Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA KAYU

SELULOSA

OLEH:

AHMAD FRASZA WAHYU WINATA (CCA 118)


ANDI (CCA 118 030)
ANDRI SEPTIAN M SITORUS (CCA 118)
BETTY KRISTINA SIMANJUNTAK (CCA 1180
CECEP MUHLISIN (CCA 118 076)

JURUSAN KEHUTANAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “SELULOSA”. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat/mahasiswa dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan kita
dibidang kehutanan khususnya mengenai selulosa.

Palangka Raya, Maret 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL........................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2,1 Selulosa....................................................................................................... 3
2.2 Manfaat Selulosa........................................................................................ 3
2.3 Pemanfaatan Selulosa dari Limbah Jerami Padi (Oryza sativa) sebagai
Bahan Bioplastik ( Rimadani Pratiwi, Driyanti Rahayu, Melisa I. Barliana,
2016)................................................................................................................. 7
BAB III PENUTUP......................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

LAMPIRAN

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Pengujian Kadar Selulosa dan Lignin........................................

Tabel 2 . Perbandingan Sifat Fisik dan Mekanik Plastik..................................

4
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Selulosa adalah zat penyusun tanaman yang jumlahnya banyak, sebagai material
struktur dinding sel semua tanaman. Selulosa adalah karbohidrat utama yang
disintesis oleh tanaman dan menempati hampir 60% komponen penyusun struktur
kayu. Selain itu, selulosa juga termasuk biopolimer alami dan sumber karbon yang
dapat diperbarui yang berlimpah di Bumi, dan secara luas dianggap sebagai alternatif
bahan bakar fosil jangka panjang. Konversi selulosa menjadi ester selulosa bernilai
tinggi telah mendapatkan perhatian yang signifikan di bidang kimia hijau dan
berkelanjutan serta telah mendukung pengembangan teknologi ramah lingkungan.
Selulosa juga dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produ yang berguna,
misalnya pada pembuatan kertas industry tekstil, maupun bahan penyerap seperti
tissue atau popok.
Meningkatnya perkembangan teknologi dan industry juga akan berdampak pada
kebutuhan seluolsa, oleh karena itu pengetahuan mengenai selulosa perlu diketahui.
Keteranagan yang diperoleh diharapkan menjadi dasar pengetahuan mengenai
selulosa.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa konsep dasar mengenai selulosa?
2. Apa Manfaat Selulosa?
3. Apa Contoh Penelitian Mengenai Selulosa?

1.2. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar mengenai selulosa
2. Mengetahui Manfaat Selulosa

5
3. Mengetahui Contoh Penelitian Mengenai Selulosa
BAB II
ISI

2.1 Selulosa
Secara kimia, selulosa merupakan senyawa polisakarida yang terdapat banyak
di alam.Bobot molekulnya tinggi, strukturnya teratur berupa polimer yang linear
terdiri dari unit ulangan β-D-Glukopiranosa. Karakteristik selulosa antara lain muncul
karena adanya struktur kristalin dan amorf serta pembentukan mikro fibril dan fibril
yang pada akhirnya menjadi serat selulosa. Sifat selulosa sebagai polimer tercermin
dari bobot molekul rata-rata, polidispersitas dan konfigurasi rantainya. Sebagai
sumber serat, batang pisang cukup potensial untuk di kembangkan menjadi pulp
karena memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi. Rumus molekul selulosa
ialah (C6H10O5)n dan n merupakan derajat polimerisasi, dan bisa berupa angka
ribuan. Derajat polimerisasi tersebut akan mempengaruhi panjang rantai suatu
rangkaian selulosa. Sifat-sifat mekanik suatu serat sangat tergantung pada derajat
polimerisasinya (Mohanty, 2005).
Selulosa adalah karbohidrat utama yang disintesis oleh tanaman dan
menempati hampir 60% komponen penyusun struktur kayu. Selulosa merupakan
serat-serat panjang yang bersama-sama hemiselulosa, pektin, dan protein membentuk
struktur jaringan yang memperkuat dinding sel. Selulosa merupakan komponen yang
mendominasi karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan hampir mencapai 50%,
karena selulosa merupakan unsur struktural dan komponen utama bagian yang
terpenting dari dinding sel tumbuh-tumbuhan. Selulosa merupakan β-1,4 poli
glukosa, dengan berat molekul sangat besar (Dumanauw, 1993).
Selulosa terdapat bersama-sama dengan hemiselulosa dalam struktur daun dan
kayu dari semua bagian tanaman dan juga dalam biji tanaman tertentu. Hemiselulosa
yang terhidrolisis akan menghasilkan heksosa, pentosa dan asam uronat.
Hemiselulosa dihidrolisa oleh jasad renik dalam saluran pencernaan dengan enzim

6
hemiselulase, hasil akhir fermentasinya adalah VFA. Jumlah hemiselulosa biasanya
antara 15-30% dari berat kering bahan lignoselulosa. Hemiselulosa mengikat
lembaran serat selulosa membentuk mikrofibril yang meningkatkan stabilitas dinding
sel. Hemiselulosa juga berikatan silang dengan lignin membentuk jaringan kompleks
dan memberikan struktur yang kuat. Hemiselulosa terdiri atas banyak jenis gula
sehingga seringkali juga disebut heteropolisakarida. Rantai polimernya bercabang,
relatif p endek dengan derajat polimerisasi (Dumanauw, 1999).

2.2 Manfaat Selulosa


Selulosa memiliki manfaat yang beragam, bagi tunbuhan sendiri khususnya
pohon selulosa berperan dalam kekuatan kayu, bersama dengan lignin. Sedangkan
manfaat selulosa yang lainnya adalah untuk pembuatan kertas industry tekstil,
maupun bahan penyerap seperti tissue atau popok.

2.3 Pemanfaatan Selulosa dari Limbah Jerami Padi (Oryza sativa) sebagai
Bahan Bioplastik ( Rimadani Pratiwi, Driyanti Rahayu, Melisa I. Barliana,
2016).
Jerami padi merupakan bahan lignoselulosa yang tersedia dalam jumlah besar
dan belum dimanfaatkan secara optimal di Indonesia. Selama ini, pemanfaatan
limbah jerami belum optimal. Biasanya jerami digunakan untuk pakan ternak dan
sisanya dibiarkan membusuk atau dibakar. Hal ini akan menghasilkan polutan (CO2,
NOx, SOx) yang dapat merusak lingkungan dan penyumbang gas rumah kaca (Novia,
2014). Jerami padi adalah bagian batang dan tangkai tanaman padi setelah dipanen
butir-butir buahnya (Komar, 1984). Jerami padi mengandung 37,71% selulosa;
21,99% hemiselulosa; dan 16,62% lignin (Dewi, 2002). Kandungan selulosa yang
cukup tinggi ini dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal antara lain sebagai bahan
bioplastik. Selulosa merupakan biopolymer yang dapat diperoleh dari hasil pertanian
dan kehutanan. Polimer hasil pertanian dan kehutanan mempunyai sifat termoplastik
sehingga mempunyai potensi untuk dibentuk atau dicetak menjadi film kemasan.
Keunggulan polimer jenis ini adalah tersedia sepanjang tahun (renewable) dan mudah

7
hancur secara alami (biodegradable) (Shofyan, 2010). Berdasarkan hal tersebut,
polimer jenis ini dapat digunakan sebagai bahan bioplastik yaitu plastik yang dapat
diuraikan kembali oleh mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah
lingkungan. (Sanjaya, 2011). Oleh karena itu, selulosa memiliki potensi sebagai
bahan bioplastik.

Plastik yang beredar di pasaran saat ini, seperti polivinilklorida (PVC)


merupakan polimer sintetik yang terbuat dari minyak bumi yang ketersediaannya
semakin menipis dan tidak dapat diperbaharui. Selain itu, plastik jenis ini sulit untuk
terurai di alam dan dapat berdampak pada pencemaran lingkungan seperti penurunan
kualitas air dan tanah.

Teknologi bioplastik adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk keluar dari
permasalahan penggunaan kemasan plastik konvensional (Darni, 2008). Selain untuk
kemasan, bioplastik juga dapat dimanfaatkan dalam bidang medis dan farmasi antara
lain untuk peralatan bedah, benang bedah, kain penyeka, pembalut luka, pengganti
tulang dan pelat, dan lain sebagainya (Kolybaba, 2003). Pembuatan bioplastik ini
dapat dilakukan melalui proses fermentasi dengan bakteri atau dengan metode yang
lebih sederhana yaitu mencampurkan polimer alami seperti selulosa dengan bahan
tambahan antara lain plastisizer (Sanjaya, 2011., Ningsih, 2010).

Tabel 1. Hasil Pengujian Kadar Selulosa dan Lignin

8
Hasil pengujian kadar selulosa dan lignin pad Tabel 1. menunjukkan bahwa,
rata-rata kadar selulosa jerami yang digunakan adalah sekitar 22,07% dengan
kandungan lignin rata-rata sekitar 3,48%. Secara umum kandungan selulosa pada
jerami adalah 37,71%.4 Perbedaan ini dapat disebabkan karena sumber tanaman
jerami yang berbeda, kondisi tanaman, tanah, penanaman dan lain-lain (Novia, 2014).

Tabel 2. Perbandingan Sifat Fisik dan Mekanik Plastik

Berdasarkan Tabel 2. terlihat bahwa semakin banyak jumlah kitosan yang


digunakan, maka nilai persen air yang diserap semakin kecil. Hal ini menunjukkan
bahwa kitosan mempengaruhi sifat dari bioplastik yang dihasilkan. Gabungan
selulosa dan kitosan membuat plastik memiliki sifat ketahanan air karena sifat
keduanya yang tidak larut air. Disamping itu, semakin tinggi konsentrasi kitosan
maka jarak antar molekul dalam bioplastik akan semakin rapat karena rongga antar
selulosanya terisi oleh molekul kitosan.

Jika dibandingkan dengan plastik konvensional, nilai ketahanan air dari


produk bioplastik yang dihasilkan lebih tinggi. Keuntungan derajat swelling yang
tinggi adalah mudahnya degaradasi oleh air. Degradasi ini memang tidak terjadi
secara kimia, melainkan secara fisik yaitu dari bentuk plastik yang besar menjadi
fragmen-fragmen kecil. Nilai kuat tarik menunjukkan kekuatan tarik plastik yang
dihasilkan ketika mendapat beban. Nilai tersebut menggambarkan kekuatan tegangan
maksimum bahan untuk menahan gaya yang diberikan (Surdia, 1995). Sedangaan,
sifat mekanik pada Tabel 2 terlihat bahwa nilai kuat tarik terbesar diperoleh pada
bioplastik dengan perbandingan 4:10, setelah itu nilai kuat tariknya turun kembali

9
pada perbandingan 5:10. Penambahan kitosan menyebabkan terbentuknya interaksi
dengan rantai polimer selulosa dalam bentuk ikatan hidrogen, dimana interaksi rantai
polimer ini terbentuk untuk meningkatkan kecepatan respon viskoelastis pada polimer
sehingga dapat meningkatkan mobilitas molekuler rantai polimer. Meningkatnya
mobilitas molekuler rantai polimer ini menyebabkan nilai kuat tarik akan semakin
meningkat. Peningkatan tersebut akan berlaku selama masih terbentuk interaksi rantai
polimer

Tabel 2. juga menunjukkan perbandingan karakteristik antara bioplastik yang


dihasilkan dengan beberapa bioplastik dan plastik konvensional yang beredar di
pasaran. Dari Tabel 3 dapat terlihat bahwa nilai densitas dan swelling bioplastik yang
dihasilkan pada penelitian ini mendekati nilai dari bioplastik-bioplastik lain.
Sementara sifat mekanik lain yang berbeda dapat digunakan sebagai acuan untuk
memperbaiki sifat plastik yang telah ada. Misalnya pencampuran dengan PP dapat
meningkatkan biodegradabilitas dari PP karena nilai swelling bioplastik yang tinggi
dapat mempercepat proses biodegradasi.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Selulosa adalah karbohidrat utama yang disintesis oleh tanaman dan


menempati hampir 60% komponen penyusun struktur kayu. Selulosa dari limbah
jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bioplastik. Variasi kombinasi pulp
selulosa dan kitosan yang berbeda menghasilkan karakteristik bioplastik yang
berbeda pula. Nilai penyerapan air pada bioplastik dengan perbandingan kitosan
dengan pulp selulosa 3:10, 4:10 dan 5:10adalah 154,65%, 119, 21% dan 93,873%.
Hasil pengujian sifat mekanik yaitu kuat tarik secara berturut-turut adalah 4,2 MPa,
13,8 MPa, dan 4,1 MPa.

11
DAFTAR PUSTAKA

Darni, Yuli., A. Chici, S. Ismiyati. Sintesa Bioplastik dari Pati Pisang dan Gelatin
dengan Plasticizer Gliserol. Universitas Lampung, Seminar Nasional Sains
dan Teknologi-II. 2008.

Dewi. Hidrolisis Limbah Hasil Pertanian Secara Enzimatik. Akta Agrosia. 2002. No.
2, Vol. 5, 67 – 71.

Dumanauw, J. F. Mengenal Kayu. Yogyakarta: Kanisius. 1993.

Kolybaba, M., L.G. Tabil, S. Panigrahi, W.J. Crerar, T.Powell, B. Wang. Komar, A.
Teknologi Pengolahan Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak. Bandung: Dian
Grahita. 1984Biodegradable Polymers : Past, Present, and Future. Paper is
presented in ASAE Annual Intersectional Meeting Sponsored by the Red
River Section of ASAE, Quality Inn & Suites, 301 3rd Avenue North Fargo, North
Dakota, USA, October 3-4, 2003.

Mohanty, A.K., Misra, M., Dzral, L.T., Selke, S.E., Harte, B.R. and Hinrichsen,
2005. ”Natural Fibers, Biopolymers And Biocomposite: An Introduction.”
Chapter 1 in Natural Fibers, Biopolymers, and biocomposite, edited by
Mohanty, A.K., Misra, M., Dzral, L.T., CRC Press, Taylor and Francis Group,
6000 Broken Sound Parkway NW, USA.

Ningsih, Sri Widia. Pembuatan Bioplastik Polihidroksialkanoat Menggunakan


Bakteri Mesofilik dan Media Limbah Cair Pabrik Kelapa Saawit. Tesis,
FMIPA-USU. 2010.

12
Novia, Windarti, A dan Rosmawati. Pembuatan Bioetanol Dari Jerami Padi Dengan
Metode Ozonolisis Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSF).
Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 20, Agustus 2014, hal 39

Sanjaya, I Gede dan T. Puspita. Pengaruh Penambahan Khitosan dan Plasticizer


Gliserol pada Karakteristik Plastik Biodegradable dari Pati Limbah Kulit
Singkong. Skripsi, Teknik Kimia FTI-ITS. 2011.

Shofyan, Mohamad. Jenis Biopolimer. 2010. Tersedia dari:


http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=15650.0. [Diakses 12 Februari 2012]

Surdia, T. dan S. Saito. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: PT Pradya Paramita.


1995.

13
LAMPIRAN

14

Anda mungkin juga menyukai