Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fahrunnisa Ayu K.A.

NIM : 121160035

Kelas : Kimia Organik D

Review Produk Turunan Minyak atau Lemak

1. Metil Ester Sulfonat (MES)


MES merupakan salah satu kelompok surfaktan aionik yaitu surfaktan yang
bermuatan negative pada gugus hidrofiliknya atau bagian aktif permukaan yang paling
banyak digunakan. Jenis minyak yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan
MES adalah kelompok minyak nabati seperti minyak kelapa, sawit, inti sawit, stearin
sawit, kedelai, atau tallow. MES memiliki karakteristik disperse yang baik, sifat
penyabuanan yang baik terutama pada air dengan tingkat kesadahan yang tinggi, bersifat
mudah terdegradasi. Kelebihan dari MES yaitu pada konsentrasi MES yang kebih rendah
daya penyabunannya sama dengan petroleum sulfonat, dapat mempertahankan aktivitas
enzim. MES dari minyak nabati dengan ikatan atom karbon C10, C12, C14 biasa digunakan
untuk light duty washing detergent. Sedangkan MES yang mempunyai ikatan atom
karbon C16-C18 biasa digunakan untuk detergen bubuk dan cair.
Proses produksi surfaktan MES dilakukan dengan mereaksikan metil ester dengan
pereaksi sulfonasi. Pereaksi tersebut antara lain oleum (larutan SO3 di dalam H2SO4) dan
sulfur trioksida (SO3).
Hasil turunan dari surfaktan MES ini salah satunya adalah sebagai Oil Well
Stimulation Agent. Komposisi Oil Well Stimulation Agent ini terdiri daru bahan aktif
surfaktan MES, pelarut, surfaktan nonionic (DEA) dan Buthyl Cellosolve.
O

R1 C OCH2 HOCH2
O O

R2 C OCH + 3 CH3OH HOCH + 3R C OCH3


O

R3 C OCH2 HOCH2
Trigliserida methanol Gliserol Metil ester

2. Biodiesel
Salah satu upaya untuk mengurangi kebutuhan bahan bakar untuk transportasi
adalah menciptakan bahan bakar alternative, seperti biodisesel dan bioethanol. Biodiesel
yang terdiri dari campuran mono-alkil ester dari rantai panjang asam lemak, adalah bahan
bakar alternatif untuk mesin diesel yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewan.
Penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar memiliki banyak keuntungan diantaranya
berasal dari sumber yang dapat diperbaharui dan mudah ditemukan, mudah terurai secara
biologis, dan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, kecuali NO x. Biodiesel memiliki
bilangan setana dan titik nyala (flash point) lebih tinggi sehingga kebih mudah disimpan.
Selain itu biodiesel tersedia dalam bentuk cairan sehingga memudahkan transportasinya.
Salah satu bahan baku pembuatan biodiesel yaitu minyak jelantah. Melalui
transesterifikasi, trigliserida di dalam minyak jelantah bereaksi dengan alkohol
(dipercepat oleh katalis) dan menghasilkan biodiesel atau FAME (fatty acid methyl ester)
yang dapat digunakan sebagai energi alternatif pengganti solar. Selain biodiesel, reaksi
tersebut juga akan menghasilkan produk samping berupa gliserin.
Reaksi transesterifikasi lebih disukai daripada esterifikasi karena lebih cepat dan
memerlukan alcohol lebih sedikit. Transesterifikasi biodiesel dipengaruhi oleh waktu
reaksi, suhu, jenis katalis, dan perbandingan rasio molar trigliserida dengan alkohol.
O

C O C OR HOCH2
O

C O C OR + 3 CH3OH HOCH + 3 R C OCH3


O

C O C OR HOCH2
Trigliserida Metanol Gliserol FAME (biodiesel)

3. Sabun
Sabun adalah senyawa kimia yang dihasilkan dari reaksi lemak atau minyak
dengan alkali. Sabun merupakan campuran dari senyawa natrium dengan asam lemak
yang digunakan sebagai bahan pembersih tubuh, berbentuk padat, busa, dengan atau
tanpa zat tambahan lain serta tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Sabun dibuat dengan
dua cara, yaitu proses saponifikasi dan proses netralisasi minyak. Proses saponifikasi
minyak akan diperoleh produk sampingan yaitu gliserol, sedangakn proses netralisasi
tidak akan memperoleh gliserol. Proses saponifikasi terjadi karena reaksi antara
trigliserida dengan alkali, sedangkan proses netralisasi terjadi karena reaksi asam lemak
bebas dengan alkali,
Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah
trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengan
gliserol. Masing-masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai
karbon panjang anatara C12 (asam laurik) hngga C18 (asam sterarat) pada lemak jenuh dan
begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran trigliserida diolah menjadi sabun
memlalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida membebaskan gliserol.
O
CH2 O C (CH2)16 CH3 HOCH2
O O

CH O C (CH2)16 CH3 + 3NaOH HOCH + 3 CH3(CH2)16C ONa


O
CH2 O C (CH2)16 CH3 HOCH2
Gliseril tristearat Basa Gliserol Sabun

4. Lemak Alkohol
Lemak alkohol adalah alkohol alifatis yang merupakan turunan dari lemak alam
ataupun minyak alam. Lemak alkohol merupakan bagian dari asam lemak dan lemak
aldehida. Lemak alkohol biasanya mempunyai atom karbon dalam jumlah genap.
Molekul yang kecil digunakan dalam dunia kosmetik, makanan dan pelarut dalam
industri. Molekul yang lebih besar penting sebagai bahan bakar. Karena sifat amphiphatic
mereka, lemak alkohol berkelakuan seperti nonionik surfaktan. Lemak alkohol dapat
digunakan emulsifier, emollients, dan thickeners dalam industri kosmetik dan makanan.
Lemak alkohol diperoleh dengan cara hidrogenasi metil ester atau asam lemak.
R-COOCH3 + 2 H2 R-CH2OH + CH3OH
RCOOH + 2 H2 RCH2OH + H2O
Dalam proses pembuatan lemak alkohol banyak dilakukan dengan bahan dasar
metil ester, karena dengan proses ini diperoleh persentase lemak alkohol yang tinggi.
Dalam reaksi hidrogenasi dapat terbentuk.
RCH2COCOH + 2H2 RCH2CH2OH + CH3OH
RCH2COOH + RCH2CH2OH RCH2COOCH2CH2R + CH3OH
RCH2COOCH2CH2R + H2 2 RCH2OH
Suhu tinggi menyebabkan reaksi sekunder yaitu dehidratasi
RCH2CH2OH RHC=CH2
RCH=CH2 + H2 RCH2CH3
parafin

Lemak alkohol dengan bahan baku metil ester atau asam lemak karena proses ini
menghendaki kelebihan H2 400 kali dari teoritis kelebihan hidrogen untuk
mempertahankan lapisan tipis katalis sebagai jaminan. Sementara itu reaksi esterifikasi
dengan asam lemak, yaitu suhu reaksi 230 – 280oC, tekanan reaktor 200 – 300 bar, katalis
copper-cromite dengan sirkulasi gas hidrogen panas, konversi dapat mencapai 91 %.
Terdapat 3 jenis proses yang telah dikenal dalam pembuatan lemak alcohol, yaitu
hidrogenasi metil ester pada suhu dan tekanan tinggi, sintesis Ziegler, dan sintesis OXO.
Proses Ziegler dan OXO menghasilkan alkohol sintetik dari petrokimia sedangkan
hidrogenasi asam lemak dan metil ester dari minyak dan lemak menghasilkan lemak
alami.

KESIMPULAN

Oleokimia merupakan bahan kimia yang berasal dari minyak/lemak alami, baik
tumbuhan maupun hewani. Oleokimia terdiri atas asam lemak, metilester lemak, alkohol lemak,
amina lemak, dan gliserol. Produk-produk turunannya berupa sabun batangan, detergen, sampo,
pelembut, kosmetik, bahan tambahan untuk industri plastik, karet, dan pelumas. Dalam
perdagangan dikenal dua jenis oleokimia, yaitu oleokimia alami dan oleokimia buatan.
Oleokimia alami diperoleh dari minyak nabati atau minyak hewani sedangkan oleokimia buatan
dapat diperoleh dari minyak bumi (petrokimia), seperti propilena.

Anda mungkin juga menyukai