Pemain :
Skenario :
Di suatu masa, saat Indonesia berada dalam masa kelam penjajahan Belanda, ada seorang anak
laki-laki pemberani bernama Henri yang tinggal bersama kakeknya. Kakek Henri merupakan
veteran/pejuang yang sangat gigih dalam melawan penjajah. Namun, karena kondisinya sekarang, ia
tidak bisa lagi mengemban tugas tersebut.
Kemudian, pada suatu hari, terlihat beberapa penduduk sedang berkumpul dan berbincang-
bincang. Tiba-tiba, datanglah orang-orang yang terlihat asing dengan berseragam tentara dan
membawa senjata. Henri yang sedang berada di sekitar, melihat tentara tersebut sedang mengambil
paksa hasil tani di desanya.
Penjajah 2 : "Benar! Serahkan semua hasil tani itu kepada kami ! Kalau tidak, kalian akan kami
hukum !"
Warga 1 : "Tidak ! Negara ini adalah negara kita, kekayaan pribumi ini adalah milik kami !
Tidak ada yang boleh mengambilnya, kami akan melindunginya!"
Penjajah 1 : "Kalau begitu coba lindungi negara kalian ini. Sebentar lagi kalian warga
Indonesia, akan menjadi budak kami !"
Beberapa penduduk berusaha melawan penjajah dan mempertahankan hasil pribumi mereka
hingga terjadi pertumpahan darah. Henri yang masih kecil itu segera berlari ke rumahnya.
Henri : “Kakeekk! Lihatlah apa yang sudah kulihat ! Ada orang – orang asing yang
memukuli warga Keekk !” *sambil berlari*
Kakek : “Henri, dengarkan Kakekmu ini. Mereka adalah orang jahat yang ingin menguasai
bangsa kita. Kamu harus berhati-hati pada mereka. Jangan sampai kamu kalah dari
mereka. Kamu harus membela bangsa ini !”
Kakek : “Tolong lanjutkan perjuangan Kakek yang pernah gagal ini. Kakek berharap besar
padamu, Henri. ”
Henri pun akhirnya berlatih beladiri dengan giat setiap harinya, tanpa kenal waktu dan tanpa
kenal lelah *scene belajar beladiri*
Setelah 5 tahun, akhirnya Henri memiliki bekal ilmu beladiri yang sangat mahir. Ia pun semakin
bersemangat dan berani dalam melawan penjajah. Namun, tiba-tiba.....
Sang kakek pun akhirnya menutup mata dan Henri membisu dalam dukanya. Henri berjanji
dalam hati akan mewujudkan keinginan terakhir Kakeknya. Henri pun mulai mengumpulkan para
pemuda untuk bersatu mewujudkan Indonesia yang merdeka.
Henri : “Hei, ayo kita gabungkan kekuatan kita untuk melawan para penjajah Jahannam
itu ! Kita tidak bisa membiarkan penjajah itu semakin mengambil alih negara kita !”
Henri : “Jangan takut! Kita akan berlatih bersama dan menyusun strategi bersama. Apa
kalian tidak lelah melihat bangsa kita dipermainkan dan dimanfaatkan seperti ini?
Apa kalian tidak muak melihat kekejian mereka terhadap para warga? Bayangkan
berapa banyak warga yang sudah mereka bunuh hanya karena tidak menuruti
perintah mereka! ”
B, C : “Sudah pasti kami muak ! Kami pun ingin bangkit membalas mereka! “
Henri : “Kalau begitu, ayo kita kumpulkan semua pemuda dan kita bergegas menyusun
strategi untuk melawan penjajah itu pada waktunya nanti.”
Setelah beberapa lama, para penjajah kembali dan para pemuda dengan semangat apinya
sudah berkumpul untuk melawan mereka.
Penjajah 3 : "Apa yang kalian lakukan? Mau melawan kami? Kalian akan menyusul teman-
teman kalian di neraka jika mau melawan, jadi lebih baik kalian menyerah saja. "
Penjajah 4 : "Sungguh semangat api yang sangat membara, tapi kalian pasti tahu siapa yang
akan menang bukan?"
Penjajah 5 : "Tentu saja kami. Lihatlah senjata kalian! Hanya bambu runcing seperti itu?
HAHAHAHHAA... Lebih baik kalian menyerah dan serahkan negara ini !"
Peperangan terjadi antara para pemuda dengan semangat apinya yang membara dan para
penjajah dengan sifat angkuhnya. Namun, karena masih kurangnya strategi dan rasa persatuan yang
kuat dari para pemuda, akhirnya pemuda Indonesia pun kalah.
Penjajah 3 : "Bagaimana? Masih mau dilanjutkan? Sudah kami peringatkan kalau kalian pasti
kalah, jadi lebih baik kalian menyerah saja. Lihatlah sekeliling kalian, mereka semua
sudah K.O. "
Henri : “Jangan menyerah, kawan! Kita belum bisa menang karena kita belum memiliki
rasa persatuan yang kuat satu sama lain. Kita harus bisa lebih bersatu lagi ke
depannya!”
Selepas dari peperangan itu, Henri masih terus mengumpulkan para pemuda dan membahas
strategi untuk melawan penjajah secara diam-diam. Ia mengubah strateginya menjadi lebih matang
dan lebih siap lagi. Sampai pada waktunya tiba, terjadi lagi peperangan besar antara para pemuda
Indonesia dengan jiwa semangat membara dan persatuan yang tinggi, dengan para penjajah
Belanda. Beberapa pemuda telah gugur dalam perang tersebut, tapi tidak menyurutkan semangat
untuk melindungi negara ini. Sampai kemenangan akhirnya berada di tangan Indonesia.
EPILOG :
Para pahlawan telah melindungi negara ini dari penjajahan, bagaimana dengan kita sebagai
penerus bangsa? Kita tidak akan berperang seperti yang dilakukan para pahlawan lagi, tidak akan
ada peperangan. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk negara Indonesia ini? Jawabanya ada di
dalam diri kita sendiri. Apakah kita akan membangun, atau justru menghacurkan? Apa kita akan
membentuk atau justru merusak? Yang bisa menentukan hanya diri kita sendiri, maka apa yang
kalian pilih sebagai pemuda indonesia?
Henri : “Kakekk.. Aku telah berhasil mewujudkan impianmu yang belum terlaksana.
Terima kasih atas segala bimbingan yang telah engkau berikan Kek. Kami generasi
muda akan terus mewujudkan Indonesia yang merdeka dan berdaulat.”