Anda di halaman 1dari 4

Judul : BIOKIMIA ENZIM SELULOSA

Nama : Novita Inka Sari W

Absen : 08 ( 115040201111019)

BAB I

PENDAHULUAN

Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi
utamanya sebagai penghasil energi, dimana setiap gramnya
menghasilkan 4 kalori. Di negara berkembang karbohidrat dikonsumsi
sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa
mencapai 90%, sedangkan, pada negara maju karbohidrat dikonsumsi
hanya sekitar 40-60%. Dalam karbohidrat terdapat beberapa senyawa
penting bagi kehidupan manusia antara lain, Amilum atau pati, selulosa,
glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa.

Karbohidrat terbagi dalam empat macam yaitu monosakarida,


disakarida, oligosakarida dan polisakarida. Salah satu jenis polisakarida
yaitu selulosa. selulosa adalah polisakarida struktural. Selulosa
merupakan β-1,4 poli glukosa, dengan berat molekul sangat besar.
Selulosa terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan pembentuk dinding sel.
Serat kapas juga dikatakan selulosa.

Hampir 50% karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan


adalah selulosa, karena selulosa merupakan bagian yang terpenting dari
dinding sel tumbuh-tumbuhan. Selulosa tidak dapat dicerna oleh tubuh
manusia, sebab tidak ada enzim yang dapat mengurai selulosa. Meskipun
tidak dapat dicerna, selulosa berfungsi sebagai sumber serat yang dapat
memperbesar volume dari faeses, sehingga akan memperlancar
defekasi. Oleh karena itu, reaksi yang ditimbulkan oleh selulase saat
mengurai selulosa adalah hidrolisis, maka selulase diklasifikasikan ke
dalam jenis enzim hidrolase.

Serat digunakan sebagai indeks dalam menilai kualitas makanan,


makin tinggi kandungan serat dalam makanan maka nilai gizi makanan
tersebut dipandang semakin buruk. Tanpa adanya serat, mengakibatkan
terjadinya konstipasi (susah buang air besar), haemorrhoid (ambeyen),
divertikulosis, kanker pada usus besar, appendicitis, diabetes penyakit
jantung koroner dan obesitas.

BAB II

BIOKIMIA SELULOSA

2.1 Sifat dan Fungsi Enzim Selulosa

Selulosa tidak memiliki rasa, tidak berbau, hidrofilik dengan


sudut kontak dari 20-30, tidak larut dalam air dan sebagian besar
pelarut organik, kiral dan biodegradable, dapat dipecah menjadi unit-
unit glukosa kimia dengan dengan asam terkonsentrasi pada suhu
tinggi. Dengan asam encer tidak dapat terhidrolisis, tetapi oleh asam
dengan konsentrasi tinggi dapat terhidrolisis menjadi selobiosa dan
D-glukosa. Selobiosa adalah suatu disakarida yang terdiri atas dua
molekul glukosa yang berikatan glikosidik antara atom karbon 1
dengan atom karbon 4. Dibandingkan dengan pati, selulosa juga jauh
lebih kristal, selulosa memerlukan suhu 320 0C dan tekanan 24 MPa
untuk menjadi amorf dalam air.

Fungsi dasar selulosa adalah untuk menjaga struktur dan


kekakuan bagi tanaman. Selulosa bertindak sebagai kerangka untuk
memungkinkan tanaman untuk menahan kekuatan mereka dalam
berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda. Itulah sebabnya dinding
sel tanaman kaku dan tidak dapat berubah-berubah bentuk. Selulosa
adalah unsur struktural dan komponen utama dinding sel dari pohon
dan tanaman tinggi lainnya. Senyawa ini juga dijumpai dalam
tumbuhan rendah seperti paku, lumut, ganggang, dan jamur.
Selulosa ditemukan di diinding sel, karena merupakan komponen
utama dinding sel tanaman.

Penggunaan terbesar selulosa di dalam industri adalah


berupa serat kayu dalam industri kertas dan produk kertas dan
karton. Pengunaan lainnya adalah sebagai serat tekstil yang bersaing
dengan serat sintetis. Untuk aplikasi lebih luas, selulosa dapat
diturunkan menjadi beberapa produk, antara lain Microcrystalline
Cellulose, Carboxymethyl cellulose, Methyl cellulose dan
hydroxypropyl methyl cellulose. Produk-produk tersebut
dimanfaatkan antara lain sebagai bahan antigumpal, emulsifier,
stabilizer, dispersing agent, pengental, dan sebagai gelling agent.

Disamping itu, dalam bidang ilmu gizi, serat memiliki


beberapa fungsi, antara lain, mencegah penyakit jantung koroner,
mencegah kegemukan, mencegah kanker usus pada usus besar,
mencegah penyakit diabetes, dan mencegah penyakit divertikular.

2.2 Struktur Kimia Selulosa

Secara kimia, selulosa adalah glukan, karena tersusun atas


satuan b-D-glukosa yang terikat dengan ikatan glikosida (1à4)
membentuk molekul mirip rantai lurus. Panjang rantai ini, yaitu
jumlah satuan komponen D-glukosa yang sering dinyatakan sebagai
derajat polimerasi (DP), dapat ditentukan melalui metode fisik dan
kimia.

Selulosa dapat dibedakan berdasarkan derajat polimerisasi


(DP) dan kelarutan dalam senyawa natrium hidroksida (NaOH) 17,5%
yaitu: Selulosa a (Alpha Cellulose) adalah selulosa berantai panjang,
tidak larut dalam larutan NaOH 17,5% atau larutan basa kuat dengan
DP (derajat polimerisasi) 600-1500. Selulosa a dipakai sebagai
penduga dan atau penentu tingkat kemurnian selulosa. Selulosa β
(Betha Cellulose) adalah selulosa berantai pendek, larut dalam
larutan NaOH 17,5% atau basa kuat dengan DP 15-90, dapat
mengendap bila dinetralkan. Selulosa µ (Gamma cellulose) adalah
selulosa berantai pendek, larut dalam larutan NaOH, tetapi DP-nya
kurang dari 15. Selain itu, ada yang disebut hemiselulosa dan
holoselulosa.Hemiselulosa adalah polisakarida yang bukan
selulosa, jika dihidrolisis akan menghasilkan D-manova, D-
galaktosa, D-xylosa, L-arabinosa, dan asam urat. Sedangkan,
Holoselulosa adalah bagian dari serat yang bebas dan sari
lignin, terdiri dari campuran semua selulosa dan hemiselulosa

Untuk struktur kimia selulosa terdiri dari unsur C, O, H yang


membentuk rumus molekul (C6H10O5)n ,dengan ikatan molekulnya
ikatan hidrogen yang sangat erat. Struktur rantai selulosa distabilkan
oleh ikatan hidrogen yang kuat disepanjang rantai. Di dalam selulosa
alami dari tanaman, rantai selulosa diikat bersama-sama membentuk
mikrofibril yang sangat terkristal (highly crystalline) dimana setiap
rantai selulosa diikat bersama-sama dengan ikatan hydrogen.

2.3 Reaksi Kimia Selulosa

Reaksi yang dikatalisis oleh enzim selulase: 1. Kerusakan


dari interaksi non-kovalen hadir dalam struktur kristal selulosa (endo-
selulase) 2. Hidrolisis serat selulosa individu untuk memecah menjadi
gula yang lebih kecil (ekso-selulase). 3. Hidrolisis disakarida dan
tetrasakarida menjadi glukosa (beta-glukosidase).

BAB III

Kesimpulan

Selulosa merupakan senyawa yang berada dalam karbohidrat yang


jumlahnya hampir 50% dalam karbohidrat yang berasal dari tumbuhan,
tidak memiliki rasa, tidak berbau, hidrofilik dengan sudut kontak dari 20-
30, tidak larut dalam air dan sebagian besar pelarut organic dan juga
memiliki fungsi yang penting baik bagi tumbuhan itu sendiri maupun bagi
manusia. Struktur kimia selulosa terdiri dari unsur C, O, H yang
membentuk rumus molekul (C6H10O5)n ,dengan ikatan molekulnya ikatan
hidrogen yang sangat erat.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous a. 2012. Karbohidrat.

http://www.gudangmateri.com/2010/02/biokimia-karbohidrat.html Di
akses 17 Maret 2012

Anonymous b.2012. Selulosa. http://id.wikipedia.org/wiki/Selulase Di


akses 17 Maret 2012

Gunawan, Claudya S. 2011. Biokimia Selulosa. www.google.com Di akses


23 Febuari 2012

Hutagalung, Halomoan. Karbohidrat. www.google.com Di akses 17 Maret


2012

Pikukuh, Patria. 2011. Selulosa, Komponen yang Paling Banyak


Ditemukan Di Alam. www.google.com Di akses 23 Febuari 2012

Poedjiadi, Anna dan F.M Titin Supriyanti. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. UI


Press : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai