Anda di halaman 1dari 19

PETA KONSEP

Memperkuat
Komitmen Kebangsaan
A. SEMANGAT DAN KOMITMEN PENDIRI NEGARA

 Menurut KBBI, semangat berarti ‘kekuatan kemauan, gairah untuk berkerja


dan berjuang’. Sedangkan komitmen berarti ‘perjanjian’ (keterikatan) untuk
melakukan sesuatu serta tanggung jawab’. Kata kebangsaan berarti ‘ciri-ciri
yang menandai golongan; perihal bangsa; kesadaran diri sebagai warga dari
suatu negara’. Dengan demikian semangat dan komitmen kebangsaan berarti
semangat berjuang untuk melakukan sesuatu yang bertalian dengan bangsa.

 Semangat kebangsaan dapat diartikan sebagai suatu dorongan untuk


mempertahankan suatu bangsa dan memberikan dampak positif dalam
perkembangan berbangsa dan bernegara. Semangat dan komitmen
kebangsaan dapat ditumbuhkan dengan memupuk nasionalisme dan
patriotisme. Sikap patriotisme bersumber dari perasaan cinta tanah air
sehingga menimbulkan kerelaan berkorban demi bangsa dan negaranya.
 Adapun komitmen kebangsaan dapat ditunjukkan
dengan sikap antara lain sebagai berikut.

a. Memiliki semangat persatuan dan kesatuan.


b. Memiliki semangat berjuang mempertahankan
kemerdekaan.
c. Mendukung dan aktif agar tercapai cita-cita bangsa
yaitu adil dan makmur.
d. Memiliki semangat berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara.
a. Ir. Soekarno
Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di
Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah
Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam.
Kemudian, beliau melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat
belajar di HBS, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas
lulus HBS tahun 1920, Soekarno pindah ke Bandung dan melanjut ke THS
(Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi
ITB). Ia berhasil meraih gelar ”Ir” pada 25 Mei 1926.
Perjuangan Ir. Soekarno didasarkan semangat dan komitmen akan
kemerdekaan Indonesia. Untuk meraih kemerdekaan, pergerakan
perjuangan harus ter organisasi. Maka, bersama teman-temannya,
Ir. Soekarno pada tanggal 4 Juli 1927 mendirikan mendirikan PNI
(Partai Nasional lndonesia) pada tanggal 4 Juli 1927. Komitmen dan
perjuangan Soekarno untuk
kemerdekaan menyebabkan Soekarno ditangkap dan pada tanggal 30
Desember 1929 Soekarno dijebloskan ke penjara Banceuy, Bandung.
b. Mohammad Hatta

Dr. H. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Moh. Hatta


merupakan organisatoris, aktivis partai politik, negarawan, proklamator,
pelopor koperasi, dan wakil presiden pertama di Indonesia.
Kiprahnya di bidang politik dimulai saat ia terpilih menjadi bendahara Jong
Sumatranen Bond wilayah Padang pada tahun 1916. Pengetahuan politiknya
berkembang dengan cepat saat Hatta sering menghadiri berbagai ceramah dan
pertemuan-pertemuan politik. Secara berkelanjutan, Hatta melanjutkan
kiprahnya terjun di dunia politik.
Sampai pada tahun 1921, Hatta menetap di Rotterdam, Belanda dan bergabung
dengan sebuah perkumpulan pelajar tanah air yang ada di Belanda, Indische
Vereeniging. Mulanya, organisasi tersebut hanyalah merupakan organisasi per-
kumpulan bagi pelajar, tetapi segera berubah menjadi organisasi pergerakan
kemerdekaan saat tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes
Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo) bergabung dengan Indische Vereeniging
yang kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
B. Bentuk-Bentuk Semangat dan Komitmen Kebangsaan yang
Ditunjukkan Pendiri Negara
a) Periode Sebelum Pergerakan Nasional
Semangat dan komitmen kebangsaan Indonesia dalam melawan bangsa asing yang
menjajah telah muncul sejak zaman kerajaan. Beberapa pahlawan yang berjuang
dengan gigih melawan penjajah adalah Sultan Agung Mataram (1645), Sultan Ageng
Tirtayasa dan Ki Tapa di Banten (1650), dan Sultan Hasanuddin di Makasar (1660).
Perjuangan bangsa Indonesia waktu itu masih bersifat lokal dan tidak membawa hasil
yang besar karena belum ada persatuan dan kesatuan dari berbagai kerajaan.
Sementara itu, kaum penjajah terus menggunakan politik devide et impera kepada para
pejuang.

b) Periode Pergerakan Nasional


Periode pergerakan nasional dimulai sekitar awal abad ke-20 ditandai dengan munculnya
kesadaran bangsa Indonesia atas pentingnya persatuan dan kesatuan dan pergerakan
rakyat yang terorganisir. Berbagai organisasi telah terbentuk, seperti Sarekat Dagang
Islam (1911) dan Indische Partij (1913). Namun, awal kebangkitan pergerakan nasional
secara nyata terjadi ketika Boedi Oetomo terbentuk pada tahun 1908. Tahun 1928
terselenggara Kongres Pemuda ll. Pada kongres tersebut para pemuda mengucapkan
tekad bersama mengenai hasil keputusan kongres, yaitu Sumpah Pemuda dengan
pernyataan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, yaitu Indonesia.
c) Periode Masa Pendudukan Jepang
Pendudukan Jepang di Indonesia memberikan penderitaan bagi rakyat
Indonesia yang dapat dilihat dari jumlah korban romusha, yaitu kurang lebih
400.000 jiwa. Namun, perasaan senasib sebagai bangsa terjajah telah
memperkuat keinginan bersama untuk mencapai kemerdekaan, rasa kesatuan
sebagai bangsa yang tinggal dalam wilayah nusantara, dan keinginan untuk
menikmati kemakmuran dan keadilan sebagai sebuah negara. Golongan muda,
seperti Wikana dan Jusuf Kunto berperan dalam peristiwa Rengasdengklok
yang membuat Soekarno dan Moh. Hatta segera mempersiapkan dan
melakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

d) Periode Proklamasi dan Perang Kemerdekaan


Puncak perjuangan rakyat Indonesia adalah Proklamasi Kemerdekaan yang
berlangsung tanggal 17 Agustus 1945. Awalnya, Belanda tidak menerima
begitu saja atas kemerdekaan Indonesia sehingga terjadi perang kemerdekaan
yang bertujuan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Tahun 1949,
Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Indonesia.
e) Periode Mengisi Kemerdekaan
Setelah meraih kemerdekaan, semangat dan komitmen kebangsaan rakyat Indonesia
semakin diuji. Bangsa Indonesia wajib menjaga kemerdekaan yang telah direbut dengan
susah payah dan penuh perjuangan. Rakyat Indonesia, secara bersama-sama dengan
semangat dan komitmen kebangsaan, hendaknya bertekad menjadikan Indonesia
sebagai sebuah negara maju, negara yang besar dan juga mempunyai peran penting
bagi dunia internasional. Dalam mewujudkan sebuah negara yang maju, bangsa
Indonesia memiliki sejumlah nilai penting yang berkaitan dengan semangat dan
komitmen kebangsaan, antara lain: 1) takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa; 2) jiwa
semangat yang merdeka; 3) jiwa nasionalisme; 4) jiwa patriotisme; 5) memiliki harga
diri sebagai bangsa yang merdeka; 6) tidak kenal menyerah; 7) jiwa persatuan dan
kesatuan; 8) sikap antipenjajah dan antipenjajahan; 9) sikap percaya kepada diri sendiri
serta percaya pada kekuatan dan kemampuan diri; 10) sikap percaya kepada hari depan
yang gemilang dari bangsa Indonesia; 11) memiliki idealisme kejuangan yang tinggi; 12)
sikap berani, rela, dan ikhlas untuk berkorban bagi tanah air, bangsa dan negara; 13)
sikap kepahlawanan; 14) sikap setia kawan; 15) mendukung kebersamaan; 16) memiliki
disiplin yang tinggi; 17) sikap ulet dan tabah menghadapi segala macam ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan.
C. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Satu Kesatuan

1. Indonesia sebagai Satu Kesatuan Politik


Sebagai satu kesatuan politik, Negara Kesatuan Republik Indonesia
meletakkan Pancasila sebagai dasar dan falsafah serta ideologi bangsa
dan negara, melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju
tujuan nasional negara. Pancasila adalah dasar Indonesia yang tidak
boleh di ganggu gugat oleh siapa pun, baik itu dari luar Indonesia
maupun dari dalam, yaitu rakyat Indonesia itu sendiri. Secara psi
kologis, bangsa Indonesia harus merasa bahwa mereka adalah senasib,
sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta satu dalam tekad
untuk mencapai cita-cita bangsa.
Seluruh kepulauan Nusantara ini merupakan satu kesatuan hukum.
2. Indonesia sebagai Satu Kesatuan Wilayah
Seluruh wilayah Indonesia dengan segala isi dan kekayaan yang
terkandung di dalam nya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah,
ruang hidup dan kesatuan yang mutlak bagi seluruh bangsa Indonesia.
Ini menjadi modal dan milik bersama bangsa.
Indonesia yang juga terdiri atas berbagai macam suku dan berbicara
dalam berbagai bahasa daerah, memeluk dan meyakini berbagai agama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa haruslah merupakan
satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya. Meski
pun berbeda, Indonesia tetaplah satu.
3. Indonesia sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan Keamanan
Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam
rangka bela negara dan bangsa. Setiap ancaman terhadap suatu pulau
atau suatu daerah pada hakikatnya merupakan ancaman terhadap
seluruh bangsa Indonesia.

4. Indonesia sebagai Satu Kesatuan Ekonomi


Kekayaan wilayah Nusantara baik itu yang berupa potensial maupun
efektif adalah modal dan milik bersama bangsa. Keperluan hidup
sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air. Tak ada
alasan untuk lebih mementingkan daerah A dan menelantarkan daerah
yang lain. Atau, bahkan menguras atau mengeruk kekayaan daerah B
untuk kepentingan daerah yang lain. Tingkat perkembangan ekonomi
harus merata dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri-
ciri khas yang dimiliki oleh daerah-daerah dalam pengembangan
kehidupan ekonominya.
5. Indonesia sebagai Satu Kesatuan Sosial dan budaya

Masyarakat Indonesia seluruhnya adalah satu. Perkehidupan bangsa


harus merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat
kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang serta adanya
keselarasan kehidupan yang sesuai dengan kemajuan bangsa. Budaya
Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan keragaman yang
ada di alamnya menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang
menjadi modal dan landasan pengembangan budaya nasional.
D. Mewujudkan Perilaku Semangat dan Komitmen
Kebangsaan dalam Kehidupan
Hal yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan
keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ancaman. Ancaman adalah
setiap upaya dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri
yang dinilai mengancam atau membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Bagaimana agar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap
terjaga?
Salah satu caranya adalah kita sebagai warga negara berpartisipasi
dalam upaya
menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Berpartisipasi
artinya turut
serta atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat menjaga
keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Untuk turut menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, diperlukan sikap-sikap
berikut.
Sekian coy

Anda mungkin juga menyukai