BAB I
PENDAHULUAN
baku pembuatan CMC. Dengan pemanfaatan daun buah nanas sebagai bahan alternatif
pembuatan CMC, diharapkan dapat mengurangi sumber limbah yang disebabkan oleh daun
buah nanas.
1.4.2 Selulosa
Selulosa adalah polimer glukosa yang berbentuk rantai linier dan
dihubungkan oleh ikatan β-1,4 glikosidik. Struktur yang linier menyebabkan selulosa
bersifat kristalin dan tidak mudah larut. Selulosa tidak mudah didegradasi secara kimia
maupun mekanis. Selulosa dapat ditemukan pada dinding sel tumbuhan terutama pada
tangkai, batang, dahan, dan semua bagian berkayu dari jaringan tumbuhan.
Selulosa tidak pernah ditemukan dalam keadaan murni di alam, tetapi selalu
berasosiasi dengan polisakarida lain seperti lignin dan hemiselulosa. Kebanyakan
selulosa berasosiasi dengan lignin sehingga sering disebut sebagai lignoselulosa.
Struktur molekul selulosa disajikan pada Gambar 1.1.
Rantai selulosa terdiri dari satuan glukosa anhidrida yang saling berikatan
melalui atom karbon pertama dan ke empat. Ikatan yang terjadi adalah ikatan ß- 1,4-
glikosidik. selulosa sulit untuk dipecahkan menjadi monomer - monomer karena
jumlah ikatan hidrogen yang banyak dalam molekul selulosa (intramolekul ataupun
intermolekul) dan karena adanya sifat hidrofobik antar molekul. Pada formasi ikatan
glukosidik 1 atom oksigen berikatan dengan 2 atom karbon sehingga molekul air
tersingkirkan atau tidak dapat berikatan dengan molekul selulosa. Hal tersebut
membuat unit glukosa pada selulosa disebut anhydroglucose unit (AGU)
(Ambjornsson, 2013).
b. Beta selulosa (Betha Cellulose) adalah selulosa berantai pendek, larut dalam larutan
NaOH 17,5% atau basa kuat dengan derajat polimerisasi 15 - 90, dapat mengendap
bila dinetralkan . Struktur beta selulosa dapat dilihat pada Gambar 1.3.
c. Gama selulosa (Gamma cellulose) adalah sama dengan beta selulosa, tetapi derajat
polimerisasinya kurang dari 15.
1.4.3 Lignoselulosa
Komponen lignoselulosa merupakan bagian terbesar yang menyusun tubuh
tumbuhan. Komponen ini terdiri dari selulosa, hemiselulosa,dan lignin. Lignoselulosa
yang tedapat dalam limbah pertanian terdiri dari 40-60% selulosa, 20-30%
hemiselulosa, dan 15-30% lignin. Susunan selulosa, hemiselulosa dan lignin dalam sel
tanaman sangat kompleks. Hemiselulosa bersama lignin mengakibatkan struktur sel
bersifat pasif dan kaku. Susunan yang kompleks tersebut mengakibatkan proses
pemisahan komponen-komponen ini cukup rumit (Melda, 2018).
Na- CMC
karboksimetilasi bereaksi secara serentak dan juga untuk meningkatkan derajat subtitusi.
Isopropil alkohol juga bertindak memecahkan ikatan selulosa sehingga selulosa lebih
mudah berikatan dengan Na dari NaOH (Fenni, 2015).
Pada proses alkalisasi jumlah NaOH yang digunakan akan berpengaruh terhadap
substitusi dari unit anhidroglukosa pada selulosa. Bertambahnya jumlah alkali yang
digunakan akan mengakibatkan naiknya jumlah garam monokloroasetat yang terlarut,
sehingga mempermudah dan mempercepat difusi garam monokloroasetat ke dalam pusat
reaksi yaitu gugus hidroksil (Ayuningtiyas, 2017).
Selanjutnya, jumlah NaMCA sangat berperan penting. Apabila kelebihan NaMCA
maka akan menghasilkan produk samping yang akan bereaksi pada proses karboksimetilasi
dengan alkali selulosa yang akan menghasilkan Na-glikolat dan NaCl. Sehingga semakin
banyak produk samping maka kemurnian CMC yang dihasilkan akan semakin berkurang
(Fenni, 2015).
Pada proses ekstraksi selulosa semakin kecil partikel maka semakin banyak selulosa
yang terekstrak dan semakin tinggi selulosa yang diperoleh (Coniwanti, 2015).
1.7 HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Semakin tinggi konsentrasi NaOH yang ditambahkan pada proses alkalisasi akan
meningkatkan derajat subtitusi.
2. Semakin besar jumlah natrium monokloroasetat yang digunakan maka akan
meningkatkan derajat substitusi.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.2 Alat
1. Oven
2. Blender
3. Ayakan 60 mesh
4. Neraca analitis
5. Kertas Saring
6. Gelas ukur 25 mL, 100 mL
7. Erlenmeyer 250 mL
8. Corong
9. Pompa vakum
10. Pipet tetes
11. pH meter
Keterangan gambar:
1. Statif
2. Klem
3. Pendingin balik
4. Cooling water inlet
5. Cooling water outlet
6. Waterbath
7. Erlenmeyer
8. Kompor Listrik
Keterangan gambar:
1. Statif
2. Klem
3. Pendingin balik
4. Cooling water inlet
5. Cooling water outlet
4 6. Karet sumbat
7. Labu leher tiga
8. Termometer
9. Magnetic Stirer
10. Magnetic hot plate
Residu
NaOCl 6% 50 ml +
Pemutihan (T = 60oC, 3 Jam)
NaHSO3 3% 50 ml
Residu
Keterangan:
Analisis I = Kadar Selulosa, Kadar Air dan FTIR
Analisis II = Kadar Selulosa, Kadar Air dan FTIR
Analisis III = Derajat Substitusi, Kemurnian CMC,
pH dan FTIR
Keterangan:
Vo = ml asam klorida yang digunakan untuk menitrasi blanko.
Vn = ml asam klorida yang digunakan untuk menitrasi sampel.
m = berat sampel (gram).
59 = Massa molar dari CH2COOH
58 = Kenaikan bersih dalam massa AGU untuk setiap kelompok
karboksimetil tersubtitusi
(Hong, 2013)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 3.1 Kandungan bahan pada serbuk serat daun buah nanas
No
Kandungan Bahan Persentase (%)
.
1. Kadar Air 6,2191
2. Kadar Selulosa 63,56
3. Kadar Lignin dan abu 3,64
4. Kadar Hemiselulosa 22,33
5. Hot Water Solubility 10,47
Tabel 3.2 Kandungan bahan pada serbuk serat daun buah nanas
setelah proses delignifikasi
No
Kandungan Bahan Persentase (%)
.
1. Kadar Air 8,0497
2. Kadar Selulosa 71,92
3. Kadar Lignin dan abu 1,12
4. Kadar Hemiselulosa 17,44
5. Hot Water Solubility 9,52
0.25
DERAJAT SUBSTITUSI
0.20
0.15
4 g NaMCA
6 g NaMCA
0.10
8 g NaMCA
0.05
0.00
10 15 20
KONSENTRASI NaOH (%)
0.25
0.20
Derajat Substitusi
0.15
10% NaOH
15% NaOH
0.10
20% NaOH
0.05
0.00
4 6 8
Berat NaMCA
100.00
98.00
96.00
KEMURNIAN (%)
94.00
92.00
4 g NaMCA
90.00 6 g NaMCA
8 g NaMCA
88.00
86.00
84.00
10 15 20
KONSENTRASI NaOH (%)
3.3 Analisa pH
Larutan CMC 1% dari hasil penelitian ini memiliki pH yang berkisar
antara 5-6, berbeda dengan karakteristik pH larutan CMC 1% menurut SNI
8762:2019 yang menunjukkan rentang sebesar 7-11. Hal ini disebabkan karena
CMC hasil penelitian ini memiliki kemurnian yang semakin menurun yang sejalan
dengan bertambahnya hasil samping yaitu NaCl, dimana NaCl itu akan
mempengaruhi pH dari CMC yang dihasilkan.
Tabel 3.3 Puncak serapan gelombang untuk serat daun buah nanas sebelum
proses delignifikasi
Puncak Serapan Gelombang (cm-1) Pita serapan asal
1623,92 Gugus C=C
1430,66 Gugus C=C
3427,35 Gugus OH
1728,04 Gugus C=O
1247,90 Gugus C-O
895,42 Gugus ß- 1,4- glikosidik
CMC dicirikan dengan adanya gugus (-OH), (C=O) dan (-CH 2). Pada
gambar 3.5.1 gugus (-OH) ditunjukkan pada panjang gelombang 3434,56 cm-1.
Kemudian pada panjang gelombang 1603,77 cm-1 menunjukan adanya gugus
(C=O). Selanjutnya gugus (-CH2) ditunjukkan pada panjang gelombang 1426, 67
cm-1. Berikut data panjang serapan gelombang untuk CMC yang dihasilkan.
Mutiara Syarisa (121160091)
Shafira Rahma F. (121160106) 27
Makalah Seminar Penelitian
Pembuatan Karboksimetil Selulosa dari Selulosa Serat Daun Buah Nanas
Dengan Reaksi Alkalisasi Dan Karboksimetilasi
Tabel 3.5 Puncak serapan gelombang untuk CMC serat daun buah nanas
Puncak Serapan Gelombang (cm-1)
CMC Serat Daun Pita serapan asal
CMC Standar
Buah Nanas
3433 3434,56 Gugus OH
2916 2915,18 Gugus C-H
Gugus C=O (Constituent
1604 1603,77
CMC)
1419 1426,67 Gugus CH2 Bonding
1327 1326,24 Gugus OH Plane Bonding
1056 1058,84 Gugus C-O
902 896,91 Gugus ß- 1,4- glikosidik
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Serat daun buah nanas layak dijadikan sebagai bahan baku alternatif untuk
pembuatan karboksimetil selulosa karena kandungan selulosa yang
terkandung didalamnya cukup tinggi yaitu sebesar 63,56%.
2. Nilai derajat susbtitusi tertinggi diperoleh pada konsentrasi NaOH 15%
dengan berat NaMCA sebesar 4 gram didapatkan derajat substitusi sebesar
0,28, tetapi nilai derajat substitusi yang diperoleh belum memenuhi standar
mutu CMC berdasarkan SNI 876:2019 yakni antara 0,6-1,5.
3. Kemurnian CMC terbaik didapatkan pada konsentrasi NaOH 15% dengan
berat NaMCA sebesar 4 gram adalah 98,25% dengan kadar NaCl sebesar
1,76%.
4. Derajat substitusi berkaitan erat dengan kemurnian CMC yang dihasilkan.
4.2 Saran
1. Diharapkan pada penelitian berikutnya dapat menggunakan variasi
konsentrasi NaOH dengan jarak interval yang lebih kecil agar diperoleh
CMC dengan karakteristik yang sesuai dengan standar mutu SNI.
2. Melakukan penelitian dengan variabel berat NaMCA yang lebih banyak
agar dapat mengetahui pengaruh dari berat NaMCA pada proses
pembuatan karboksimetil selulosa yang lebih signifikan.
3. Melakukan penelitian dengan bahan baku yang mengandung kadar
selulosa lebih tinggi sehingga dapat menjadi alternatif lain dalam
pembuatan CMC.