PENDAHULUAN
• Indonesia sebagai negara di daerah tropis memiliki lebih dari 4000 jenis
(species) tanaman yang terdiri dari ±120 jenis tanaman berkayu
• Dari 120 jenis tsb, hanya sebagian yang dapat dipakai sebagai kayu konstruksi
atau sebagai kayu pertukangan .
• Dari sekian jenis kayu, yang dikenal itu terbagi menjadi 2 kelompok famili
kayu :
- kayu famili Dipterocarpus
( mis : meranti, kapur/kamper, kruing, dll)
- kayu dari famili non Dipterocarpus, campuran
( mis : Pinus, cemara, damar, nangka, cempaka, sono keling, johar, laban,
rasa mala, merbau, dll ) dan jati.
PENDAHULUAN
• 2. 1 Struktur pertumbuhan
Suatu pohon dapat dibagi menjadi 3 bagian :
Bagian akar , berfungsi :
a. Mengisap dan memindahkan kelembaban/ mineral, dari tanah terus ketajuk
b. Menyebarkan akar dan memperkokoh tumbuhnya pohon
Bagian tajuk
• Merupakan bagian pemrosesan pertumbuhan oleh daun yang megandung
Chloropyl
STRUKTUR BATANG POKOK
Bila kita amati penampang suatu pohon, akan
terlihatSbb:
1. Kulit : Merupakan bagian terluar, yang akan
berubah dan lapuk.
2. Kambium : Merupakan lapisan lendir, yang
berfungsi pembentuk kayu, dan pembentuk
kulit..
3. Kayu gubal: Atau kayu lunak, yaitu kayu yang
masih mengandung zat pertumbuhan (zat
makanan ) kayu banyak mengandung air
4. Kayu teras : Merupakan kayu yang keras
kandungan airnya lebih kecil dibanding kayu
gubal. Masih mengandung makanan didinding sel.
5. Hati kayu:
• Ini merupakan inti dari batang kayu. Sel kayunya
padat dan sering lapuk, Fungsinya :
• Penyimpan makanan
• Pengangkut makanan kearah radial
SEL KAYU
• Daya hantar listrik, juga dipengaruhi oleh kadar air kayu itu
• Daya hantar panas beberapa bahan bangunan
- Bata merah K = 0,35 Kg/m.s °C
- Beton K = 0.56
- Kayu // serat K = 0,10
- Kayu ┴ serat K = 0,03
- Gelas K = 0,8
- Besi K = 40 – 50
- Seng K = 95
Pengaruh kadar air, kelembaban terhadap susut muai
• Bila kelembaban berubah, suhu berubah, maka kadar air dalam
kayu juga berubah Oleh karena itu pemakaian kayu, perlu
diatur kadar airnya.
• Karena kadar air berbeda, serta susunan serat berbeda, maka
susut muai pada tempat tertentu berbeda pula
- Susut muai kayu keras lebih kecil, dibanding kayu lunak
- Susut muai kayu gubal lebih besar, dari kayu teras
- Susut muai arah tangensial ± 4 – 14 %
Arah radial 2–8%
Arah axial 0,1 – 0,2 %
Volume tarik 7 – 21 %
• Dari sebatang kayu, penyusutannya pada
bagian kayu lunak (mendekati kulit ) akan lebih
besar dari pada kayu terasnya( kayu yang
mendekati hati kayu ). Karena bagian kayu
lunak ini banyak mengandung air, selnya besar
rongganya
• Bila terjadi pengeringan, atau menguapya air
dari rongga, maka akan berobah bentuknya
(melengkung,memuntir, retak, dll)
• Perubahan bentuk kayu akibat pengeringan
• Perubahan ini disebut “ mengerjakan kayu “
• Untuk mengurangi cacat kayu akibat penguapan air, dapat
ditempuh cara sbb:
• Batang yang baru ditebang jangan dibuang kulitnya, dan
keringkan secara bertahap, sehinga tidak terjadi retak
sekeliling batang
• Ujung batang sebaiknya ditutup dengan lilin/damar
• Pengeringan kayu ditempat terlindung hindari dari panas
matahari
• Pengeringan dengan cara tiruan, udara dialirkan/bergerak
• Papan setelah digergaji ditumpuk dan diberi sekat supaya
udara mengalir bebas
SIFAT MEKANIS KAYU
• Kepadatan
Pada umumnya, bila berat volume kayu tinggi maka gaya yang
ditanggung oleh kayu akan tinggi pula . Makin tinggi kadar air dalam
kayu > 27 % , maka beban yang ditanggung makin rendah maka
biasanya penggolongan kayu dibagi berdasarkan, kekuatan, berat
volume kering udara, Seperti tabel:
Pengaruh pembebanan
PKKI membatasi :
• Kayu kelas A, besar mata kayu max 1/6 lebar balok atau
kurang dari 3,5 cm
• Kayu kelas B, Max ¼ lebar balok dan kerang dari 5 cm
•
CACAT KAYU
Cacat kayu terjadi karena :
• Pengaruh pertumbuhan batang pohonnya. (cacat bawaan ) terjadi sebelum kayu
ditebang
• Kesalahan disebabkan cara penebangan dan pengolahan
• Akibat cacat ini kayu akan turun mutunya
• Cacat kayu yang terdapat antara lain :
• Mata kayu
• Kayu muda
• Celah cincin (teras lepas)
• Retak batang
• Pertumbuhan terpuntir
• Pertumbuhan luar pusat
• Busuk teras dan hati
• Pengapian & jamur
• Busuk akar
• Cacat oleh serangga
Jenis & klasifikasi kayu
• Karena jenis kayu cukup banyak, maka untuk menentukan jenis dan
mutu kayu secara visual/penglihatan saja, biasanya sukar untuk memilih
untuk konstruksi, terutama mutu kekuatannya.
• dilakukan dengan cara mengukur modulus elstisitasnya , atau
lendutannya, yaitu dengan cara pembebanan lentur suatu batang kayu
Cara pengujian :
• Kayu diletakan diatas mesin pemilah ( Tumpuan )
• BebaN awal diletakkan diatAs batang tepat siatas batang deflektor panter L – 2
• Stel batang deflektor, sehingga angka menunjukan angka awal pembacaan
• Letakan beban standar disamping beban awal
• Baca jarum pada rentangan dan tentukan mutunya
7.PENGERINGAN & PENGAWETAN
• Pengeringan
• Tujuan :
• Memantapkan sifat kayu terhadap penggunaa dan menstabilkan
sifat fisis dan mekanisnya
• Kayu mengandung bahan-bahan organik mis :
• Zat karbonat, gula, protein, asam mineral dan organik dan bersifat
hygroscopis, maka kayu disenangi oleh zat organisme (bahteria dan
jamur ) dan binatang serangga
• Bila kayu dalam keadaan kering, maka jamur dan bahteria sukar
tumbuh dan serangga kurang menyenangi ( kadar air kurang dari 19
%)
•
Cara pengeringan
Pengeringan alam
• Pengeringan alam berlangsung beberapa bulan, dan kayu akan mencapai keadaan keringg
udara, dimana kadar air berkisar antara 27 – 30 %
• Contoh : kayu jati : dengan cara mengerat bagian bawah batang , atau dimatikan (± I
musim/1 tahun
Pengeringan buatan
• Biasanya untuk kayu olahan atau kayu yang telah digergaji
• Didalam sebuah ruangan yang dilengkapi dengan kipas angin, atau alt lain yang berfungsi
sebagai penggerak udara dalam ruangan, dan dilengkapi lagi dengan alat pemanas udara
• Kayu olahan disusun dalam ruangan susunan kayu memakai celah satu dengan lainnya
• Kedalam ruangan dimasukan udara panas dengan tekanan rendah selama 1 – 2 hari , kayu
akan panas tapi tidak kering suhu ruang akan mencapai 80 °C
• Setelah suhu KL tetapi berarti suhu dalam kayu juga sama . Maka secara bertahap uap
yang masuk dikurangi, sampai kelembaban udara turun. Penurunan suhu tidak boleh
dipercepat, sebab akan mempercepat pengeringan diluar/bagian luar kayu dan kayu akan
retak
• Peurunan suhu dalam ruangan ini biasanya dilakukan lambat yaitu sampai 2 minggu.Dan
kadar air dalam kayu akan turun sampai 17 – 15 % dan sifat kayu akan stabil
Pengawetan
Tujuan :
Mempertinggi daya tahan lama kayu terhadap serangan serangga dan binatang lainnya serta jamur
• Dari mesin pres lembaran kayu lapis dikeringkan lagi sampai kadar air
a. Untuk mutu standar : 10 – 15 %
b. Untuk mutu A C : 7 - 8 %
• Dari ruangan pengerinan, kemudian kayu lapis diperbaiki ukuran, disusun, dikemas dan dipasarkan .