Anda di halaman 1dari 91

KONSTRUKSI KAYU

Kayu sebagai Material Konstruksi


Bagian-bagian Kayu

• Kayu adalah bagian


batang atau ranting
yang mengeras
karena mengalami
lignikasi (pengayuan).
Lignikasi terjadi
akibat akumulasi
selulosa dan lignin
pada dinding sel
Kelebihan Kayu
• Berkekuatan tinggi dengan berat jenis rendah.

• Tahan terhadap pengaruh kimia dan listrik.

• Relatif mudah dikerjakan dan diganti.

• Mudah didapatkan, relatif murah.

• Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik yang rendah,
sehingga baik untuk partisi.

• Memiliki sisi keindahan yang khas.


Kekurangan Kayu
• Adanya sifat-sifat kayu yang kurang homogen (ketidak seragaman), cacat
kayu (mata kayu, retak, dll.).

• Tingkat memuai dan menyusut yang tinggi

• Beberapa jenis kayu kurang awet.

• Kekuatannya sangat dipengaruhi oleh jenis kayu, mutu, kelembaban dan


pengaruh waktu pembebanan.

• Keterbatasan ukuran khususnya untuk memenuhi kebutuhan struktur


bangunan yang makin beskala besar dan tinggi.

• Untuk beberapa jenis kayu tertentu harganya relatif mahal dan


ketersediaan terbatas (langka).
Sifat Fisik Kayu
a. Berat Jenis

• Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, antara 0,2 (kayu balsa)
sampai 1,28 (kayu nani). Berat jenis merupkan petunjuk untuk menentukan
sifat-sifat kayu. Makin berat kayu itu, kekuatan kayu makin besar. Makin
ringan kayu itu, kekuatannya juga makin kecil. Berat jenis tergantung oleh
tebal dinding sel, kecilnya rongga sel yang membentuk pori-pori.

b. Keawetan alami kayu.

• Keawetan alami kayu berbeda-beda antara satu dengan yang lain.


Keawetan kayu disebabkan oleh adanya suatu zat di dalam kayu (zat
ekstraktif) yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak kayu.
Sifat Fisik Kayu
c. Warna kayu.

• Warna suatu jenis kayu dipengaruhi oleh : tempat di dalam batang, umur
pohon dan kelembaban udara.

d. Higroskopik,

• yaitu sifat dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban. Makin
lembab udara sekitar, kayu juga semakin lembab. Masuknya air ke dalam
kayu menyebabkan berat kayu bertambah. Sifat ini berhubungan dengan
sifat mengembang dan menyusut kayu.
Sifat Fisik Kayu
e. Tekstur kayu

• yaitu ukuran relatif dari sel-sel kayu. Menurut teksturnya, kayu dibedakan
menjadi :
 Kayu bertekstur halus, contohnya kayu giam, lara, kulim.
 Kayu bertekstur sedang, contohnya kayu jati, sonokeling
 Kayu bertekstur kasar, contohnya kayu kempas, meranti

f. Berat kayu.

• Berat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun,
rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air dan zat ekstraktif. Berat
suatu kayu tergantung dari berat jenisnya.
Sifat Fisik Kayu
g. Kekerasan.
• Kekerasan kayu berhubungan dengan berat dan berat jenis kayu. Contoh
 Kayu yang sangat keras : balau, giam, kayu besi, dll.
 Kayu keras, yaitu kulim, pilang
 Kayu sedang, yaitu : mahoni, meranti,
 Kayu lunak, yaitu : pinus, balsa

h. Kepadatan/kerapatan kayu,
• Yaitu perbandingan antara berat kering oven dengan isi (volume) dari
sepotong kayu. Kepadatan kayu mempengaruhi kekuatan kayu. Kepadatan
kayu tergantung dari banyaknya dinding sel pada tiap satuan isi. Makin
banyak selnya, dinding selnya banyak sehingga kepadatannya tinggi maka
kekuatannya juga tinggi. Contoh : kayu gubal susunan selnya masih
renggang sehingga kekuatannya lebih rendah dibandingkan kayu teras.
Sifat Fisik Kayu
i. Sifat mengembang dan menyusut.

• Kayu akan mengembang bila kadar airnya naik dan menyusut bila kadar
airnya berkurang. Besarnya pengembangan dan penyusutan tidak sama
pada semua arah. Rata-rata besarnya pengembangan dan penyusutan pada
arah tangensial : 4-14%, arah radial : 2 – 8 %, arah longitudinal (axial): 0,1 –
0,2 %.
Sifat Mekanik Kayu
1. Keteguhan Tarik

2. Keteguhan tekan / Kompresi

3. Keteguhan Geser

4. Keteguhan lengkung (lentur)

5. Kekakuan

6. Keuletan

7. Kekerasan

8. Keteguhan Belah
Sifat Mekanik Kayu (Keteguhan Tarik)
• Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha menarik kayu.

• Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :


 Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
 Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.

• Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat.

• Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik
sejajar arah serat.
Sifat Mekanik Kayu (Keteguhan Tekan)
• Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan
muatan/beban.

• Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :


 Keteguhan tekan sejajar arah serat dan
 Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.

• Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada
keteguhan kompresi sejajar arah serat.
Sifat Mekanik Kayu (Keteguhan Geser)
• Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya
yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain
di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :
 Keteguhan geser sejajar arah serat
 Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
 Keteguhan geser miring

• Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan
geser sejajar arah serat.
Sifat Mekanik Kayu (Keteguhan Lengkung/Lentur)
• Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya
yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati
maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan
yaitu :
 Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya
secara perlahan-lahan.
 Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya
secara mendadak.
Sifat Mekanik Kayu
• Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau
lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
• Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang
relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang
berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan
perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
• Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat
takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan,
kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan
kayu.
• Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik
dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang
tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu
mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Metode Penggergajian
• Untuk menghasilkan produk kayu gergajian yang baik dan efisien terdapat
3 (tiga) metode penggergajian yang baik berkaitan dengan penyusutan kayu
saat pengeringan, yaitu:
 lurus (plain sawing)
 Perempat bagian (quarter sawing)
 Penggergajian tipikal (typical sawing).
Pengelompokan Kayu
Jenis kayu berdasarkan kekuatannya

Kelas Kuat Tekan-Tarik // Tekan-Tarik ┴ Serat Kuat Lentur Kg/cm2


Serat Kg/cm2 Kg/cm2
I 130 20 150

II 85 12 100

III 60 8 75

IV 45 5 50
• Jenis kayu berdasarkan keawetannya

Kondisi I II III IV V
konstruksi
Berhubung dengan 8 th 5 th 3 th Pendek Pendek
tanah lembab
Terbuka namun 20 th 15 th 10 th Pendek Pendek
terlindung dari
matahari dan hujan
Terlindung dari Tak Tak Cukup Pendek Pendek
udara bebas, tanpa terbatas terbatas lama
coating
Terlindung dari Tak Tak Tak 20 th 20 th
udara bebas, terbatas terbatas terbatas
terpelihara
Serangan Tidak Jarang Agak Cepat Cepat
hama/rayap cepat
Tugas
• Bagi kelas kedalam beberapa kelompok

• Buat makalah (tulis tangan disertai gambar) mengenai jenis-jenis kayu dan
karakteristiknya
 Keunggulan dan kelemahannya
 Berdasarkan kekuatan dan keawetannya termasuk dalam kelas apa
 Kegunaannya dalam konstruksi bangunan

Dikumpulkan Minggu depan


Sambungan Kayu
Ukuran Kayu

• Kusen pintu dan jendela (mm): 60


(100, 120, 130, 150) ; 80 (100, 120,
150).

• Kuda-kuda (mm): 80 (80, 100, 120,


150, 180), 100 (100, 120, 150, 180).

• Kaso (mm) : 40x60; 40x80; 50x70.

• Tiang balok (mm) :80 (80, 100, 120);


100 (100, 120; 120 (120, 150).

• Balok antar tiang (mm): 40 (60, 80);


60 (80, 120, 150); 80 (120, 150, 180),
100 (120, 150).

• Balok langit (mm): 80 (120, 150, 180,


200); 100 (150, 180, 200).
Sambungan Kayu
• Sambungan Kayu dilakukan untuk memperoleh Panjang kayu yang
dibutuhkan dan membentuk suatu konstruksi rangka batang

• Gaya-gaya yang harus diperhatikan dalam membuat sambungan

Gaya Tarik: Sambungan kayu harus saling mengait agar tidak mudah lepas
(Sambungan bibir miring, berkait, atau ekor burung)

Gaya Desak/ Tekan: Diusahakan agar permukaan batang yang disambung


saling menempel rapat

Gaya Puntir/ Torsi: Sambungan batang harus saling mencengkram

Gaya Lintamg/ Momen: Gaya lintang (Geseran), Gaya momen (lLenturan).


Sambungan harus kuat dan kaku
Sambungan Kayu
Syarat-syarat pengerjaan sambungan kayu

• Sambungan kayu harus Pas. Tidak longgar (mudah terlepas/ bergeser)


ataupun sesak (mudah rusak/ pecah)

• Dalam pengerjaan sambungan tidak boleh sampai merusak kayu: memukul


kayu tanpa bantalan pelindung, salah dalam pengeboran, salah dalam
penggergajian, dll

• Memberikan cairan pengawet pada bidang-bidang sambungan kayu sebelum


disatukan

• Sambungan kayu diusahakan dapat terlihat agar memudahkan dalam


control dan perbaikan
Jenis Sambungan Kayu
Sambungan Kayu Arah Memanjang

Sambungan ini untuk memperoleh panjang kayu yang dibutuhkan, dapat


terdiri dari dua batang kayu atau lebih. Secara Mendatar dan Tegak

Sambungan Menyudut

Terdiri dari beberapa batang kayu yang posisinya tidak dalam satu garis
lurus

Sambungan Kayu Arah Lebar

Dipakai untuk menyambung papan-papan pada arah lebarnya untuk


memperoleh bidang permukaan yang lebih luas (misalnya dinding atau
lantai)
Sambungan Kayu Memanjang (Mendatar)
Sambungan Bibir Lurus
Sambungan Kayu Memanjang (Mendatar)
Sambungan Bibir Lurus Berkait

Tugas: Gambar
sambungan dengan
ukuran balok 60/120
(t/b). Skala 1:2
Sambungan Kayu Memanjang (Mendatar)
Sambungan Bibir Miring

Tugas: Gambar
sambungan dengan
ukuran balok 120/60
(t/b). Skala 1:2
Sambungan Kayu Memanjang (Mendatar)
Sambungan Bibir Miring Berkait
Sambungan Kayu Memanjang (Tegak)
Sambungan Takikan Lurus
Sambungan Kayu Memanjang (Tegak)
Sambungan Takikan Lurus Rangkap

Tugas: Gambar
sambungan dengan
ukuran balok 80/80
(t/b). Skala 1:2
Sambungan Kayu Memanjang (Tegak)
Sambungan Mulut Ikan

Tugas: Gambar
sambungan dengan
ukuran balok 80/80
(t/b). Skala 1:2
Sambungan Kayu Menyudut
Sambungan Takikan Lurus
Sambungan Kayu Menyudut
Sambungan Takikan Lurus dengan Verstek

1/2 1/2

T
b
Sambungan Kayu Menyudut
Sambungan Takikan Lurus dengan Ekor Burung

Tugas: Gambar
sambungan dengan
ukuran balok 80/120
(t/b). Skala 1:2
Sambungan Kayu Menyudut
Sambungan Gigi dengan Purus dan Lobang (garis bagi)

< 60º = 1/4 b

≥ 60º = 1/6 b

a
1/4,
1/6 b b

Tugas: Gambar
t sambungan dengan
ukuran balok 80/120
(t/b). Skala 1:2. :
45° & 60°
Sambungan Kayu Arah Melebar
Sambungan Lidah dan Alur
Sambungan Kayu Arah Melebar
Sambungan Lidah Lepas dan Alur
Sambungan Kayu Arah Melebar
Sambungan Arah Vertikal
Alat Sambung Kayu
Paku

d = berat paku 1.55 gram


Alat Sambung Kayu (paku)
Karakteristik Paku

• Ujung Paku. Ujung paku dengan bagian runcing umumnya memiliki kuat
cabut yang lebih besar, namun sering menyebabkan pecahnya kayu. Paku
dengan ujung tumpul lebih minim menyebabkan pecahnya kayu, namun
memiliki kuat cabut yang lebih lemah karena merusak serat kayu

• Kepala paku. Baik berbentuk datar bulat, oval maupun kepala benam
(counter sunk) umumnya cukup kuat menahan tarikan langsung. Besar
kepala paku sebanding dengan diameter paku

• Pembenaman Paku. Paku yang dibenam dengan arah tegak lurus serat
akan memiliki kuat cabut yang lebih baik dari yang dibenam searah serat.
Kelembaban saat pembenaman paku mempengaruhi kuat cabut

• Jarak Pemasangan Paku. Secara umum, jarak paku terhadap tepi kayu
tak boleh kurang dari setengah tebal kayu, dan jarak paku terhadap ujung
kayu tak boleh kurang dari tebal kayu
Alat Sambung Kayu (paku)
Alat Sambung Kayu (paku)
Alat Sambung Kayu
Baut

• Di pasaran terdapat berbagai macam baut dengan dimater dan panjang


sesuai kebutuhan kayu. Untuk pemasangan harus menggunakan plat ring
(washer) agar saat baut di kencangkan, tak merusak kayu.
Alat Sambung Kayu (baut)
Syarat jarak minimum peletakan baut pada sambungan

• Jarak antar baut searah gaya dan serat = 5d baut

• Jarak antar baut tegak lurus gaya dan serat = 3d baut

• Jarak baut denga tepi kayu tegak lurus gaya dan serat = 2d baut

• Jarak baut dengan ujung kayu searah gaya dan serat = 5d baut
Sambungan dengan Pengunci
Sambungan Bibir Lurus Berkait dengan Pengunci Diatas

t
1/2 1/2
1/5t t
1/2 1/2
t

Baut d = 10mm
2–3t

b
Alat Sambung Kayu
Sambungan Bibir Lurus Berkait dengan Pengunci Diatas

Tugas: Gambar
sambungan dengan
ukuran balok 120/60
(t/b). Skala 1:2
Alat Sambung Kayu
Sambungan Bibir Miring Berkait dengan Pengunci Dibawah

1/5t
t t

1/5t
t t

b
Baut d = 10mm
2–3t

b
Alat Sambung Kayu
Sambungan Bibir Miring dengan Pengunci Dibawah

Tugas: Gambar
sambungan dengan
ukuran balok 120/60
(t/b). Skala 1:2
Alat Sambung Kayu
Plat Paku

• Pelat paku biasanya terdiri dari seng setebal 1 – 2 mm, dengan cetakan
paku yang akan didirikan dan akan ditekankan ke dalam permukaan kayu
yang akan disambung.
Alat Sambung Kayu (plat paku)
Keunggulan

• Penghematan bahan, tidak memerlukan papan-papan sambungan


sebagai tumpuan layanknya sambungan paku atau baut

• Estetika, plat paku dapat di pasang secara tersembunyi sehingga cocok


untuk jenis konstruksi yang terekspos

Kelemahan

• Pengerjaan rumit, membutuhkan tenaga


ahli khusus untuk melakukan perhitungan
dan pengerjaan

• Peralatan khusus, tidak diperbolehkan


memasang plat paku dengan palu atau
pres sederhana. Memerlukan alat khusus
seperti alat penekan hidrolis
Alat Sambung Kayu (perekat)
Perekat

• Proses perekatan adalah proses penggabungan 2 atau lebih bilah kayu


menggunakan bahan perekat yang searah dengan arah serat.

Perekat alami

• Glutin, terbuat dari campuran kulit dan tulang binatang.

• Gasein, terbuat dari susu dan kalsium.

Proses pengerjaan dilakukan dengan mencampurkan bahan perekan dengan


air.
Alat Sambung Kayu
Perekat sintetis

• PVA, Lem putih yang terdiri dari PVA (polyviny-asetat)

• Perekat kondensasi, terdiri dari cairan dan cat pengeras.

• Epoxy-resin, Perekat khusus yang digunakan untuk menghubungkan logam


dengan kayu

• Perekat kontak, terdiri dari karet sintetis (neoprene)


Alat Sambung Kayu (perekat)
Pintu dan Jendela (Kusen)
• Kusen adalah suatu rangka dari balok kayu atau dari bahan lainnya,
sepertiplastik, alumunium yang dihubungkan sedemikian rupa sesuai
dengan kaidah suatukonstruksi, fungsi serta desain

• Fungsi utama dari kusen yaitu untuk perletakan


daun pintu, jendela, kaca dantralis, selain fungsi
tersebut bentuk dan variasi kusen akan menambah
keindahan atauestetika dari bangunan.
Pintu dan Jendela (kusen)
Jenis Kusen, pada dasarnya dibagi kedalam 4 jenis

• Kusen gendong/kombinasi yaitu kusen untuk pintu dan jendela


dijadikanmenjadi satu konstruksi yang utuh, biasanya ditempatkan
dibagian depan rumah. Pada ruangan yang memerlukan penerangan yang
lebih, seperti ruang tamu, ruang keluarga.

• Kusen tunggal (pintu) yaitu kusen untuk daun pintu saja, biasanya pada
kusen tunggal bagian atasnya lubang untuk penerangan dan sirkulasi
udara

• Kusen tunggal (jendela) yaitu rangka kusen untuk jendela saja, kusen
jendela jugasama dengan kusen tunggal pada bagian atasnya ditambah
lubang untukpenerangan dan sirkulasi udara

• Kusen penerangan/bouvenlight yaitu rangka kusen untuk penempatan


kacaatau jendela kaca yang kecil untuk penerangan dan sirkulasi udara.
Pintu dan Jendela (kusen)
Jenis Kusen

Kusen
bouvenlight

Kusen tunggal
(jendela)

Kusen gendong/ Kusen tunggal


kombinasi (pintu)
Pintu dan Jendela (kusen)
Ukuran-ukuran kusen yang umum digunakan adalah:

• a. Kusen Pintu satu daun


 Lebar kosong = 65 – 70 – 80 – 90 – 100 cm
 Tinggi kosong = 190 – 200 – 210 – 225 – 250 cm

• b. Kusen pintu dua daun


 Lebar kosong = 120 – 130- 140 – 150 – 250 cm
 Tinggi kosong = 200 – 210 – 220 – 225 – 250 cm

Ukuran Kayu yang umum


digunakan untuk kusen
Pintu dan Jendela (kusen)
Bagian-bagian Kusen

1. Tiang (style), tiang utama kusen yang menempel ke dinding

2. Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas dan ambang
bawah sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawa

3. Sponneng, yaitu tempat perletakan/melekatnya daun pintu atau daun


jendela. Sponneng berfungsi juga sebagai penutup celah, dalamnya 1-1,5
cm, lebar 3-4 cm menyesuaikan ketebalan daun.

4. Telinga, yaitu bagian ambang (dorpel) yang masuk/ditanam kedalam


tembok yang berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau
kebelakang. Ukuran panjang 10-15 cm

5. Alur kapur, bagian dari tiang (style) yang dialur/dicoak dengan fungsi
untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu juga
agar apabila terjadi penyusutan, tidak timbul celah.
Pintu dan Jendela (kusen)
6. Angkur, dipasang pada tiang (style),
berfungsi untuk memperkuat
melekatnya pada tembok juga
menahan gerakan ke samping. dan
kemuka/ kebelakang. Angkur : besi Ø
3/8 inch (± 10mm) panjang 20 cm, kait
ujung 5 – 10cm untuk memperkokoh
kedudukan kusen pada tembok

7. Duk/Neut, Campuran beton pada


bagian bawah kusen berbatasan
dengan muka lantai, mencegah
masuknya air kedalam kayu kusen.
Duk (neut), dipasang pada bagian
bawah tiang (style), khusus untuk
kusen pintu. Tingginya 10-12 cm.
Untuk kusen yang dekat dengan air
duk dibuat hingga 15 cm
Pintu dan Jendela (kusen)
Pintu dan Jendela (kusen)
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
• Pondasi merupakan bagian bangunan yang menghubungkan bangunan
dengan tanah, yang menjamin kestabilan bangunan terhadap beban mati
(berat bangunan sendiri), beban hidup, dan gaya-gaya luar terhadap gedung
(angina, gempa, dll)

• Fungsi pondasi:
- Sebagai kaki atau alas bangunan
- Sebagai penahan bangunan dan penerus beban vertikal dari atas menuju dasar
tanah
- Sebagai penjaga agar kedudukan bangunan stabil

• Kayu dapat digunakan sebagai pondasi setempat, pondasi lajur/


menerus, maupun pondasi tiang pancang.

• Kayu sebagai bahan pondasi memiliki daya tahan yang lama jika selalu
terendam dalam air, karena kurangnya oksigen justru menghindari
pembusukan
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
Pondasi Pondasi
Setempat di Menerus di
daerah rawa daerah rawa
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
Rumah Bubungan, Kalimantan Selatan
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)

• a) ujung diruncing biasa; b) ujung diperkuat dengan pelat baja; c) kepala yang
diperkuat dengan gelang baja; d) sambungan bibir X; e) sambungan dengan gelang
baja; f) sambungan dengan pengikat besi strip; g) sambungan dengan pasak dan
gelang
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
• Pondasi umpak adalah pondasi yang terbuat dari batu, kayu, maupun
beton yang dibentuk bulat, lesung (prisma), ataupun kubus. Material
tersebut dibuat untuk menopang tiang penyangga di atasnya.

• Pondasi umpak dipakai untuk bangunan sederhana yang umumnya dibuat


dari rangka kayu dengan dinding dari papan atau anyaman bambu.

• Pondasi umpak hanya sesuai digunakan


pada daerah dengan kondisi tanah yang
baik, sehingga kemungkinan amblesnya
umpak kedalam tanah relatif kecil

• Pondasi umpak dipasang di bawah setiap


tiang-tiang penyangga. Tiang-tiang ini satu
dan lainnya saling dihubungkan dengan
balok-balok kayu yang dipasang dibagian
bawah tiang yang juga untuk menumpu
papan-papan lantai
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
Contoh Pondasi Umpak pada bangunan kayu
sederhana

• Pondasi setempat/umpak yang dimaksudkan disini


adalah pondasi umpak yang terbuat dari beton
kosong (tanpa tulangan) 25 cm

• Bentuk pondasi umpak adalah prisma terpancung


dengan ukuran penampang atas 25 cm x 25 cm,
penampang bawah 60 cm x 60 cm, dan tinggi 90 cm 60 cm
• Bagian yang tertanam dari pondasi umpak sekurang-
kurangnya 30 cm atau 1/3 dari tinggi umpak. Jarak
maksimum antar pondasi adalah 1,5 m. 30 cm

• Setiap pondasi umpak harus terikat satu sama lain


dengan balok pengikat 60 cm
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)

DETAIL A

Angkur besi Ø 12 mm

Pondasi setempat/
Balok pengikat pondasi umpak
setempat yang dapat
berfungsi sebagai balok Balok kayu pengikat
sloof, kayu 6/12 cm pondasi 6/12 cm
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
Contoh Pondasi Umpak pada bangunan panggung
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
DETAIL A
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
DETAIL B
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
DETAIL C
Konstruksi struktur Kayu (Dinding)
• Konstruksi dinding kayu dapat terbagi atas 2 yakni konstruksi batang tersusun
(log construction) dan konstruksi dinding rangka (pole construction)

• Konstruksi batang tersusun merupakan cara kuno membuat dinding dari batang
kayu utuh yang disusun secara berbaring. Pada sudut-sudut kayu bulat dibuat
takikan yang berfungsi sebagai penyambung batang kayu utuh yang satu dengan
yang lain

• Di Indonesia konstruksi batang tersusun terdapat di Tanah Toraja (banua tamben)


dan Sumatra Utara (karo batak)

Banua Tamben Karo batak Log cabin


Konstruksi struktur Kayu (Dinding)
Konstruksi dinding rangka

• Penggunaan konstruksi rangka menghemat kayu jika dibandingkan dengan


konstruksi batang tersusun.

• Pengisian rangka dinding dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai


material dan cara seperti kulit pohon, ayaman bambu, tanah liat, papan
kayu, dan sebagainya

• Perkembangan rumah konstruksi dinding:

Rumah
panggung
dengan tiang
tertanam
Rumah dengan Rumah dengan
dan dinding
dinding rangka dinding rangka
dari kulit
terusan dengan tersusun
kayu dan
tiang diatas dengan pondasi
anyaman
umpak balok sloof
Konstruksi struktur Kayu (Dinding)
Dinding rangka tersusun

• Konstruksi dinding rangka tersusun merupakan konstruksi yang disusun


setingkat demi setingkat

• Konstruksi rangka tersusun menerima dan menyalurkan


semua gaya vertikal (beban mati dan beban hidup)
maupun horisontal (beban angin, beban gempa).

Konstruksi rangka tersusun


konvensional

1. Bantalan
2. Tiang
3. Tiang sudut
4. Kuda penopang
5. Palang (ambang jendela/pintu)
6. Palang
7. Peran dinding/ ring balok
8. Balok loteng
9. Balok loteng ekor
Konstruksi struktur Kayu (Dinding)
• Bantalan, Merupakan balok horizontal yang membatasi dinding kebawah dan bertugas
menumpunya.beban akan disalurkan ke pondasi atau ke kepala balok lantai (pada
bangunan bertingkat).

• Peran/ ring balok, merupakan balok horizontal pengikat dinding bagian atas yang
menerima beban atap maupun lantai (pada bangunan bertingkat)

• Palang, membagi bagian antara dua tiang atau kuda penopang kedalam bagian yang
lebih kecil untuk memperkuat struktur dinding. Palang juga berfungsi sebagai tempat
mendudukan daun pintu atau jendela (ambang pintu dan ambang jendela)

• Tiang, merupakan kayu tegak yang menentukan tinggi dinding dan berdiri tegak lurus
antara bantalan dan peran dinding/ ring balok.

• Kuda penopang, merupakan tiang yang berdiri miring dan membagi bidang dinding
segiempat kedalam bidang segitiga sehingga konstruksi dinding dapat menyalurkan gaya
horizontal.

• Balok loteng, memisahkan dua lantai pada bangunan bertingkat, sekaligus juga
menopang konstruksi langit-lagit
Konstruksi struktur Kayu (Dinding)
• Ukuran balok rangka dinding yang dapat digunakan
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
• Atap merupakan bagian paling atas dari suatu bangunan, yang melindungi
gedung dan penghuninya secara fisik maupun psikis.

• 3 hal utama yang harus diperhatikan dalam perencanaan atap adalah luas
ruang yang harus dilindungi, bentuk dan konstruksi yang dipilih, dan
lapisan penutupnya.

• Faktor yang mempengaruhi kemiringan atap


 Cuaca dan iklim yang terdapat pada suatu daerah
 Jenis Konstruksi atap, pada konstruksi kayu secara umum terdapat 3 jenis

Atap datar Atap usuk/ kasau Atap peran/ gording


(kemiringan 1º - 5º) (kemiringan ≥ 30º) (tidak ada ketentuan
kemiringan minimal)
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
Material penutup atap

• Atap aspal. Atap dengan bahan material dasar yang terbuat dari pasir dan
aspal ini memiliki elastisitas yang mudah dibentuk dan memiliki sudut
kemiringan mulai dari ≥ 30º sampai dengan < 90º (minimal sudut
kemiringan lebih besar dari 30º)

• Atap genteng. Genteng memiliki sudut kemiringan yang baik adalah > 30º
dan < 60º. Lebih dari 45º disarankan genteng dipaku dengan reng,
kecuraman yang terjal akan berakibat genteng mudah melorot jika terkena
air hujan dan angin, disamping itu karena berat bahan material genteng
akan mudah melorot jika dipasang terlalu curam.

• Atap gelombang. Atap gelombang yang sering dijumpai berupa atap seng
gelombang, galvalum sampai dengan “asbes” bahan fiber cement. Sudut
kemiringan adalah > 15º sampai dengan < 30º (minimal sudut 15º dan
maksimal sudut 25º). Semakin curam sudut atap gelombang akan semakin
mudah terhempas oleh angin kencang, karena atap ini memiliki bidang
lembaran yang cukup luas yang mudah menangkap angin.
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
Material penutup atap

• Atap polycarbonat. Sudut kemiringan atap polycarbonat relatif lebih


landai dari atap gelombang yaitu minimal sudut > 2º atau kemiringan
minimal 1,5% dari panjang bentang, misalkan; atap kanopi carport panjang
6m (600cm) maka bidang sisi tertinggi adalah T=9cm dan bidang sisi
terrendah adalah T=0cm.

• Atap kaca. Derajat sudut kemiringannya minimal adalah sudut > 2º dan
maksimal sudut kemiringan adalah 90º.

• Atap cor beton. Atap ini memiliki kemiringan minimal 1% dari panjang
bentang, misalkan; panjang bentang 10m (1000cm) maka pada sisi ujung
tertinggi adalah T=0,1m (10cm) dan bidang terrendah adalah T=0m (0cm)
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
Bentuk-bentuk atap
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
Bagian-bagian atap
1. Bubungan, merupakan sisi atap yang teratas. Selalu dalam
kedudukan datar.
2. Tiris atap, bagian atap terbawah, menentukan sisi atap
yang datar
3. Garis penahan atap, garis pertemuan antara dua bidang
atap yang berbeda kemiringannya. Letaknya sejajar dengan
Tiris atap
4. Jurai luar, bagian yang tajam pada atap, dari garis tiris
atap sampai bubungan, pada pertemuan dua bidang atap
yang mengarah keluar
5. Jurai dalam, bagian yang tajam pada atap, dari garis tiris
atap sampai bubungan, pada pertemuan dua bidang atap
yang mengarah kedalam
6. Titik pertemuan jurai dan bubungan, tempat
bertemunya tiga bidang atap atau lebih
7. Bubungan penghubung miring, terjadi pada bangunan
yang tinggi bubungannya berbeda. Menghubungkan dua
titik pertemuan jurai dan bubungan
Elemen rangka atap kayu
Elemen rangka atap kayu
Elemen rangka atap kayu
Elemen rangka atap kayu
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
Kuda-Kuda Kayu
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
Detail Kuda-Kuda Kayu
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
Detail A
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
Detail B
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
Detail C

Anda mungkin juga menyukai