Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

‘’ SELULOSA ’’

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3 :

Rahmat Putra 2013010006

Cut Sapriliana 2013010001

Jailani Dwi Ilham 2013010003

Furqan Mubaroq 2013010002

Rahimah 2013010005

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

BANDA ACEH

2022
KATA PENGANTAR 

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kami kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini, dalam makalah ini kami
membahas tentang ‘’Selulosa’’ dengan ini, saya menyadari bahwa dalam makalah ini
masih banyak kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan karena terbatasnya
kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang kami miliki sebagai mahasiswa.
Namun demikian, banyak pula pihak yang telah membantu kami dan memberikan
pemikiran serta solusi untuk pemecahan masalah kami. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini di waktu yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi
pembaca umumnya. 

Banda Aceh, 28 Mei 2022 


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuh-tumbuhan  yang  mengandung  selulosa  cukup  melimpah
diIndonesia  dan  merupakan  sumber  alam yang  dapat  diperbaharui  dengan
pembudidayaan diantaranya seperti yang sedang digalakkan pemeritah yaitu
hutantanaman industri (HTI) untuk memasok kebutuhan bahan baku selulosa
untuk kepentingan industri pulp kertas dan dissolving pulp. Produksi  selulosa
kebanyakan  sebagai pulp untuk pembuatan kertas, sedangkan dissolving pulp untuk
serat rayon produksinya masih relatif rendah.
Selulosa merupakan bagian utama susunan jaringan tanaman berkayu, bahan
tersebut terdapat juga pada tumbuhan perdu seperti paku, lumut, ganggangdan jamur.
Penggunaan terbesar selulosa yang berupa serat kayu dalam industrikertas dan produk
turunan kertas lainnya. Industri lain yang banyak menggunakan  bahan  baku  ini
adalah  industry  pertekstilan  yang  dikenal  sebagai  serat  rayon. Indonesia
memiliki  sumber  daya hasil  hutan  maupun  hasil pertanian sebagai potensi bahan
selulosa yang sangat kaya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :

a. Apa pengertian selulosa ?


b. Bagaimana struktur seluosa ?
c. Bagaimana keberadaan selulosa ?
d. Apa saja macam-macam selulosa ?
e. Apa saja fungsi selulosa ?
f. Bagaimana selulosa dalam kayu ?

1.3Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :


a. Untuk mengetahui pengertian selulosa
b.  Untuk mengetahui struktur selulosa.
c. Untuk mengetahui keberdaan selulosa.
d. Untuk mengetahui macam-macam selulosa.
e. Untuk mengetahui fungsi selulosa.
f. Untuk mengetahui selulosa dalam kayu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Selulosa
Selulosa adalah zat penyusun tanaman yang jumlahnya banyak, sebagai
material struktur dinding sel semua tanaman. Selulosa adalah karbohidrat utama
yang disintesis oleh tanaman dan menempati hampir 60% komponen penyusun
struktur kayu.  Selulosa  merupakan  serat –serat  panjang yang bersama-sama
hemiselulosa, pektin, dan protein membentuk struktur jaringan yang memperkuat
dinding sel tanaman. Jumlah selulosa di alam sangat berlimpah sebagai sisa tanaman
atau  dalam  bentuk sisa pertanian seperti jerami padi, kulit jagung,gandum,kulit tebu
dan lain-lain tumbuhan.
Secara kimia, selulosa merupakan senyawa polisakarida yang terdapat banyak
di alam. Bobot molekulnya tinggi, strukturnya teratur berupa polimer yang linear
terdiri dari unit ulangan β−D−Glukopiranosa. Karakteristik selulosa antara lain
muncul karena adanya struktur kristalin dan amorf serta pembentukan mikrofibril dan
fibril yang pada akhirnya  menjadi  serat selulosa. Sifat selulosa sebagai  polimer
tercermin  dari  bobot  molekul  rata-rata,  polidispersitas  dan  konfigurasi
rantainya. Sebagai sumber serat, batang pisang cukup potensial untuk dikembangkan 
menjadi pulp karena memiliki kandungan selulosa yang cukuptinggi.
Selulosa hampir sama dengan amilosa yaitu sama-sama polimer berantai lurus
hanya saja berbeda pada jenis ikatan glukosidanya. Selulosa bila
dihidrolisis oleh enzim selobiase yang cara kerjanya serupa denga beta- amilase  akan
menghasilkan  dua molekul glukosa dari ujung rantai sehingga dihasilkan selobiosa
beta-1, 4-G-G.
Beberapa molekul selulosa akan membentuk mikrofibril dengan diameter 2-
20  nm dan panjang 100-40000 nm yang sebagian berupa daerah teratur (kristalin)
dan diselingi daerah amorf yang kurang teratur. Beberapa mikrofibril
membentuk fibril yang akhirnya menjadi serat selulosa. Selulosa memiliki kekuatan
tarik  yang  tinggi dan tidak larut dalam kebanyakan pelarut. Hal ini berkaitan dengan
struktur serat dan kuatnya ikatan hidrogen.

2.2 Struktur dan Potensi Selulosa


1. Struktur Selulosa
Selulosa adalah polimer glukosa yang berbentuk rantai linier dan dihubungkan
oleh ikatan β−1,4 glikosidik. Struktur yang linier menyebabkan selulosa bersifat
kristalin dan tidak mudah larut. Selulosatidak mudah didegradasi secara kimia
maupun mekanis. Di alam,  biasanya  selulosa  berasosiasi  dengan  polisakarida  lain
seperti hemiselulosa atau lignin membentuk kerangka utama dinding sel tumbuhan
(Holtzapple et.al 2003). Selulosa tidak pernah ditemukan dalam keadaan murni di
alam, tetapi selalu berasosiasi dengan  polisakarida  lain  seperti  lignin,  pectin,
hemiselulosa,  dan xilan.Kebanyakan selulosa berasosiasi dengan lignin sehingga
sering disebutsebagai lignoselulosa.
Unit penyusun (building block) selulosa adalah selobiosa karenaunit
keterulangan dalam molekul selulosa adalah 2 unit gula (D-glukosa).Selulosa adalah
senyawa yang tidak larut di dalam air dan ditemukan  pada  dinding  sel  tumbuhan
terutama  pada tangkai, batang, dahan.
Semua bagian berkayu dari jaringan tumbuhan. Selulosa merupakan
polisakarida  structural  yang berfungsi untuk memberikan perlindungan, bentuk, dan
penyangga terhadap sel, dan jaringan (Lehninger 1993)Untuk struktur kimia selulosa
terdiri dari unsur C, O, H yangmembentuk rumus molekul (C6H10O5)n, dengan ikatan
molekulnya ikatan hidrogen yang sangat erat. Gugus fungsional dari rantai selulosa
adalah gugus hidroksil. Gugus– OH ini dapat berinteraksi satu sama lain dengan
gugus– O, -N, dan– S, membentuk ikatan hidrogen. Ikatan – H jugaterjadi antara
gugus– OH selulosa dengan air. Gugus-OH selulosamenyebabkan permukaan
selulosa menjadi hidrofilik. Rantai selulosa memiliki gugus-H di kedua ujungnya.
Ujung– C1 memiliki sifat pereduksi. Struktur rantai selulosa distabilkan oleh
ikatan hidrogen yangkuat disepanjang rantai. Di dalam selulosa alami dari tanaman,
rantaiselulosa diikat bersama-sama membentuk mikrofibril yang sangatterkristal
(highly crystalline) dimana setiap rantai selulosa diikat bersama-sama dengan ikatan
hidrogen.
Berdasarkan derajat polimerisasi dan kelarutan dalam senyawanatrium
hidroksida (NaOH) 17,5%, selulosa dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu :
a. Selulosa α (Alpha Cellulose) adalah selulosa berantai  panjang,  tidak  larut
dalam  larutan  NaOH 17,5%  atau larutan basa kuat dengan derajat
polimerisasi 600 - 1500. Selulosa α dipakai sebagai penduga dan atau
penentutingkat kemurnian selulosa. Selulosa α merupakan kualitasselulosa
yang paling tinggi (murni). Selulosa α > 92% memenuhi syarat untuk
digunakan sebagai bahan bakuutama pembuatan propelan dan atau bahan
peledak,sedangkan selulosa kualitas dibawahnya digunakan sebagai bahan
baku pada industri kertas dan industri sandang/kain.Semakin tinggi kadar alfa
selulosa, maka semakin baikmutu bahannya. 
b. Selulosa β (Betha Cellulose) adalah selulosa berantai  pendek,  larut  dalam 
larutan  NaOH 17,5%  atau  basa kuat dengan DP 15-90, dapat mengendap
bila dinetralkan.
c. Selulosa μ (Gamma selulosa) adalah sam dengan Selulosa β (Betha Cellulose)
tetapi DP nya kurang dari 1. Selain itu ada yang disebut hemiselulosa dan
holoselulosa yaitu :
 Hemiselulosa adalah polisakarida yang bukan selulosa, jika
dihidrolisis akan menghasilkan D-manova, D-galaktosa, D-Xylosa, L-
arabinosa dan asam uranat.
 Holosefulosa adalah bagian dari serat yang bebas dan sari dan lignin,
terdiridari campuran semua selulosa dan hemiselulosa.

Selulosa α merupakan kualitas selulosa yang paling tinggi  (murnii). Selulosa


α > 92% memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan baku utama  pembuatan
propelan  dan  atau  bahan  peledak.  Sedangkan  selulosa  kualitas dibawahnya
digunakan  sebagai  bahan  baku  pada  industri  kertas  dan  industry sandang/kain
(serat rayon). Selulosa dapat disenyawakan (esterifikasi) dengan asam anorganik
seperti asam nitrat (NC), asam sulfat (SC) dan asam fosfat (FC). Dari ketiga unsur
tersebut, NC memiliki nilai ekonomis yang strategis daripada asam sulfat/SC dan
fosfat/FC karena dapat digunakan sebagai sumber bahan baku  propelan/bahan 
peledak  pada  industri  pembuatan  munisi/mesin  dan atau bahan peledak.

2.5 Fungsi Selulosa


Serat rami (Boehmeria nivea) ini merupakan bahan yang dapat diolah
untuk kain fashion berkualitas tinggi dan bahan pembuatan selulosa berkualitas
tinggi(selulose α).  Selulosa α  berkualitas  tinggi  merupakan  salah
satu unsur pokok  pembuatan bahan peledak dan atau propelan(propellant )yaitu isian
dorong untuk meledakkan peluru. Kayu dan serat rami dapat diolah mejadi pulp
berkualitas tinggi sebagai bahan baku.
Selulosa α antat digunakan dalam pembuatan kain sutera tiruan,
untuk menghasilkan rayon atau viscose dan selopan. pembuatan aneka jenis kertasInd
ustri-indusri yang menggunakan selulosa sebagai bahan baku meliputi industry
kertas, industri yang memproduksi bahan penyerap(absorbent)seperti popok  bayi, ker
tas, tissue, pembalut wanita dan lain-lain.  Industri  yang memproduksi Carboxy
Methyl Cellulose (CMC) untuk digunakan pada industri makanan dan industry
yang memproduksi selulosa asetat dan selulosa nitrat sebagai bahan plastic.
 
2.1 Kayu
  Kayu adalah bagian batangatau cabang serta ranting tumbuhanyang mengeras
karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai
keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan
(pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat
dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.Penyebab
terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosadan lignin pada dinding sel
berbagai jaringandi batang. Ilmu perkayuan(dendrologi) mempelajari berbagai aspek
mengenai klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai
kondisi penanganan.

2.2 Bagian Kayu


Batang pohon yang dipotong melintang akan memperlihatkan bagian-bagian
kayu,yang kerap kali berbeda warna.Bagian terdalam adalah  empulur yang lunak.
Pada bagian luar adalah kayu teras,kayu gubal, dan terakhir adalah  pepagan (kulit
kayu). Bagian percabangan akan memperlihatkan pola khusus, yang biasa disebut
sebagai "mata kayu"

a.Cincin pertumbuhan
Cincin pertumbuhan atau juga disebut lingkaran tumbuh adalah gambar pola-
polakonsentrik pada penampang melintang kayu.Terbentuknya cincin pertumbuhan
kayu iniadalah karena terjadinya perbedaan musim yang dialami oleh pohon tersebut.
Pada satu tahun pohon akan mengalami periode dengan pertumbuhan cepat
dan periode dengan pertumbuhanyang lambat, dan itu mempengaruhi pertumbuhan
diameter batang pohon. Diameter yang bertumbuh cepat, lalu melambat, akan
membentuk cincin satu tahun, dan seterusnya.Bagian paling tengah dari cincin
pertumbuhan kayu merupakan tahap hidup awal darisebuah pohon yang masih
mengalami pertumbuhan relatif lebih cepat, sehingga massa jenisnya lebih rendah
dibandingkan dengan bagian kayu dari cincin pertumbuhan yang dekatdengan kulit
terluarnya.

b. Mata Kayu
  Mata kayu atau knot adalah bagian dari kayu yang merupakan dasar dari
percabanganatau kuncup yang dorman. Mata kayu memiliki pengaruh terhadap kayu,
danseringkali berpengaruh negatif. Mata kayu mengurangi kekuatan kayu sehingga
akan bernilai rendah ketika digunakan sebagai struktur bangunan atau keperluan lain
di mana kekuatan menjadi pertimbangan. Namun untuk tujuan seni, keberadaan mata
kayu dapat meningkatkan nilai.

C. Kayu Teras
Kayu teras (disebut juga heartwood ,duramen) adalah kayu yang terbentuk
lebih awal pada suatu pohondan telah mati dan terletak di bagian dalam dari sebuah
kayu. Kayu teras tidak memiliki pembuluh yang berfungsi lagi.Kayu teras
sebelumnya adalah kayu gubal(bagian dari kayu yang masih hidup) yang mengalami
penumpukan mineral.Keberadaanmineral ini menjadikan kayu teras cenderung lebih
keras dibandingkan kayu gubal.Seiringdengan pertumbuhan kayu, diameter batang
melebar, saluran pembuluh baru terbentuk dekatdengan tepi luar, dan saluran
pembuluh yang lebih dalam perlahan mati.Meski dikatakantelah mati, kayu teras
masih menanggapi respon terhadap organisme yang menyerang kayu,meski
hanya sekali. Biasanya kayu teras dapat dibedakan dengan kayu gubal
secaravisual.Namun tidak semua tumbuhan berkayu menghasilkan kayu teras.Kayu
teras bukanlah komponen terpenting dari sebuah pohon, karena pohon yangsudah
berusia terlalu tua, bagian kayu terasnya dapat saja sudah membusuk namun
pohontersebut masih tetap hidup.

d. Kayu Gubal
Kayu gubal (disebut juga sapwood, alburnum) adalah bagian dari kayu yang
dekatdengan tepi luar dan masih hidup.Semua kayu pada awalnya adalah kayu gubal
hingga iamati dan membentuk kayu teras. Kayu gubal mengandung pembuluh yang
menghantarkan airdari akar ke daun dan juga untuk menyimpan air.Semakin banyak
jumlah daun, semakin besar volume kayu gubal. Kayu gubal lebih tebal di batang
bagian atas, namun secara volumesama dengan batang bagian bawah.

2.1.2 Kayu Keras dan Kayu Lunak


Pengertian kayu keras dan kayu lunak dalam bahasa inggris yakni hardwood
dan softwood Adapun cirri dari hardwood dan softwood. H a r d w o o d   dihasilkan
oleh jenis-jenis pohon berdaun lebar (kelompok  dikotil).Contohnya Kayu mahonidan
dan jati. Kayu tersebut memiliki kerapatan sedang hinggatinggi, sehingga baik untuk
diolah sebagai furnituredan kayu konstruksi. Softwood dihasilkan oleh pohon-pohon
berdaun jarum(konifer). Contohnya kayu dadap dan kapuk. Kayu tersebut memiliki
kerapatannya rendah, sehingga hanya layakuntuk membuat begisting atau
penggunaan lain yang tidak memerlukan banyakkekuatan.Namun dalam
kenyataannya, jenis-jenis 'kayu keras' tertentu, yang memilikikerapatan rendah, bisa
jadi lebih lunak daripada beberapa jenis 'kayu lunak' berkerapatan tinggi.

2.2 SELULOSA
Selulosa merupakan senyawa organik dengan rumus (C6H10O5)n,
sebuah polisakarida yang terdiri dari rantai linier dari beberapa ratus hingga lebih dari
sepuluhribu ikatan β(1→4) unit D-glukosa. Selulosa merupakan unsur struktural dan
komponen utama dinding sel dari pohon dantanaman tinggi lainnya. Jumlah selulosa
dalam serat bervariasi menurut sumbernya dan biasanya berkaitan dengan bahan-
bahan lain seperti air, lilin, pektin, protein dan mineral-mineral pada tanaman.
Selulosa bersifat tidak larut dalam air dan tidak dapat dicerna olehtubuh manusia.
  Beberapa tanaman yang telah diteliti dan diketahui mengandung kadar
selulosa yangcukup tinggi antara lain kapas, umbi bit, tandan kosong dan pelepah
kelapa sawit, serat tebu,kulit pisang, kulit kakao, dan enceng gondok. Sebelum
digunakan sebagai bahan dasar untuk berbagai keperluan, selulosa perlu diisolasi dari
tanaman agar didapatkan selulosa yang bebasdari komponen lainnya seperti
hemiselulosa dan lignin.Secara umum, isolasi selulosa dilakukan melalui proses
ekstraksi dengan menggunakanlarutan alkali. Selulosa ditemui dalam tumbuhan yaitu
mikrofibril (2-20 nm diameter and 100– 40 000 nm long).Struktur rangkaian selulosa
adalah struktur ikatan yang kuat pada dindingsel. Serat Selulosa digunakan dalam
penyedian pulp. Bahan baku selulosa terdapat dalam tumbuhan berupa serat.

2.2.1 Jenis-jenis selulosa :


1.∝-selulosa untuk pembuatan kertas.
2. β -selulosa disebut dengan hemi selulosa.
3. γ -selulosa menjadi pengotor.

2.2.2 Sifat penting pada selulosa yang penting untuk pembuatan kertas :


1. Gugus aktif alkohol (dapat mengalami oksidasi)
2. Derajat polimerisasi (serat menjadipanjang)
Makin panjang serat, kertas makin kuat dan tahan terhadap degradasi (panas,
kimia dn biologi).

2.2.3 Ciri Selulosa :


a. Dapat mengembang dalam air.
b. Berbentuk kristalin.
c. Adanya kelompok fungsional yang spesifik dan dapat bereaksi dengan
enzimseulolitik.
d. Tidak larut dalam air baik panas maupun dingin. Juga dalam asam panas dan
basa panas.

 
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah

a. Selulosa merupakan pembentuk struktur dinding sel tumbuhan. Selulosa
merupakan karbohidrat utama yang disintesis oleh tanaman dan menempati
hampir  60% komponen  penyusun  struktur  kayu.  Jumlah  selulosa di alam
sangat berlimpah sebagai sisa tanaman atau dalam bentuk sisa pertanian
seperti  jerami padi, kulit, Jagung, gandum kulit tebu dan lain-lain tumbuhan
b. Struktur rantai selulosa distabilkan oleh ikatan hidrogen yang kuat
disepanjang rantai. Di dalam selulosa alami dari tanaman, rantai selulosa
diikat bersama-sama membentuk mikrofibril yang sangat terkristal (highly
crystalline) dimana setiap rantai selulosa diikat bersama-sama dengan ikatan
hydrogen.
c. Selulosa terdapat pada semua tanaman dari pohon bertingkat hingga
organisme primitif seperti rumput-laut, flagelata dan bakteria. Selulosa bahka
n dapat diperoleh dalam dunia binatang, seperti tunicin dan zat kutikula
tunicate adalah identik dengan selulosa nabati.
d. Berdasarkan derajat polimerisasi (DP) dan kelarutan dalam senyawa natrium
hidroksida (NaOH)  17,5%  selulosa  dapat dibedakan  atas
tiga jenis selulosa.

3.2 Saran
Komponen kimia kayu sangat bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh
faktor tempat tumbuh, iklim dan letaknya di dalam batang atau cabang. Pada
komponen kimia kayu terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat eksraktif
masing-masing sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. Oleh dari itu komponen kimia
kayu ini  perlu  ada  pada  tumbuhan  karena  dapat  memberikan  fungsi
yang begitu banyak  pada tumbuhan itu sendiri.
 
DAFTAR PUSTAKA

Eero, Sjostrom. 1990. Kimia Kayu Dasar-dasar dan Penggunaan. Edisi Kedua.
Yogyakarta: UGM Press.

Fengel, D., dan Wegener, G. 1995. Kayu Kimia Ultrastruktur Reaksi-reaksi.


Yogyakarta: UGM Press.

Haygreen, J. G. 1987 . Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Yogyakarta: UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai