a. Persatuan
Persatuan dapat diartikan sebagai perkumpulan dari berbagai komponen yang
membentuk menjadi satu. Persatuan ialah gabungan (ikatan, kumpulan dan
sebagainya) dari beberapa bagian yang sudah bersatu, sedangkan Kesatuan ialah
ke-Esaan, sifat tunggal atau keseutuhan (WJS. Poerwadarminta, 1987).
Adapun manfaat persatuan dan kesatuan bangsa indonesia,sebagai berikut.
b. Kesatuan
Kesatuan hasil perkumpulan tersebut yang telah menjadi satu dan utuh. sehingga
kesatuan erat hubungannya dengan keutuhan. Kesatuan Indonesia berarti
keutuhan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Keutuhan wilayah yang
dianut indonesia disebut wawasan nusantara.
d. Integrasi Nasional
Intergrasi nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai macam
perbedaan yang ada di Indonesia,dimana salah satu contohnya yaitu antara
pemerintah dengan wilayahnya. Integrasi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu
langkah yang baik untuk menyatukan sesuatu yang semula terpisah menjadi suatu
keutuhan yang baik bagi bangsa Indonesia, misal menyatukan berbagai macam
suku dan budaya yang ada serta menyatukan berbagai macam agama di Indonesia.
e. Nasionalisme
f. Patriotisme
Menurut Ensiklopedia Indonesia, Patriotisme adalah rasa kecintaan & kesetiaan
seorang pada tanah air dan bangsanya, kekaguman pada tata cara kebiasaaan,
kebanggaan terhadap sejarah & kebudayaannya, dan sikap darma demi
kesejahteraan beserta.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Patriotisme merupakan perilaku &
semangat yang sangat cinta kepada tanah air sebagai akibatnya berani berkorban
jika diharapkan oleh negara.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Patriotisme adalah perilaku & semangat
yang sangat mencintai tanah air sehingga berani berkorban apabila diperlukan
oleh negara.
Adapun karakteristik-ciri patriostisme yaitu:
a. Patriotisme merupakan solider secara bertanggung jawab atas semua
bangsa. Artinya, Patriotisme menciptakan seorang sanggup mengasihi
bangsa dan negaranya tanpa menjadikannya menjadi tujuan bagi dirinya
sendiri tetapi buat kesejahteraan bangsa dan negara
b. Patriotisme adalah realistis. Artinya, patriotisme mau & sanggup melihat
kekuatan bangsa & daya yang dapat Mengganggu bangsa dan bangsa
lainnya.
c. Patriotisme adalah rasa mempunyai identitas diri, artinya mau melihat,
menerima dan menyebarkan tabiat & keperibadian bangsa sendiri.
d. Patriotisme bersifat terbuka, adalah melihat bangsanya pada konsep hidup
global, mau terlibat didalamnya & bersedia belajar menurut bangsa lain
demi kemajuan bangsanya.
e. Patriotisme bermodalkan nilai dan budaya rohani bangsa & berjuang pada
masa sekarang buat menuju impian yang ditetapkan.
1. Ciri-ciri negara kesatuan yang pertama adalah hanya memiliki 1 kepala negara
2. Ciri-ciri negara kesatuan yang kedua adalah terdapat satu konstitusi (UUD)
3. Negara kesatuan mempunyai ciri yang ketiga yaitu mempunyai 1 dewan menteri
(kabinet)
4. Lanjut ke ciri negara kesatuan yang ke-empat yaitu memiliki satu lembaga
perwakilan
Negara kesatuan ini dapat dibagi menjadi dua macam. Jenis negara yang pertama
adalah negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, dan yang kedua adalah negara
kesatuan dengan sistem desentralisasi. Sekalian biar tambah lengkap berikut
penjelasan singkat tentang kedua jenis negara kesatuan.
a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi
Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi adalah salah satu negara kesatuan yang
mana pemerintah pusat dalam negera tersebut memegang seluruh pemerintahan
(semua bidang), sedangkan daerahnya hanya melaksanakan program yang telah dibuat
oleh pemerintah pusat.
Negara serikat adalah negara yang bersusun jamak, dimana di dalam suatu negara
masih terdapat negara lagi yang bisa disebut dengan negara bagian. Negara-negara
bagian tersebut semuanya berdiri sendiri tetapi kemudian membentuk suatu ikatan
antar negara dan menggabungkan diri dalam satu federasi dan membentuk
pemerintahan federal. Ikatan yang dibentuk sifatnya adalah tetap (fixed), dimana
negara-negara bagian yang sudah bergabung, tidak dapat keluar masuk dari negara
serikat tersebut.
Dalam negara serikat ada dua macam pemerintaan, yaitu pemerintahan federal dan
pemerintahan negara bagian. Dengan demikian, dalam negara serikat ada urusan yang
harus dikelola oleh negera federal dan ada pula urusan yang tetap dikelola oleh negara
bagian.
1) Tidak semua bidang dikendalikan pusat sehingga bisa terjadi kesenjangan dalam
bidang yang urusannya diserahkan kepada daerah, misalkan: pendidikan, kesehatan,
dll;
2) Kualitas tokoh nasional tidak terjamin karena yang diutamakan merupakan
perwakilan daerah;
3) Biaya demokrasi mahal karena pemilihan pejabat dilakukan berkali-kali;
4) Kepemimpinan pusat dan daerah bisa tidak sejalan karena merasa memiliki
kepentingan masing-masing;
5) Biaya kegiatan perekonomian menjadi tinggi karena pejabat daerah menjadi “raja-
raja kecil”;
6) Kesejahteraan rakyat bisa tidak merata sehingga terbentuk kelompok daerah kaya,
sedang, dan miskin;
7) Korupsi semakin meningkat, baik pelaku maupun jumlah nilai uang yang
dikorupsi;
8) Seringkali ketidak-puasan terhadap apa yang terjadi di daerah disikapi dengan amuk
massa yang akibatnya merusak kesinambungan kerja bangsa, dan anggaran negara
terkuras untuk merenovasi akibat kerusakan yang terjadi.
Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dipertegas dalam alinea
keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu “…. dalam
upaya membentuk suatu Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”. Pembentukan pemerintahan
negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia itu bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tujuan tersebut bisa dicapai hanyalah dengan
adanya kemerdekaan bagi bangsa Indonesia, sehingga dalam alinea keempat ini secara
tegas diproklamasikan, disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam satu
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbentuk dalam
satu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada Pancasila.
Makna negara Indonesia juga dapat dipandang dari segi kewilayahan. Pasal 25 A UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa “Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri nucsantara dengan wilayah
yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang”.
Istilah Nusantara dalam ketentua tersebut dipergunakan untuk menggambakan kesatuan
wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak diantara Samudera
Pasifik da Samudera Indonesia serta di anatara Benua Asia dan Benua Australia.
Dengan demikian, meskipun wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau, tetapi semuanya
terikat dalam satu kesatuan negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa negara Indonesia adalah negara
kesatuan berbentuk republik yang wilayahnya merupakan kesatuan dari ribuan pulau
yang terletak diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia serta di antara Benua Asia
dan Australia.
Faktor pendorong dan penghambat integrasi nasional yang dibagi dalam faktor
pendorong merupakan faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu proses atau tindakan
tertentu yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok. Dalam mewujudkan integrasi
nasional, terdapat beberapa faktor yang mendorong terwujudnya integrasi nasional di
Indonesia. Adapun faktor pendorong tersebut diantaranya:
1. Rasa Senasib-Seperjuangan
Indonesia telah mengalami sejarah yang kelam di masa lalu, terutama zaman dimana
Indonesia dijajah oleh bangsa lain selama bertahun-tahun. Dalam sejarah kemerdekaan
Indonesia 17 Agustus 1945, perjuangan yang dilakukan oleh setiap elemen masyarakat
untuk memperoleh kemerdekaan bukanlah sesuatu yang sifatnya main-main. Berbagai
perbedaan yang ada dimiliki oleh masyarakat saat itu dikesampingkan demi
memperjuangkan terwujudnya kemerdekaan Indonesia. Rasa senasib seperjuangan di
masa lalu yang terbawa sampai dengan masa sekarang menjadi salah satu faktor
pendorong untuk mewujudkan integrasi nasional. Jika di masa lalu rasa senasib
seperjuangan digunakan untuk memujudkan kemerdekaan Indonesia, di era sekarang ini
rasa senasib seperjuangan digunakan untuk memperkuat stabilitas nasional demi
terwujudnya persatuan Indonesia dalam integrasi nasional.
Ideologi nasional negara kita Indonesia adalah Pancasila. Sebagai ideologi nasional,
Pancasila tidak dapat digantikan oleh ideologi manapun. Walalupun Indonesia terdiri dari
banyak kepercayaan, arti penting dan fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Pemaknaan ideologi
nasional yaitu Pancasila dilakukan melalui implementasi nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan integrasi nasional di Indonesia. Melalui
pemaknaan ideologi nasional yaitu Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, integrasi
nasional akan lebih mudah untuk diwujudkan.
Perbedaan dan kemajemukan di Indonesia bukanlah salah satu alasan untuk dijadikan
faktor penyebab konflik sosial yang terjadi di kalangan masyarakat. Justru perbedaan
inilah yang membuat masyarakat Indonesia mempunyai keinginan untuk mempersatukan
perbedaan di dalam satu kesatuan bangsa yang utuh. Baik di dalam masyarakat tradisonal
dan modern, keinginan untuk mempersatukan perbedaan di dalam kehidupan sehari-hari
tentunya ada. Dalam kehidupan berbangsa negara dan berbangsa Indonesia, keinginan
untuk mempersatukan bangsa merupakan salah satu perwujudan nilai-nilai luhur
Pancasila sebagai dasar negara.
donesia yang merupakan negara kepulauan dimana memiliki banyak pulau yang tersebar
di wilayah Indonesia tentunya membutuhkan strategi tersendiri untuk mempersatukan
setiap pandangan yang berkembang di masyarakat pulau tersebut. Salah satu pendorong
untuk mempersatukan seluruh nusantara yang memiliki karakteristik masing-masing
daerah adalah lahirnya Sumpah Pemuda. Sumpah pemuda yang lahir pada 28 Oktober
1928 adalah tonggak awal timbulnya persatuan Indonesia dalam sejarah kemerdekaan
Indonesia. Bagi pelajar di Indonesia, Sumpah Pemuda yang menjadi pendorong untuk
mempersatukan Indonesia mempunyai makna tersendiri agar para pelajar di Indonesia
memiliki semangat untuk menyatukan perbedaan yang ditemuinya dalam kehidupan
sehari-hari.
Walupun Indonesia sudah merdeka selama 71 tahun, bukan tidak mungkin ancaman dari
luar itu masuk ke Indonesia. Ancaman-ancaman dari luar di era globalisasi sekarang ini
tidak dapat diartikan sebagai ancaman yang menjajah seperti pada masa kemerdekaan
Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi ancaman dari luar dalam kaitannya
dengan bahaya globalisasi dan modernisasi, integrasi nasional perlu diwujudkan di setiap
lapisan masyarakat yang ada tinggal di wilayah Indonesia.
-Faktor Penghambat
Faktor pendorong dan penghambat integrasi nasional yang dibagi menjadi faktor lainnya.
Selain faktor pendukung yang telah dijelaskan, terdapat juag faktor penghambat dalam
mewujudkan integrasi nasional di Indonesia. Faktor penghambat sendiri merupakan suatu
penghalang untuk melakukan tindakan secara individu maupun kelompok. Beberapa
faktor penghambat terwujudnya integrasi nasional diantaranya:
1. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan
Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah suku dan kebudayaan terbanyak di dunia.
Namun sayangnya, ada beberapa pandangan masyarakat terhadap pemerintah tentang
keberagaman ini. Ada beberapa kemajemukan yang terdapat di dalam masyarakat yang
kurang diperhatikan oleh pemerintah terutama yang berkaitan dengan kebudayaan
setempat. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang dilakukan oleh
pemerintah maupun masyarakat Indonesia sendiri membuat kemajemukan itu terkikis
secara perlahan-lahan.
2. Kurangnya Toleransi
Kemajemukan yang dimiliki oleh Indonesia ditanggapi serius oleh pemerintah pusat
dengan adanya penetapan otonomi daerah. Pemerintah pusat memberlakukan otonomi
daerah bukan semata-mata untuk memajukan setiap wilayah yang ada di Indonesia, tetapi
juga untuk menjaga kemajemukan yang ada di daerah tersebut. Melalui otonomi daerah,
fungsi pemerintah daerah dalam pembangunan dan pengembangan potensi daerah
menjadi lebih maksimal karena pemerintah daerahlah yang lebih tahu bagaimana cara
untuk memaksimalkan pembangunan dan pengembangan potensi yang ada.
Pemberlakukan otonomi daerah yang sesuai dengan asas-asas pemerintahan daerah
menurut UU No. 32 Tahun 2004 merupakan salah satu cara yang ditempuh oleh
pemerintah pusat dalam rangka untuk mewujudkan integrasi nasional.
Kurangnya kesadaran diri dalam diri masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan
juga menjadi salah satu faktor yang mengambat terwujudnya integrasi nasional. Di era
globalisasi, masyarakat menjadi lebih individualistis dan cenderung tidak memperdulikan
kondisi dan situasi yang ada di sekitarnya. Jika tidak dicegah, rasa kesadaran diri yang
berkurang sebagai dampak globalisasi akan makin mempersulit terwujudnya integrasi
nasional. Oleh karena itu, diperlukan kiat-kiat untuk membangun karakter bangsa di era
globalisasi untuk meningkatkan kesadaran diri masyarakat untuk mewujudkan rasa
persatuan dan kesatuan demi terwujudnya integrasi nasional bangsa.
Itulah beberapa penjelasan mengenai faktor pendorong dan penghambat terwujudnya
integrasi nasional di negara kita Indonesia. Kita sebagai warga negara Indonesia yang
berpegang teguh pada Pancasila sebaiknya ikut mendorong perwujudan integrasi nasional
melalui perkataan dan perilaku kita di dalam kehidupan sehari-hari.
Ungkapan “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” adalah suatu ungkapan yang
menyatakan betapa besarnya arti persatuan dan kesatuan tersebut. Apabila bersatu padu,
kita tidak hanya teguh dalam arti lebih kuat dalam menghadapi permasalahan juga
mampu menyelesaikan persoalan yang tidak dapat kita selesaikan sendiri.
Kehidupan bersama orang lain hanya dapat diwujudkan melalui persatuan dan kesatuan.
Tanpa rasa dan semangat rela berkorban serta persatuan dan kesatuan, kita tidak mungkin
dapat hidup bersatu.
Sikap semangat persatuan dan kesatuan dapat ditunjukkan dalam berbagai kehidupan, di
antaranya sebagai berikut:
a. Kehidupan Keluarga
Apabila setiap anggota keluarga mengabaikan rela berkorban dan rasa persatuan dan
kesatuan, dapat dibayangkan bagaimana kira-kira kehidupan keluarga tersebut. Setiap
hari bahkan setiap saat akan terjadi pertengkaran. Akibatnya, dalam kehidupan keluarga
tersebut tidak pernah ada rasa aman, tenteram, dan damai. Adapun contoh perilaku yang
mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan dalam kehidupan keluarga, di antaranya:
b. Kehidupan Masyarakat
Meskipun latar belakang mereka berbeda-beda, tetapi mereka satu keluarga besar yang
dipenuhi semangat persaudaraan dan kebersamaan dalam hidup bermasyarakat. Kondisi
seperti ini merupakan kekuatan ampuh dalam menangkal segala gangguan dan ancaman,
terutama gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Adapun contoh perilaku yang
mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat, di
antaranya :
kerja bakti bersama demi menciptakan kebersihan lingkungan tempat tinggal;
tukar menukar para pemuda dari daerah yang satu ke daerah yang lain;
mengadakan festival budaya nasional;
mengadakan Jambore nasional.
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa baik ketika merebut,
mempertahankan maupun mengisi kemerdekaan dengan berbagai pembangunan. Tanpa
persatuan dan kesatuan kita tidak mungkin dapat melaksanakan pembangunan seperti
sekarang ini. Bangsa yang bercerai-berai tidak mungkin membangun dan tanpa
pembangunan tidak ada kebahagiaan.
Adapun perilaku untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan saat ini dalam
kehidupan bangsa dan negara di antaranya:
d. Kehidupan di sekolah