Dahulu aku pernah mendengar cerita dari kakekku. Sebelum meninggal kakekku
pernah bercerita pada tahun 19-an kakekku terbangun dari tidurnya. Kakekku keluar
rumah dan menghirup udara Pagi. Di zaman dulu belum ada sekolah, jadi dulu orang
Indonesia bisa dibilang “bodoh” karena tidak bersekolah.
Bulan demi bulan berlalu, saatnya untuk memanen hasil. Pada saat itu, kakek
dan nenekku senang sekali dengan tanaman yang mereka tanam membuahkan hasil.
Tapi, tidak disangka sangka, tentara Belanda mengambil hasil Panen nenek dan kakekku
tanpa menyisakannya sedikitpun.
Hal itu tidak hanya terjadi sekali saja, bahkan setiap panen, hasilnya diambil
secara paksa oleh tentara Belanda itu terus menerus. Kakek dan nenekku tidak bisa
berbuat apa-apa, hasil panen yang biasanya dijual untuk membantu memenuhi
kebutuhan mereka sehari-hari, kini tidak bisa lagi. Mereka hanya minum air putih saja.
Sungguh sangat tragis, tentara Belanda sudah mulai menguasai Indonesia. Mereka
menjajah Indonesia 350 tahun lamanya.
Penjajahan Jepang terus berlangsung tahun demi tahun. Selama 3,5 tahun rakyat
Indonesia dijadikan budak bagi mereka dan mereka tidak henti-hentinya mengeruk
kekayaan Indonesia lebih kejam dari penjajahan Belanda terdahulu.
Keadaan ini sungguh miris dan menyayat hati rakyat Indonesia. Penjajahan yang
dialami rakyat Indonesia tiga setengah abad lamanya oleh tentara Belanda tidak lebih
sengsara dibandingkan penjajahan yang dialami bangsa ini oleh tentara Jepang. Namun
itu tidak berlangsung lama. Tiba-tiba negara Jepang dibom oleh negara asing dikota
Nagasaki dan Hirosima. Mendengar berita tersebut Kepala Negara Jepang Memutuskan
untuk menarik tentara Jepang Kembali pulang kenegaranya. Tanpa disangka, akhirnya
tentara Jepang meninggalkan Negara Indonesia.
Tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 dibacakanlah teks Proklamasi oleh Ir.
Soekarno dan ditemani oleh Muhammad Hatta di hadapan Seluruh Rakyat Indonesia.
Dengan penuh semangat dan rasa haru seluruh Rakyat Indonesia mendengarkan teks
proklamasi.
Kakekku masih ingat betul isi dari teks proklamasi itu. Kakekku dengan bangga
membacakannya kepadaku layaknya seperti Ir. Soekarno. Dengan semangatnya, Ia pun
membacakan teks Proklamasi tersebut “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan
Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain
diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.”
Akupun ikut haru dan bangga dengan perjuangan pahlawan terdahulu merebut
kemerdekaan Indonesia.
Cerita kakekku membuatku menjadi tahu bahwa dulu bangsa kita pernah dijajah
oleh bangsa asing yang ingin mengambil kekayaan alam kita yang begitu banyak.
Indonesia begitu banyak sumber daya alamnya yaitu rempah-rempah dan sumber alam
lainnya sehingga banyak negara negara asing ingin mengambilnya.
Kini, kita sebagai Bangsa Indonesia harus dapat mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan bukan dengan bambu runcing ataupun senjata api. Mengingat perjuangan
para pahlawan mempertahankan negara tercinta ini, khususnya pada diri sendiri yaitu
menjadi warga negara Indonesia yang baik seperti yang ada pada ikrar janji siswa yang
selalu diucapkan setiap hari senin. Saya tak akan lupa dengan isinya, beberapa
diantaranya yaitu “Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Setia pada Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945. Abdi terhadap tanah air dan bangsa. Adab terhadap
orangtua, hormat terhadap guru, serta menjunjung tinggi derajat dan martabat
sekolah. Belajar sungguh-sungguh sebagai bekal masa depan bangsa. Berprestasi
dalam rangka mengisi kemerdekaan.”
Ini bukanlah sekedar janji melainkan harus diamalkan khususnya diri saya. Saya
harus belajar dengan sungguh sungguh dan memaknai pentingnya mengenal Sejarah.
Mengisi kemerdekaan ini dengan berkarya dan mengharumkan nama bangsa kelak. Dan
pada akhirnya saya bangga menjadi warga negara Indonesia. Dengan penuh semangat
ingin mengatakan “AKU CINTA INDONESIAKU”