Anda di halaman 1dari 4

A.

Semangat dan Komitmen Kebangsaan Pendiri Bangsa


Perjuangan pendiri bangsa dijelaskan sebagai berikut:
a. Ir. Soekarno
Presiden pertama Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir
di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970.
Perjuangan Ir. Soekarno dalam memperjuangkan komitmen kemerdekaan:
1. 4 Juli 1927 mendirikan mendirikan PNI
2. 30 Desember 1929 dijebloskan ke penjara Banceuy, Bandung.
3. Pada tahun 1930, Ir. Soekarno di - pindahkan ke Penjara Sukamiskin,
Bandung.
4. diasingkan ke Flores dan empat tahun kemudian ia dibuang ke Bengkulu
dan dibebaskan tahun 1942
5. tahun 1948, Soekarno setelah Agresi Militer Belanda II, Soekarno kembali
diasingkan ke Parapat, Sumatera Utara
Dienjara, dibuang, dan hidup dalam penderitaan tidak membuat semangat dan
tekad Soekarno untuk kemerdekaan dan kejayaan bangsa Indonesia surut.
b. Mohammad Hatta
Dr. H. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Moh. Hatta
merupakan organisatoris, aktivis partai politik, negarawan, proklamator,
pelopor koperasi, dan wakil presiden pertama di Indonesia.
Perjuangan Mohammad Hatta dalam memperjuangkan komitmen
kemerdekaan:
1. Pada tahun 1916 menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond wilayah
Padang.
2. Hingga tahun 1921 bergabung dengan Indische Vereeniging di Belanda.
3. Pada tahun 1925 menjadi ketua Perhimpunan Indonesia.
4. Pada tahun 1927 bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan
Kolonialisme di Belanda.
5. 1932 kembali ke indonesia, pada 1933 berjuang bersama Ir. Soekarno.
6. Pada tahun 1933, Soekarno diasingkan ke Ende, Flores.
7. diasingkan ke Digul, Papua
8. tahun 1935 diasingkan ke Bandaneira.
9. Setelah Agresi Militer II tanggal 19 Desember 1948, Soekarno dan Hatta
ditangkap dan diasingkan ke Giri Sasana Menumbing, di Muntok,
Kabupaten Bangka Barat.
10.Pada tanggal 14 Maret 1980, Hatta wafat di RSUD dr. Cipto
Mangunkusumo.
Semangat dan komitmen kebangsaan bukan hanya ditunjukkan oleh Soekarno dan
Moh. Hatta. Banyak tokoh pendiri negara lainnya yang memiliki semangat dan
komitmen kebangsaan yang kuat.
B. Bentuk – Bentuk Semangat dan Komitmen Kebangsaan yang Ditunjukkan
Pendiri Negara
Untuk memperoleh gambaran tentang nilai-nilai 45 yang berkembang pada
zamannya, diadakan periodisasi sebagai berikut:
1. Periode I : Masa sebelum Pergerakan Nasional
Sejak dahulu, Nusantara dimiliki oleh kerajaan yang merdeka dan berdaulat.
Kehidupan dalam kerajaan juga diisi oleh kerukunan dan kedamaian antara
pemeluk agama, baik Hindu, Buddha, Islam, Katolik, Kristen, Konghucu dan
juga Penganut Kepercayaan lainnya.
2. Periode II : Masa Pergerakan Nasional
Tahap awal perjuangan nasional ditandai dengan lahirnya Boedi Oetomo
(1908), Serikat Islam (1912). Pada tahun 1928, terjadilah Sumpah Pemuda
yang merupakan manifestasi tekad dan keinginan bangsa Indonesia dalam
menemukan dan menentukan identitas, rasa harga diri sebagai bangsa, rasa
solidaritas menuju persatuan dan kesatuan bangsa lalu menjurus kepada
kemerdekaan dan kedaulatan bangsa.
3. Periode III : Masa Proklamasi dan Perang Kemerdekaan
Pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya. NKRI tidak diterima oleh Belanda dan ingin menjajah
kembali, namun bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan. Perjuangan
mempertahankan kemerdekaan melahirkan nilai-nilai operasional yang
memperkuat jiwa, semangat, dan nilai-nilai kejuangan, terutama rasa harga diri
sebagai bangsa yang merdeka, semangat untuk berkorban demi tanah air,
bangsa dan Negara.
4. Periode IV : Masa Perjuangan Mengisi Kemerdekaan
Masa ini adalah masa yang kita jalani sekarang. Dalam periode ini, jiwa,
semangat, dan nilai-nilai kejuangan yang berkembang sebelumnya tetap lestari,
yaitu nilai-nilai dasar yang terdapat pada Pancasila, Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945. Nilai yang mengalami perubahan adalah nilai operasional.
Pada masa ini, tantangan yang dihadapi tidaklah mudah. Jiwa dan semangat 45
tertuang dalam Tujuan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu:
1. Ketakwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Jiwa dan semangat merdeka
3. Nasionalisme
4. Pratiotisme
5. Rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka
6. Pantang mundur dan tidak kenal menyerah
7. Persatuan dan kesatuan
8. Anti penjajah dan penjajahan
9. Percaya kepada diri sendiri
10.Percaya kepada hari depan yang gemilang dari bangsanya
11.Idealisme kejuangan yang tinggi
12.Berani, rela, dan ikhlas berkorban untuk tanah air
13.Kepahlawanan
14.Sepi ing pamrih rame ing gawe
15.Kesetiakawanan
16.Disiplin yang tinggi
17.Ulet dan tabah menghadapi segala macam ancaman, tantangan, hambatan,
dan gangguan
C. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Satu Kesatuan
Pasal 1 ayat 1 UUD 1945 menyatakan “Negara Indonesia ialah Negara
Kesatuan, yang berbentuk Republik” dan pasal 37 ayat 5 menegaskan “Khusus
mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan” Kesatuan ini dapat dipandang dari 4 (empat) segi, yaitu politik,
pertahanan keamanan, ekonomi, dan sosial budaya.

D. Mewujudkan Perilaku Semangat dan Komitmen Kebangsaan dalam


Kehidupan
Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, diperlukan
sikap-sikap berikut:
1. Cinta Tanah Air
Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:
 Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar
maupun dalam negeri
 Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan
 Rajin belajar
2. Membina Persatuan dan Kesatuan
Tindakan yang menunjukan usaha membina persatuan dan kesatuan antara lain:
 Menghormati sesama manusia
 Tidak membeda-bedakan
 Menjalin persahabatan antarsuku bangsa
3. Rela Berkorban
Rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan
keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain. Sikap rela
berkorban dapat ditunjukkan dengan cara:
 Berkorban dengan tenaga
 Berkorban dengan menyumbangkan pikiran
 Berkorban dengan harta
4. Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI
Era globalisasi ditandai dengan perkembangan IPTEK. Untuk menghadapi era
globalisasi ini kita perlu perencanaan yang matang, antara lain:
 Kesiapan SDM
 Kesiapan Sosial Budaya
 Kesiapan Perekonomian Rakyat
5. Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan NKRI
Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :
 Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia
 Menciptakan ketahanan nasional
 Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit

Anda mungkin juga menyukai