Anda di halaman 1dari 31

A.

Rumusan Dasar Negara


BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia/ Dokuritsu
Zyunbi Tyoosakai)
o Menjelang tahun 1945, Jepang mengalami kekalahan di Asia Timur Raya. Jepang
banyak menggunakan cara untuk menarik simpati khususnya kepada bangsa
Indonesia dengan membuat suatu janji bahwa Jepang akan memberikan
kemerdekaan bagi bangsa Indonesia yang diucapkan oleh Perdana Menteri Kuniaki
Koiso pada tanggal 7 September 1944.
o Direalisasikan oleh Kaiso pada 29 April 1945 dengan jumlah anggota 62 orang.
o Anggota BPUPKI terdiri dari Radjiman Wedyodiningrat (ketua), dua wakil ketua
(Ichibangase Yosio (Jepang) dan R.P Soeroso), tokoh-tokoh bangsa Indonesia, dan
tujuh orang anggota perwakilan dari Jepang.
o Tugas BPUPKI = menyelidiki dan menyusun rencana mengenai persiapan
kemerdekaan Indonesia.

Sidang BPUPKI I (29 Mei-1 Juni 1945)

- Membahas tentang dasar negara


3 tokoh perumus dasar negara :
a. Moh. Yamin (29 Mei 1945) :
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
b. Soepomo (31 Mei 1945) :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
c. Soekarno (1 Juni 1945) :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme/peri kemanusiaan
3. Mufakat/demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
o Pada saat pidatonya muncul istilah PANCASILA (untuk menyebut 5 asas bagi
dasar negara) untuk pertama kalinya dan kelak pada akhir siding disepakati
sebagai nama resmi dari dasar negara Indonesia.
Sidang BPUPKI II (10-16 Juni 1945)
o Setelah sidang pertama selesai, Indonesia belum mencapai kesepakatan akhir karena
adanya perdebatan antargolongan (baru nama Pancasila yang disepakati) sehingga
BPUPKI membentuk Panitia Sembilan.
o Tujuan panitia sembilan = merumuskan rumusan-rumusan yang telah dibicarakan
agar menjadi kesepakatan yang lebih jelas
o Anggota = Soekarno (ketua), Ki Bagoes Hadikoesoemo, Wachid Hasjim, Muhammad
Yamin, Abdulkahar Muzakir, Sutardjo Kartohadikoesoemo, A.A Maramis, Otto
Iskandardinata dan Mohammad Hatta.
o Setelah melewati pelbagai pertimbangan dan diskusi, pada 22 Juni 1945 malam hari
ada rapat di rumah Ir Soekarno di jalan Pegangsaan Timur no56 dan berhasil
merumuskan dasar negara untuk Indonesia merdeka yang diberi nama Piagam
Jakarta oleh M. Yamin yang di dalamnya berbunyi:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-


pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

o Namun, pada tanggal 18 Agustus 1945, sila pertama diubah menjadi Ketuhanan Yang
Maha Esa oleh prakrsa Moh. Hatta setelah mendengar pesan keberatan dari agama
selain Islam.

B. Sikap-sikap dan komitmen para pemimpin pendiri bangsa dalam perumusan


Pancasila :
a. Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme.
 Pendiri negara memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme yang
tinggi. Hal ini diwujudkan dalam bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
b. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia.
 Para pendiri negara dalam merumuskan dasar negara dilandasi oleh rasa memiliki
terhadap bangsa Indonesia. Oleh karena itu, nilai-nilai yang lahir dalam Pancasila
berasal dari bangsa Indonesia sendiri. Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
musyawarah, dan keadilan sosial adalah nilai-nilai yang berasal dan digali dari bangsa
Indonesia.
c. Selalu bersemangat dalam berjuang.
 Para pendiri negara selalu bersemangat dalam memperjuangkan dan
mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia seperti Ir. Soekarno, Mohammad
Hatta, dan para pendiri negara lainnya yang mengalami cobaan dan tantangan
perjuangan yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta berkali-kali dipenjara
oleh Belanda. Namun, dengan semangat perjuangannya para pendiri negara tetap
bersemangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
d. Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai cita-cita bangsa
 yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
e. Melakukan pengorbanan pribadi,
 dengan cara menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi,
serta mendukung keputusan yang menguntungkan bangsa dan negara.

C. Pengamalan sila pancasila (baca butir-butir pancasila) dan sikap-sikap dalam


pengamalan pancasila (sila 1-5)
45 Butir Pancasila

 Sila ke-1

1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan


Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.

 Sila ke-2

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai 2x kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
 Sila ke-3

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

 Sila ke-4

1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai 2x
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.

 Sila ke-5

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

Pengamalan sila-sila pancasila:


Sila ke-1 :

 Mengajak keluarga yang memiliki kepercayaan yang sama untuk beribadah bersama
 Menghormati umat agama lain dan tidak memaksakan ajaran agama kepada umat
lain
 Menjaga ketertiban di rumah ibadah

Sila ke-2 :

 Saling menghormati dengan orang lain tanpa memandang derajat dan kesukuan
 Tolong menolong dengan tetangga

Sila ke-3 :

 Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar ketika bertemu dengan
orang yang berbeda daerah
 Mendukung usaha anak bangsa dengan membeli produk dalam negeri

Sila ke-4 :

 Terlibat dan aktif dalam gerakan sosial, seperti donor darah, donasi, dan bersedekah
 Mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dengan tidak
korupsi, tepat waktu, dan disiplin

Sila ke-5 :

 Menggunakan dan menjaga kebersihan fasilitas umum


 Membayar iuran BPJS
 Membayar pajak

- Semangat para pendiri negara dalam perumusan dan penetapan Pancasila sebagai
dasar negara : mengutamakan musyawarah, menghargai pendapat, tanpa pamrih,
kerja keras, rela berkorban, memiliki keberanian, mengutamakan persatuan dan
kesatuan, mencari kesepakatan/mufakat, dan menghindari kekerasan
D. Fungsi pancasila bagi bangsa Indonesia
1. Sebagai dasar negara
o Dasar : pedoman dalam pengaturan kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan
yang mencakup berbagai bidang kehidupan
o Sebagai dasar negara, Pancasila menjadi norma dasar/kaidah negara yg
fundamental, ini dpt dilihat dalam pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea
keempat
o Penempatan Pancasila dalam pembukaan UUD NRI thn 1945 dikukuhkan pada
tanggal 18 Agustus 1945
o Kedudukan Pancasila sbg dasar negara ditegaskan dalam Instruksi Presiden No.12
thn 1968 dan tersusun secara hierarkis piramidal
o Hierarkis piramidal : tiap sila dari Pancasila memiliki hubungan yg saling mengikat
dan menjiwai satu sama lain sehingga tak dapat terpisahkan

2. Sebagai Pandangan Hidup Bangsa


o Pandangan hidup : Cara pandang,pedoman,dan arahan bagi seseorang untuk
memandang diri sendiri dan menentukan hidupnya
o Pandangan hidup digunakan untuk memecahkan berbagai persoalan yg dihadapi
ketika mengatur kehidupan masyarakat dan ketatanegaraannya, baik urusan dalam
negeri/luar negeri
o Dalam pandangan hidup suatu bangsa,terkandung konsep dasar dari kehidupan
yg dicita-citakan dan dipandang sbg sari dari nilai 2x yg dimiliki bangsa
tsb. Cth : suatu bangsa yang dijajah memiliki paradigma bahwa penjajahan hrs
dihapuskan karena membawa penderitaan dan kesengsaraan, selanjutnya dalam diri
bangsa tsb, lahirlah tekad, persatuan, dan kesatuan untuk melepaskan diri dari
penjajahan
o Bangsa Indonesia lahir dari perjuangan Panjang, mulai dari zaman
kerajaan, penjajahan kolonial, hingga perjuangan kemerdekaan. Dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia, Pancasila lahir dan mengakar dalam kepribadian
bangsa.
o Pancasila sbg pandangan hidup bangsa mengandung makna bahwa segala
aktivitas sehari-hari Bangsa Indonesia hrs sesuai dgn nilai 2x yg terkandung dalam
Pancasila, mempersatukan bangsa, dan memberi arahan untuk mencapai
kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin bagi masyarakat Indonesia
o Fungsi Pancasila yg lain:
a. Alat dalam upaya mengatasi konflik/ketegangan sosial
b. Sumber motivasi untuk mewujudkan cita-citanya, gagasan, dan ide-ide dalam
kehidupan nyata
c. Sumber semangat untuk mewujudkan nilai 2x yg termuat dalam Pancasila itu
sendiri
d. Jawaban untuk menghadapi perkembangan global
e. Sumber inspirasi bagi perjuangan bangsa Indonesia
3. Sebagai ideologi nasional
o Ideologi : cara berpikir seseorang/suatu golongan
o Dipandang sbg suatu hasil perenungan/pemikiran bangsa indonesia yg diambil
dari nilai 2x adat istiadat yg terdapat dalam pandangan hidup masyarakat indonesia
o Merupakan sistem nilai yg ideal, dicita-citakan, dan diyakini kebenarannya untuk
diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di indonesia

E. Makna Pembukaan UUD 1945


a. Alinea pertama
o Isi alinea ini menunjukkan keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia
menghadapi masalah kemerdekaan melawan penjajahan
o Dengan pernyataan itu, bangsa Indonesia bukan saja bertekad untuk merdeka,
melainkan juga akan bersama-sama bangsa lain menentang dan menghapuskan
penjajahan di atas dunia. Contohnya adalah membantu Palestina untuk meraih
kemerdekaannnya dan juga mengirim pasukan Garuda untuk menjaga
perbatasan Israel dan Mesir pd thn 1957
o Alasan bangsa Indonesia menentang penjajahan ialah karena penjajahan itu
sangat bertentangan dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
o Ini berarti bahwa setiap hal atau sifat yang bertentangan atau tidak sesuai
dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan juga harus secara sadar ditentang
oleh bangsa Indonesia.

b. Alinea ke-2

o Isi Alinea ke-2 pembukaan UUD 1945 ini menunjukkan kebanggaan dan
penghargaan kita terhadap perjuangan bangsa Indonesia selama itu, termasuk
jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan bangsa
Indonesia, misalnya Ir. Soekarno, Drs Moh Hatta, Sutan Syahrir,dll
o Kita bisa menunjukkan penghargaan kita kepada mereka dengan cara
memperingati hari pahlawan (tanggal 10 November) dan juga mengamalkan nilai
2x yang telah mereka contohkan untuk kita, misalnya sikap patriotisme,
nasionalisme, pantang menyerah, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan
negara, dll.
o Alinea ini juga menunjukkan ketepatan dan ketajaman penilaian dari para
pejuang dan pendiri bangsa dan negara Indonesia bahwa:

-Perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampai pada tingkat yang


menentukan
-Momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk menyatakan
kemerdekaan

-Kemerdekaan tersebut bukan tujuan akhir, melainkan masih harus diisi dengan
mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, adil, dan makmur

c. Alinea ke-3

o Isi Alinea ini menegaskan kembali pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia


seperti telah dinyatakan dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945.
o Penegasan kembali pernyataan kemerdekaan pada alinea ke-3 pembukaan UUD
1945 ini menunjukkan bahwa antara proklamasi 17 Agustus 1945 dengan
pembukaan UUD 1945 merupakan satu kesatuan.
o Pembukaan UUD 1945 seperti naskah proklamasi kemerdekaan yang lebih
terperinci.
o Pernyataan kembali proklamasi yang tercantum dalam alinea ke-3 ini tidak dapat
dilepaskan dengan pernyataan pada alinea pertama dan kedua pembukaan UUD
1945 sehingga alinea ke-3 merupakan suatu titik kulminasi, yang pada akhirnya
dilanjutkan pada alinea ke-4 yaitu tentang pendirian negara Indonesia.
o Pernyataan “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa..” pada alinea ke-3 ini,
mengandung makna bahwa negara Indonesia mengakui nilai 2x religius
(termasuk mengakui keberadaan Tuhan), sesuai sila pertama dari Pancasila yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa sehingga kemerdekaan didapatkannya, di samping
merupakan hasil jerih payah perjuangan bangsa Indonesia, juga terutama adalah
merupakan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa.

d. Alinea ke-4

o Isi alinea ke-4 pembukaan UUD 1945 merupakan rincian lebih lanjut tentang
prinsip-prinsip serta pokok-pokok kaidah pembentukan pemerintahan negara
Indonesia setelah menyatakan kemerdekaannya.
o Hal ini tersimpul dari bunyi kalimat awal pada alinea ke-4 yang berbunyi:
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara
Indonesia…”.
o Isi pokok yang terkandung dalam alinea ke-4 pembukaan UUD 1945 ini meliputi
empat hal yang merupakan prinsip-prinsip pokok kenegaraan, yang meliputi:

1) Tujuan Negara

Tujuan negara = tujuan yang hendak dicapai oleh negara tersebut melalui
berbagai upaya, khususnya jika di negara Indonesia, maka tujuan tersebut
dicapai dengan cara mewujudkan sila-sila Pancasila di dalam kehidupan nyata.
Terdapat dua jenis tujuan negara, yaitu:
• Tujuan Khusus: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa
• Tujuan Umum : ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
2) Ketentuan diadakannya UUD Negara (“…maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang Undang Dasar Negara
Indonesia…”)
3) Bentuk Negara (“…yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat…”).

Indonesia memiliki Bentuk pemerintahan republik =  bentuk pemerintahan yang


berasal dari (dipilih) rakyat dan dipimpin atau dikepalai oleh seorang presiden
untuk masa jabatan tertentu. Hal ini berarti bentuk negara republik menganut
asas demokrasi, yakni bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara
langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum.

4) Dasar filsafat Negara (Pancasila)

(“…dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”)

Hal ini berarti Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang harus kita
ikuti/implementasikan dalam kehidupan sehari-hari agar kita bisa mewujudkan
tujuan negara kita dan juga agar penyelenggaraan negara Indonesia dapat
berjalan dengan baik karena jika semua orang mengikuti

- Sila 1 = tidak akan ada pembunuhan


- Sila 2 = tidak akan ada korupsi
- Sila 3 = tidak akan ada tawuran, pemberontakan
- Sila 4 = demokrasi akan berjalan dengan lancar
- Sila 5 = akan terwujud keadilan sosial di seluruh rakyat Indonesia

F. Pasal-pasal UUD 1945 (Pasal 27-33)


o Pasal 27
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan danpenghidupan yang layak bagi
kemanusiaan
(3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara
o Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
- Pasal 28 A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
- Pasal 28 B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
- Pasal 28 C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya
dan demi kesejahteraan umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.
- Pasal 28 D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja.
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.9
- Pasal 28 E
(1) Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran
dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan
pendapat.
- Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.** )
- Pasal 28 G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari
negara lain.
- Pasal 28 H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan.
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
- Pasal 28 I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun.
(2) Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun
dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
- Pasal 28 J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
o Pasal 29

(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa


(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu
o Pasal 30

(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung
(3) TNI terdiri atas AD, AL, dan AU sebagai alat negara bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara
(4) Kepolisian NRI sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum
(5) Susunan dan kedudukan TNI, Kepolisian NRI, hubungan dan kewenangan TNI dan
Kepolisian NRI di dalam menjalankan tugasnya, syarat 2x keikutsertaan warga negara
dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan UU
o Pasal 31

(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan


(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya
(3) Pemerintah mengusahakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang diatur dengan undang-undang
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
APBN serta dari APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang
tinggi nilai 2x agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia
o Pasal 32
(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangakan
nilai 2x budayanya
(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional
o Pasal 33

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur di UU

G. Ancaman terhadap NKRI


- Ancaman dari dalam negeri :
a. Separatisme = upaya memisahkan diri dari NKRI. Contoh : munculnya gerakan
Papua merdeka yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka, gerakan
Republik Maluku Selatan
b. Pemberontakan = gerakan untuk merebut kekuasaan pemerintahan yang sah.
Contoh : pemberontakan PKI Madiun, G30S-PKI, DI/TII
c. Adanya wilayah yang ingin membebaskan diri dari NKRI
d. Korupsi yang menimbulkan kerugian keuangan negara
e. Pertikaian antarsuku/kelompok adat dalam masyarakat
f. Memudarnya sikap nasionalisme dan patriotisme pada generasi muda
g. Peredaran obat-obat terlarang yang merusak masa depan generasi muda
- Ancaman dari luar negeri :
a. Agresi = penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa
b. Pelanggaran batas wilayah oleh negara lain
c. Sabotase = upaya dari pihak tertentu untuk merusak instalasi penting dan
objek vital nasional
d. Spionase = upaya yang dilakukan oleh negara untuk mencari dan
mendapatkan rahasia militer
e. Aksi teroris bersenjata yang dilakukan/bekerja sama oleh teroris dalam
negeri/luar negeri
f. Ancaman keamanan di laut dan udara yurisdiksi nasional Indonesia
g. Penyelundupan = memasukkan barang 2x ilegal ke wilayah NKRI, seperti
penyelundupan senjata, amunisi, dan bahan peledak/bahan lain yang dapat
membahayakan keselamatan bangsa
h. Penangkapan ikan secara ilegal/pencurian kekayaan di laut
i. Derasnya arus budaya asing yang masuk ke Indonesia yang tidak sesuai
dengan nilai 2x luhur kepribadian bangsa Indonesia

H. Gambar-gambar tokoh
- Teori kedaulatan
1. Teori kedaulatan Tuhan
a. Augustinus

b. Thomas Aquinas

c. Marsilius

2. Teori kedaulatan Negara


a. Jean Bodin
b. Paul Laband

c. George Jellinek

3. Teori kedaulatan hukum


a. Krabbe

b. Leon Duguit
c. Kranenburg

d. Immanuel Kant

e. Hugo de Groot

4. Teori kedaulatan rakyat


a. Jean Jacques Rousseau
b. Thomas Hobbes

c. John Locke

d. Montesquieu

- Presiden
- Pahlawan
Raja Aswawarman – Raja Kerajaan Kutai

Raja Mulawarman – anaknya Aswawarman

Raja Balaputradewa – raja pada masa keemasan Kerajaan Sriwijaya

Raja Hayam Wuruk – raja pada masa keemasan Kerajaan Majapahit

Mahapatih Gajah Mada – patih Kerajaan Majapahit


Laksamana Nala – membantu Mahapatih Gajah Mada

Dr. Soetomo – ketua Budi Utomo

H.O.S Tjokoraminoto – pendiri Sarikat Islam

Dr. E.F.E Douwes Dekker (Setya Budi Danudirdjo) – pendiri Indische Partij

Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) – pendiri Indische Partij


Dr.Tjipto Mangunkusumo – pendiri Indische Partij

Moh.Hatta – pemimpin Perhimpunan Indonesia

Abd.Madjid Djojodiningrat – pemimpin Perhimpunan Indonesia

Ali Sastroamidjojo – pemimpin Perhimpunan Indonesia

Natzir St. Pamuntjak – pemimpin Perhimpunan Indonesia

Mohammad Tabrani – pemimpin Kongres Pemuda I


Sugondo Djojopuspito – ketua Kongres Pemuda Indonesia II

R.M. Djoko Marsaid – wakil ketua Kongres Pemuda II (Jong Java)

Moh. Yamin – sekretaris Kongres Pemuda II (Jong Sumatranen Bond)

Amir Syarifuddin – bendahara Kongres Pemuda II (Jong Batak Bond)

Djohan Moh.Tjai – pembantu I Kongres Pemuda II (Jong Islamieten Bond)


R. Katja Soengkana - pembantu II Kongres Pemuda II (Pemuda Indonesia)

Senduk – pembantu III Kongres Pemuda II (Jong Celebes)

Johanes Leimena – pembantu IV Kongres Pemuda II (Jong Ambon)

Rochjani Suud – pembantu V Kongres Pemuda II (Pemuda Kaum Betawi)

Ki Mangoensarkoro – membahas tentang pendidikan di Kongres Pemuda II


Mr. Sunario – membahas tentang Kepanduan di Kongres Pemuda II

Letnan kolonel M. Sarbini - pemimpin Resimen Kedu Tengah dalam pertempuran


Ambarawa

Letkol Isdiman – komandan resimen Banyumas yang gugur di pertempuran Ambarawa

Kolonel Sudirman – pengganti Kolonel Isdiman dalam pertempuran Ambarawa


Residen Teuku Nyak Arief – pemimpin pihak rakyat dan Angkatan Pemuda Indonesia di
peristiwa Krueng Panjo

Kolonel Abdul Haris Nasution – Komandan Divisi III TRI dalam pertempuran Bandung Lautan
Api

Letkol I Gusti Ngurah Rai – Kepala Divisi Sunda Kecil dalam Puputan Margarana di Bali

Letkol Soeharto – pemimpin serangan umum 1 Maret 1949


Mayor Sardjono – pemimpin sektor selatan dan timur serangan umum 1 Maret 1949

Mayor Ventje Sumual – pemimpin sektor barat dalam serangan umum 1 Maret 1949

Letnan Amir Murtono - pemimpin sektor kota dalam serangan umum 1 Maret 1949

Prof. Dr. Soepomo – ketua panitia perancang UUDS (wakil RIS)

Mr. Abdul Hakim - ketua panitia perancang UUDS (wakil RI)

Bung Tomo
I. Tata urutan perundang-undangan di Indonesia

Pancasila

UUD NRI Tahun 1945

Tap MPR

Peraturan
pemerintah

Peraturan presiden

Perda tingkat I

Perda tingkat II

J. Tugas-tugas lembaga negara


- Presiden :
 Tugas Presiden Sebagai Kepala Negara :

a. Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan
Angkatan Udara
b. Presiden mengangkat duta dan konsul
c. Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memerhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat

 Tugas Presiden Sebagai Kepala Pemerintahan

a. Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut


Undang-Undang Dasar
b. Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan Undang-Undang
sebagaimana mestinya
c. Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
d. Presiden mengesahkan rancangan UU yang telah disetujui bersama untuk
menjadi Undang-Undang
e. Rancangan UU anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden
untuk dibahas bersama DPR dengan memerhatikan perimbangan DPD
f. Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memerhatikan pertimbangan DPD dan
diresmikan oleh Presiden
g. Calon Hakim Agung diusulkan Komisi Yudisial pada DPR untuk mendapatkan
persetujuan dan ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden
h. Anggota Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan
DPR
i. MK punya sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh
Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh MA, 3 orang oleh DPR,
dan 3 orang oleh Presiden

 KPU (Komisi Pemilihan Umum) :


a. Merencanakan program dan anggaran serta menetapkan jadwal
b. Menyusun tata kerja KPU, KPU provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS,
PPLN, dan KPPSLN
c. Menyusun peraturan KPU untuk setiap tahanan pemilu
d. Mengoordinasikan, menyelenggarakan, mengendalikan, dan memantau semua
tahapan pemilu
e. Menerima daftar pemilih dari KPU provinsi
f. Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data pemilu terakhir dengan
memerhatikan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh
pemerintah dan menetapkannya sebagai daftar pemilih
g. Membuat berita acara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara serta
wajib menyerahkannya kepada saksi peserta pemilu dan bawaslu
h. Mengumumkan calon anggota DPR, calon anggota DPD, dan pasangan calon
terpilih serta membuat berita acaranya
i. Menindaklanjuti dengan segera putusan Bawaslu atas temuan dan laporan
adanya dugaan pelanggaran/sengketa pemilu
j. Menyosialisasikan penyelenggaraan pemilu dan/atau yang berkaitan dengan
tugas dan wewenang KPU kepada masyarakat
k. Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan
pemilu
l. Melaksanakan tugas lain dalam penyelenggaraan pemilu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

 KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) :

a. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak


pidana korupsi.
b. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi.
c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi.
d. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan
e. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

 MPR :

a. Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar;


b. Melantik presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil pemilihan umum dalam
sidang paripurna MPR;
c. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk
memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya
setelah presiden dan atau wakil presiden diberi kesempatan untuk
menyampaikan penjelasan di dalam sidang paripuma MPR;
d. Melantik wakil presiden menjadi presiden apabila presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa
jabatannya;
e. Memilih wakil presiden dari dua calon yang diajukan presiden apabila terjadi
kekosongan jabatan wakil presiden dalam masa jabatannya selambat-lambatnya
dalam waktu enam puluh hari;
f. Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya berhenti secara
bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua paket calon presiden dan wakil
presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang
paket calon presiden dan wakil presidennya meraih suara terbanyak pertama
dan kedua dalam pemilihan sebelumnya, sampai habis masa jabatannya
selambat-lambatnya dalam waktu tiga puluh hari;
g. Menetapkan peraturan tata tertib dan kode etik MPR.

K. Isi pokok perundingan

 Perundingan Linggarjati
1. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatra
dan Madura
2. Belanda harus meninggalkan wilayah Republik Indonesia selambat-lambatnya
tanggal 1 Januari 1949
3. Belanda dan Indonesia sepakat membentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS).
4. RIS harus bergabung dengan negara-negara persemakmuran di bawah Kerajaan
Belanda

 Perundingan Renville

1. Belanda akan tetap berdaulat hingga terbentuknya RIS atau Republik Indonesia
Serikat.
2. RIS atau Republik Indonesia Serikat memiliki kedudukan sejajar dengan Uni
Indonesia Belanda.
3. Belanda dapat menyerahkan kekuasaanya ke pemerintah federal sementara,
sebelum RIS terbentuk.
4. Negara Republik Indonesia akan menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat.
5. Enam bulan sampai satu tahun, akan diadakan pemilihan umum (pemilu) dalam
pembentukan Konstituante RIS.
6. Setiap tentara Indonesia yang berada di daerah pendudukan Belanda harus
berpindah ke daerah Republik Indonesia.

 Perundingan KMB (Konferensi Meja Bundar)

1. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.


2. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
3. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah
pengakuan kedaulatan RIS.
4. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda
yang dikepalai Raja Belanda.
5. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa
korvet (kapal perang kecil) akan diserahkan kepada RIS.
6. Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang Tentara Kerajaan
Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa para anggotanya yang
diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.

L. Bentuk/istilah gotong royong/kerja bakti di berbagai daerah


1. Mapalus dari Minahasa
 bentuk kerja sama saling tolong menolong satu sama lain.
2. Belale/Pengerih dari Kalimantan Barat
 sebagai bentuk kerja sama tanpa mendapat upah. Anggota yang terlibat
dalam Pengerih akan mendapat bantuan secara bergantian. Belale adalah
bentuk gotong royong di kalangan penggarap ladang.
3. Marsiadapari atau Siadapari atau Marsirimpa atau Marsirumpa dari Batak (Sumatra
Utara)
 bentuk gotong royong yang dilakukan secara serentak di ladang masing-
masing secara bergantian. Tujuannya untuk meringankan beban pekerjaan.
4. Ngacau Gelamai dari Bengkulu
 bentuk gotong royong dalam membuat kudapan. Gelamai merupakan
kudapan mirip dodol.
5. Alak Tau dari Suku Dayak Rindang Benua
 ritual yang dilakukan sebelum menugal di ladang. Ritual ini dilakukan dengan
menancapkan kayu ke dalam tanah.
6. Nugal atau Najuk dari Kalimantan Barat
 tradisi menanam benih padi atau jagung di lahan kering.
7. Ngayah dari Bali
 bentuk kerja sama yang dilakukan secara sukarela untuk kebaikan bersama.
Ngayah bisa dilakukan saat akan beribadah ataupun saat persiapan sebuah
acara.  
8. Gemohing dari NTT
 aktivitas gotong royong yang bersifat sukarela dalam berbagai kegiatan.
Contohnya membangun rumah, membersihkan ladang, dan sebagainya.
9. Song-Osong Lombhung dari Madura
 aktivitas gotong royong yang dilakukan dengan mengangkat lumbung secara
bersama-sama. Walau begitu, semangat gotong royong ini juga diterapkan
dalam berbagai acara. Contohnya panen atau upacara tradisional.
10. Sambatan dari Gunung Kidul, Yogyakarta
 aktivitas gotong royong antar warga masyarakat untuk membantu sesama
yang sedang tertimpa musibah atau sedang menyelenggarakan acara.
11. Mappalette Bola dari Sulawesi Selatan
 tradisi memindahkan rumah dari satu tempat ke tempat lainnya. Tradisi
gotong royong ini melibatkan puluhan hingga ratusan orang untuk bekerja
secara sukarela memindahkan rumah.
12. Grebuhan dari Gunung Kidul, Yogyakarta
 tradisi gotong royong untuk kepentingan bersama. Contohnya gotong royong
membangun pos ronda, jembatan, dan lain sebagainya.
13. Liliuran dari Sukabumi, Jawa Barat
 bentuk gotong royong yang dilakukan dengan mengelola lahan secara
bersama-sama. Liliuran juga diterapkan dalam kehidupan sosial lainnya,
seperti membangun rumah, acara besar, dan lain sebagainya.
14. Nyambungan Nyambungan dari Suku Baduy
 aktivitas gotong royong yang dilakukan dengan memberi sesuatu kepada
seseorang yang sedang melakukan hajatan.
15. Alang Tulung dari Aceh
 aktivitas gotong royong yang dilakukan untuk melekatkan kesukuan. Aktivitas
ini bisa dilakukan dalam kegiatan ekonomi seperti berkebun, dan lain
sebagainya.
16. Sabilulungan dari Jawa Barat
 aktivitas gotong royong yang dilakukan dengan saling tolong menolong dalam
kegiatan sosial. Contohnya menjaga keamanan kampung.
17. Masohi dari Maluku
 gotong royong yang dilakukan untuk kepentingan atau tujuan tertentu dalam
masyarakat.
18. Batobo dari Riau
 bentuk gotong royong dalam mengerjakan ladang atau sawah.
19. Kuriak dari Subang, Jawa Barat
 aktivitas gotong royong untuk kegiatan sosial masyarakat. Contohnya
membersihkan lingkungan, membangun jembatan, dan lain sebagainya.
20. Ammosi dari Sulawesi Selatan
 Ammosi = bentuk kerja sama dalam pembuatan kapal, yang harus melalui
proses sakral dan penuh nilai kebudayaan.
21. Helem Foi Kenambai Umbai dari Papua
 tradisi yang dilakukan untuk menggerakkan perekonomian rakyat Papua.

1. Kasus-kasus sekarang (berkaitan dengan politik dan kesehatan)

2. Pembukaan UUD 1945

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dibentuk pada 29 April
1945 yang merupakan badan penyusun rancangan UUD 1945. Pada masa sidang pertama
berlangsung, mulai pada 28 Mei hingga 1 Juni 1945, Ir. Sukarno menyampaikan gagasan
tentang 'Dasar Negara' yang diberi nama Pancasila.

Pada 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk panitia sembilan untuk merancang
Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945. Setelah dihilangkannya
anak kalimat 'dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya' ,
maka naskah Piagam Jakarta menjadi naskah pembukaan UUD 1945. Disahkan pada 18
Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Pada 29 Agustus 1945, pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP). Naskah rancangan UUD 1945 disusun pada masa sidang ketua Badan
Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Masa sidang ke-2 pada 10-17 Juli
1945 dan Pada 18 Agustus 1945 PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-undang
Dasar Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai