Konstruksi
Kayu merupakan bahan produk alam, hutan.
Kayu merupakan bahan bangunan yang banyak
disukai orang atas pertimbangan tampilan
maupun kekuatan.
Kepala paku
• Kepala paku badap berbentuk datar bulat,
oval maupun kepala benam (counter sunk) umumnya
cukup kuat menahan tarikan langsung. Besar kepala
paku ini umumnya sebanding dengan diameter paku.
Paku kepala benam dimaksudkan untuk dipasang
masuk – terbenam dalam kayu.
Pembenaman Paku.
• Paku yang dibenam dengan arah tegak lurus serat akan memiliki
kuat cabut yang lebih baik dari yang dibenam searah serat .
• Demikian halnya dengan pengaruh kelembaban.
• Setelah dibenam dan mengalami perubahan kelembaban, paku
umumnya memiliki kuat cabut yang lebih besar dari pada dicabut
langsung setelah pembenaman.
• Jarak Pemasangan Paku.
• Jarak paku dengan ujung kayu, jarak antar kayu, dan jarak paku
terhadap tepi kayu harus diselenggarakan untuk mencegah
pecahnya kayu.
• Secara umum, paku tak diperkenankan dipasang kurang dari
setengah tebal kayu terhadap tepi kayu, dan tak boleh kurang dari
tebal kayu terhadap ujung.
• Namun untuk paku yang lebih kecil dapat dipasang kurang dari jarak
tersebut.
Kuat cabut paku
• Gaya cabut maksimum yang dapat ditahan oleh paku yang
ditanam tegak lurus terhadap serat dapat dihitung dengan
pendekatan rumus berikut.
P = 54.12 G5/2 DL……. (Metric: kg)
P = 7.85 G5/2 DL ……..(British: pound) (8.1)
dimana : P = Gaya cabut paku maksimum
L = kedalaman paku dalam kayu (mm, inc.)
G = Berat jenis kayu pada kadar air 12 %
D = Diameter paku (mm, inch.)
Kuat lateral paku
• Pada batang struktur, pemasangan paku
umumnya dimaksudkan untuk menerima beban
beban tegak lurus/lateral terhadap panjang
paku.
• Pemasangan alat sambung tersebut dapat
dijumpai pada struktur kuda-kuda papan kayu.
• Kuat lateral paku yang dipasang tegak lurus
serat dengan arah gaya lateral searah serat
dapat didekati dengan rumus berikut
P = K D2 ….(8.2)
dimana: P = Beban lateral per paku
D = Diameter paku
K = Koefisien yang tergantung dari karakteristik
jenis kayu.
b) Alat sambung sekerup
• Sekrup hampir memiliki fungsi sama dengan paku, tetapi
karena memiliki ulir maka memiliki kuat cabut yang lebih baik dari
paku.
• Terdapat tiga bentuk pokok sekerup yaitu sekerup kepala datar,
sekerup kepala oval dan sekerup kepala bundar.
• Dari tiga bentuk tersebut, sekerup kepala datarlah yang paling
banyak ada di pasaran.
• Sekerup kepala oval dan bundar dipasang untuk maksud
tampilan–selera.
• Bagian utama sekerup terdiri dari kepala, bagian benam, bagian
ulir dan inti ulir.
• Diameter inti ulir biasanya adalah 2/3 dari diameter benam.
• Sekerup dapat dibuat dari baja, alloy, maupun kuningan diberi
lapisan/coating nikel, krom atau cadmium.
• Ragam produk sekerup dapat ditunjukkan pada Gambar 8.12
berikut.
Kuat Cabut Sekerup
• Kuat cabut sekerup yang dipasang tegak lurus terhadap
arah serat (Gambar 8.13) dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut.
P = 108.25 G2 DL (Metric unit: Kg, cm )
P = 15.70 G2 DL (British unit: inch–pound)
dimana:
P = Beban cabut sekerup (N, Lb)
G = Berat jenis kayu pada kondisi kadar air 12 % kering
oven
D = Diameter sekerup terbenam / shank diameter (mm, in.),
L = Panjang tanam (mm,in.)
Kuat lateral sekerup
• Kuat lateral sekerup yang dipasang tegak lurus serat dengan
arah gaya lateral searah serat dapat didekati dengan rumus
yang sama dengan kuat lateral paku (persamaan 8.2)
P = c1 c2 K D2 ………(8.5)
dimana: P= Beban lateral per sekerup
D= Diameter sekerup
K= Koefisien yang tergantung karakteristik
jenis kayu (lihat Tabel 8.4)
C1= Faktor pengali akibat ketebalan
batang apit tersambung
C2= Faktor pengali akibat pembenamam
sekrup lag (lihat Tabel 8.6)
Konstruksi Sambungan Gigi
• Walaupun sambungan ini sebenarnya malah
memperlemah kayu, namun karena kemudahannya,
sambungan ini banyak diterapkan pada konstruksi kayu
sederhana di Indonesia utamanya untuk rangka kuda-
kuda atap.
• Kekuatan sambungan ini mengandalkan kekuatan
geseran dan atau kuat tekan / tarik kayu pada
penyelenggaraan sambungan.
• Kekuatan tarikan atau tekanan pada sambungan bibir
lurus di atas ditentukan oleh geseran dan kuat desak
tampang sambungan gigi.
Sambungan Baut
Hampir sama dengan sambungan gigi, sambungan baut
tergantung desak baut pada kayu, geser baut atau kayu.
Desak baut sangat dipengaruhi oleh panjang kayu tersambung dan
panjang baut.
Dengan panjangnya, maka terjadi lenturan baut yang menyebabkan
desakan batang baut pada kayu tidak merata.
Sambungan dengan cincin belah (Split Ring) dan plat
geser
• Produk alat sambung ini merupakan alat sambung yang
memiliki perilaku lebih baik dibanding alat sambung baut.
• Namun karena pemasangannya agak rumit dan memerlukan
peralatan mesin, alat sambung ini jarang diselenggarakan di
Indonesia.
• Produk sambung ini terdiri dari cincin dan dirangkai dengan
baut.
• Dalam penyambungan, alat ini mengandalkan kuat
desak kayu ke arah sejajar maupun arah tegak lurus
serat.
• Seperti halnya alat sambung baut, jenis kayu yang
disambung akan memberikan kekuatan yang
berbeda.
• Produk alat sambung ini memiliki sifat lebih baik dari
pada sambungan baut maupun paku. Ini karena alat
sambung ini mendistribusikan gaya baik tekan
maupun tarik menjadi gaya desak kayu yang lebih
merata dinading alat sambung baut dan alat
sambung paku.
Sambungan dengan Plat Logam (Metal Plate Conector)