Anda di halaman 1dari 15

MODUL 5

DINAMIKA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA SEBAGAI UPAYA


MENJAGA DAN MEMPERTAHANKAN NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA

A. MAKNA SERTA DINAMIKA PERSATUAN DAN KESATUAN


DALAM NKRI
Materi 1-Siklus 1

Bangsa Indonesia yang dikenal dengan keberagamannya mulai dari etnis, suku,
agama, budaya, kebiasaan, dan lainnya membuatnya dikenal sebagai negara yang memiliki
banyak corak dan termasuk dalam negara majemuk. Di sisi lain, masyarakat Indonesia
dikenal sebagai masyarakat multikultural, masyarakat yang anggotanya memiliki latar
belakang budaya beragam.

Dan dua kata, yaitu persatuan dan kesatuan merupakan padanan yang sangat tepat
untuk menggambarkan makna yang terkandung dalam keberagaman yang ada di Indonesia.
Indonesia tidak hanya sebuah negara yang memiliki aneka suku bangsa, bahasa tapi juga
agama. Oleh karena itu, isu yang menyangkut SARA (Suku, Agama, dan Ras) merupakan hal
yang sangat sensitif.

1. Pengertian Dan Makna Persatuan dan Kesatuan

Persatuan/kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah.
Persatuan/kesatuan mengandungarti"bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam
menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi" Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk
mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.

Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sudah tampak saat proklamasi kemerdekaan
bangsa Indonesia yang juga merupakan awal dibentuknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Negara Indonesia yang diproklamasikan oleh para pendiri negara adalah negara
kesatuan. Pasal 1 ayat (1) UUD. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan,
"Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik". Sila ketiga Pancasila
menegaskan kembali bagaimana tekad bangsa Indonesia mewujudkan persatuan.

Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.


Persatuan ini didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang
merdeka dan berdaulat. Dengan demikian, persatuan dan kesatuan Indonesia berarti
bersatunya bangsa Indonesia dalam wilayah Indonesia, Persatuan dan kesatuan tersebut
didorong oleh suatu keinginan untuk mencapai kehidupan yang bebas, merdeka, berdaulat.
bermartabat, dan mencapai kemajuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Makna Persatuan dan Kesatuan

1
Di dalam persatuan dan kesatuan setiap negara khususnya Indonesia, terdapat 3
makna penting di dalamnya sebagai berikut.
a. Rasa persatuan dan kesatuan menjalin rasa kebersamaan dan salingmelengkapi
antarasatu sama lain,
b. Menjalin rasa kemanusiaan dan tingginya sikap saling toleransi serta keharmonisan
untuk hidup secara berdampingan
c. Menjalin rasa persahabatan, kekeluargaan,dan sikap saling tolong menolong
antarsesama dan bersikap nasionalisme.
Intinya, makna dari sebuah persatuan dan kesatuan haruslah saling bahu-membahu
untuk mempertahankan, merebut, dan saling mengisi.

2
Materi 2, Siklus 1

2. Prinsip-prinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa


Jika dikaji lebih jauh, dari arti dan makna persatuan dan kesatuan terdapat beberapa
prinsip yang juga harus dihayati agar bisa diamalkan
a. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa
yang terdiri atas berbagai suku, bahasa, agama, dan adat kebiasaan yang majemuk.
Hal itu mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia.
b. Prinsip nasionalisme Indonesia
Kita mencintai bangsa kita, tetapi bukan berarti kita mengagung-agungkan bangsa
kita sendiri. Nasionalisme tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul daripada
bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain karena
pandangan seperti itu hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti
itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang
adil dan beradab.
c. Prinsip kebebasan yang bertanggung jawab
Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. la memiliki
kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya, dan
dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa
d. Prinsip wawasan Nusantara
Dengan wawasan Nusantara, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam
kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan.
Dengan wawasan Nusantara manusia Indonesia merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam
mencapai cita-cita pembangunan nasional
e. Prinsip persatuan pembangunan untuk mewujudkan cita-cita reformasi
Dengan semangat persatuan Indonesia, kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta
melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur. Persatuan
merupakan modal dasar pembangunan nasional.
Cara sederhana untuk membangun persatuan dan kesatuan, yaitu dengan memperbaiki
kondisi kemanusiaan setiap harinya. Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri ini
amat sejalan dengan perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang kian
kompetitif dan termasuk dalam salah satu cara untuk mempertahankan persatuan dan
kesatuan.

3
Materi 3-Siklus 1

3.. Tahap-Tahap Pembinaan Persatuan Bangsa Indonesia


Pembinaan persatuan dan kesatuan di Indonesia setidaknya telah dilakukan semenjak
bangsa ini merdeka. Selama rentang waktu tersebut, berbagai cara yang ditempuh untuk
menjadikan persatuan dan kesatuan yang sejati bagi bangsa ini. Berikut ini merupakan
tahaptahap pembinaan persatuan dan kesatuan di Indonesia.
a. Perasaan senasib
Selama ratusan tahun Indonesia dibelenggu dalam kungkungan penjajahan.
Seluruh rakyat Indonesia merasakan hal tersebut. Oleh karena itu, adanya perasaan
senasib dapat menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan di antara segenap
warga negara Indonesia. Perasaan senasib kini semakin diperkuat dengan status
Indonesia yang masih merupakan negara berkembang. Setiap warga negara tentunya
menginginkan kemajuan di negaranya, maka hal ini menjadi persamaan nasib yang
baru bagi bangsa Indonesia.
Persamaan nasib nantinya akan melahirkan persamaan tujuan. Tujuan
pembangunan nasional Indonesia membutuhkan persatuan dan kesatuan dari seluruh
rakyatnya. Perasaan senasib juga terus dibina melalui usaha pendidikan bela negara
dan wawasan Nusantara. Dengan perasaan maka rasa saling memiliki terhadap tanah
senasib, air dan seluruh komponennya juga semakin dirasakan oleh tiap-tiap warga
negara Indonesia.
b. Kebangkitan nasional
Keterpurukan negara Indonesia di saat masa-masa suramnya menjadi hilang
ketika terjadi kebangkitan nasional. Saat ini, hari kebangkitan nasional diperingati
setiap tanggal 20 Mei. Hal ini dikarenakan kebangkitan nasional terjadi dengan
ditandai lahirnya organisasi pemuda yang bernama Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908.
Organisasi pemuda ini didirikan oleh para mahasiswa STOVIA, sebuah sekolah tinggi
kedokteran pada masa itu.
Lahirnya Boedi Oetomo menandai kebangkitan nasional karena semenjak saat
itu muncul banyak organisasi dengan coraknya masing-masing yang samasama
menghendaki kemerdekaan negara Indonesia. Bertahun-tahun berikutnya,
kebangkitan nasional menyebabkan persatuan dan kesatuan di antara rakyat
Indonesia. Hal ini ditandai dengan munculnya suatu organisasi yang reintegrasi secara
nasional dengan fokus utama pada bidang politik. Organisasi tersebut bernama
Perhimpunan Politik Kemerdekaan
Indonesia.
c. Sumpah Pemuda
Pemuda merupakan tumpuan hidup suatu bangsa. Pemuda adalah generasi
penerus sekaligus generasi penggerak. Peran generasi muda dalam mengisi
kemerdekaan sangatlah penting bagi pemuda dan bangsa ini. Setelah terbentuk
organisasi pemuda Boedi Oetomo, organisasi lainnya terus tumbuh hingga organisasi
persatuan pemuda seluruh Indonesia memutuskan mengadakan kongres pemuda pada
4
tahun 1928. Kongres ini menjadi wadah bagi para pemuda untuk membicarakan nasib
bangsa Indonesia di masa depan. Dalam kongres ini, tepatnya pada tanggal 28
Oktober 1928, para pemuda merumuskan suatu sumpah yang menjadi pernyataan
legitimasi atas persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Isi dari sumpah tersebut
begitu menggugah seluruh rakyat Indonesia bahkan hingga saat ini. Mereka
bersumpah bahwa sebagai putra dan putri tanah air Indonesia memiliki tanah air yang
satu, yaitu Indonesia, memiliki bangsa yang satu pula, yaitu bangsa Indonesia, dan
menjunjung bahasa yang satu, yaitu bahasa Indonesia.

SOEMPAH PEMOEDA
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH
JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGJOENJOENG BAHASA
PERSATUAN, BAHASA INDONESIA

d. Proklamasi kemerdekaan
Setelah berlalunya berbagai perjuangan selama masa penjajahan, akhirnya
bangsa Indonesia menemukan titik bermulanya kemerdekaan bangsa dalam
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Proklamasi ini merupakan
titik puncak dari perjuangan rakyat di tanah air tercinta ini. Dengan adanya
proklamasi, maka bangsa Indonesia menyatakan dirinya sebagai bangsa yang merdeka
dan bebas dari rongrongan bangsa lain kepada seluruh mata dunia. Adanya
proklamasi ini juga menjadikan persatuan di antara rakyat Indonesia semakin nyata.
Hal ini terbukti dengan ditandatanganinya naskah proklamasi olehlr. Soekarno dan M.
Hatta atas nama seluruh rakyat Indonesia. Presiden pertama negeri ini, Ir. Soekarno,
pernah berkata bahwa perjuangan pada masanya lebih mudah dibandingkan masa
kini. Pada masa lalu, kita melawan para penjajah yang merupakan musuh nyata negeri
ini. Namun, saat ini musuh terberat kita adalah mereka, sesama warga negara
Indonesia yang berusaha merusak kedamaian negeri ini dengan melakukan banyak
aksi kriminalitas yang terus mengganggu dan dapat merusak persatuan dan kesatuan
di Indonesia. Rakyat adalah salah satu unsur bela negara yang perlu dipersatukan
untuk mempertahankan negeri ini.

5
Materi 4-Siklus1

4. Pengamalan Nilai-Nilai Persatuan dan Kesatuan


Pengalaman nilai-nilai persatuan dan kesatuan dapat diwujudkan dengan cara sebagai berikut.
a. Mempertahankan persatuan dan kesatuan wilayah Indonesia
Pepatah mengatakan "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh". Oleh karena itu, yang
perlu kita tegakkan dan lakukan sebagai berikut.
1) Meningkatkan semangat kekeluargaan, gotong royong, dan musyawarah.
2) Meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan.
3) Pembangunan yang merata serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat ndonesia.
4) Memberikan otonomi daerah.
5) Memperkuat sendi-sendi hukum nasional serta adanya kepastian hukum.
6) Perlindungan, jaminan serta menjunjung tinggi hak asasi manusia.
7) Memperkuat sistem pertahanan dan keamanan sehingga masyarakat merasa
terlindungi.
b. Meningkatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika
Sejak negara Republik Indonesia didirikan, para pendiri bangsa dengan dukungan
seluruh rakyat telah sepakat untuk mencantumkan kalimat "Bhinneka Tunggal Ika"
pada lambang negara Indonesia. yaitu Garuda Pancasila. Kalimat itu sendiri diambil
dari falsafah Nusantara yang sejak zaman Kerajaan Majapahit juga sudah dipakai
sebagai motto pemersatu wilayah di kawasan Nusantara. Ini artinya, bahwa sudah sejak
dulu, jauh sebelum zaman menjadi modern seperti sekarang, jauh sebelum bangsa ini
menjadi terdidik dengan tingkat intelektualitas tinggi seperti sekarang, kesadaran akan
hidup bersama di dalam keberagaman sudah tumbuh dan menjadi jiwa serta semangat
anak-anak bangsa di negeri ini.
c. Mengembangkan semangat kekeluargaan
Mengembangkan semangat kekeluargaan dapat dilakukan dengan budaya sikap saling
bertegur sapa. Coba Anda bayangkan jika setiap hari di lingkungan Anda selalu ada
percekcokan, adu mulut, tidak ada sikap saling percaya, dan sebagainya. Oleh karena
itu, kita perlu mengembangkan semangat kekeluargaan.
d. Menghindari penonjolan SARA dan lain-lain
Karena bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, agama serta adat
istiadat kebiasaan yang berbeda-beda, maka kita tidak boleh melakukan perbuatan yang
dapat menimbulkan perpecahan. Maka dari itu, yang harus kita hindari, antara lain
egoism, ekstrimisme, sukuisme, provinsialisme, acuh tak acuh, tidak peduli terhadap
lingkungan, dan fanatisme yang berlebih-lebihan.

6
Materi 5-Siklus 1

5. Dinamika negara RI periode 5 Juli 1959 sampai 11 Maret 1966 (Orde Lama)
1) Ir. Soekarno selaku presiden Republik Indonesia/Panglima Tertinggi Angkatan Perang
mengeluarkan dekrit, isi dari Dekrit Presiden 5 Juli 1959, sebagai berikut.
(a) Membubarkan konstituante.
(b) Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945.
(c) Menetapkan tidak berlakunya UUDS 1950
d) Segera membentuk MPRS dan DPAS.
Dekrit ini juga mendapat dukungan dari DPRGR secara aklamasi dalamsidangnya
tanggal 22 April 1959. Dengan adanya dekrit ini, maka UUD 1945 sudah bersifat tetap,
karena isi dekrit sebagaimana disebutkan di atas tidak memuat aturan peralihan bahwa
nantinya akan dibentuk UUD yang baru. Dengan Penetapan Presiden No. 1/1959, maka
DPR yang ada supaya menjalankan tugasnya menurut UUD 1945. Dan setelah MPRS
terbentuk, maka dengan Tap MPRS No. 1/MPRS/1960 ditetapkanlah Manifesto Politik
(Manipol) Republik Indonesia sebagai GBHN. Periode 1959–1960 ini disebut dengan
Orde Lama dengan demokrasi terpimpin.
2). Adapun gimnastik revolusioner PKI untuk menggalang kekuatan.
3). Trikora pada tanggal 19 Desember 1961. Berawal dari kenginan Belanda untuk
mencengkram Irian Barat dilakukan dengan usaha membentuk Negara Papua. Oleh
karena itu, lewat pidatonya di Yogyakarta presiden mengucapkan Trikora, yaitu
gagalkan Negara Papua, kibarkan bendera Merah Putih di daerah Irian Barat, dan
bersiap-siaplah untuk mobilisasi umum. Dengan adanya Trikora ini dan didesak oleh
PBB, barulah Belanda mau mengadakan perjanjian, yang disebut sebagai Perjanjian
New York tanggal 15 Agustus 1962. Belanda bersedia mengakhiri pemerintahannya di
Irian Barat, sementara pemerintahan dipegang oleh PBB dan akan diserahkan kepada
Indonesia tanggal 1 Mei 1963, dan memberikan kesempatan kepada penduduk Irian
Barat untuk menentukan nasibnya sendiri (plebisit). Rakyat Irian Barat tetap memilih
bergabung dalam NKRI. Dengan demikian, baik secara de jure maupun de facto
seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke sudah menjadi satu dalam
NKRI.
4) Dwikora tanggal 3 Mei 1964. Isi dwikora adalah perhebat pertahanan revolusi dan
bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya.
5) Masih terjadi penyelewengan terhadap UUD 1945 sebagai berikut.
(a) Lembaga tinggi dan lembaga tertinggi negara bersifat sementara.
(b) Kekacauan pembagian kekuasaan di antara lembaga tinggi negara (yudikatif,
eksekutif, dan legislatif), seperti ketua DPRGR menjadi menteri, ketua
Mahkamah Agung menjadi menteri.
(c) Tap MPRS tentang pemimpin besar revolusi.
(d) Tap MPRS tentang presiden seumur hidup.

7
(e) Adanya Penetapan Presiden (Penpres) dan Peraturan Presiden (Perpres) yang
bertentangan dengan hierarki peraturan perundang-undangan, bahkan dikatakan
bersumber dari hukum revolusi.
(f) Terjadinya G30SPKI (30/09/1965).
(g) Gagasan demokrasi terpimpin sebagai reaksi terhadap demokrasi liberal yang
menyebabkan instabilitas politik dan pemerintahan, dalam praktiknya menjurus
ke arah kekuasaan yang otoriter sehingga menyumbat saluran aspirasi dan ABS.
6) Lahirnya Supersemar (10/03/1966) dan lahirnya Orde Baru, demokrasinya disebut
demokrasi Pancasila. Kekacauan politik, keamanan dan ekonomi terjadi setelah
G30S/PKI, dan kondisi presiden yang terganggu, maka terbitlah Surat Perintah Sebelas
Maret 1966 dari presiden kepada Letjen Soeharto, Menteri Angkatan Darat. Adapun isi
perintah itu adalah untuk atas nama presiden/panglima tertinggi/pemimpin besar
revolusi sebagai berikut.
(a) Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu, untuk terjaminnya keamanan dan
ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi, serta
menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan presiden/panglima
tertinggi/pemimpin besar revolusi/mandataris MPRS demi untuk keutuhan bangsa
dan negara Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan pasti segala ajaran
pemimpin besar revolusi.
(b) Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan panglima angkatan lain
dengan sebaik-baiknya;
(c) Supaya melaporkan segala sesuatu yang bersangkut-pautdalam tugasdan tanggung
jawabnya seperti tersebut di atas. Supersemar ini kemudian dikukuhkan dan
ditingkatkan status hukumnya menjadi Tap MPRS RI No. IX/MPRS/1966, tanggal
21 Juni 1966.
7) Kemudian dikeluarkan lagi Tap MPRS RI No.XXXIII/MPRS/1967 tanggal 12 Maret
1967 tentang Pencabutan kekuasaan Pemerintah Negara dari Presiden Soekarno.
8) Setelah keluarnya Tap tadi kemudian dikeluarkan Tap MPRS RI No. XLIV/1968
tentang pengangkatan pengemban Tap MPRS No. IX/MPRS/1966 sebagai Presiden
Republik Indonesia.
9) Dalam keadaan sakit Bung Karno mengucapkan selamat kepada Presiden Soeharto.

8
Materi 6-Siklus 1

6. Dinamika negara RI periode 11 Maret 1966sampai 21 Mei 1998 (Orde Baru)


1) Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang memorandum DPRGR mengenai sumber tertib
hukum RI dan tata urutan peraturan perudangan RI.
2) Tap MPRS-RI No. XXV/MPRS/1966 tanggal 5 Juli 1966 tentang pembubaran Partai
Komunis Indonesia, pernyataan sebagai organisasiterlarang di seluruh wilayah negara
Republik Indonesia bagi Partai Komunis Indonesia dan larangan tiap kegiatan untuk
menyebar atau mengembangkan paham atau ajaran komunisme/marxisme/leninisme .
3) Instruksi Presiden No. 12/1968 tentang Tata Urutan dan Perumusan Pancasila sesuai
dengan Pembukaan UUD 1945
4) Pembentukan MPR, DPR, DPA, BPK, dan MA sesuai dengan UUD 1945.
5) Kedudukan dan hubungan tata kerja lembaga tinggi negara (Tap MPR No. III/
MPR/1978).
6) Pemilu 1971 diikuti oleh 10 partai politik, sedangkan pemilu 1977, 1982, 1992, 19978.
7) Sidang dan Tap MPR 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, 1998.
8) Tap MPR No. II/MPR/1978 tentang P4.
9) Pancasila sebagai satu satunya asas bagi organisasi sosial politik (Tap MPR No. m/
MPR/1983) beserta UU No. 3/1985 dan UU No. 08/1985.
10) Pembatasan penggunaan Pasal 3 dan 37 UUD 1945 melalui referendum (Tap MPR
No. IV/MPR/1983) dan UU No. 05/1985 sebagai upaya pelestarian Pancasila dan
UUD 1945.
11) Stabilitas politik dan pemerintahan.
12) Krisis moneter, ekonomi, dan politik serta tuntutan reformasi.
(a) Krisis moneter menjelang akhir tahun 1997 telah menyulut krisis ekonomi
dan lebih jauh menimbulkan krisis legitimasi pemerintahan.
(b) Terjadi demonstrasi yang dipelopori oleh mahasiswa tanpa dukungan dari
TNI atau Polri dan menuntut presiden lengser keprabon.
(c) Akibat penembakan mahasiswa Trisakti, 12 Mei 1998 oleh aparat keamanan,
kerusuhan makin meluas, bukan hanya di Jakarta, tetapi di daerah lain.
Sampai dengan 17 Mei 1998 telah jatuh banyak korban tewas sebanyak 499
orang, di samping ribuan yang terluk dan lebih dari 4.000 gedung hancur atau
terbakar akibat kerusuhan. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai Mei
kelabu.
(d) Ribuan mahasiswa menduduki kompleks gedung MPR/DPR (18 Mei 1998)
dan ketua MPR/DPR Harmoko meminta Presiden Soeharto mundur.
(e) Presiden Soeharto mengundurkan diri (21 Mei 1998) dan menyerahkan
kekuasaannya pada B. J. Habibie.
(f) Orde Baru yang semula bertekad hendak melaksanakan Pancasila secara
murni dan konsekuen, dalam kenyataannya tergelincir pada sentralisme,
otoriterisme dan KKN, sehingga akhirnya jatuh secara tidak terhormat.

9
Materi 1-Siklus 2

B. DINAMIKA SERTA UPAYA MENJAGA PERSATUAN DAN


KESATUAN NKRI
1. Dinamika negara RI periode 21 Mei 1998 sampai sekarang ini (reformasi)
1) B. J. Habibie membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan (21/05/1998–20/10/1999).
2) Penolakan M PR terhadap pertanggungjawaban Presiden B. J. Habibie (Tap MPR No.
III/MPR/1999 tanggal 19 Oktober 1999).
3) Diadakannya pemilu tanggal 7 Juni 1999 yang diikuti oleh 48 partai politik dan
berjalan dengan baik.
4) Presiden Abdurachman Wahid dan Wakill Presiden Megawati Soekarno Putri (20
Oktober 1999 sampai 23 Juli 2001). Kemudian Presiden Abdurachman Wahid
diberhentikan karena konflik antara DPR dengan presiden.
5) Presiden Megawati Soekarno Putri dengan Wakil Presiden Hamzah Haz (23 Juli 2001
Sampai 20 Oktober 2004).
6) Amandemen pertama UUD 1945 pada 19 Oktober 1999, amandemen kedua UUD
1945 pada 18 Agustus 2000, amandemen ketiga UUD 1945 pada 9 November 2001,
dan amandemen keempat UUD 1945 pada 10 Agustus 2002
7) Pemilu 5 April 2004 diikuti oleh 24 partai politik.
8) Pelantikan presiden dan wakil presiden pada tanggal 20 Oktober 2004 dimenangkan
oleh Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden dan Yusuf Kalla sebagai Wakil
Presiden
9) Terjadi berbagai konflik baik di daerah maupun di lembaga tinggi.
10)Terjadi krisis moral dan krisis hukum.
11) Pemilu 2009 yang diikuti oleh 44 partai politik nasional dan 6 partai politik daerah
Nangroe Aceh Darussalam (NAD).
12) Pemilihan umum presiden dan wakil presiden Republik Indonesia Tahun 2009
diselenggarakan untuk memilih presiden dan wakil presiden Indonesia periode 2009-
2014. Pemungutan suara diselenggarakan pada 8 Juli 2009. Pasangan Susilo
Bambang Yudhoyono-Boediono berhasil menjadi pemenang dalam satu putaran
langsung dengan memperoleh suara 60,80%, mengalahkan pasangan Megawati
Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto.
13) Kebebasan masyarakat dalam menggunakan haknya lebih terbuka dan meluas.
Pengawasan terhadap pemerintah semakin dalam dilakukan oleh masyarakat..
14) Pemilihan umum presiden dan wakil presiden Republik Indonesia Tahun 2014
dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014 untuk memilih presiden dan wakil presiden
Indonesia untuk masa bakti 2014-2019. Pemilihan ini menjadi pemilihan presiden
langsung ketiga di Indonesia. Presiden petahana Susilo Bambang Yudhoyono tidak
dapat maju kembali dalam pemilihan ini karena dicegah oleh undang-undang yang
melarang periode ketiga untuk seorang presiden. Pemilihan umum ini akhirnya
dimenangi oleh pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan memperoleh suara
sebesar 53,15%, mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang
memperoleh suara sebesar 46,85% sesuai dengan keputusan KPU RI pada 22 Juli
10
2014. Presiden dan wakil presiden terpilih dilantik pada tanggal 20 Oktober 2014,
menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono.
15) Revolusi mental yang diusung Jokowi bersendikan Pancasila dan kepribadian
Indonesia

Materi 2- Siklus 2

2. Gangguan guan Persatuan dan kesatuan terhadap NKRI


Berikut ini contoh gerakan-gerakan ratisme yang pernah mengancam persatuan
kesatuan NKRI.
a DI/TI
Gerakan DI/TII singkatan dari Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia. Gerakan ini
terjadi di beberapa tempat, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Aceh, dan
Kalimantan Selatan. Gerakan DI/Til di setiap daerah dipimpin oleh orang yang berbeda
sebagai berikut.
1) Pimpinan DI/TII di Jawa Barat adalah Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo.
2) Pimpinan DI/TII di Jawa Tengah adalah Amir Fatah.
3) Pimpinan DI/TII di Sulawesi Selatan adalah Kahar Muzakar.
4) Pimpinan DI/TII di Aceh adalah Daud Beureuh.
5) Pimpinan DI/TII di Kalimantan Selatan adalah Ibnu Hajar.
b. Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil
Peristiwa pemberontakan APRA terjadi pada tanggal 23 Januari 1950 di Bandung.
Gerakan ini dipimpin oleh kapten Belanda Reymond Westerling. Ia juga memimpin gerakan
pembunuhan massal terhadap rakyat Sulawesi Selatan. Pada tanggal 24 Januari 1950 di
daerah Pacet, TNI berhasil menghancurkan sisa gerombolan APRA.
c.Pemberontakan Andi Azis
Pemberontakan Andi Azis berlangsung di Makassar pada tanggal 5 April 1950.
Penumpasan dipimpin Kolonel Alex Kawilarang. Andi Azis ditangkap dan diadili pada tahun
1953.
d. Pemberontakan Republik Maluku Selatan
(RMS) RMS terjadi pada tanggal 25 April 1950, dipimpin oleh Dr. Soumokil berpusat
di Seram, Ambon. Dalam penumpasan ini Letkol Slamet Riyadi tertembak dan gugur
seketika. Dr. Soumokil ditangkap tanggal 2 Desember 1963 dan dihukum mati.
e. Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
Gerakan Aceh Merdeka bertujuan agar daerah Aceh lepas dari NKRI. GAM dipimpin
oleh Hasan Tiro. Pada tanggal 15 Agustus 2005. ditandatangani Nota Kesepakatan Damai
antara Indonesia dengan GAM di Vantar, Helsinki, Finlandia. Isinya, antara lain pemerintah
Indonesia turut menfasilitasi pembentukan partai politik lokal di Aceh dan pemberian amnesti
bagi anggota GAM.
f. Gerakan Papua Merdeka (GPM)
Gerakan Papua Merdeka (GPM) didirikan pada tahun 1965. Tujuannya mewujudkan
kemerdekaan bagian Barat Pulau Papua dari pemerintah Indonesia. Pada tanggal 1 Juli 1971,
Oom Nicolas Jovwe dan dua komandan GPM, Seth Jafeth Raemkorem dan Jacob Hendrik
Prai menaikkan bendera bintang fajar dan memproklamasikan berdirinya Papua Barat.
Namun militer Indonesia segera dapat menumpasnya. Tapi tahun 1982, Dewan Revolusioner
GPM mencari dukungan PBB, GNB, Forum Fasifik Selatan,dan ASEAN

11
Materi 3-siklus 2

3.Pentinganya Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Upaya Menjaga dan


Mempertahankan NKRI
Arti penting persatuan dan kesatuan bagi bangsa Indonesia adalah sebagai alat untuk
mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan, yaitu masyarakat yang adil dan makmur.
Persatuan sangatlah penting bagi sebuah negara yang ingin hidup sejahtera. Dengan
persatuan, sebuah negara bahkan bisa bersatu dengan negara lain. Persatuan juga akan
mewujudkan kerja sama yang baik di antara orang di dalamnya.
Wilayah Indonesia sangat luas dan beraneka ragam suku bangsa, budaya, bahasa, dan
agama, maka keutuhan NKRI sangat rawan terpecah. Oleh karena itu, harus ada rasa saling
menghargai dan menghormati. Negara yang tidak terpecah belah akan mudah mencapai
tujuan nasionalnya. Rakyat yang mendiami wilayah negara tersebut akan merasa aman,
nyaman, dan damai. Pembangunan akan berjalan lancar sehingga kesejahteraan rakyat akan
meningkat. Sebaliknya, jika negara terpecah belah, suasana menjadi tidak aman. Jika suasana
tidak aman, maka pembangunan akan terhambat. Pembangunan yang terhambat akan
merugikan seluruh rakyat. Dengan demikian, cita-cita untuk mencapai suatu negara yang
berdaulat, adil, makmur, sejahtera, dan bermartabat tidak akan tercapai.
Menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI adalah tugas seluruh rakyat Indonesia.
Bangsa Indonesia harus selalu bersatu menjaga dan mempertahankan keutuhan wilayah
NKRI. Ancaman terhadap suatu daerah adalah ancaman terhadap seluruh bangsa Indonesia.
Aset kekayaan negara Indonesia harus tetap dijaga jangan sampai pindah ke tangan negara
asing. Di era pembangunan ini, tugas dan kewajiban sebagai seorang pelajar adalah mengisi
kemerdekaan dengan pembangunan, yaitu melalui cara belajar, bekerja keras, dan tekun
menuntut ilmu.

Materi 4-Siklus 2

4. Upaya Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia


Setiap warga negara Indonesia mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk
menjaga keutuhan NKRI. UUD NRI Tahun 1945 pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa “Tiap-
tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara." UUD NRI Tahun 1945 pasal 30 ayat (2) berbunyi "Usaha pertahanan dan keamanan
negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisisan Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan
rakyat sebagai kekuatan pendukung."
Partisipasi warga negara sangat penting untuk menjaga keutuhan negara dan
berlangsungnya pemerintahan. Keikutserrtaan rakyat dalam usaha membela negara demi
menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan melalui bela negara secara fisik dan nonfisik.

12
a. Secara fisik
Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan warga
negara dalam usaha bela negara dapat dilakukan dengan cara bergabung ke dalam
anggot TNI, kepolisian, pelatihan dasar kemiliteran, seperti Rakyat Terlatih (Ratih) dan
pertahanan rakyat semesta (Permesta).
b. Secara nonfisik
Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan warga
negara dalam usaha bela negara secara nonfisik dapat dilakukan melalui berbagai
bentuk, sebagai berikut.
1) Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara dengan cara menghargai
perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak orang lain.
2) Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian tulus dalam
membangun masyarakat.
3) Berperan serta dalam memajukan bangsa dan negara dengan karya nyata.
4) Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia serta menangkal pengaruh-pengaruh budaya
asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia dengan
lebih bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain upaya tersebut, menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan melalui cara-cara sebagai
berikut.
a. Mempertahankan dasar negara.
b. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
c. Memelihara ketertiban dan keamanan yang dilakukan oleh masyarakat.
d. Menjaga agar tidak terjadi bentrokan antarsuku yang dilakukan oleh masyarakat.
e. Memberantas setiap usaha untuk memisahkan diri dari NKRI (separatisme)
f. Menanamkan sikap toleransi.
g. Menjaga persatuan dan kesatuan.
h. Menghargai perbedaan
i. Menjaga perbatasan Indonesia - dengan negara lain.
J. Menjaga pulau-pulau paling luar dari Indonesia yang berbatasan dengan negara
lain yang dilakukan TNI.

Materi 5-Siklus 2

5. Sikap dan Perilaku Mempertahankan NKRI


a. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya.
b. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan,
kedaulatan negara, dan mempererat persatuan bangsa.
c.. Menghormati perbedaan suku, budaya, agama, dan warna kulit. Perbedaan yang ada
akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan
karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.
d. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa,
bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki Pancasila, UUD NRI
Tahun 1945, dan Sang Saka Merah Putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam
bentuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
e. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan Nusantara, yaitu semangat
mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik

13
alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan
Nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas,
kerja sama, dan kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.
f. Menaati peraturan. Salah satu cara menjaga
keutuhan Indonesia adalah dengan menaati peraturan. Peraturan dibuat untuk
mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Tujuannya agar Indonesiamenjadi
lebih baik. Melalui peraturan, Indonesia akan selamat dari kekacauan. Taat kepada
undang-undang dan peraturan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Peraturan
berlaku baik untuk presiden maupun rakyat biasa, baik tua maupun muda, baik yang
kaya maupun yang miskin, baik laki-laki maupun
perempuan.

Materi 6-Siklus 2

5. Peran Serta Warga Negara dalam Menjagadan Mempertahanķan NKRI


Peran serta warga negara dalam mengatasi ancaman guna membangun persatuan dan
kesatuan bangsa dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai berikut.
a. Di lingkungan keluarga
1) Mengembangkan sikap saling mengasihi, saling menolong, saling menghormati,
dan saling menghargai antar anggota keluarga.
2) Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
3) Membentuk keluarga yang sadar hukum.
4) Menjaga kebersihan dan kesehatan Keluarga
5) Saling mengingatkan kepada sesama anggota keluarga apabila ada yang akan
berbuat kejahatan, misalnya minum-minuman keras di rumah dan lain sebagainya.
6) Memberikan pengertian kepada anak supaya cinta kepada tanah air dan mencintai
produk-produk dalam negeri.
7) Memberikan pengertian kepada anggota keluarga agar selalu berusaha untuk selalu
menggunakan produk-produk dalam negeri.
8) Menjaga nama baik keluarga dengan perilaku yang terpuji atau mulia.
9) Saling mengingatkan sesama anggota keluaraga untuk selalu patuh pada hukum
yang berlaku.
10) Menciptakan keluarga yang sadar dan patuh terhadap hukum/peraturan yang
berlaku.
b. Di lingkungan sekolah
1) Meningkatkan imtaq dan iptek.
2) Membudayakan GDN (Gerakan Disiplin Nasional) di sekolah meliputi budaya tertib,
budaya bersih, dan budaya kerja/belajar.
3) Mengembangkan kepedulian sosial di sekolah, misalnya dengan keihklasan
mengumpulkan dana sosial, infak, zakat, shodaqoh, untuk membantu warga sekolah
yang membutuhkan.
4) Kesadaran untuk menaati tata tertib sekolah.
5) Menjaga nama baik sekolah dengan tidak melakukan perbuatan yang berdampak
negatif bagi sekolah dan sebagainya.
6) Belajar dengan giatterutam pada materi Pendidikan Kewarganegaraan.
7) Belajar dengan giat supaya mendapatan prestasi yang baik.
8) Saling mengingatkan sesama siswa apabila ada yang akan melanggar peraturan
sekolah.

14
9) Menjadi siswa yang berprestasi dan mengharumkan nama baik sekolah dan negara.
c.. Di lingkungan masyarakat
1) Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tolong menolong antar warga negara
masyarakat.
2) Bersama-sama menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
3) Meningkatan kegiatan gotong royong dan semangat persatuan dan kesatuan.
4) Menjaga keamanan lingkungan melalui kegiatan siskamling/ronda
5) Menciptakan suasana rukun, damai, dan tentram dalam masyarakat.
6) Menghargai adanya perbedaan dan memperkuat persamaan yang ada.
7) Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama.
8) Selalu aktif dalam kegiatan sosial, seperti kerja bakti.
d. Di lingkungan bangsa dan negara
1) Mematuhi peraturan hukum yang berlaku.
2) Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi dan dasar
negara.
3) Membayar pajak tepat pada waktunya.
4) Mendukung program GDN, GNOTA, dan wajib belajar 9 tahun.
5) Memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
6) Bersikap selektif terhadap masuknya budaya asing ke Indonesia dan lain sebagainya..
7) Selalu kritis terhadap kebijakan pemerintah.

15

Anda mungkin juga menyukai