Anda di halaman 1dari 18

Struktur Baja

Jurusan Teknik Sipil


Politeknik Negeri Manado Dr. Steve W.M Supit
1. Pendahuluan
• Baja struktur adalah berupa batangan dan pelat yang
berdasarkan pertimbangan ekonomi, kekuatan dan
sifatnya, cocok memikul beban.
• Baja struktur banyak digunakan dalam pembuatan
bangunan seperti gedung, pabrik, jembatan dll.
Sifat - sifat umum dari baja bangunan :

• Sifat – sifat umum dari baja yaitu teristimewa kekakuannya


dalam berbagai macam keadaan pembebanan atau muatan
terutama tergantung pada:
* Cara meleburnya
* Macam dan banyaknya logam campuran
* Cara (proses) yang digunakan waktu pembuatannya

Sifat – sifat utama baja untuk dapat dipergunakan sebagai


bahan bangunan :

• Keteguhan (solidity) artinya mempunyai ketahanan terhadap


tarikan, tekanan atau lentur
• Elastisitas (elasticity) artinya kemampuan / kesanggupan untuk
dalam batas –batas pembebanan tertentu, sesudahnya
pembebanan ditiadakan kembali kepada bentuk semula.
• Kekenyalan / keliatan (tenacity) artinya
kemampuan/kesanggupan untuk dapat menerima perubahan
perubahan bentuk yang besar tanpa menderita kerugian-
kerugian berupa cacat atau kerusakan yang terlihat dari luar
dan dalam untuk jangka waktu pendek.

• Kemungkinan ditempa - (maleability) sifat dalam keadaan


merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dapat dirubah
bentuknya

• Kemungkinan dilas (weldability) artinya sifat dalam keadaan


panas dapat digabungkan satu sama lain dengan memakai atau
tidak memakai bahan tambahan, tampa merugikan sifat -sifat
keteguhannya

• Kekerasan (hardness) Kekuatan melawan terhadap masuknya


benda lain.
Tugas -1:
1. Jelaskan proses pembuatan baja.
2. Jelaskan keunggulan dan kelemahan penggunaan
material baja dibandingkan beton dalam bidang konstruksi.

2. Jenis Baja
• Bahan yang homogen yang terdiri dari campuran
Ferrum (Fe) dan Carbon (C). Besarnya unsur carbon
adalah 0.04 – 1.6%
• Jenis baja untuk bangunan biasanya diberi nomor
berdasarkan tegangan ultimitnya.
• Menurut PPBBG, baja struktur dibedakan beberapa
jenis berdasarkan kekuatannya yaitu Bj34, Bj37, Bj41,
Bj44, Bj50 dan Bj52
Besar tegangan leleh dan tegangan dasar
menurut PPBBG (Pedoman Peraturan Bangunan Baja
untuk Gedung)

Teg Tegangan leleh (1) Tegangan dasar (σ)


Macam
baja Putus kg/cm2 MPa kg/cm2 MPa
(MPa)
Bj 33 330 2000 200 1333 133,3
Bj 34 340 2100 210 1400 140
Bj 37 370 2400 240 1600 160
Bj 41 410 2500 250 1666 166,6
Bj 44 440 2800 280 1887 188,7
Bj 50 500 2900 290 1933 193,3
Bj 52 520 3600 360 2400 240
•Dalam perancangan secara elastis, tegangan ijin pada
baja dikaitkan dengan tegangan dasar

•Tegangan dasar diambil sebesar tegangan leleh dibagi


dengan faktor keamanan (1,5 – 3). Hal ini diharapkan
tegangan yang terjadi pada struktur tidak melampaui
tegangan batas elastis sehingga batang struktur
kembali ke bentuk semula saat tidak ada
pembebanan.

•Dari hasil pengujian spesimen, tegangan leleh


dianggap sebagai tegangan yang menimbulkan
regangan tetap sebesar 2% sehingga tegangan leleh ini
dapat ditentukan lewat diagram tegangan - regangan
3. Tegangan Baja
•Diagram tegangan-regangan diperoleh melalui
pengujian tarik dengan mesin UTM (Universal Testing
Machine) sehingga menyajikan informasi penting pada
baja dalam beberapa tegangan.
•Spesimen dengan panjang semula L dan penampang F
ditarik dengan gaya P secara berangsur-angsur dari nol
diperbesar sedikit demi sedikit sampai batang putus.

L L
Hubungan tegangan-regangan pada komponen tarik
P L
σ =  =
A L

dimana : σ = tegangan (MPa) ;  = regangan


P = beban tarik (N) ;  L = perpanjangan
A = luas penampang (mm2) ; L = panjang btg

Modulus elastisitas (E) : σ / 

Modulus elatisitas baja = 200.000 MPa


Roderick dan Heyman (1951), melakukan percobaan
terhadap empat jenis baja dengan kadar karbon yang
berbeda, data yang dihasilkan ditampilkan pada table:

Hubungan persentase karbon ( C ) terhadap tegangan

Semakin besar tegangan lelehnya maka akan semakin besar kadar karbon
yang dibutuhkan. Tegangan leleh bahan akan berpengaruh pada daktilitas
bahan. Semakin tinggi tegangan leleh maka semakin rendah daktilitas (s =
y) dari material tersebut.
Grafik tegangan - regangan beberapa baja yang
memperlihatkan kesamaan modulus kekakuan

Modulus elastisitas atau


modulus Young merupakan
ukuran kekakuan suatu
material.
Semakin besar harga
modulus ini maka semakin
kecil regangan elastis yang
terjadi pada suatu tingkat
pembebanan tertentu, atau
dapat dikatakan material
tersebut semakin kaku
(stiff).
4. Profil Baja Struktural
Jenis-jenis baja struktural yang umum digunakan adalah profil baja
giling (rolled steel shapes) dan profil baja yang dibentuk dalam
keadaan dingin (cold formed steel shapes)

4.1 Profil Baja Giling (Rolled


Steel Shapes)

Profil baja giling dibentuk


dengan cara blok-blok baja
yang panas diproses melalui
rol-rol dalam pabrik.
4.2 Profil baja dalam keadaan dingin
Ada juga penampang baja
yang dibentuk dari baja
lembaran tipis yang
dinamakan profil baja yang
dibentuk dalam keadaan
dingin (cold formed steel
shapes).

Profil semacam ini dibentuk


dari pelat-pelat yang sudah
jadi menjadi profil baja dalam
temperatur atmosfir (dalam
keadaan dingin).
Profil baja standar Amerika
* W shape (Wide flange) Ditemukan oleh Henry Grey
thn 1870

Sangat efisien memikul lentur


karena flensnya lebar dan tebal
badan adalah tipis sehingga
perbandingan momen inersia
dan berat profilnya besar

WF 250x175x7x11 artinya
tinggi profil = h = 250 mm
lebar flens = bf = 175 mm
tebal badan = tw = 7 mm
tebal flens = tf = 11 mm
* Channel C C 12x30 artinya
tinggi profil 12 inch
Berat profil 20 lb/ft

* Angle (Siku L)
L9 x 4 x ½
Tinggi salah satu kaki = 9 inch
Tinggi kaki lainnya = 4 inch
Tebal kedua kaki = 0,5 inch
Profil baja standar Jerman
* Profil INP Flens sebelah dalam agak miring ke arah
badan

INP 100 artinya:


Tinggi profil 100 mm
Lebar flens = 50 mm
Tebal badan = 4,5 mm
Tebal flens = 6,8

* Profil DIN, DIE, DIR, DIL


Lihat perbedaan ukurannya pada tabel baja

* Profil T

Anda mungkin juga menyukai