Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN STRUKTUR KAYU


“Sifat Makroskopis Kayu”

Disusun oleh : Kelompok IV


Nama anggota : Rama Mario Genosa NIM. 18.61.019549
Mawaddah NIM. 18.61.019983
Andre Hidayatullah NIM. 18.61.019986
Taufik Noor Hidayat NIM. 18.61.020000

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya
penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum tentang “Sifat Makroskopis Kayu”. Laporan ini
disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Anatomi dan Struktur Kayu.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada


Yth :

1. Ibu Kamaliah, S.Hut., M.Si selaku Dosen pengampu mata kuliah Anatomi dan Struktur Kayu

2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi

3. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan laporan praktikum ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam
bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Palangka Raya, 06 November 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
B. Alat dan Bahan
C. Cara kerja
BAB IV HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kayu merupakan hasil hutan dari sumber daya alam yang merupakan bahan mentah yang
muda diproses menjadi barang atau bentuk lain yang sesuai dengan kemajuan teknologi.
Pengertian kayu adalah suatu barang diporoleh dari hasil pemungutan pohon di hutan yang
merupakan bagian pohon tersebut. Kayu berasal dari berbagai pohon yang memiliki sifat
berbeda-beda. Bahkan dari pohon memiliki sifat agak berbeda. Sifat yang dimaksud antara lain
sifat anatomi kayu, sifat fisika dan kimianya. Dalam hubungannya maka ada perlunya jika sifat-
sifat kayu itu diketahui lebih dulu, sebelum dipergunakan berbagai bahan bangunan industri
kayu, maupun untuk pembuatan perabotan.

Sejumlah kayu dapat dikenal melalui pengamatan dengan mata biasa dinamakan sifat
makroskopis karena untuk pengamatan dengan mata biasa ini tidak dibutuhkan makroskopis.
Ciri-ciri penting karena sering ciri tersebut memberikan petunjuk tentang kondisi pohon tersebut,
sifat-sifat fisiknya membantu dalam pengenalan kayu. Pengamatan kayu tempat alat optik
menunjukkan bahwa tidak hanya terdapat perbedaan antara kayu lunak dan kayu keras, maupun
berbagai macam spesies, tetapi juga menunjukkan perbedaan dalam satu sampel, seperti kayu
gubal dan kayu teras, linkaran pertumbuhan kayu awal dan kayu akhir, susunan pori, tekstur,
jari-jari, kilap, arah serat, kesan raba, dan lain-lain.

Kayu tersusun atas sel yang memanjang dan kebanyakan berorientasi karena longitudinal
batang yang dihubungkan melalui pintu yang disebut noktah . sel yang bervariasi tergantung
pada fungsinya, memberikan kekuatan mekanis yang diperlukan pohon dan juga melakukan
fungsi pengangkutan cairan dan penyimpan cadangan makanan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dianggap perlu untuk mengadakan praktikum


pengenalan sifat makroskopis

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui sifat-sifat makroskopis kayu pada
beberapa jenis pohon.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Pandit dan Kurniawan (2008), sifat-sifat kayu yang dapat dilihat dengan jelas
dengan mata telanjang atau maksimal dengan bantuan loupe perbesaran 10 sampai 15 kali
disebut dengan sifat makroskopis. Beberapa sifat makroskopis kayu yang umum diamati adalah:

a. Warna Kayu
Warna kayu terutama disebabkan oleh bahan-bahan yang mengandung zat
ekstraktif. Namun, kebanyakan komponen dinding selnya kecuali selulosa turut
menyebabkan terjadinya warna karena permukaan kayu yang diekspos mengalami
oksidasi. Warna kayu bervariasi, tidak hanya antara jenis pohon yang berbeda tetapi juga
diantara pohon dalam satu jenis, bahkan sering berbeda dalam potongan kayu yang sama
(Sanusi, 1990).
Warna kayu ada beraneka ragam antara lain kuning, hitam, keputih-putihan, coklat muda,
coklat tua, kemerah-merahan dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan oleh zat pengisi warna
yang berbeda-beda. Warna kayu dapat disebabkan oleh faktor-faktor kelembaban kayu,
tempat dalam batang, umur pohon dan adanya zat ekstraktif dalam sel kayu. Kayu teras
umumnya memiliki warna kayu yang lebih gelap dari pada kayu gubalnya. Kayu yang lebih
tua dapat memiliki warna yang lebih gelap dari kayu yang lebih muda dari jenis kayu yang
sama. Kayu yang kering berbeda pula dengan kayu yang masih basah. Pada umumya, warna
kayu bukanlah warna yang murni tetapi warna campuran dari berbagai jenis warna kayu yang
ada (Dumanauw, 1990).

b. Tekstur

Tekstur adalah sifat kayu yang nampak menunjukkan ukuran relatif dari sel-sel yang
nampak dalam suatu jenis kayu tertentu oleh besar kecilnya rongga kayu oleh karena
kecilnya rongga kayu dan keseragaman ciri ukuran-ukuran sel yang menyusun kayu. Pada
umumnya tekstur kayu dibagi atas :

- Kayu tekstur kasar : yaitu kayu yang memiliki rongga sel yang besar dan tersebar
menyeluruh pada pohon.

- Kayu bertekstur halus : yaitu kayu yang memiliki rongga sel kecil dan tersebar
menyeluruh pada batang pohon.
Tekstur berukuran dengan ukuran dan kualitas unsur-unsur kayu. Kayu dapat bersektur
kasar, halus, rata, tidak rata, licin, dan tidak licin.

c. Arah serat kayu


Arah serat adalah orientasi longitudinal dari sel-sel dominan penyusun kayu (Bowyer et
al. 2003). Kayu dikatakan berserat lurus jika orientasi longitudinal dari sel-sel dominan
penyusun kayu sejajar dengan arah sumbu batang dan dikatakan berserat miring jika orientasi
longitudinal dari sel-sel dominan tersebut membentuk sudut terhadap sumbu batang pohon.
Serat miring dibedakan atas 4 macam yaitu serat terpadu (interlocked grain), serat 6
berombak (wavy grain), serat terpilin (spiral grain) dan serat diagonal (Bowyer et al. 2003;
Pandit dan Kurniawan 2008).

d. Kilap
Kilap adalah suatu sifat kayu yang daapat memantulkan cahaya sehinggga
memperlihatkan kilap atau mengkilap. Kilap kayu tergantung pada sudut datangnya sinar
yang mengenai permukaan kayu, misalnya bidang radial kayu yang umumnya memantulkan
cahaya lebih kuat dibandingkan bidang tangensialnya sehingga bidang radial lebih mengkilap
dari pada bidang tangensial. Hal ini disebabkan oleh banyaknya noda jari-jari yang dapat
memantulkan cahaya pada bidang radial. Namun, penyebab utamanya tergantung dari ada
tidaknya zat ekstraktif kayu.Suatu jenis kayu dikatakan mengkilap jika permukaannya
memantulkan cahaya. Ada jenis jenis kayu yang kusam, agak mengkilap, dan sangat
mengkilap

e. Kesan Raba
Kesan raba suatu jenis kayu adalah kesan yang diperoleh pada saat kita meraba
permukaan kayu. Ada kayu yang bila diraba memberi kesan kasar, halus dan licin bahkan
memberi kesan dingin. Kesan raba yang berbeda-beda akan mempermudah dalam
pengenalan kayu. Perbedan kesan raba tergantung tekstur kayu, kadar air yang dikandung
oleh kayu dan banyaknya kandungan zat ekstraktif dalam kayu. Kesan raba licin bila tekstur
kayu halus permukannya dan mengandung lilin sedangkan kesan raba kasar bila tekstur
kayunya kasar. Kesan raba dingin ada pada kayu bertekstur halus dan berat jenisnya tinggi
serta terasa panas jika teksturnya kasar dan berat jenisnya rendah (Dumanauw, 1990).

f. Kekerasan
Kekerasan atau kelunakkan kayu merupakan petunjuk penting dalam menentukan sifat
fisik kayu. Kekerasan dari suatu jenis kayu biasanya ditentukan oleh banyak tidaknya zat
dinding sel dalam kayu. Kayu keras biasanya dihasilkan dari kayu daun lebar yang
menggugurkan daunnya pada musim kemarau atau musim gugur sedangkan kayu daun jarum
menghasilkan kayu lunak. Dalam pembagian antara kayu daun lebar dan kayu daun jarum
didasarkan atas ada tidaknya pembuluh (Sjostrom, 1995).
Menurut Fengel dan Wegener (1983), kekerasan kayu adalah kemampuan kayu untuk
menahan gaya yang membuat takik atau suatu lekukkan. Kekerasan kayu dan kelunakkan
kayu merupakan petunjuk penting dalam menentukan sifat fisik kayu terutama tergantung
pada banyaknya zat dinding sel.

g. Bau
Pada umumnya kayu memiliki ciri khas bau tertentu. Tetapi kebanyakan bau tersebut
sulit untuk diterangkan. Hanya beberapa diantaranya yang memiliki bau yang mudah
dikenali.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan di halaman kampus Universitas Muhammadiyah Palangkaraya


dan halaman belakang kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) provinsi KalTeng pada hari
Kamis, tanggal 31 Oktober 2019, pukul 08.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB.

B. Alat dan Bahan


1. Alat tulis
2. Kamera (Handphone)
3. Pohon yang diamati

C. Cara Kerja
1. Menentukan jenis pohon yang akan diamati
2. Mengamati dan mengidentifikasi sifat makroskopis yang ada pada setiap pohon
3. Mencatat hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Hasil Pengamatan

No Nama Bau Kekerasan Tekst Arah Warna Kilap Ket.


Pohon ur Serat
1. Johar Men Sedang Agak Lurus Abu-abu Kusam
yeng kasar
at
2. Rambuta Tida Keras Kasar Bero Coklat Tua Kusam
n k mbak
men
yeng
at
3. Gerongg Asa Sedang Agak Lurus Coklat Agak Permukaa
ang m Kasar dan Kemerahan Mengkil n kulit
bergel ap batang
omba mengelup
ng as
4. Akasia Tida Keras Kasar Lurus Abu-abu Kusam
Bulan k kecoklatan
Sabit men
yeng
at
5. Mangga Asa Sedang Kasar Terpil Hijau Agak
m in kecoklatan mengkila
p

B. Pembahasan

1. Pohon Johar
Sifat Makroskopis yang dimiliki pohon johar dapat di amati melalui kulit permukaan
batangnya. Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, kulit permukaan pada batang
pohon johar berwarna abu-abu dengan tekstur agak kasar dan beralur. Jika dilihat dari
sifat fisiknya permukaan batang pohon johar terlihat kusam(tidak mengkilap) dan
memiliki tingkat kekerasan yang sedang. Batang pohon johar memiliki aroma yang
sangat menyengat dan untuk arah seratnya lurus karena orientasi longitudinal dari sel-sel
dominan penyusun kayu sejajar dengan arah sumbu batang dan dikatakan berserat miring
jika orientasi longitudinal dari sel-sel dominan tersebut membentuk sudut terhadap
sumbu batang.
2. Pohon Rambutan
Sifat Makroskopis yang dimiliki pohon rambutan dapat di amati melalui kulit
permukaan batangnya. Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, kulit permukaan pada
batang pohon rambutan berwarna abu-abu kehijauan dengan tekstur kasar dan bercorak.
Jika dilihat dari sifat fisiknya permukaan batang pohon rambutan terlihat kusam(tidak
mengkilap) dan memiliki tingkat kekerasan yang keras. Batang pohon rambutan memiliki
aroma yang tidak terlalu menyengat dan untuk arah seratnya bergelombang/berombak.

3. Pohon Geronggang
Sifat Makroskopis yang dimiliki pohon geronggang dapat di amati melalui kulit
permukaan batangnya. Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, kulit permukaan pada
batang pohon geronggang terlihat mengelupas, berwarna coklat kemerahan dengan
tekstur agak kasar . Jika dilihat dari sifat fisiknya permukaan batang pohon geronggang
terlihat mengkilap dan memiliki tingkat kekerasan yang keras. Batang pohon geronggang
memiliki aroma yang asam dan untuk arah seratnya lurus atau bergelombang, kadang
kadang agak terpadu

4. Pohon Akasia Bulan Sabit


Sifat Makroskopis yang dimiliki pohon akasia bulan sabit dapat di amati melalui
kulit permukaan batangnya. Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, kulit permukaan
pada batang pohon akasia bulan sabit berwarna abu-abu kecoklatan dengan tekstur kasar .
Jika dilihat dari sifat fisiknya permukaan batang pohon akasia bulan sabit terlihat
agakmengkilap dan memiliki tingkat kekerasan yang keras. Batang pohon akasia bulan
sabit memiliki aroma yang tidak terlalu menyengat dan untuk arah seratnya lurus.

5. Pohon Mangga
Sifat Makroskopis yang dimiliki pohon manga dapat di amati melalui kulit
permukaan batangnya. Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, kulit permukaan pada
batang pohon manga, berwarna hijau kecoklatan dengan tekstur kasar . Jika dilihat dari
sifat fisiknya permukaan batang pohon manga terlihat agak mengkilap dan memiliki
tingkat kekerasan yang sedang. Batang pohon mangga memiliki aroma yang asam seperti
buahnya dan untuk arah seratnya yaitu terpilin.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun simpulan yang diperoleh dari praktikum di atas adalah sebagai berikut:
1. Sifat-sifat makroskopis yang telah diamati dan diidentifikasi dari pohon Johar, Rambutan,
Geronggang, Akasia Bulan Sabit, dan Mangga yaitu meliputi bau, tekstur, kekerasan, arah
serat, warna dan kilab
2. Dari kelima jenis pohon tersebut memiliki sifat makroskopis yang berbeda beda. Namun, ada
pula yang sama pada beberapa jenis pohon.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
http://dipputradi.blog.com/2011/09/16/ilmu-kayu-II/
id.wikipedia.org/wiki/Kayu
http://sylvesterunila.blogspot.com/2011/06/sifat-makroskopis-kayu-laporan.html
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/61749/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pust
aka.pdf
https://amrullha.wordpress.com/maserasi-kayu/

Anda mungkin juga menyukai