Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KAYU

(Persiapan Sampel Kayu untuk Analisis Kimia & Penentuan Kadar Air Kayu)

DISUSUN OLEH :
GABE MANAGATUR PARULIAN
G1011191375

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Hikma Yanti, S.Hut, M.Si

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kayu merupakan salah satu sumberdaya alam yang sering dimanfaatkan oleh masyarat.
Kayu merupakan suatu bahan yang diperoleh dari hasil pohon-pohon di hutan, yang merupakan
bagian dari pohon tersebut. Setiap jenis tumbuhan memiliki sifat-sifat anatomi, fisika, mekanika
dan kimia yang berbeda, sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk pengguanaan
harus sesuai dengan yang diinginkan.

Salah satu sifat kayu adalah dapat menyerap dan melepas air tergantung pada kondisi
disekitarnya atau dapat disebut sebagai sifat higroskopik kayu. Kadar air dalam kayu
mempengaruhi sifat-sifat kayu. Dalam pengolahan kayu akan menyebabkan kayu kehilangan
kadar airnya. Pengeringan kadar air kayu akan merubah dimensi dan sifat-sifat pada kayu.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Memahami penyiapan sampel pembuatan serbuk kayu
2. Memahami kadar air dalam kayu
3. Memahami pengukuran dan penghitungan kadar air dalam kayu
Bab II

Tinjauan Pustaka

2.1 Kadar Air Kayu

Air merupakan unsur alami semua bagian pohon yang hidup. Dalam bagian xylem, air
umumnya berjumlah lebih separuh berat total. Air dalam kayu terdapat dalam dua bentukan,
yaitu : (1) Air bebas atau air kapiler (free water), yaitu air yang terdapat dalam rongga sel dan
rongga antar sel. Air bebas merupakan air yang terdahulu keluar dari kayu. Air bebas umumnya
tidak mempengaruhi sifat dan bentuk kayu. (2) Air terikat atau air imbibisi (bound water), yaitu
air yang terdapat didalam dinding sel, yang merupakan zat cari polar yang terikat pada dinding
sel yang kering dengan ikatan hydrogen. Air terikat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat kayu
dan sangat sukar dihilangkan. Air dalam kayu bergerak dari daerah atau tempat yang
kelembabannya tinggi ke daerah yang kelemababannya rendah.

Kayu bersifat higroskopis yaitu bersifat mudah mengikat dan melepas uap air dari dan ke
udara sekelilingnya, sampai kayu mengalami kadar air kesetimbangan. Hal ini terjadi karena
adanya gugus OH pada selulosa, hemiselulosa dan lignin, yang dapat mengikat air.

2.2 Sifat kimia kayu

Kayu terdiri dari zat-zat kimia penyusunnya. Zat-zat kimia ini mempengaruhi kadar air
dalam kayu. Selulosa, hemiselulosa, dan lignin memilik gugus OH yang menyebabkan sifat
higroskopik pada kayu. Selulosa merupakan pembentuk dinding sel dan merupakan sumber
utama yang mempengaruhi sifat fisik dan mekanik, terutama sifat higroskopik
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Penyiapan Sampel untuk Analisis Kimia

Alat dan Bahan :

1. Alat pemotong
2. Willey Mill
3. Mesh screen
4. Kayu log

Prosedur Kerja

Potong log menjadi beberapa bentuk disk dengan ketebalan 25mm pada bagian
tengah dan bagian ujung dengan jarak sekitar 15 cm dari ujung log. Ambil sampel kayu
dari sekeliling disk termasuk kayu bagian teras dan gubal, atau sampel diambil dari empat
arah sudut saling tegak lurus. Hindari adanya mata kayu, kayu reaksi dan kayu yang
rusak. Potong sampel manjadi ukuran kecil kemudian dikeringudarakan. Selanjutnya
giling potongan kecil kayu dengan alat willey mill / hummer mill. Hindari terjadinya
pemanasan yang tinggi selama penggilingan untuk menghindari terjadinya perubahan
kimia pada bahan. Setelah penggilingan, serbuk disaring dengan saringan 40 mesh, dan
serbuk disimpan dalam wadah tertutup.

3.2 Penentuan Kadar Air Serbuk Kayu

Alat dan Bahan :

1. Timbangan analitik
2. Botol timbang
3. Oven
4. Desikator
5. Penjepit logam
6. Serbuk kayu

Prosedur Kerja

Prosedur Kerja

Timbang 2,0 gram sampai mendekati 0,001g serbuk kayu dalam botol yang sudah
diketahui berat kering oven (A) Keringkan selama + 2 jam dalam oven pada suhu 103+ oC
kemudian dinginkan dalam desikator selama + 20 menit dengan tutup botol dalam keadaan
terbuka, agar ada kesetimbangan tekanan; kemudian ditimbang. Pengeringan dilanjutkan
selama 1 jam, didinginkan didalam desikator dan ditimbang. Pekerjaan ini diulangi sampai
beratnya konstan (B) yaitu hingga pertimbangan tidak berubah lebih dari 0,002 gram.
Hitunglah kadar air serbuk kayu yang dinyatakan dalam persen yang mendekati 0,1%. Kadar
air sampel dinyatakan sebagai bobot air terhadap sampel kayu kering.

Kadar air (%) = ( (A-B)/B ) x100%

Keterangan

A = Bobot Kayu Segar (gram)

B = Bobot Kayu Kering oven (gram)


BAB IV

HASIL DAN PEMBASAN

4.1 Hasil

Berat serbuk kayu : 2,0006 g

Berat wadar : 0, 5086 g

Berat serbuk kayu - berat wadah : 2,0006 – 0,5086 = 1,492 g

Hasil Pengukuran

Hari ke Hasil Pengukuran (g) Hasil – berat wadah


1 2,3346 1,826
2 2,3058 1,7872
3 2,3218 1,8132

Dari pengukuran yang dilakukan maka ditetapkan berat kayu kering oven adalah 1,8132

Kadar air (%) = (A – B) / B) x 100%

(1,826−1,8132)
x 100% = 0,705%
1,8132

4.2 Pembahasan

Metode pengeringan kayu untuk mengukur berat serat kayu dilakukan selama tiga hari
agar didapat berat kayu setimbang sebelum dilakukan perhitungan kadar air dalam kayu. Namun,
pada praktikum yang dilakukan sampai pada hari ketiga berat kayu yang diukur belum dalam
keadaan setimbang, sehingga diputuskan untuk memakai hasil pengukuran terakhir sebagai berat
kayu setimbang. Pada tabel hasil pengukuran terdapat kolom hasil – wadah, hal ini disebabkan
pada saat pengukuran berat serat kayu digunakan wadah untuk menampung serat kayu. Setelah
pengukuran berat kayu selesai dilakukan perhitungan kadar air kayu
BAB V

PENUTUP

5.1 Saran

Dalam menjalankan praktikum diharapkan serius dan teliti agar didapatkan hasil yang
lebih baik.
SOAL

1. Terangkan apakah hasil analisa akan lebih tinggi, lebih rendah atau tidak berbeda dari
normal apabila terjadi hal-hal berikut dan mengapa ?
a. Kayunya mengandung banyak ekstraktif yang mudah menguap
b. Tapak jari atau lemak melekat pada bagian luar botol, tetapi sesudah ditimbang,
bekas-bekas itu dihapus.
2. Apakah yang disebut prinsip “Methode destilasi” dalam penentuan kadar air ?
3. Apakah pengaruh kadar ekstraktif yang tinggi pada cara ini ?
4. Apakah arti dari istilah : kering udara, kering oven, kering tanur.

JAWABAN

1. a). Jika kayu mengandung zat ekstraktif menguap maka berat kayu akan lebih tinggi
setelah dilakukan pengeringan (oven). Zat ekstraktif akan menguap bersama dengan
kandungan air yang ada pada kayu
b). Jika tapak jari atau lemak melekat dihapus setelah ditimbang maka hasil Analisa akan
lebih rendah dari seharusnya. Lemak yang melekat tersebut bisa jadi adalah zat
ekstrakktif kayu yang menguap dan menempel pada botol. Jika lemak tersebut tidak
dihilangkan sebelum ditimbang maka berat kayu akan lebih tinggi dari yang seharusnya

2. Air diuapkan dari pelarut (menarl) yang imisibel atau tidak dapat bercampur dengan air
yang mempunyai titik didih tinggi. Alat yang digunakan adalah alat distilasi. Selama
pemanasan, air yang menguap dikondensasi, lalu ditampung dalam gelas ukur dan
ditentukan volume airnya untuk mengukur kadar air.

3. Kadar ekstraktif merupakan komponen pada kayu yang mudah larut dalam pelarut dan
memiliki berat 3% - 8% berat kering tanur. Kadar zat ekstarktif yang tinggi akan semakin
mengurangi berat pada kayu pada saat dilakukan penelitian karena zat ekstraktif akan ikut
menguap bersama dengan pelarut. Menyebabkan kadar air yang terhitung akan semakin
tinggi
4. a). Kering udara adalah kondisi rongga sel kosong dan dinding sel masih mengandung
air tetapi tidak jenuh. Kondisi ini menandakan kayu berada dalam keadaan kadar air
keseimbangan
b). Kering oven adalah kondisi kayu setelah dilakukan pengeringan dengan oven
c). Kering tanur adalah kondisi rongga sel dan dinding sel kosong dengan air atau kadar
air ± 1%

Anda mungkin juga menyukai