Anda di halaman 1dari 13

A.

Pengertian  Komitmen Kebangsaan

Istilah Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu “Wawasan” dan

“Kebangsaan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) dinyatakan bahwa secara

etimologis istilah “wawasan” berarti: (1) hasil mewawas, tinjauan, pandangan dan dapat

juga berarti (2) konsepsi cara pandang. Wawasan Kebangsaan sangat identik dengan

Wawasan Nusantara yaitu cara pandang bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan

nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik,

sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan (Suhady dan Sinaga, 2006).

“Kebangsaan” berasal dari kata [2]“bangsa” yang berarti kelompok masyarakat yang

sama mulai dari asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta pemerintahannya

sendiri. Sedangkan “kebangsaan” juga mengandung arti (1) ciri-ciri yang menandai

golongan bangsa, (2) perihal bangsa; mengenai (yang bertalian dengan) bangsa, (3)

kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara.

Dengan demikian “Wawasan Kebangsaan” dapat diartikan sebagai konsepsi cara

pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan

lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Prof. Muladi, Gubernur

Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa

Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan

1
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kesatuan atau integrasi nasional bersifat kultural dan tidak hanya bernuansa struktural

mengandung satu kesatuan ideologi, kesatuan politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan

ekonomi, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.

Wawasan kebangsaan menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi geografis

negara, sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politik serta pertahanan keamanan dalam

mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasional. Wawasan kebangsaan

menentukan bangsa menempatkan diri dalam tata berhubungan dengan sesama bangsa

dan dalam pergaulan dengan bangsa lain di dunia internasional. Wawasan kebangsaan

mengandung komitmen dan semangat persatuan untuk menjamin keberadaan dan

peningkatan kualitas kehidupan bangsa dan menghendaki pengetahuan yang memadai

tentang tantangan masa kini dan masa mendatang serta berbagai potensi bangsa.

Dengan demikian dalam kerangka NKRI, wawasan kebangsaan adalah cara kita

sebagai bangsa Indonesia di dalam memandang diri dan lingkungannya dalam mencapai

tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan

politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan, dengan berpedoman pada

falsafah Pancasila dan UUD 1945 atau dengan kata lain bagaimana kita memahami

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan Poleksosbud dan Hankam.

Awal sejarah berdirinya Nusantara, sejatinya jauh sebelum Indonesia lahir, di mana

saat itu sudah dikenal beberapa kerajaan yang kuat dengan wilayah yang cukup luas

antara lain Kerajaan Tarumanagara, Sriwijaya dan Majapahit.

Secara jujur, tanpa menafikan keberadaan kerajaan yang pernah ada, harus diakui bahwa

sejak masa kerajaan di wilayah Nusantara, semangat untuk mempersatukan diri sebagai

satu bangsa juga telah ada. Namun secara konkret memasuki kehidupan berbangsa yang

lebih masif, cikal bakal komitmen kebangsaan masyarakat Indonesia adalah sejak

2
dicetuskannya kebangkitan nasional seabad lebih yang lalu. Dalam perkembangannya

semangat dan komitmen kebangsaan Indonesia tumbuh lebih matang, terutama sejak

lahirnya deklarasi pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, yang dikenal dengan Sumpah

Pemuda.

Ada tiga hal mendasar  tentang  komitmen  kebangsaan yang lahir saat itu, yakni

komitmen tentang satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa Indonesia. Memasuki

periode berikutnya, komitmen kebangsaan tersebut berhasil mewujud menjadi komitmen

kenegaraan, yakni dengan diproklamasikannya kemerdekaan, tanggal 17 Agustus 1945,

dengan tekad berdirinya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan wilayah

dari Sabang sampai Merauke.

B. Semangat Para Pendiri Bangsa dan Negara Dalam

Merumuskan Pancasila

Pancasila sebagai dasar negara melalui proses yang panjang dalam perumusannya.

Proses perumusan Pancasila yang dilakukan para tokoh telah memberikan pelajaran

berharga bagi kita. Semua itu dilakukan dengan penuh nilai perjuangan dan diliputi dalam

semangat kebersamaan. Dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara terdapat

3
nilai-nilai juang dan sebagai warga negara yang baik kita harus mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari yaitu antara lain : Para pejuang tersebut memiliki jiwa dan

semangat kejuangan yang tinggi untuk merdeka. Pada pita yang dicengkeram burung

garuda tertulis “Bhinneka Tunggal Ika”. Artinya, meskipun berbeda-beda, kita adalah

satu. Perbedaan-perbedaan yang ada bukan menjadi penghalang untuk bekerja sama,

tolong-menolong, dan hidup rukun. Perbedaan-perbedaan itulah yang menjadikan kita

perlu saling mengenal, menghormati, menolong, dan bekerja sama. Jiwa dan semangat

kejuangan yang dimiliki oleh pejuang itu, di antaranya sebagai berikut :

a. Jiwa solidaritas atau kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap

perjuangan kemerdekaan;

b. Pro patria dan primus patrialis, yaitu selalu berjiwa untuk tanah air dan mendahulukan

kepentingan tanah air;

c. Jiwa toleransi atau tenggang rasa antarumat beragama, suku, golongan, dan bangsa.

d. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab;

e. Jiwa ksatria, kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam.

C. Komitmen Para Pendiri Bangsa dan Negara Dalam Merumuskan Pancasila

Komitmen adalah sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan

perhatian, serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan

sungguh-sungguh. Seseorang yang memiliki komitmen terhadap bangsa adalah orang

yang akan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan

golongan. Para pendiri negara dalam perumusan Pancasila memiliki komitmen sebagai

berikut:

a.    Memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme, Pendiri negara memiliki

semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme yang tinggi, ini diwujudkan dalam

4
bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas

kepentingan pribadi dan golongan;

b.    Selalu bersemangat dalam berjuang, Para pendiri negara selalu bersemangat dalam

memperjuangkan dan mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia, seperti Ir.

Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan para pendiri negara lainnya yang mengalami cobaan

dan tantangan perjuangan yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta berkali-

kali dipenjara oleh Belanda. Namun, dengan semangat perjuangannya, para  pendiri

negara tetap bersemangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia;

c.    Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai cita-cita bangsa, yaitu

merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur;

d.   Melakukan pengorbanan pribadi dengan cara menempatkan kepentingan negara di atas

kepentingan pribadi, pengorbanan dalam hal pilihan pribadi, serta mendukung

keputusan yang menguntungkan bangsa dan negara walaupun keputusan tersebut tidak

disenangi.

D. Nilai Kebersamaan dalam Proses Perumusan Pancasila

Pancasila adalah dasar negara Indonesia, hal ini sesuai dengan pembukaan UUD 1945

sekaligus sebagai sumber dari segala sumber hukum. Pancasila tidak hanya sebagai jiwa

bangsa Indonesia, juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Ada beberapa nilai

kebersamaan dalam proses perumusan dasar negara yang perlu kita teladani dan kita

5
amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai kebersamaan tersebut antara lain adalah

sebagai berikut :

1.      Menghargai pendapat orang lain

Dalam menyelesaikan masalah bersama, bangsa kita selalu menyelesaikan dengan

musyawarah untuk mencapai kata mufakat. Musyawarah merupakan pembahasan

bersama dengan maksud mencapai keputusan untuk menyelesaikan masalah. Setiap

keputusan yang diambil dalam musyawarah oleh bangsa Indonesia memiliki ciri-ciri

sebagi berikut:

a.       Mengutamakan kepentingan bersama;

b.      Tujuan diharapkan untuk kebaikan bersama;

c.       Tidak ada paksaan dalam berpendapat.

2.      Menerima keputusan bersama

Keputusan bersama adalah ketentuan, ketetapan dan penyelesaian yang

dilakukan sekelompok orang terhadap suatu permasalahan sehingga tercapai

kesepakatan. Keputusan bersama dapat dicapai melalui musyawarah. Musyawarah

adalah adalah suatu cara untuk merumuskan suatu masalah berdasarkan kesepakatan

bersama. Upaya mencapai kesepakatan bersama (mufakat) bukanlah perkara mudah,

selama kita memaksakan pendapat sendiri, mendahulukan kepentingan

pribadi/golongan, mufakan akan gagal.

3.      Melaksanakan hasil keputusan bersama

Setelah semua pihak menerima hasil keputusan bersama, maka langkah

selanjutnya adalah melaksanakan keputusan tersebut. Semua pihak harus ikhlas dan

penuh tanggung jawab melaksanakan, hasil keputusan bersama.

Melaksanakan keputusan bersama telah ditunjukkan oleh seluruh tokoh yang terlibat

dalam proses perumusan Pancasila. Mereka sebagai wakil rakyat Indonesia

6
melaksanakan hasil keputusan bersama denga ikhlas yaitu dengan melaksanakan

Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan

bermasyarakat.

E. Meneladani Nilai Juang Perumusan Dasar Negara

Nilai juang dalam proses perumusan Pancasila yang dapat kita teladani adalah sebagai

berikut:

1.     Semangat persatuan dan kesatuan

Dalam sidang BPUPKI para peserta sidang diberi kesempatan untuk menyampaikan

pidatonya tentang rumusan dasar negara, kemudian dibahas dan didiskusikan bersama

untuk mendapatkan rumusan yang terbaik. Contoh perilaku yang menggambarkan

semangat persatuan dan kesatuan adalah sebagai berikut:

a. Gotong-royong dalam membersihkan lingkungan sekitar;

b. Tidak membeda-bedakan teman dalam pergaulan.

2.      Memperjuangkan Hak Asasi Manusia

7
Pada saat perumusan dasar negara Pancasila, hak asasi manusia selalu menjadi

perhatian utama. Dalam proses perumusan Pancasila para tokoh mencerminkan sikap

saling menghargai hak asasi manusia.

Sikap para tokoh dalam memperjuangkan dan menghargai hak asasi manusia itu perlu

kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya ialah dengan :

a. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;

b. Memberi kesempatan orang lain untuk menyampaikan pendapatnya;

c. Menghargai hak-hak orang lain.

3.     Cinta tanah air

Sikap para tokoh dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan

kecintaanya terhadap tanah air Indonesia. Adapun sikap cinta tanah air yang harus

diteladani dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut:

a. Mempelajari kebudayaan daerah;

b. Mencintai dan memakai produk dalam negeri;

c. Berprestasi dalam kegiatan yang mengharumkan nama bangsa.

4.     Mendahulukan Kepentingan Umum

Para pejuang yang terlibat dalam perumusan dasar negara bekerja tanpa mengenal

lelah. Mereka mempersiapkan kemerdekaan beserta alat-alat perlengkapan negara

dengan sungguh-sungguh. Adapun sikap mendahulukan kepentingan umum itu perlu

kita teladani diantaranya dengan:

a. Ikut berpartisipasi dalam kerja bakti di lingkungan masyarakat;

b. Menyiapkan sarana belajar sebelum pelajaran di mulai untuk kepentingan kelas.

5.      Jiwa kepahlawanan

8
Mereka memiliki sikap rela berkorban tanpa pamrih dalam mewujudkan Indonesia

merdeka. Jiwa kepahlawanan para tokoh bangsa tersebut dapat kita teladani,

diantaranya melalui :

a. Membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan;

b. Berani menegur teman yang berbuat tidak baik;

c. Melerai teman yang berselisih/bertengkar.

F. Nilai-Nilai Yang Terkandung dalam Sumpah Pemuda

Nilai adalah pedoman yang dianggap baik dan benar oleh suatu kelompok

masyarakat. Setiap orang yang mengikuti nilai tertentu akan diterima oleh anggota

masyarakat. Salah satunya contoh yang terkandung dalam Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda adalah suatu peristiwa  bersejarah yang sangat penting dalam

mencapai kemerdekaan indonesia. Semangat sumpah pemuda telah mempersatukan

langkah perjuangan yang dahulunya bersifat kedaerahan menjadi semangat nasionalisme.

Dari sejarah sumpah pemuda ini dapat kita ambil nilai-nilai persatuan dan kesatuan

bangsa dan membuktikan bahwa ternyata dari berbagai perbedaan dapat disatukan

walaupun Sumpah pemuda sudah terjadi dizaman dahulu, akan tetapi masih ada nilai-nilai

9
luhur yang masih bisa kita terima dan kita amalkan. Adapun nilai-nilai luhur yang

terkandung dalam Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut ini:

1. Cinta Bangsa dan Tanah Air

Dalam peristiwa Sumpah Pemuda ada ikrar satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa

yaitu bahasa Indonesia. Inilah wujud dari rasa cinta bangsa dan tanah air para pemuda

zaman dahulu.

Cinta terhadap bangsa dan tanah air artinya kita setia terhadap bangsa dan Negara

Indonesia. Kita berbuat sesuatu yang baik ditujukan demi kemajuan bangsa dan

kemajuan masyarakat Indonesia..

2. Persatuan

Sumpah pemuda merupakan sumpah yang mampu menyatukan para pemuda dari

berbagai kalangan daerah dalam satu wadah, yakni satu bangsa. Mereka semua harus

bersatu padu untuk berjuang melawan penjajah demi mendapatkan kemerdekaan.

seperti halnya peribahasa yang berbunyi “Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh”

3. Sikap Rela Berkorban

Rela berkorban dalam hal ini adalah diartikan sebagai suatu perbuatan yang tak

mengharap imbalan. Apa yang sudah dilakukannya merupakan sikap penuh rasa

ikhlas. Sikap rela berkorban demi kepentingan orang banyak mampu meningkatkan

persatuan dan kesatuan. Begitu juga yang dilakukan oleh para pemuda-pemudi dalam

peristiwa Sumpah Pemuda, mereka tidak mengharapkan imbalan meski telah

mengorbankan banyak tenaga dan pikiran demi kemerdekaan bangsa.

4. Mengutamakan Kepentingan Bangsa

Pada waktu sumpah pemuda, para pemuda tak mementingkan daerah atau

golongannya masing-masing. Namun mereka hanya memikirkan bagaimana supaya

10
seluruh Indonesia dapat bersatu padu untuk mengusir penjajah dan mencapai

kemerdekaan.

5. Dapat Menerima dan Menghargai Perbedaan

Peristiwa sumpah pemuda menyatukan tekat dan tujuan seluruh pemuda dari berbagai

daerah. Meskipun mereka berlatar belakang dan kebudayaan yang berbeda-beda,

namun mereka tidak mempermasalahkan hal tersebut. Semua menerima dan

menghargai demi terwujudnya satu bangsa yaitu, Indonesia.

6. Semangat Persaudaraan

Kekeluargaan merupakan sikap dan perbuatan yang mengutamakan kebersamaan

dalam bergaul. Semua masyarakat Indonesia adalah satu keluarga besar. Jika salah

satu anggota kita menderita, maka keluarga yang lain harus menolong. Begitulah

seharusnya sikap seorang keluarga, harus mampu memberikan rasa saling

menghormati dan tolong-menolong dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang.

Semangat kekeluargaan juga harus kita tingkatkan dimana saja dan kapan saja supaya

Bangsa Indonesia selalu dalam keadaan damai. Dengan tingginya semangat

kekeluargaan tersebut, pemuda dan pemudi seluruh Indonesia berikrar Sumpah

Pemuda yang mengantarkan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan.

7. Meningkatkan Semangat Gotong Royong atau Kerjasama

Gotong royong atau kerja sama merupakan ciri khas bangsa Indonesia sejak zaman

dahulu. Hal ini dapat dibuktikan dengan kerjasama para pemuda dalam rangka

mengikrarkan Sumpah Pemuda. Mereka bersama-sama berusaha menyatukan seluruh

pemuda dari berbagai daerah untuk bersatu, tanpa adanya kerja sama tersebut, ikrar

sumpah pemuda juga tidak akan dapat berjalan.

11
Kerja sama dalam kebaikan mampu memberikan manfaat yang baik bagi orang lain,

oleh karena itu kita harus membiasakan bekerja sama dalam kebaikan dengan siapa

saja tanpa membeda-bedakan.

G. Komitmen Sumpah Pemuda

Semangat para pemuda dalam memerdekaan dan memperjuangkan kemerdekaan

Indonesia telah menjadi jiwa dalam hati sanubari para pemuda Indonesia. Berkat

semangat, usaha dan cita-cita yang sama dapat menggerakkan para pemuda untuk meraih

kemerdekaan, karena perubahan yang terjadi didunia ini sangatlah banyak sekali. Negara

kesatuan dapat lahir dan berdiri tegak karena sikap ketegasan dan komitmen para pemuda

bangsa Indonesia.

Suatu semangat yang memiliki nasib dan sepenanggungan terangkum dalam sebuah

komitmen sebagai satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa yang telah disepakati

sebagai bahasa universal yaitu bahasa Indonesia. Adapaun semangat dan komitmen

sumpah pemuda dapat dijabarkan seperti berikut:

1. Kami Putra Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia.

Para pemuda Indonesia telah berkomitmen bahwa bertumpah darah satu, tanah

Indonesia. Maksudnya, dimanapun para masyarakat Indonesia berada baik yang

sedang merantau karena pendidikan, pekerjaan dan sebagainya berjuang secara

bersama-sama mempertahankan persatuan dan kesatuan dengan tetap berpegang teguh

terhadap tanah air..

2. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.

Bersatunya putra dan putri Indonesia karena didasari oleh hasrat yang kuat untuk

bersatu membela dan memperjuangkan bangsa Indonesia. Meskipun mereka

mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, akan tetapi mereka yakin dengan

bersatunya putra putri bangsa Indonesia akan memerdekakan bangsa Indonesia.

12
Dengan hasrat dan keyakinan tersebutlah mereka akhirnya bersatu dan membuat

komitmen berbangsa satu, bangsa Indonesia yang akhirnya dideklarasikan pada saat

kongres pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

3. Kami Putra dan Putri Indonessia, menjunjung bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.

Dengan beragamnya bahasa yang digunakan para pemuda Indonesia yang sulit

dimengerti satu sama lain. Akhirnya mereka menyepakati bahwa bahasa Indonesia

adalah bahasa universal antar bangsa. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang efektif

digunakan sebagai alat komunikasi antar suku, daerah ataupun budaya. Sumpah

pemuda pun menegaskan bahwa bahasa persatuan adalah Bahasa Indonesia yang

memiliki peran yang sangat menentukan dalam perkembangan kehidupan bangsa

Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai