satu bak untuk merendam dan bak kedua untuk membuat larutan bahan
pengawet, kemudian diberi saluran penghubung). Setelah kayu siap dengan beban
pemberat dan lain-lain, maka bahan pengawet dialirkan ke bak berisi kayu tersebut.
Cara rendaman panas dan dingin lebih baik dari cara rendaman panas atau rendaman
dingin saja.Penetrasi dan retensi bahan pengawet lebih dalam dan banyak masuk ke
dalam kayu. Larutan bahan pengawet berupa garam akan memberikan hasil lebih baik
daripada bahan pengawet larut minyak atau berupa minyak, karena proses difusi.
Kayu yang diawetkan dengan cara ini dapat digunakan untuk bangunan di bawah
atap dengan penyerang perusak kayunya tidak hebat.

2.4.2 Cara pencelupan


kayu dimasukkan ke dalam bak berisi larutan bahan pengawet dengan
konsentrasi yang telah ditentukan,dengan waktu hanya beberapa menit bahkan detik.
Kelemahan cara ini: penetrasi dan retensi bahan pengawet tidak memuaskan. Hanya
melapisi permukaan kayu sangat tipis, tidak berbeda dengan cara penyemprotan dan
pelaburan (pemolesan).Cara ini umumnya dilakukan di industri-industri penggergajian
untuk mencegah serangan jamur blue stain. Bahan pengawet yang dipakai Natrium
Penthachlorophenol. Hasil pengawetan ini akan lebih baik bila kayu yang akan
diawetkan dalam keadaan kering dan bahan pengawetnya dipanaskan lebih dahulu.

2.4.3 Cara pemulasan dan penyemprotan


cara pengawetan ini dapat dilakukan dengan alat yang sederhana. Bahan
pengawet yang masuk dan diam di dalam kayu sangat tipis. Bila dalam kayu terdapat
retak-retak, penembusan bahan pengawet tentu lebih dalam. Cara pengawetan ini
hanya dipakai untuk maksud tertentu, yaitu :
1. Pengawetan sementara (prophylactic treatment) di daerah ekploatasi atau kayu-
kayu gergajian untuk mencegah serangan jamur atau bubuk kayu basah.
2. Untuk membunuh serangga atau perusak kayu yang belum banyak dan belum
merusak kayu (represif).
3.Untuk pengawetan kayu yang sudah terpasang.Cara pengawetan ini hanya dianju-
rkan bila serangan perusak kayu tempat kayu akan dipakai tidak hebat (ganas).

2.4.4 Cara pembalutan


cara pengawetan ini khusus digunakan untuk mengawetkan tiang-tiang
dengan menggunakan bahan pengawet bentuk cream (cairan)pekat,yang
dilaburkan /diletakkan pada permukaan kayu yang masih basah.Selanjutnya dibalut
sehingga terjadilah proses difusi secara perlahan-lahan ke dalam kayu.

2.5 Keuntungan dan kerugian dari metode pengawetan kayu


2.5.1 Metode Keuntungan Kerugian
1. Metode Rendaman
Penetrasi dan retensi bahan pengawet lebih banyak.Kayu dalam jumlah
banyak dapat diawetkan bersama.Larutan dapat digunakan berulang kali(dengan
menambah konsentrasi bila berkurang).Waktu agak lama, terlebih dengan
rendaman dingin Peralatan mudah terkena karat Pada proses panas, bila tidak
hati - hati kayu bisa terbakar Kayu basah agak sulit diawetkan
2. Metode Pencelupan
Proses sangat cepat.Bahan pengawet dapat dipakai berulang kali
(hemat).Peralatan cukup sederhana.Penetrasi dan retensi kecil sekali, terlebih
pada kayu basah.Mudah luntur, karena bahan pengawet melapisi permukaan
kayu sangat tipis.
3. Metode Pelaburan dan Penyemprotan
Alat sederhana, mudahpenggunaannya.Biaya relatif murah.Penetrasi
dan retensi bahan pengawetan.Mudah luntur.
4. Metode Pembalutan
Peralatan sederhana.Penetrasi lebih baik, hanya waktu agak lama.digu-
nakan untuk tiang-tiang kering ataupun basah Pemakaian bahan pengawet
boros.Jumlah kayu yang diawetkan terbatas, waktu membalut lama.membahaya-
kan mahluk hidup sekitarnya (hewan dan tanaman)
5. Metode Vakum dan Tekanan
Penetrasi dan retensi tinggi sekali (memuaskan).Waktunya relatif singkat
sekali.Dapat mengawetkan kayu basah dan kering Modal yang diperlukan
besar.Perlu ketelitian dan pengerjaan yang tinggi.Cara ini hanya sesuai untuk
perusahaan yang komersial.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai