Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA KAYU

PENAMPILAN KAYU

Disusun Oleh :

Nama : Astria Resty Verdika


NIM : G1011201257
Kelas : E/III

Dosen : Lolyta Sisillia, S. Hut, M. Si


Asdos : Novian Rendy Wijaya

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji Tuhan saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga laporan praktikum Fisika Kayu ini dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa juga saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Lolyta Sisillia, S. Hut,
M. Si selaku dosen mata kuliah Fisika Kayu dan juga kepada teman-teman kelas E karena
laporan praktikum ini dapat terselesaikan dengan baik.
Harapan saya semoga laporan praktikum ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca dan semoga kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Sekian dan terima
kasih.

Bengkayang, 27 September 2021


Penyusun

Astria Resty Verdika


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 4
B. Tujuan Praktikum ........................................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 5

BAB III METODE PRAKTIKUM......................................................................................... 6


A. Alat dan Bahan.............................................................................................................. 6
B. Prosedur Kerja .............................................................................................................. 6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 7


A. Hasil................................................................................................................................ 7
B. Pembahasan ................................................................................................................. 11

BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 13
A. Simpulan ...................................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya, setiap jenis kayu memiliki penampilan yang berbeda antara kayu yang
satu dengan kayu yang lainnya. Corak penampilan kayu tersebut dipengaruhi oleh beberapa
hal, yaitu cara menggergaji kayu, serat dan tekstur kayu, warna dan kilap kayu, mata kayu,
serta saluran damar.
Kayu disini ialah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pohonpohon di hutan, yang
merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian-bagian mana yang
lebih banyak dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan. Baik berbentuk kayu
pertukangan, kayu industri maupun kayu bakar. Kayu merupakan hasil hutan dari kekayaan
alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai
kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh
bahan-bahan lain.
Kayu adalah bahan alam yang tidak homogen, yang dipengaruhi oleh pola pertumbuhan
batang dan kondisi lingkungan pertumbuhan, karakteristik, sifat fisis dan sifat mekanis
kayu berbeda pada arah longitudinal, radial, dan tangensial. Perbedaan ketiga arah kayu
dapat dilihat potongan tampang kayu pada arah longitudinal, radial, dan tangensial,
mempengaruhi kekuatan kayu, kekuatan pada arah longitudinal lebih besar dibandingkan
dengan arah radial maupun tangensial.
Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan, memerlukan pengetahuan tentang
sifat-sifat kayu, pemilihan jenis kayu yang tepat serta tersedia berdasarkan sifat-sifat yang
dibutuhkan, bila jenis kayu yang dibutuhkan pada suatu konstruksi tidak diperoleh jenis
kayu, dapat dipilih jenis kayu lainnya yang sesuai sifat serta karakteristiknya. Penggantian
jenis kayu lain berdasarkan penggantian jenis kayu lain apabila jenis yang bersangkutan
sulit didapat pada lokasi pekerjaan konstruksi bangunan yang akan atau sedang
dilaksaakan.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan Umum :
Mahasiswa dapat mendeskripsikan penampilan kayu berdasarkan cara menggergaji,
arah serat dan tekstur kayu, warna dan kilap kayu, serta ada atau tidaknya mata kayu dan
saluran damar.

Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa dapat menentukan arah dan bidang utama kayu
2. Mahasiswa dapat menentukan arah serat, membedakan macam-macam tekstur, dan
macam-macam warna kayu
3. Mahasiswa dapat menentukan ada/tidaknya mata kayu dan saluran damar pada kayu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Struktur kayu merupakan suatu struktur yang susunan elemennya adalah kayu. Dalam
merancang struktur kolom kayu, hal pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan
besarnya gaya yang bekerja pada batang dan dengan memperhatikan kondisi struktur serta
pembebanannya.
Kayu mempunyai kuat tarik dan kuat tekan relatif tinggi, berat yang relatif rendah,
mempunyai daya tahan tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik, dapat dengan mudah untuk
dikerjakan, relatif murah, dapat mudah diganti dan bisa didapat dalam waktu singkat (Felix,
1965).
Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang. Dari segi manfaatnya
bagi kehidupan manusia, kayu dinilai mempunyai sifat-sifat utama, yaitu sifat-sifat yang
menyebabkan kayu tetap selalu dibutuhkan manusia (Heinz, 1982).
Tiga arah sumbu utama kayu yaitu arah longitudinal, arah radial, dan arah tangensial.
Arah longitudinal didefinisikan sebagai arah sejajar serat, arah radial adalah tegak lurus serat
serta arah normal terhadap lingkaran pertumbuhan. Arah tangensial adalah tegak lurus serat
dan sejajar lingkaran pertumbuhan.
Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika
diuji menurut tiga arah sumbu utamanya (longitudinal, radial, tangensial). Hal ini disebabkan
oleh struktur selulosa dalam dnding sel, bentuk memanjang sel kayu dan pengaturan sel
terhadap sumbu vertikal dan horizontal pada batang pohon. Kayu merupakan bahan yang
bersifat higroskopik, yaitu kadar air dapat berubah sesuai dengan kelembaban dan suhu udara
di sekitarnya.
BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :
1. Gergaji 1. Log Kayu (diameter > 5 cm)
2. Parang
3. Alat Pemotong Kayu
4. Mikroskop Selphone
5. Lup/Kaca Pembesar
6. Kamera/HP Berkamera
7. Timbangan

B. Prosedur Kerja

1. Pengamatan Bagian Kayu


a. Permukaan log dibersihkan dari kotoram, selanjutnya dilakukan pengamatan
terhadap penampang melintang log tersebut (bila perlu dengan bantuan lup atau
kamera hp yang diperbesar)
b. Foto kemudian cetak dan beri keterangan bagian-bagian kayu tersebut
c. Lakukan pengamatan log kayu secara menyeluruh, foto dan beri keterangan bila
ditemukan mata kayu

2. Bidang Utama dan Arah Utama Kayu


a. Log yang telah disiapkan, dipotong membentuk bidang transversal, radial, dan
tangensial seperti gambar di bawah (pilih salah satu bentuk potongan kayu)
b. Lakukan pengamatan pada ketiga bidang utama tersebut (dengan bantuan
cellphone/lup/perbesaran foto pada kamera hp)
c. Foto dan gambarkan/tuliskan tampilan jari-jari, lingkaran tahun, warna kayu gubal
dan teras, serta apakah terdapat saluran damar pada setiap bidang utama kayu,
kemudian hasil pengamatan dimasukkan pada Tabel 1
Tabel 2 Risalah Kayu

Jenis Kayu Serat Tekstur Warna Warna


No.
N. Daerah N. Botanis Lurus Miring Halus Sedang Kasar Terang Sedang Gelap Teras Gubal
Rambutan, Corogol, Tundun,
Buwu Buluwan (Jawa); Nephelium Cokelat Cokelat
1.   Putih krem
Rambuteun (Sumatera); lappaceum L. kekuningan kekuningan
Barangkasa (Sulawesi)
Belian, Ulin (Kalimantan); Agak
Bulian, Bulian Rambai, Eusideroxylon kasar Cokelat Coklat Coklat kuning
2.  Berpadu
Onglen (Sumatera); Tabulin, zwagen T. et B. sampai kekuningan kuning muda
Telian, Tulian kasar
Cokelat
merah
Bintangur, Bintol, Mentangur,
pucat,
Penaga (Sumatera); Bunut,
merah
Nyamplung, Sulatri, Punaga
Calophyllum jambu,
(Jawa); Bataoh, Bentangur, Cokelat
spp. (C. merah
Butoo, Jampelung, Jinjit, Agak kelabu
inophyllum L., muda,
Mahadingan, Maharunuk Berpadu, agak kasar Keabu- pucat/cokelat
3. C. pulcherrimum merah
(Kalimantan); Betau, Bintula, bergelombang sampai abuan kuning semu-
Wall., C. cokelat
Dinggale, Pude, Wetai kasar semu merah
soulattri kelabu
(Sulawesi), Balitoko, Bintao, jambu
Burm.f.) muda,
Bitaur, Pataule (Maluku);
merah
Bentango, Gentangir, Mantau,
cokelat-
Samplong, Tau (NTT)
merah
lembayung
Jelutung, Anjarutung, Gapuk,
Jalutung, Jelutung Gunung, Dyera spp. (D. Agak Putih
Kelabu
Labuai, Lebuai, Letung, costulata halus Krem- Putih Krem-
4.  kehitam-
Melabuai, Nyalutung, Hook.f. dan D. dan Jerami Jerami Pucat
hitaman
Nyulutung, Pidoron lowii Hook.f.) merata Pucat
(Sumatera); Jelutung Bukit,
Pantung Jarenang, Pantung
Gunung, Pantung Kapur,
Pantung Tembaga, Pulut
(Kalimantan)
Pulai, Gabus, Goti, Pelaik,
Pelawai, Pule, Tuturan
(Sumatera);
Ampalai,Bintihung, Jelentik,
Kubita, Pelai, Pelantan Alstonia spp.
Cokelat Hampir sama
(Kalimantan); Gabusan, Lame, (A. angustiloba Agak
Agak pucat, dan sukar
Polay, Pule (Jawa); Kasidula, Miq., A. halus-
5.  bergelombang, kuning, Putih-krem dibedakan
Lingaru, Loi, Mantoti, pneumatophore hampir
agak berpadu cokelat dengan kayu
Talanggilala, Tongkoya, Rita Back., A. kasar
keabu-abuan teras
(Sulawesi); Angar, Bintang, scholaris R. Br.)
Hange, Leleko, Puli, Susu
(Maluku); Lete, Pela, Pera
(NT); Bengui, Jagera, Setaka,
Susuh (Irian Jaya)
Jingga
Rengas, Bara-bara, Gengas,
Gluta spp. dan merah,
Rangeh, Sitorngom
Melanorrhoea Agak cokelat Cokelat muda
(Sumatera); Ingas, Reungas
spp. (G. renghas halus- kemerahan, Merah semu-semu
6. (Jawa; Bembalut, Engkabaca,  Berpadu
L. dan M. agak abu-abu darah merah jambu-
Janting, Jingah, Jongas,
wallichii kasar kemerahan, putih
Kabaca, Keramu, Semanggah,
Hook.f.) cokelat
Sumpung (Kalimantan)
keabu-abuan
Jabon, Jabun, Hanja,
Kelampeyan, Kelampaian Putih semu-
(Jawa); Galupai, Galupai Anthocephalus Agak semu
Kelabu
Bengkal, Harapean, Johan, chinensis halus kuning Tidak dapat
cokelat
7. Kalampain, Kelampai, (Lamk.) A.  Agak berpadu sampai muda- dibedakan dari
sampai
Kelempi, Kiuna, Lampaian, Rich. Ex Walp. agak kuning kayu teras
cokelat
Pelapaian, Selapaian, syn kasar semu-semu
Serebunaik (Sumatera); Ilan, gading
Kelampayan, Taloh, Tawa
Telan, Tuak, Tuneh, Tuwak
(Kalimantan); Bance, Pute,
Loeraa, Pontua, Suge Manai,
Sugi Manai, Pekaung, Toa
(Sulawesi); Gumpayan,
Kelapan, Mugawe, Sencari,
(NTB); Aparabire, Masarambi
(Irian Jaya)
Kelat, Kelat Jambu, Klokos Syzygium Cokelat Cokelat
Cokelat
8. (Lombok, Nusa Tenggara aqueum Agak berpadu  kemerah- pucat/Cokelat
keabu-abuan
Barat) (Burm.f) Alston merahan kelabu
Cokelat
Mentibu, Embuwan, Entibu,
muda
Madang, Medang, Merebung, Dactylocladus Sukar
Agak Cokelat hampir
9. Marabungkan, Pardu, stenostachys  Agak berpadu dibedakan dari
halus kemerahan putih,
Sangkalikit, Seranai, Turit Oliv. kayu teras
cokelat
(Kalimantan)
merah
Tusam/Pinus, Damar Batu,
Cokelat Cokelat
Damar Bunga, Huyam, Kayu Pinus merkusii Putih
10.   kuning kuning
Sala, Kayu Sugi, Uyam Jungh. et de Vr. kekuningan
muda muda
(Sumatera)
A. Pembahasan

Rambutan (N. lappaceum) merupakan tanaman buah hortikultural berupa pohon


dengan famili Sapindacaeae. Rambutan adalah tanaman tropis yang tergolong ke dalam
suku lerak-lerakan atau Sapindaceae, berasal dari daerah kepulauan di Asia Tenggara. Kayu
Rambutan (N. lappaceum ), mempunyai berat jenis rata-rata 0,91 berarti pori-pori dan
seratnya rapat sehingga daya serap airnya kecil.
Kelas awetnya III, yang berarti mampu bertahan sampai 10 tahun ke atas bila diolah
dengan baik. Kelas kuatnya I-II, yang berarti mampu menahan lentur di atas 1100 kg/cm2
dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu
yang sedang, daya retaknya sedang, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar, serta
berserat lurus, maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah sampai sedang, sehingga
banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi.
Sel penyusun kayu pada penampang dari batang rambutan adalah sebagai berikut.
1. Kulit
Merupakan bagian terluar dan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Kulit luar, mempunyai ketebalan yang bervariasi menurut jenis pohonnya.
b. Kulit dalam, bersifat hidup dan lebih tipis.
2. Kambium
Jaringan yang lapisannya tipis dan bening, melingkari kayu ke arah luar membentuk
kayu yang baru. Kambium terletak antara kulit dalam dan kayu gubal.
3. Kayu Gubal
Tebal lapisan kayu gubal bervariasi menurut jenis pohonnya. Umumnya jenis pohon
yang tumbuh dengan cepat mempunyai lapisan kayu gubal lebih tebal dibandingkan
dengan kayu terasanya. Kayu gubal biasanya mempunyai warna terang.
4. Kayu Teras
Ruang dalam kayu teras mengandung berbagai macam zat yang memberi kesan warna
lebih gelap. Tidak mutlak semua kayu teras demikian.
5. Hati (Empulur)
Bagian kayu yang terletak pada pusat lingkaran tahun (tidak mutlak pada pusat kayu
bontos).
6. Lingkaran Tahun
Bagian kayu yang merupakan batas antara kayu yang terbentuk pada permulaan dan
pada akhir suatu musim. Melalui lingkaran-lingkaran tahun ini dapat diketahui umur
pohon.
7. Jari-jari
Bagian kayu yang terletak dari luar ke dalam berpusat pada sumbu batang.
8. Kayu Juvenil
Biasanya disebut kayu muda atau kayu remaja, karena bagian ini dibentuk pada tahun-
tahun pertama pertumbuhan pohon. Kayu ini terdapat di dekat bagian hati kayu.

Dari cara menggergaji dapat diketahui umumnya ada tiga arah utama kayu dan tiga
bidang utama kayu, yang memperlihatkan Sifat Fisika dan Sifat Mekanika yang berbeda.
Bidang potong kayunya adalah sebagai berikut.
1. Bidang Transversal/Bidang Melintang (Cross Section/End Grain), yaitu bidang yang
tegak lurus dengan sumbu pohon atau tegak lurus dengan arah serat.
2. Bidang Radial (Jenis kayu daun lebar Quartersawn dan jenis kayu daun jarum Edge
Grained), yaitu bagian lebarnya searah dengan jari-jari kayu atau radial terhadap
lingkaran tumbuh.
3. Bidang Tangensial (Jenis kayu daun lebar Flat Sawn/Back Sawn/Plainsawn dan jenis
kayu daun jarum Flat Grained/Slash Grained), yaitu bagian lebarnya tegak lurus
dengan salah satu jari-jari atau tangensial terhadap lingkaran tumbuh.

Ciri Umum Kayu


1. Arah Serat
Arah serat adalah suatu sifat kayu yang menunjukkan arah umum sel-sel di dalam kayu
terhadap sumbu batang pohon. Sebagian besar serat kayu berbentuk memanjang dan
meruncing di ujungnya dengan panjang yang bervariasi. Arah serat dapat dilihat pada
permukaan kayu dan ditentukan oleh arah alur-alur yang tampak. Secara garis besar,
arah serat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Serat lurus, yaitu jika arah sel- sel kayunya sejajar dengan sumbu batang.
b. Serat miring, yaitu jika arah sel-sel kayunya menyimpang atau membentuk sudut
terhadap sumbu batang.
2. Tekstur
Tekstur adalah suatu sifat kayu yang menunjukkan ukuran relatif dari sel-sel kayu.
Tekstur dikatakan halus apabila ukuran dari sel-selnya sangat kecil, begitu pun
sebaliknya. Halus kasarnya tekstur kayu ditentukan atas dasar ukuran diameter
tangensial pori. dikatakan bertekstur kasar apabila ukuran diameter tangensial pori
>200 (µm), bertekstur sedang apabila ukuran diameter tangensial pori 100~200 (µm),
dan bertekstur halus apabila ukuran diameter tangensial pori < 100 (µm).
3. Warna
Warna pada kayu ada beraneka macam, antara lain warna kuning, keputih-putihan,
cokelat muda, cokelat tua, kehitam-hitaman, kemerah-merahan dan lain sebagainya.
Hal ini disebabkan oleh zat-zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Warna
sesuatu jenis kayu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tempat di dalam
batang, umur pohon, kadar air dan lama penyimpanan kayu setelah ditebang maupun
setelah digergaji. Kayu teras umumnya memiliki warna yang lebih jelas atau lebih gelap
daripada kayu gubal.
BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil dan pembahasan praktikum yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
kayu dapat disebut sebagai bahan yang bersifat Ortotropis, karena ketiga arah utama bidang
potongnya saling tegak lurus satu dengan yang lainnya (Artogonal).
Pada umumnya, sel penyusun pada penampang/lempengan kayu tersusun dari beberapa
bagian, yaitu kulit, kambium, kayu gubal, kayu teras, hati (empulur), lingkaran tahun, jari-
jari, kayu juvenil, dan ada beberapa bagian yang tidak bisa dilihat secara langsung,
misalnya xylem, floem, epidermis, dan sebagainya.
Selain itu, tiap-tiap jenis pohon mempunyai penampilan, sifat dan ciri yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu antara lain, arah serat, tekstur kayu, warna
dan corak kayu (warna kayu teras dan kayu gubal), kilap kayu, kesan raba, kekerasan kayu,
dan sebagainya.

B. Saran

Semoga untuk praktikum kedepannya, dapat dilaksanakan dengan lebih baik dari
praktikum sebelumnya dan praktikum dilakukan dengan serius dan sungguh-sungguh,
karena dari setiap materi praktikum yang akan dipraktekkan, akan membantu kita untuk
menguasai materi di tingkat selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang./index.php/JPHH/article/view/3954

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/p
ublications/179240-ID-struktur-anatomi-beberapa-jenis-kayu-hut.pdf&ved=2ahUKEwi-
x77F5qPzAhVEcCsKHWhhDzgQFnoECCYQAQ&usg=AOvVaw2GR1e9Tw88iKwVb0gld
UUx

http://forpro.org/index.php/detail_download/65/ciri-umum-sifat-dan-kegunaan-jenis-jenis-
kayu-indonesia

https://rimbakita.com/kayu/

http://uli-adriani.blogspot.com/2010/04/sifat-sifat-umum-kayu.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai