• Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik yang rendah,
sehingga baik untuk partisi.
• Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, antara 0,2 (kayu balsa)
sampai 1,28 (kayu nani). Berat jenis merupkan petunjuk untuk menentukan
sifat-sifat kayu. Makin berat kayu itu, kekuatan kayu makin besar. Makin
ringan kayu itu, kekuatannya juga makin kecil. Berat jenis tergantung oleh
tebal dinding sel, kecilnya rongga sel yang membentuk pori-pori.
• Warna suatu jenis kayu dipengaruhi oleh : tempat di dalam batang, umur
pohon dan kelembaban udara.
d. Higroskopik,
• yaitu sifat dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban. Makin
lembab udara sekitar, kayu juga semakin lembab. Masuknya air ke dalam
kayu menyebabkan berat kayu bertambah. Sifat ini berhubungan dengan
sifat mengembang dan menyusut kayu.
Sifat Fisik Kayu
e. Tekstur kayu
• yaitu ukuran relatif dari sel-sel kayu. Menurut teksturnya, kayu dibedakan
menjadi :
Kayu bertekstur halus, contohnya kayu giam, lara, kulim.
Kayu bertekstur sedang, contohnya kayu jati, sonokeling
Kayu bertekstur kasar, contohnya kayu kempas, meranti
f. Berat kayu.
• Berat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun,
rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air dan zat ekstraktif. Berat
suatu kayu tergantung dari berat jenisnya.
Sifat Fisik Kayu
g. Kekerasan.
• Kekerasan kayu berhubungan dengan berat dan berat jenis kayu. Contoh
Kayu yang sangat keras : balau, giam, kayu besi, dll.
Kayu keras, yaitu kulim, pilang
Kayu sedang, yaitu : mahoni, meranti,
Kayu lunak, yaitu : pinus, balsa
h. Kepadatan/kerapatan kayu,
• Yaitu perbandingan antara berat kering oven dengan isi (volume) dari
sepotong kayu. Kepadatan kayu mempengaruhi kekuatan kayu. Kepadatan
kayu tergantung dari banyaknya dinding sel pada tiap satuan isi. Makin
banyak selnya, dinding selnya banyak sehingga kepadatannya tinggi maka
kekuatannya juga tinggi. Contoh : kayu gubal susunan selnya masih
renggang sehingga kekuatannya lebih rendah dibandingkan kayu teras.
Sifat Fisik Kayu
i. Sifat mengembang dan menyusut.
• Kayu akan mengembang bila kadar airnya naik dan menyusut bila kadar
airnya berkurang. Besarnya pengembangan dan penyusutan tidak sama
pada semua arah. Rata-rata besarnya pengembangan dan penyusutan pada
arah tangensial : 4-14%, arah radial : 2 – 8 %, arah longitudinal (axial): 0,1 –
0,2 %.
Sifat Mekanik Kayu
1. Keteguhan Tarik
3. Keteguhan Geser
5. Kekakuan
6. Keuletan
7. Kekerasan
8. Keteguhan Belah
Sifat Mekanik Kayu (Keteguhan Tarik)
• Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha menarik kayu.
• Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat.
• Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik
sejajar arah serat.
Sifat Mekanik Kayu (Keteguhan Tekan)
• Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan
muatan/beban.
• Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada
keteguhan kompresi sejajar arah serat.
Sifat Mekanik Kayu (Keteguhan Geser)
• Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya
yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain
di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :
Keteguhan geser sejajar arah serat
Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
Keteguhan geser miring
• Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan
geser sejajar arah serat.
Sifat Mekanik Kayu (Keteguhan Lengkung/Lentur)
• Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya
yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati
maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan
yaitu :
Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya
secara perlahan-lahan.
Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya
secara mendadak.
Sifat Mekanik Kayu
• Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau
lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
• Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang
relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang
berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan
perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
• Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat
takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan,
kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan
kayu.
• Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik
dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang
tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu
mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Metode Penggergajian
• Untuk menghasilkan produk kayu gergajian yang baik dan efisien terdapat
3 (tiga) metode penggergajian yang baik berkaitan dengan penyusutan kayu
saat pengeringan, yaitu:
lurus (plain sawing)
Perempat bagian (quarter sawing)
Penggergajian tipikal (typical sawing).
Pengelompokan Kayu
Jenis kayu berdasarkan kekuatannya
II 85 12 100
III 60 8 75
IV 45 5 50
• Jenis kayu berdasarkan keawetannya
Kondisi I II III IV V
konstruksi
Berhubung dengan 8 th 5 th 3 th Pendek Pendek
tanah lembab
Terbuka namun 20 th 15 th 10 th Pendek Pendek
terlindung dari
matahari dan hujan
Terlindung dari Tak Tak Cukup Pendek Pendek
udara bebas, tanpa terbatas terbatas lama
coating
Terlindung dari Tak Tak Tak 20 th 20 th
udara bebas, terbatas terbatas terbatas
terpelihara
Serangan Tidak Jarang Agak Cepat Cepat
hama/rayap cepat
Tugas
• Bagi kelas kedalam beberapa kelompok
• Buat makalah (tulis tangan disertai gambar) mengenai jenis-jenis kayu dan
karakteristiknya
Keunggulan dan kelemahannya
Berdasarkan kekuatan dan keawetannya termasuk dalam kelas apa
Kegunaannya dalam konstruksi bangunan
Gaya Tarik: Sambungan kayu harus saling mengait agar tidak mudah lepas
(Sambungan bibir miring, berkait, atau ekor burung)
Sambungan Menyudut
Terdiri dari beberapa batang kayu yang posisinya tidak dalam satu garis
lurus
Tugas: Gambar
sambungan dengan
ukuran balok 60/120
(t/b). Skala 1:2
Sambungan Kayu Memanjang (Mendatar)
Sambungan Bibir Miring
Tugas: Gambar
sambungan dengan
ukuran balok 120/60
(t/b). Skala 1:2
Sambungan Kayu Memanjang (Mendatar)
Sambungan Bibir Miring Berkait
Sambungan Kayu Memanjang (Tegak)
Sambungan Takikan Lurus
Sambungan Kayu Memanjang (Tegak)
Sambungan Takikan Lurus Rangkap
Tugas: Gambar
sambungan dengan
ukuran balok 80/80
(t/b). Skala 1:2
Sambungan Kayu Memanjang (Tegak)
Sambungan Mulut Ikan
Tugas: Gambar
sambungan dengan
ukuran balok 80/80
(t/b). Skala 1:2
Sambungan Kayu Menyudut
Sambungan Takikan Lurus
Sambungan Kayu Menyudut
Sambungan Takikan Lurus dengan Verstek
1/2 1/2
T
b
Sambungan Kayu Menyudut
Sambungan Takikan Lurus dengan Ekor Burung
Tugas: Gambar
sambungan dengan
ukuran balok 80/120
(t/b). Skala 1:2
Sambungan Kayu Menyudut
Sambungan Gigi dengan Purus dan Lobang (garis bagi)
≥ 60º = 1/6 b
a
1/4,
1/6 b b
Tugas: Gambar
t sambungan dengan
ukuran balok 80/120
(t/b). Skala 1:2. :
45° & 60°
Sambungan Kayu Arah Melebar
Sambungan Lidah dan Alur
Sambungan Kayu Arah Melebar
Sambungan Lidah Lepas dan Alur
Sambungan Kayu Arah Melebar
Sambungan Arah Vertikal
Alat Sambung Kayu
Paku
• Ujung Paku. Ujung paku dengan bagian runcing umumnya memiliki kuat
cabut yang lebih besar, namun sering menyebabkan pecahnya kayu. Paku
dengan ujung tumpul lebih minim menyebabkan pecahnya kayu, namun
memiliki kuat cabut yang lebih lemah karena merusak serat kayu
• Kepala paku. Baik berbentuk datar bulat, oval maupun kepala benam
(counter sunk) umumnya cukup kuat menahan tarikan langsung. Besar
kepala paku sebanding dengan diameter paku
• Pembenaman Paku. Paku yang dibenam dengan arah tegak lurus serat
akan memiliki kuat cabut yang lebih baik dari yang dibenam searah serat.
Kelembaban saat pembenaman paku mempengaruhi kuat cabut
• Jarak Pemasangan Paku. Secara umum, jarak paku terhadap tepi kayu
tak boleh kurang dari setengah tebal kayu, dan jarak paku terhadap ujung
kayu tak boleh kurang dari tebal kayu
Alat Sambung Kayu (paku)
Alat Sambung Kayu (paku)
Alat Sambung Kayu
Baut
• Jarak baut denga tepi kayu tegak lurus gaya dan serat = 2d baut
• Jarak baut dengan ujung kayu searah gaya dan serat = 5d baut
Sambungan dengan Pengunci
Sambungan Bibir Lurus Berkait dengan Pengunci Diatas
t
1/2 1/2
1/5t t
1/2 1/2
t
Baut d = 10mm
2–3t
b
Alat Sambung Kayu
Sambungan Bibir Lurus Berkait dengan Pengunci Diatas
Tugas: Gambar
sambungan dengan
ukuran balok 120/60
(t/b). Skala 1:2
Alat Sambung Kayu
Sambungan Bibir Miring Berkait dengan Pengunci Dibawah
1/5t
t t
1/5t
t t
b
Baut d = 10mm
2–3t
b
Alat Sambung Kayu
Sambungan Bibir Miring dengan Pengunci Dibawah
Tugas: Gambar
sambungan dengan
ukuran balok 120/60
(t/b). Skala 1:2
Alat Sambung Kayu
Plat Paku
• Pelat paku biasanya terdiri dari seng setebal 1 – 2 mm, dengan cetakan
paku yang akan didirikan dan akan ditekankan ke dalam permukaan kayu
yang akan disambung.
Alat Sambung Kayu (plat paku)
Keunggulan
Kelemahan
Perekat alami
• Kusen tunggal (pintu) yaitu kusen untuk daun pintu saja, biasanya pada
kusen tunggal bagian atasnya lubang untuk penerangan dan sirkulasi
udara
• Kusen tunggal (jendela) yaitu rangka kusen untuk jendela saja, kusen
jendela jugasama dengan kusen tunggal pada bagian atasnya ditambah
lubang untukpenerangan dan sirkulasi udara
Kusen
bouvenlight
Kusen tunggal
(jendela)
2. Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas dan ambang
bawah sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawa
5. Alur kapur, bagian dari tiang (style) yang dialur/dicoak dengan fungsi
untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu juga
agar apabila terjadi penyusutan, tidak timbul celah.
Pintu dan Jendela (kusen)
6. Angkur, dipasang pada tiang (style),
berfungsi untuk memperkuat
melekatnya pada tembok juga
menahan gerakan ke samping. dan
kemuka/ kebelakang. Angkur : besi Ø
3/8 inch (± 10mm) panjang 20 cm, kait
ujung 5 – 10cm untuk memperkokoh
kedudukan kusen pada tembok
• Fungsi pondasi:
- Sebagai kaki atau alas bangunan
- Sebagai penahan bangunan dan penerus beban vertikal dari atas menuju dasar
tanah
- Sebagai penjaga agar kedudukan bangunan stabil
• Kayu sebagai bahan pondasi memiliki daya tahan yang lama jika selalu
terendam dalam air, karena kurangnya oksigen justru menghindari
pembusukan
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
Pondasi Pondasi
Setempat di Menerus di
daerah rawa daerah rawa
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
Rumah Bubungan, Kalimantan Selatan
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
• a) ujung diruncing biasa; b) ujung diperkuat dengan pelat baja; c) kepala yang
diperkuat dengan gelang baja; d) sambungan bibir X; e) sambungan dengan gelang
baja; f) sambungan dengan pengikat besi strip; g) sambungan dengan pasak dan
gelang
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
• Pondasi umpak adalah pondasi yang terbuat dari batu, kayu, maupun
beton yang dibentuk bulat, lesung (prisma), ataupun kubus. Material
tersebut dibuat untuk menopang tiang penyangga di atasnya.
DETAIL A
Angkur besi Ø 12 mm
Pondasi setempat/
Balok pengikat pondasi umpak
setempat yang dapat
berfungsi sebagai balok Balok kayu pengikat
sloof, kayu 6/12 cm pondasi 6/12 cm
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
Contoh Pondasi Umpak pada bangunan panggung
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
DETAIL A
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
DETAIL B
Konstruksi struktur Kayu (Pondasi)
DETAIL C
Konstruksi struktur Kayu (Dinding)
• Konstruksi dinding kayu dapat terbagi atas 2 yakni konstruksi batang tersusun
(log construction) dan konstruksi dinding rangka (pole construction)
• Konstruksi batang tersusun merupakan cara kuno membuat dinding dari batang
kayu utuh yang disusun secara berbaring. Pada sudut-sudut kayu bulat dibuat
takikan yang berfungsi sebagai penyambung batang kayu utuh yang satu dengan
yang lain
Rumah
panggung
dengan tiang
tertanam
Rumah dengan Rumah dengan
dan dinding
dinding rangka dinding rangka
dari kulit
terusan dengan tersusun
kayu dan
tiang diatas dengan pondasi
anyaman
umpak balok sloof
Konstruksi struktur Kayu (Dinding)
Dinding rangka tersusun
1. Bantalan
2. Tiang
3. Tiang sudut
4. Kuda penopang
5. Palang (ambang jendela/pintu)
6. Palang
7. Peran dinding/ ring balok
8. Balok loteng
9. Balok loteng ekor
Konstruksi struktur Kayu (Dinding)
• Bantalan, Merupakan balok horizontal yang membatasi dinding kebawah dan bertugas
menumpunya.beban akan disalurkan ke pondasi atau ke kepala balok lantai (pada
bangunan bertingkat).
• Peran/ ring balok, merupakan balok horizontal pengikat dinding bagian atas yang
menerima beban atap maupun lantai (pada bangunan bertingkat)
• Palang, membagi bagian antara dua tiang atau kuda penopang kedalam bagian yang
lebih kecil untuk memperkuat struktur dinding. Palang juga berfungsi sebagai tempat
mendudukan daun pintu atau jendela (ambang pintu dan ambang jendela)
• Tiang, merupakan kayu tegak yang menentukan tinggi dinding dan berdiri tegak lurus
antara bantalan dan peran dinding/ ring balok.
• Kuda penopang, merupakan tiang yang berdiri miring dan membagi bidang dinding
segiempat kedalam bidang segitiga sehingga konstruksi dinding dapat menyalurkan gaya
horizontal.
• Balok loteng, memisahkan dua lantai pada bangunan bertingkat, sekaligus juga
menopang konstruksi langit-lagit
Konstruksi struktur Kayu (Dinding)
• Ukuran balok rangka dinding yang dapat digunakan
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
• Atap merupakan bagian paling atas dari suatu bangunan, yang melindungi
gedung dan penghuninya secara fisik maupun psikis.
• 3 hal utama yang harus diperhatikan dalam perencanaan atap adalah luas
ruang yang harus dilindungi, bentuk dan konstruksi yang dipilih, dan
lapisan penutupnya.
• Atap aspal. Atap dengan bahan material dasar yang terbuat dari pasir dan
aspal ini memiliki elastisitas yang mudah dibentuk dan memiliki sudut
kemiringan mulai dari ≥ 30º sampai dengan < 90º (minimal sudut
kemiringan lebih besar dari 30º)
• Atap genteng. Genteng memiliki sudut kemiringan yang baik adalah > 30º
dan < 60º. Lebih dari 45º disarankan genteng dipaku dengan reng,
kecuraman yang terjal akan berakibat genteng mudah melorot jika terkena
air hujan dan angin, disamping itu karena berat bahan material genteng
akan mudah melorot jika dipasang terlalu curam.
• Atap gelombang. Atap gelombang yang sering dijumpai berupa atap seng
gelombang, galvalum sampai dengan “asbes” bahan fiber cement. Sudut
kemiringan adalah > 15º sampai dengan < 30º (minimal sudut 15º dan
maksimal sudut 25º). Semakin curam sudut atap gelombang akan semakin
mudah terhempas oleh angin kencang, karena atap ini memiliki bidang
lembaran yang cukup luas yang mudah menangkap angin.
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
Material penutup atap
• Atap kaca. Derajat sudut kemiringannya minimal adalah sudut > 2º dan
maksimal sudut kemiringan adalah 90º.
• Atap cor beton. Atap ini memiliki kemiringan minimal 1% dari panjang
bentang, misalkan; panjang bentang 10m (1000cm) maka pada sisi ujung
tertinggi adalah T=0,1m (10cm) dan bidang terrendah adalah T=0m (0cm)
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
Bentuk-bentuk atap
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
Bagian-bagian atap
1. Bubungan, merupakan sisi atap yang teratas. Selalu dalam
kedudukan datar.
2. Tiris atap, bagian atap terbawah, menentukan sisi atap
yang datar
3. Garis penahan atap, garis pertemuan antara dua bidang
atap yang berbeda kemiringannya. Letaknya sejajar dengan
Tiris atap
4. Jurai luar, bagian yang tajam pada atap, dari garis tiris
atap sampai bubungan, pada pertemuan dua bidang atap
yang mengarah keluar
5. Jurai dalam, bagian yang tajam pada atap, dari garis tiris
atap sampai bubungan, pada pertemuan dua bidang atap
yang mengarah kedalam
6. Titik pertemuan jurai dan bubungan, tempat
bertemunya tiga bidang atap atau lebih
7. Bubungan penghubung miring, terjadi pada bangunan
yang tinggi bubungannya berbeda. Menghubungkan dua
titik pertemuan jurai dan bubungan
Elemen rangka atap kayu
Elemen rangka atap kayu
Elemen rangka atap kayu
Elemen rangka atap kayu
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
Kuda-Kuda Kayu
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
Detail Kuda-Kuda Kayu
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
Detail A
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
Detail B
Konstruksi struktur Kayu (Atap)
Detail C