4. Keberagaman suku, agama, ras, dan golongan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika
a. Arti penting dari keberagaman SARA
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara
kepulauan. Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan
Indonesia. Pengertian negara kepulauan adalah negara yang seluruhnya
terdiri dari satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau
lain. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki keberagaman. Baik itu
suku, budaya, adat istiadat, ras, agama atau kepercayaan, dan antar
golongan.
Adanya keberagaman tersebut menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia.
Pemerintah memiliki peran penting untuk menjaga perbedaan tersebut.
Tumbuhnya perasaan kedaerahan dan kesukuan yang berlebihan dapat
mengancam keuntuhan bangsa dan negara. Sehingga perlu adanya
kerukuan antar suku, pemeluk agama, dan kelompok-kelompok sosial. Itu
bukan hanya peran pemerintah tapi juga adanya keinginann bangsa
Indonesia untuk tetap bersatu mempertahankan kebhinekaan.
5. Bentuk-bentuk Kerjasama dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat.
a. Manfaat dari Kerjasama
Berlatih bekerja dengan kelompok
Bekerja sama dengan sebuah kelompok atau tim, membuat kita belajar
untuk saling memahami karakter semua orang yang ada dalam tim.
Keberhasilan suatu pekerjaan akan bergantung pada kekompakan
antarindividu dalam kelompok tersebut.
Melatih keterampilan berkomunikasi
Ketika bekerja dengan kelompok, semua anggota harus berkomunikasi
dengan cara yang positif, sehingga setiap orang akan belajar untuk
berbicara dengan baik dan mau mendengarkan orang lain.
Menumbuhkan rasa saling mengasihi
Gotong royong dapat membuat pekerjaan yang berat menjadi lebih ringan.
Oleh karena itu, setiap orang akan lebih mengenal dan mengasihi satu
sama lain.
Mengembangkan rasa sosial
Dengan mempunyai jiwa bekerja sama, setiap orang pasti akan tergerak
hatinya untuk selalu membantu orang lain ketika ada masalah atau
musibah.
Memupuk rasa persatuan di masyarakat
Semangat gotong royong membuat masyarakat memiliki persatuan yang
tinggi. Mereka akan bersatu saat ada pekerjaan berat.
Kerja sama juga menjadi pemersatu dari keberagaman yang ada di
Indonesia. Apabila kerja sama tidak ada lagi di Indonesia, perpecahan pasti
akan terjadi.
10. Semangat dan komitmen kebangsaan kolektif untuk memperkuat negara kesatuan
republik Indonesia dalam konteks kehidupan
a. Makna dari kerjasama bagi diri sendiri
Menambah pengetahuan, menumbuhkan tanggung jawab terhadap tugas yang di
berikan. Kerja sama atau gotong royong sangat penting dan bahkan mutlak harus
kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari mengingat manusia adalah makhluk
sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Tidak seorangpun
manusia di dunia ini yang dapat hidup sendiri dan terlepas dari masyarakatnya.
Sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan sampai manusia meninggal dunia pun,
manusia selalu membutuhkan orang lain dan masyarakat lingkungannya. ketika
kita masih dalam kandungan ibu , kita membutuhkan perlakuan yang baik dan
sehat terutama dari ibu dan ayah, agar dapat bertumbuh dengan baik dan sehat.
Mengingat pentingnya kerja sama dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat,
maka kita harus mau dan mampu melakukan kerja sama dengan baik di
masyarakat.
b. Perilaku bela negara dalam kehidupan sehari-hari
1) Mengikuti Sistem Keamanan Lingkungan (SISKAMLING).
2) Ikut serta menanggulangi akibat bencana alam.
3) Ikut serta mengatasi kerusakan massal dan komunal.
4) Selalu berlaku jujur dan amanah.
5) Aktif bersosialisasi di tengah masyarakat.
6) Melakukan musyawarah untuk mencapai mufakat terhadap suatu keputusan
yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat sosial.
7) Tidak melanggar norma sosial.
8) Berartisipasi langsung di bidang keamanan.
9) Partisipasi rakyat langsung dalam bidang pertahanan.
10) Monolong orang yang kesusahan
12. Peristiwa dan dinamika yang terjadi di masyarakat dengan praktik ideal Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
a. Pemberontakan yang terjadi pada masa orde lama
1) Pemberontakan PKI di Madiun pada 1948 dan dipimpin oleh Muso.
2) Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat pada 1949 dan dipimpin oleh
Kartosoewirjo.
3) Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin Daud Bereuh pada tahuan 1953.
4) Pemberontakan DI/TII pada Oktober 1950 dipimpin oleh Ibnu Hajar.
5) Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin oleh
Raymond Westerling pada 1950.
6) Pemberontakan Andi Aziz pada 1950 di Sulawesi Selatan.
7) Pemberontakan Republik Maluku Selatan, yang dipimpin oleh Soumokil
pada tahun 1950.
8) Pemberontakan PRRI dan Permesta, yang dipimpin oleh Ventje Sumual pada
tahun 1957.
9) Pemberontakan G30SPKI yang dipimpin oleh D.N Aidit pada tahun 1965.
10) Pemberontakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada tahun 1965.
13. Isi alenia dan pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945
a. Makna Alinea ke-4 pembukaan UUD 1945
1) Adanya fungsi sekaligus tujuan negara Indonesia setelah merdeka, yaitu:
melindungi segenap angsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia
memajukan kesejahteraan umum
mencerdaskan kehidupan bangsa
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial
2) Keberadaan UUD Negara Republik Indonesia juga untuk meneguhkan
kemerdekaan bangsa Indonesia dan tujuannya setelah merdeka sebagai negara.
3) Indonesia berkedaulatan rakyat dengan Pancasila sebagai dasar negara.
f. Sikap positif dari pokok pikiran kesatu pembukaan UUD 1945 di lingkungan
keluarga
1) Bersikap adil pada anggota keluarga, seperti ayah, ibu, kakak, adik, dan
saudara lainnya.
2) Menaati seluruh peraturan yang berlaku, baik di sekolah, rumah, atau
lingkungan lainnya.
3) Menjaga kerukunan di lingkungan keluarga.
4) Bermain dengan siapa saja dan tidak membeda-bedakan teman di sekolah.
5) Membantu dalam menyelesaikan masalah yang terjadi lingkungan.
6) Tidak mementingkan kepentingan sendiri dan memikirkan kepentingan
bersama.
14. Ketentuan tentang bentuk dan kedaulatan negara sesuai UUD 1945
a. Sifat-sifat pokok kedaulatan
1) Permanen
Permanen berarti kedaulatan tetap ada selama negara itu tetap berdiri.
2) Asli
Artinya, kedaulatan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.
3) Bulat
Maksud bulat dalam kedaulatan adalah kedaulatan tidak dapat dibagi-bagi
karena akan mengaburkan sifat kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi.
4) Tidak terbatas
Berarti kedaulatan tidak dapat dibatasi oleh apapun dan oleh siapapun.
b. Kedaulatan keluar
Kedaulatan keluar merupakan kekuasaan paling tinggi yang berada pada suatu
negara untuk mengadakan hubungan dengan negara lain serta mempertahankan
wilayahnya dari ancaman luar. Penguasa pada negara tersebut berperan
melindungi negaranya dari ancaman luar negeri.
1) Mengadakan kerjasama di berbagai bidang
2) Mendirikan duta besar
3) Melaksanakan politik luar negeri
4) Mengangkat duta
5) Mengadakan hubungan diplomatik
6) Membuat perjanjian dengan negara lain
7) Ikut dalam berbagai Organisasi Internasional
8) Melakukan perdagangan internasional
9) Presiden menyatakan perang dan perdamaian.
15. Prinsip persatuan dalam keberagaman SARA, sosial, budaya, ekonomi, dan gender
dalam bhineka tunggal Ika
a. Perilaku toleransi antara daerah
Toleransi Keberagaman Suku Indonesia tersebar dari Sabang sampai
Merauke. Ada beragam suku dan budaya yang tersebar di beberapa daerah.
Untuk menjaga perdamaian dan keharmonisan suku, sebagai warga negara
harus menghormati dan menghargai. Toleransi dalam Sosial Budaya
Indonesia mempunyai keragaman sosial budaya yang harus dijaga dan
dipertahankan. Keragaman sosial budaya ini dapat menciptakan toleransi.
Misalnya mempelajari keragaman budaya lain, mencintai produk buatan
Indonesia, dan menghargai perbedaan budaya.
Contoh Sikap Toleran Antar Suku
1) Tidak melakukan tindakan diskriminasi pada seseorang yang berbeda
suku.
2) Memperlakukan semua orang sama dan sejajar meski berbeda suku.
3) Menghormati dan menghargai suku lain.
4) Menghargai kebudayaan suku lain.
5) Tidak merusak dan menjarah barang seseorang yang berbeda suku.
6) Saling membantu dan menolong.
Contoh Toleransi Sosial Budaya
1) Mengenalkan kebudayaan Indonesia di dunia internasional.
2) Bangga memakai produk budaya buatan anak bangsa.
3) Mempelajari budaya di Indonesia dan mengambil sikap positif dari
budaya tersebut.
4) Tidak berbicara buruk terhadap kebudayaan orang lain.
16. Prinsip harmoni dalam keberagaman SARA, sosial, ekonomi, dan gender dalam
bingkai Bhineka Tunggal Ika
a. Sikap toleransi dalam harmoni keberagaman SARA
Tidak melakukan tindakan diskriminasi pada orang lain yang memiliki latar
belakang suku berbeda. Tidak melakukan penjarahan pada kebudayaan suku
lain. Tetap saling membantu kepada semua orang yang membutuhkan tanpa
melihat latar belakang suku. Menghargai kebudayaan suku lain.
Mengembangkan semangat persaudaraan sesama manusia dengan
menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Bersikap baik kepada semua orang
tanpa memandang perbedaan.
c. Pengertian Persatuan
Persatuan dan kesatuan berasal dari kata “satu” yang bermakna utuh dan tidak
terpisah-pisah. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
persatuan adalah gabungan beberapa bagian yang sudah bersatu. Bersatunya
keanekaragaman dalam masyarakat Indonesia, seperti suku, agama, ras, sosial
budaya, dan ekonomi menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.
17. Konsep cinta tanah air/ bela negara dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia
a. Pertempuran lima hari di Semarang
Pertempuran Lima Hari di Semarang terjadi pada tanggal 15-19 Oktober
1945. Tugu Muda pun menjadi salah satu ikon untuk memperingati
peristiwa pertempuran melawan tentara Jepang itu. Tugu Muda kini telah
ditetapkan sebagai cagar budaya. Bentuk tugu ini mirip lilin dengan kepala
menyerupai api menyala.
Sejarah Pertempuran Lima Hari di Semarang
Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya pada Agustus 1945, namun
ternyata penjajah masih ingin merenggutnya.
Pertempuran di Semarang dipicu oleh peristiwa pada tanggal 14 Oktober
1945. Pada waktu itu, ada 400 orang veteran Angkatan Laut Jepang yang
memberontak dan melarikan diri saat dipindahkan ke Semarang. Awalnya,
tentara-tentara Jepang akan dipekerjakan untuk mengubah pabrik gula
Cepiring menjadi pabrik senjata.
Namun, yang terjadi mereka menyerang polisi Indonesia yang sedang
mengawal, mereka akan bergabung dengan Kidobutai di Jatingaleh.
Kidobutai merupakan sebutan batalyon Jepang di bawah pimpinan Mayor
Kido. Alasan mereka melakukan perlawanan ialah untuk mencari dan
menyelamatkan orang-orang Jepang yang tertawan.
Situasi tak kunjung membaik karena desas-desus cadangan air minum di
daerah Candi, Desa Wungkal, telah diracuni. Para tentara Jepang
melakukan penyerangan kepada delapan polisi yang sedang melakukan
penjagaan cadangan air tersebut.
Pihak Jepang memperparah keadaan karena ingin menghindari peracunan
cadangan air minum tersebut. Sementara itu, Dr. Kariadi memeriksa
cadangan air di Candi. Nahas, Dr. Kariadi justru ditembak tentara Jepang
hingga wafat. Peristiwa ini menimbulkan amarah bagi rakyat Semarang
dan meletuskan pertempuran.
Pada tanggal 15 Oktober 1945, pemuda dan pejuang Indonesia melakukan
pertempuran melawan pasukan Kidobutai dan batalyon Jepang lainnya.
Pertempuran yang berlangsung ini pun berakhir ketika Gubernur
Wongsonegoro dan pemimpin TKR berunding dengan komandan tentara
Jepang.
Pada tanggal 20 Oktober 1945, proses gencatan senjata dipercepat setelah
Brigadir Jenderal Bethel dari pasukan Sekutu juga ikut serta dalam
perundingan. Setelah itu, pasukan Sekutu melucuti senjata Jepang dan
menawan para tentara Jepang.