AT NEGARA
DAN
PPKn
KOMITMEN
KESATUAN
BAB 6
KEBANGSAAN
REPUBLIK INDONESI
UNTUK
PPKn
PENDiDiKAN
PENDiDiKAN PANCASiLA
PANCASiLA DAN
DAN
1. Hakikat Semangat dan Komitmen Kebangsaan
Adapun komitmen kebangsaan dapat ditunjukkan dengan sikap antara lain
sebagai berikut.
a. Memiliki semangat persatuan dan kesatuan.
b. Memiliki semangat berjuang mempertahankan kemerdekaan.
c. Mendukung dan aktif agar tercapai cita-cita bangsa yaitu adil dan makmur.
d. Memiliki semangat berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.
1) Sejarah Singkat
Lagu “Indonesia Raya" diciptakan oleh W. R
Soepratman dan diperdengarkan pertama kali
pada saat Kongres Pemuda II tanggal 28
Oktober 1928 di Jakarta. Pada masa
pemerintahan Belanda, terdapat larangan
terhadap pemutaran lagu “Indonesia Raya" di
radio-radio. Beberapa waktu kemudian,
pemerintah mengizinkan lagu diputar, tetapi
kata “merdeka” dalam syair lagu diganti dengan
kata “mulia”; dan sebelum lagu “Indonesia Raya"
dinyanyikan, terlebih dahulu harus dinyanyikan
lagu kebangsaan Belanda. Berbeda dengan
Belanda, Jepang saat pertama kali memasuki
Indonesia, memperbolehkan lagu “Indonesia
Raya” dinyanyikan dan diputar di radio agar
mendapat dukungan dari rakyat Indonesia.
Namun, setelah Jepang resmi menjajah, lagu
“Indonesia Raya” dilarang dinyanyikan. Setelah
melihat kekalahan Jepang di Perang Dunia II,
bangsa Indonesia kembali menyanyikan lagu
“Indonesia Raya" di seluruh penjuru tanah air
sebagai bentuk nasionalisme bangsa.
2) Dasar Hukum
Dasar hukum yang mengatur tentang lagu kebangsaan adalah UUD NRI
Tahun 1945 Pasal 36B, dan UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Penggunaan lagu
kebangsaan “Indonesia Raya” juga diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
a) Lagu kebangsaan wajib diperdengarkan dan/atau dinyanyikan:
1) untuk menghormati Presiden dan/atau Wakil Presiden;
2) untuk menghormati Bendera Negara pada waktu pengibaran atau
penurunan Bendera Negara yang diadakan dalam upacara;
3) dalam acara resmi yang diselenggarakan oleh pemerintah;
4) dalam acara pembukaan sidang paripurna Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan Dewan Perwakilan Daerah;
5) untuk menghormati kepala negara atau kepala pemerintahan
negara sahabat dalam kunjungan resmi;
6) dalam acara atau kegiatan olahraga internasional;
7) dalam acara ataupun kompetisi ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni internasional yang diselenggarakan di Indonesia.
1) Sejarah Singkat
Bendera atau panji berwarna merah dan putih diduga telah digunakan di
Nusantara sejak masa kerajaan. Sebagai contoh, Kerajaan Singasari, Kediri,
Majapahit, Bone, dan Aceh diperkirakan menggunakan panji dwi warna ini
atau panji merah putih dalam melawan penjajah. Pada Tahun 1928,
bendera merah putih digunakan sebagai bendera pemersatu bangsa
Indonesia. Bendera merah putih resmi menjadi bendera nasional Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945. sesuai proklamasi diucapkan, dilakukan
pengibaran bendera merah putih.
2) Dasar Hukum
Dasar hukum tentang Bendera Merah Putih adalah UUD NRI Tahun 1945 Pasal 35 dan
UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan. Dalam UU Nomor 24 Tahun 2009 disebutkan bahwa Bendera Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah Sang Merah Putih. Bendera Negara Sang Merah
Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua per tiga) dari
panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang
kedua bagiannya berukuran sama. Bendera Negara dibuat dari kain yang warnanya
tidak luntur. Penggunaan Bendera Negara dapat berupa pengibaran dan/atau
pemasangan sebagai berikut.
a) Pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara dilakukan pada waktu antara
matahari terbit hingga matahari terbenam.
b) Dalam keadaan tertentu, pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara
dapat dilakukan pada malam hari.
c) Bendera Negara wajib dikibarkan pada setiap peringatan Hari Kemerdekaan
Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus oleh warga negara yang menguasai hak
penggunaan rumah, gedung atau kantor, satuan pendidikan, transportasi umum,
dan transportasi pribadi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan di kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
d) Selain pengibaran pada setiap tanggal 17 Agustus, Bendera Negara dikibarkan
pada waktu peringatan hari-hari besar nasional atau peristiwa lain.
1) Sejarah Singkat
Lambang burung Garuda banyak muncul di berbagai kisah daerah,
terutama di Jawa dan Bali. Dalam kisah-kisah tersebut, Garuda
melambangkan kebajikan, pengetahuan, kekuatan, keberanian,
kesetiaan, dan disiplin. Selain terdapat dalam kisah-kisah, Garuda
juga terdapat dalam candi-candi sebagai kendaraan Wishnu,
seperti Prambanan, Mandut, dan Penataran. Tanggal 10 Januari
1950, dibentuk sebuah panitia yang bertugas untuk menyeieksi
usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan
kepada pemerintah, yaitu Panitia Lencana Negara. Kemudian,
terpilihlah rancangan lambang negara yang diusulkan oleh Sultan
Hamid II. Setetah dilakukan diskusi bersama presiden, diperoleh
kesepakatan, yaitu mengganti warna pita yang dicengkeram
Garuda menjadi warna putih yang semula berwarna merah putih
dan menambahkan semboyan “Bhinneka Tunggal ika”. Selanjutya, Rancangan lambang
dilakukan penambahan lainnya, seperti penambahan jambul di negara yang diusulkan
oleh Sultan Hamid II
kepala Garuda. Garuda Pancasila diresmikan sebagai lambang
negara pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia
Serikat tanggal 11 Februari 1950.
2) Dasar Hukum
Dasar hukum yang mengatur tentang lambang negara
Garuda Pancasila adalah UUD NRI Tahun 1945 Pasal 36A
dan UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,
dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Dalam UU
No. 24 tahun 2009 disebutkan bahwa Lambang Negara
Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang
kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa
jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda,
dan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” ditulis di atas pita
yang dicengkeram oleh Garuda. Ketentuan lain yang
berkaitan dengan Garuda Pancasila adalah sebagai berikut.
a) Garuda dengan perisai memiliki paruh, sayap, ekor, dan
cak ar yang mewuj udk an l ambang tenaga
pembangunan.
b) Garuda memiliki sayap yang masing-masing berbulu 17,
ekor berbulu 8, pangkal ekor berbulu 19, dan leher
berbulu 45.
c) Di tengah-tengah perisai Garuda, terdapat sebuah garis
hitam tebal yang melukiskan khatulistiwa.
c) Penggunaan Lambang Negara di dalam gedung, kantor atau ruang kelas satuan
pendidikan dipasang pada:
1) gedung dan/atau kantor Presiden dan Wakil Presiden;
2) gedung dan/atau kantor lembaga negara;
3) gedung dan/atau kantor instansi pemerintah;
4) gedung dan/atau kantor lainnya.
d) Penggunaan Lambang Negara di luar gedung atau kantor pada:
1) istana Presiden dan Wakil Presiden;
2) rumah jabatan Presiden dan Wakil Presiden;
3) gedung atau kantor dan rumah jabatan kepala perwakilan Republik Indonesia
di luar negeri;
4) rumah jabatan gubernur, bupati, walikota, dan camat.
c. Rela Berkorban
Perwujudan perilaku semangat dan komitmen kebangsaan
dalam kehidupan dapat dilakukan dengan rela berkorban antara
lain dengan melakukan tindakan sebagai berikut :
1) Berkorban dengan tenaga dan waktu.
2) Berkorban memberikan sumbangan pemikiran bagi
kemajuan Indonesia.
3) Berkorban dengan harta benda yang dimiliki.
4) Berkorban dengan tidak melakukan hal-hal yang dapat
mengancam perstuan bangsa.