Anda di halaman 1dari 2

Narasi 1 : INDONESIA adalah saraswati...

Pada zaman itu sudah menjadi rahasia umum bahwa Mana


ada negeri yang sesubur negeri ku,tanah nya tak hanya menumbuhkan padi namun juga
kebanggaan,

lautnya tak hanya menghasilkan ikan namun juga kedamaian, langitnya tak hanya menjadi tempat
bermain burung-burung indah namun juga kesejahteraan. iya, Indonesia yang

penuh senyum, damai, sejahtera dan saling mengasihi.

Narasi 2 : Kekayaan alam nan ramah nya kepribadian pribumi menjadi incaran negeri lain, tak lain
dan bukan adalah negeri Belanda. Mereka tiba di tanah Indonesia dengan

tujuan untuk memperkaya negeri mereka. bukan hanya berniat merampas dan mencuri, tentara
belanda dan pasukannya pun tak segan untuk memeras pribumi.

perabot-perabot mewah mereka berasal dari hutanku, ikan-ikan pilihan yang mereka santap
bermuara dilautku, emas & perak perhiasan mereka digali dari tambangku,

dan air bersih yang mereka minum bersumber dari tanah dan rakyatku, Indonesia.

Narasi 3 : Tanpa ampun, tanpa rasa kemanusiaan, tanpa melihat bagaimana menderitanya rakyat
Indonesia, Belanda dan pasukannya berbuat semena-mena dan dengan keji

terus menyiksa rakyat Indonesia demi keuntungan bangsa mereka. terlihat darah-darah bertumpah
ruah, manusia yang ditindas tanpa mengenal belas.

Narasi 4 : Melihat hal-hal menyeramkan dan keji selama ratusan tahun membuat pemuda-pemudi
Indonesia tersayat dan memutuskan membulatkan tekad bersama-sama

untuk menyatukan semangat dan melawan kekejian ini, melawan pasukan belanda yang telah lama
menjajahi tanah indonesia dan mengekploitasi rakyat Indonesia yang

tak bersalah. meski hanya sebatang bambu runcing, semangat mereka untuk merah putih terus
berkibar. Mereka berjuang Tanpa lelah, untuk indonesia merdeka.

Narasi 5 : Terjadi pertumbahan darah yang tiada habisnya, mereka telah berjuang untuk Indonesia
meski nyawa mereka melayang, mereka bertekad akan

meneruskan perjuangan. Karena tekad dan semangat itulah, mereka berhasil meraih kemenangan
yang bahkan terlihat tidak mungkin. mereka berhasil mengusir Belanda

dan pasukannya.

Narasi 6 : Setelah rakyat berhasil mengalahkan dan mengusir belanda dari tanah air, rakyat
indonesia mencoba untuk memulai bangkit kembali. bangkit menjadi negeri
lebih kuat, negeri yang tetap damai, negeri yang sejahtera dan negeri yang saling mengasihi
meskipun dengan masih menggenggam luka di benak. perlahan tapi pasti,

rakyat Indonesia mencoba bangkit.

Narasi 7 : Rakyat indonesia mulai menjalin relasi dengan pemerintahan jepang yang menawarkan
bantuan, untuk sesaat rakyat Indonesia percaya akan kebaikan Jepang,

percaya bahwa jepang berusaha menolong saudara satu Ras.

Narasi 7.2 : namun, kebaikan itu hanya sekejap mata. tak lama setelah membodohi pemerintah
Indonesia, jepang membabi buta merampas kemerdaan yang sempat dirasakan rakyat Indonesia.

Narasi 8 : tak ingin mengalami hal yang sama untuk kedua kali nya seperti pada saat penjajahan
belanda, Bung Karno yang ditemani oleh Bung Hatta pun mengumpulkan tokoh-

tokoh nasional untuk mendiskusikan hal ini. Di meja itu, mereka sepakat bahwa mereka tidak boleh
berdiam diri lebih lama, mereka sepakat bahwa mereka harus melakukan

perlawanan, mereka sepakat bahwa mereka harus menghentikan penindasan yang tidak masuk akal
ini.

Narasi 9 : Setelah itu, Bung Karno dan Bung Hatta yang ditemani oleh tokoh-tokoh nasional pergi ke
kediaman Kyai Hasyim Asy'Ari untuk meminta do'a restu. Kyai Hasyim

Asy'ari yang melihat semangat juang yang membara itupun memberikan do'a semoga Allah selalu
melindungi setiap pergerakan yang akan dilakukan Rakyat Indonesia dibawah

komando Bung Karno.

Narasi 10 : Terjadi pertemupuran panjang yang melelahkan antara rakyat Indonesia dengan tentara
jepang.

Narasi 11 : dan Indonesia berhasil memenangkan kembali tanah Indonesia. dengan itu diambil lah
kesempatan oleh pemuda - pemuda yang mendesak bung karno untuk segera mengumandangkan
proklamasi kemerdekaan ke seluruh penjuru dunia agar seluruh dunia tahu bahwa indonesia saat ini
sudah memegang kemerdekaan dan kebebasan yang sejati.

--PUISI--

Anda mungkin juga menyukai